Anda di halaman 1dari 3

TOKSIKOLOGI

DOSEN:

Ida Bagus Rai Wiadnya, S.Si., M.Si.

DISUSUN OLEH:

NAMA : KADEK ARY KUSUMA ASTUTI

NIM : P07134118023

PRODI : D.IV ANALIS KESEHATAN

KELAS :A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2020
TUGAS LATIHAN

SOAL:

1. Sebutkan contoh pestisida organoklorin yang Anda jumpai digunakan sekitar Anda!
2. Jelaskan salah satu mekanisme toksisitas senyawa organoklorin!
3. Jelaskan akibat dari persistensi senyawa organoklorin!
4. Sebutkan gejala keracunan senyawa organoklorin!

JAWABAN:

1. Contoh pestisida organoklorin:


- Dikloro-Diphenyl-Trichloroethane (DDT)
- Endosmio
- Lindane
- Aldrin
- Dieldrin
2. Mekanisme toksisitas:
Pestisida organoklorin umumnya lebih mampu bertahan di lingkungan dan
cenderung disimpan dalam timbunan lemak. Tetapi bioakumulasi lebih nyata pada
beberapa zat kimia dibanding dengan zat lainnya. DDT Jauh lebih lama tersimpan
dalam lemak tubuh dibanding metoksiklor. Kemampuannya bertahan dalam
lingkungan dapat menimbulkan masalah ekologis. DDT dan zat kimia yang berkaitan
dengan lingkungan meningkatkan metabolism etrogen pada burung. Dalam siklus
bertelur dan bersarang pada burung tertentu, gangguan hormon ini berpengaruh buruk
pada reproduksi dan kelangsungan hidup anak burung itu.
Biomagnifikasi dapat terjadi akibat bioakumulasi dalam organisme itu saja
atau kemampuannya bertahan di lingkungan. DDT bersifat lipofilik dan karenanya
terdapat pada cairan tubuh yang berlemak termasuk susu. Meskipun asupan DDT per
hari pada ibu 0,5 mg/kg, bayi yang disusunya mungkin mendapat asupan sebesar 11,2
mg/kg. Pembesaran ini berasal dari dari fakta bahwa DDT tersimpan dalam tubuh
manusia pada tingkat asupan harian kronik 10-20 kali lipat dan bayi itu pada dasarnya
hanya mengkonsumsi susu saja. DDT dan metil merkuri dapat terakumulasi melalui
rangkaian plankton, ikan kecil, ikan besar, dan burung yang mengakibatkan
pembesaran konsentrasi beberapa ratus kali.
3. Akibat persistensi senyawa organoklorin:
Senyawa-senyawa organoklorin sebagian besar menyebabkan kerusakan pada
komponen-komponen selubung sel syaraf (Schwann Cells) sehingga fungsi syaraf
terganggu. Peracunan dapat menyebabkan kematian atau pulih kembali. Kepulihan
bukan disebabkan karena senyawa organoklorin telah keluar dari tubuh tetapi karena
disimpan dalam lemak tubuh. Semua pestisida organoklorin sukar terurai oleh faktor-
faktor lingkungan dan bersifat persisten. Mereka cenderung menempel pada lemak
dan partikel tanah sehingga dalam tubuh jasad hidup dapat terjadi akumulasi,
demikian pula di dalam tanah. Akibat peracunan biasanya terasa setelah waktu yang
lama, terutama bila dose kematian (Lethal dose) telah tercapai. Hal inilah yang
menyebabkan penggunaan organoklorin pada saat ini semakin berkurang dan dibatasi.
Efek lain adalah biomagnifikasi, yaitu peningkatan peracunan lingkungan yang terjadi
karena peningkatan biologis, yaitu peningkatan daya racun suatu zat terjadi dalam
tubuh jasad hidup, karena reaksi hayati tertentu.
4. Gejala keracunan organoklorin:
- Orang yang terkena racun organoklorin pada awalnya akan mengalami mual
hingga muntah-muntah yang kemudian disusul dengan jeritan-jeritan,
kebingungan, mengalami ketakutan, menggigil, kejang, gangguan pernapasan,
koma dan kemungkinan meninggal.
- Organoklorin yang terkonsumsi dalam tubuh akan merusak hati serta buah
pinggang yang memiliki kandungan lemak yang tinggi, hal ini dikarenakan
organoklorin mudah larut dalam minyak yang juga termasuk dalam golongan
lemak yang pada akhirnya akan menyebabkan penyakit kanker pada manusia.
- Keracunan akut dari organoklorin dapat langsung menyebabkan sesak nafas,
sehingga korban perlu untuk diberikan nafas buatan.

Toksisitas akut: Paparan akut dapat menghasilkan rangsangan SSP. Dalam kasus lain
dapat mengalami gejala prodromal seperti sakit kepala, pusing, ataksia dan tremor
sebelum onset kejang. Kejang telah dilaporkan setelah konsumsi dan juga penggunaan
lindane yang tidak tepat.

Toksisitas kronis: Paparan kronis dapat menyebabkan akumulasi jaringan adipose


dengan toksisitas yang bermanifestasi setelah konsentrasi jaringan kritis tercapai.
Sekelompok pekerja yang secara kronis terkena chlordecone mengalami tremor,
gerakan mata yang cepat dan tidak teratur, hepatomegaly, dan hypospermia.

Anda mungkin juga menyukai