PENGELOLAAN SPESIMEN
1. Jenis Spesimen
Pedoman Praktik Laboratorium Kesehatan Yang Benar, Depkes 2008 menyatakan bahwa,
spesimen yang diolah di Instalasi Laboratorium Klinik adalah spesimen yang berasal dari
tubuh manusia dan diberlakukan sebagai spesimen infeksius dapat berupa:
1. Serum
2. Plasma
3. Darah (Whole Blood)
4. Urin
5. Faeces
6. Sputum
7. Cairan otak
8. Secret Vagina
9. Secret Uretra
10. Sperma
11. Jaringan Tubuh Manusia
Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna memberlakukan hal yang
sama terhadap setiap spesimen yang diproses di Instalasi Laboratorium.
2. Identifikasi Spesimen
Semua spesimen harus diberi label/etiket yang jelas pada tabung/tempat pengirimannya
dan harus disertai dengan formulir/surat pengantar.
Label/etiket pada tabung harus memuat : jenis spesimen, tanggal pengambilan spesimen,
identitas hewan/spesies hewan, dan bahan pengawetnya kalau ada.
Semua informasi tentang spesimen yang bersangkutan harus ditulis dalam surat
pengantarnya.
Kalau spesimen tersebut berasal dari bedah bangkai (section), maka catatan hasil bedah
bangkai harus disertakan.
Bila spesimen yang dikirim lebih dari satu macam, maka masing-masing harus diberi
label tersendiri. Jangan menyimpan lebih dari satu macam spesimen dalam satu
tempat/tube/container, kecuali untuk pemeriksaan histopatologi.
3. Penyiapan Spesimen
5. Penerimaan Spesimen
Memeriksa sampel mengenai jenis, jumlah dan keadaan saat diterima, kemudian
dicocokkan dengan surat pengantar spesimen.
Jumlah dan volume masing - masing spesimen harus cukup.
Jika ada kekurangan data langsung ditanyakan / melengkapi formulir yang telah
disediakan.
Mencatat di buku penerimaan spesimen atau di SIMRS yang sudah disediakan
Sesegera mungkin sampel diperiksa.
Jika tidak segera diperiksa, maka sampel di masukkan ke dalam pendingin.
Untuk sampel serum yang belum dipisah, antara serum dan bekuan darah jangan
langsung dimasukkan ke kulkas harus dipisahkan terlebih dahulu, untuk menghindari
kerusakan serum.
Serum jika ingin disimpan dalam jangka panjang dapat dimasukkan di dalam freezer.
6. Pengawetan Spesimen
Pengambilan spesimen untuk tujuan isolasi dan identifikasi agen penyakit harus dapat
diterima di laboratorium dalam waktu singkat dan dalam keadaan baik. Apabila jarak antara
pengirim spesimen dan laboratorium diagnostik cukup jauh, sehingga spesimen tidak dapat
diterima dalam keadaan segar maka perlu dilakukan pengawetan. Bila jumlah spesimen sedikit,
dapat digunakan thermos es yang diisi dengan pendingin. Bila dipakai es kering, spesimen
ditaruh dalam tabung yang tertutup rapat utnuk mencegah kemungkinan matinya
mikroorganisme oleh uap CO2 yang berasal dari es kering. Jangan mengisi thermos es dengan es
kering. Usahakan agar spesimen tetap dalam keadaan dingin sampai dilakukan pemeriksaan
laboratorium. Selain itu spesimen dapat diawetkan dengan larutan penyangga atau media
transpor.
Sebelum dikemas, botol-botol yang telah diisi bahan penyakit dan dalam keadaan tertutup
rapat, dicelupkan kedalam desinfektan. Khusus untuk tujuan pemeriksaan penyakit PMK
digunakan desinfektan NaOH 1-2% atau formalin 0,5%. Pengemasan harus dilakukan dengan
baik dan kuat. Usahakan agar tidak terbuka atau pecah pada waktu pengiriman. Surat
pengantar spesimen yang memuat informasi tentang spesimen dikirimkan secara terpisah,
sedangkan satu tindasan dikirim bersama dengan spesimen dan dibungkus dalam kantong
plastik agar tidak basah dan kotor.
Material untuk pemeriksaan laboratorium harus segera dikirim melalui sarana angkutan
yang tercepat.
8. Nilai Rujukan
HEMATOLOGI
No Parameter Nilai Satuan Nilai Rujukan
1 Hemoglobin g% 12-16 g %
2 Eritrosit / mm3 4 juta – 5,5 juta / mm3
3 Leukosit / mm3 3800 – 9800 / mm3
4 Hitung Jenis
Basofil % 0-1%
Eosinofil % 1–3%
Batang % 2–5%
Segmen % 43 – 73 %
Limfosit % 17 – 48 %
Monosit % 4 – 10 %
5 Trombosit / mm3 150 ribu – 450 ribu /
mm3
6 Hematokrit % 36 – 48 %
7 LED mm/jam < 10 – 20 mm/jam
HEMOSTASIS
8 Waktu Perdarahan menit 1 – 3 menit
9 Waktu Pembekuan menit 5 – 15 menit
Lain-lain
10 Golongan Darah
KIMIA KLINIK
Fungsi Hati
15 Bilirubin Total Neonatus mg/dl < 8 mg/dl
16 Bilirubin Direct mg/dl < 1 mg/dl
17 Bilirubin Indirect mg/dl 0,1 – 0,8 mg/dl
Fungsi Ginjal
18 Asam Urat g/dl 2.5 – 6.0 g/dl
Kadar Gula Darah
19 Gula Darah Puasa mg/dl 70 - 115 mg/dl
20 Gula Darah 2 Jam PP mg/dl <140 mg/dl
21 Gula Darah Sewaktu mg/dl <200 mg/dl
IMMUNO
22 Anti Dengue IgG/IgM Negatif
23 IgM Salmonela
24 NS1 Negatif
25 CRP Kuantitatif Negatif
26 Malaria Negatif
27 Swab Covid-19 Antigen Negatif
28 Swab Covid-19 Antibody
IgG/IgM
SEROLOGI
29 Widal
S. Typhi O Negatif
S. Typhi H Negatif
S. Paratyphi AO Negatif
S. Paratyphi AH Negatif
S. Paratyphi BO Negatif
S. Paratyphi BH Negatif
S. Paratyphi CO Negatif
S. Paratyphi CH Negatif
31 HbsAg Negatif
URINALISA
Urin Lengkap
32 Warna Kuning
33 Kejernihan Jernih
34 PH 5-7
35 Protein Negatif
36 Reduksi Negatif
37 Glukosa Negatif
38 Bilirubin Negatif
39 Urobilinogen Negatif
40 Nitrit Negatif
41 Ertirosit Negatif
42 Leukosit Negatif
43 Berat Jenis 1.015-1.025
9. Laboratorium Rujukan
Pemeriksaan yang belum mampu dikerjakan di Instalasi Laboratorium rumah sakit
dirujuk ke laboratorium lain (rujukan). Laboratorium rujukan ditetapkan oleh Rumah
Sakit berdasarkan:
a. Kemampuan mengerjakan pemeriksaan yang dirujuk
b. Memiliki aspek legal berdirinya laboratorium dan struktur organisasi
c. Melakukan Pemantapan Mutu Internal dan Eksternal secara rutin
d. Sudah terakreditasi Nasional maupun Internasional sebagai dasar kualitas
penjaminaan mutu hasil pemeriksaan
e. Mampu memberikan hasil laboratorium dengan cepat.
f. Instalasi Laboratorium Klinik memiliki nilai QC dan rentang nilai rujukan dari
laboratorium yang dirujuk serta dievaluasi secara berkala minimal 1 kali dalam
setahun.