Melalui Video ini, saya akan melakukan sosialiasi tentang Stabilitas
sampel serum dan plasma. Kegiatan ini merupakan salah satu usaha dalam optimalisasi pelayanan pemeriksaan Kimia Klinik di Laboratorium RSUD Tidar Kota Magelang.
Yang pertama Pengertian dari Serum
Serum adalah bagian cair darah yang tidak mengandung sel-sel darah dan tidak mengandung faktor-faktor pembekuan darah. Serum diperoleh dari sampel darah yang tidak ditambahkan antikoagulan. Sampel tersebut didiamkan hingga membeku selama kurang lebih 15 menit. Sampel kemudian dipisahkan dengan cara disentrifuge. Setelah disentrifuge akan tampak gumpalan darah dan bagian cair darah yang berwarna kuning jernih yang disebut serum. Kelebihan dari serum yaitu lebih stabil, tidak mengandung antikoagulan yang dapat berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan laboratorium. Serum harus segera dipisahkan paling lambat 2 jam setelah pengambilan darah untuk menghindari perubahan-perubahan dari zat yang terlarut didalamnya (protein) akibat dari proses hemolisis serum.
Yang kedua Pengertian dari Plasma
Plasma adalah bagian cair dari darah yang tidak mengandung sel-sel darah tetapi masih mengandung faktor-faktor pembekuan darah. Plasma diperoleh dengan memisahkan sel-sel darah menggunakan sentrifuse. Di dalam plasma fibrinogen tidak dapat berubah menjadi fibrin karena adanya antikoagulan yang ditambahkan. Antikoagulan tersebut dapat berpengaruh terhadap pemeriksaan laboratorium. Contohnya, pemeriksaan glukosa menggunakan plasma hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan serum. Hal ini disebabkan karena pada plasma masih mengandung trombosit yang dapat mempengaruhi peningkatan jumlah glukosa.
Menurut Permenkes nomor 43 tahun 2013, tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik, faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas spesimen antara lain: 1. Terjadi kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia 2. Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen 3. Terjadi Penguapan 4. Pengaruh suhu 5. Terkena paparan sinar matahari
Berdasarkan SOP Penilaian Sampel sebagai persyaratan untuk
pemeriksaan laboratorium, penilaian sampel serum atau plasma sebagai berikut: 1. Amati darah dalam botol pengiriman, apakah ada tanda lisis atau tidak. 2. Amati volume sampel 3. Jika serum lisis dan atau volume tidak sesuai maka dilakukan sampel ulang Pada sampel yang lisis terjadi pemecahan membran eritrosit yang sehingga serum berwarna merah. Proses tersebut mengakibatkan enzim SGPT keluar ke cairan ekstraseluler. Dalam keadaan normal, enzim SGPT berada di dalam eritrosit. Sehingga dalam tes laboratorium menunjukkan peningkatan kadar SGPT pada sampem serum yang lisis.
Berikut ini merupakan contoh contoh pengaruh Stabilitas sampel
terhadap hasil pemeriksaan Laboratorium berdasarkan hasil penelitian. Yang pertama pemeriksaan Gula Darah Kadar glukosa darah dapat diperiksa dari serum dan plasma Natrium Fluorida (NaF). Pemeriksaan gula darah segera dilakukan setelah pengambilan darah. Apabila darah disimpan dalam waktu yang lama akan mempengaruhi kadar glukosa dalam darah. Hal ini disebabkan karena proses metabolisme glukosa menjadi piruvat dan asam laktat, sehingga terjadi proses glikolisis dalam serum. Proses glikolisis tetap berlangsung diluar tubuh manusia. Kecepatan glikolisis serum kurang lebih 7 mg/dl dalam 10 menit. Berdasarkan hasil penelitian, hasil pemeriksaan gula darah sewaktu yang ditunda 1 jam, 2 jam dan 3 jam terjadi penurunan atau lebih rendah kadarnya dari kadar gula darah yang segera diperiksa.
Yang kedua pemeriksan Ureum
Kadar ureum darah dapat diperiksa dari serum. Penundaan pemeriksaan ureum dilakukan dengan cara penyimpanan serum. Penundaan pemeriksaan ureum yang tidak sesuai prosedur akan mengganggu komposisi, struktur dan enzim‐enzim yang terkandung di dalam serum. Penyebab lain yang dapat mempengaruhi penurunan kadar ureum yaitu stabilitas suhu, alat yang belum dikalibrasi dan paparan cahaya. Hal ini mengakibatkan proporsi protein dan senyawa yang ada didalamnya menjadi lebih rendah selama penundaan pemeriksaan. Dari hasil penelitian, diperoleh hasil pemeriksaan bahwa kadar ureum yang ditunda 4 dan 5 jam terjadi penurunan atau kadarnya lebih rendah dari kadar ureum yang segera diperiksa.
Kemudian Pemeriksaan Kreatinin
Kadar ureum darah dapat diperiksa dari serum. Lamanya penyimpanan serum dengan suhu yang tidak tepat mengakibatkan perubahan konsentrasi protein. Hal ini disebabkan karena proses degradasi protein yang memecah ikatan peptida dan mengubah protein menjadi asam amino. Sehingga proporsi protein menjadi lebih rendah selama penyimpanan. Rendahnya kadar protein tersebut berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan kreatinin. Kreatinin adalah asam amino yang diproduksi oleh hati, pankreas dan ginjal. Dari hasil penelitian, diperoleh hasil pemeriksaan kadar kreatinin yang ditunda 4 dan 5 jam terjadi penurunan atau lebih rendah kadarnya dari kadar kreatinin yang segera diperiksa.
Yang keempat pemeriksaan Asam Urat
Faktor yang mempengaruhi penurunan kadar asam urat yaitu suhu dan waktu penyimpanan. Untuk penyimpanan pada suhu ruang, pemeriksaan asam urat segera dilakukan. Hal ini bertujuan agar kadar asam urat tidak mengalami perubahan akibat dari perubahan kosentrasi protein. Perubahan konsentrasi protein akan mengubah proporsi protein menjadi lebih rendah selama penyimpanan. Sehingga terjadi penurunan kadar purin didalam serum. Dari hasil penelitian, diperoleh hasil pemeriksaan kadar asam urat yang ditunda 8 jam terjadi kenaikan dibandingkan dengan kadar asam urat yang segera diperiksa. Namun ketika ditunda selama 12 jam terjadi penurunan kadar asam urat..
Contoh terakhir, pemeriksaan Cholesterol
Lamanya penundaan pemeriksaan berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan cholesterol. Hal ini disebabkan karena terjadi proses hidrolisis serum. Proses hidrolisis dibantu dengan enzim lipase. Enzim lipase adalah enzim hidrolase yang menguraikan ikatan ester dan lemak yang terbentuk antara gliserol dan asam lemak rantai panjang. Enzim lipase hanya bisa mengolah lemak yang bergabungan dengan permukaan air. Kemampuan enzim lipase dalam memecahkan lemak sangat terbatas apabila air dalam serum mengalami pengurangan. Oleh karena itu, dalam penyimpanan serum semestinya tidak terlalu lama untuk menghindari penurunan kadar kolesterol. Berdasarkan hasil penelitian, hasil pemeriksaan cholesterol yang ditunda 4 jam terjadi penurunan atau lebih rendah kadarnya dari kadar cholesterol yang segera diperiksa.
Berikut ini merupakan pamflet Stabilitas sampel serum dan plasma.
Berdasarkan manual kit reagen Dialine dan Biomeurex, stabilitas sampel di suhu ruang dapat bertahan lama. Namun berdasarkan hasil penelitian, stabilitas sampel di suhu ruang lebih pendek daripada manual kit reagen. Kemudian, dalam beberapa penelitian menganjurkan untuk pemeriksaan kimia klinik dilakukan dengan segera dan tanpa penundaan. Pemeriksaan segera dilakukan kurang dari 2 jam setalah pengambilan sampel. Oleh sebab itu, dengan tersedianya pamflet stabilitas sampel serum dan plasma, diharapkan dapat membantu rekan rekan untuk lebih bijak dalam pelayanan pemeriksaan kimia klinik. Contohnya ketika ada permintaan pemeriksaan tambahan dari bangsal Rawat Inap.
Sekian yang dapat saya sampaikan. Ada kurang dan lebihnya saya mohon maaf. Terimakasih atas perhatian bapak, ibu dan rekan rekan semua.