ANTI KOAGULANT
EDTA kering: 1 mg EDTA/1 ml darah EDTA cair: 0.01ml EDTA/1 ml darah lebih
sering digunakan Pada penggunaan EDTA kering, wadah yang berisi darah dan EDTA
harus digoyang (homogenkan) selama 1-2 menit karena EDTA kering lambat larut.
Penggunaan EDTA harus pas, tidak kurang atau lebih dari ketentuan Penggunaan EDTA
yang kurang darah membeku. Penggunaan lebih dari ketentuan eritrosit mengkerut
sehingga nilai hematokrit rendah dari nilai yang sebenarnya.Saat ini sudah
tersedia,Tabung darah/tabung hampa udara (vacutainer tube) yang berisi EDTA bertutup
lavender (Ungu) atau pink seperti yang diproduksi oleh Becton Dickinson.
c. Heparin
Merupakan antikoagulan yang normal dalam tubuh, namun di laboratorium jarang
digunakan karena mahal harganya, Heparin berdaya seperti antitrombin. Heparin bekerja
dengan cara menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga menghentikan
pembentukan fibrin dari fibrinogen. Heparin tidak mempengaruhi bentuk eritrosit maupun
trombosit.. Jenis heparin yang paling banyak digunakan adalah Lithium heparin karena karena
tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah.
Banyaknya Heparin yang Digunakan: • Heparin Kering : 0,1-0,2 mg/ml Darah •
Heparin Cair : 15 IU +/- 2.5 IU/ml darah.
d. Natrium Oxalat
o Bekerja dengan menikat ion Ca, sehingga terbentuk Ca Oxalat yang mengendap.
o Na oxalat yang digunakan berbentuk larutan 0.1 N
o Digunakan untukPemeriksaan Plasma Protrombin Time (PPT)
o Dengan komposisi volume : 1 volume darah: 9 volume darah
e. Double Oxalat
o Nama lainnya : Balance Oxalat Mixture atau antikoagulan dari Heller dan Paul.
o Mengandung kalium oxalat dan ammonium oxalat dengan perbandingan 2:3. •
Kalium oxalat menyebebkan eritrosit mengkerut, sedangkan ammonium oxalat
menyebabkan eritrosit mengembang.
o Campuran kedua garam tersebut bertujuan untuk menghindari perubahan
perubahan volume eritrosit.
Banyaknya Antikoagulan Double Oxalat yang digunakan:
Double oxalat kering : 2 mg Double oxalat / 1 ml darah Double oxalat cair 2%:
0.1 ml Double oxalat/1 ml. Darah Double oxalat digunakan dalam bentuk kering.
HEMOGLOBIN
Protein yang mengandung zat besi yang merupakan komponen utama dari RBC .
Memberikan warna merah pada sel
Pembuatan : Mayoritas disintesis pada tahap normoblast polikromatofilik
Pengaturan : Dirangsang akibat hipoksia jaringan • Hipoksia menyebabkan ginjal
meningkatkan produksi EPO, yang meningkatkan produksi RBC dan
hemoglobin
a. Fungsi
Sebagai pengatur bertukarnya antara oksigen serta karbondioksida di seluruh jaringan
yang didalam tubuh.
Hemoglobin yang terdapat pada sel darah merah tersebut memiliki fungsi lain yakni
sebagai pengambil oksigen dari paru-paru kemudian menyalurkannya ke seluruh bagian
tubuh guna memberikan energi di tubuh.
Membawa zat karbondioksida yang berada pada jaringan tubuh untuk kemudian akan
dikeluarkan di udara bebas dengan perantara paru-paru.
b. Reference range and Normal value
Dewasa
o Laki-laki 15 ± 2 g/dL
o Perempuan 13,5 ± 1,5 g/dL •
Children
o Baru lahir 18 ± 4 g/mL
o 6-12 tahun 13,5 ± 2 g/mL
c. Struktur
4 polypeptide Subunits
o Heme group
o Cincin Porphyrin
o Ferrous iron
Rantai globin
o 2 rantai Alpha
o 2 rantai Beta Struktur
Produksi heme dan globin terjadi di 2 tempat berbeda di sel
o heme di mitochondria
o globin di ribosome
d. Jenis Hb
o Hemoglobin Embrio
Hemoglobin Embrio (HbE) merupakan Hb primitif yang dibentuk oleh eritrosit
imatur di dalam yolk sac → sampai umur gestasi 12 minggu.
Terdapat beberapa rantai di dalamnya, seperti rantai ζ yang merupakan analog dari
rantai α dan rantai ε yang merupakan analog dari rantai γ, β serta δ
o Hemoglobin Fetal
Hemoglobin Fetal (HbF) merupakan Hb utama pada fetus dan newborn.
Hb jenis ini memiliki dua rantai α dan dua rantai γ. HbF sudah mulai disintesis di
hepar sejak umur gestasi lima minggu dan akan tetap ada sampai beberapa bulan
setelah kelahiran.
Pada saat lahir masih terdapat sekitar 60% sampai dengan 80% HbF dan secara
perlahan akan mulai tergantikan dengan hemoglobin dewasa (HbA)
o Hemoglobin Adult
Hemoglobin Adult (HbA) tersusun atas dua rantai α dan dua rantai β.
HbA merupakan jenis Hb yang utama (95%-97%), namun masih terdapat pula
sebagian kecil HbA2 (2%-3%) dan HbA1.
HbA2 tersusun atas dua rantai α serta dua rantai δ dan mulai muncul pada
akhir masa fetus sampai memasuki masa anak-anak.
HbA1 merupakan Hb yang terbentuk selama proses pematangan eritrosit →
glycosylated hemoglobin dan memiliki tiga subfraksi yaitu A1a, A1b dan A1c.
e. Cara Pemeriksaan Hemoglobin
Cara Sahli
Prinsip : hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi
dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat itu
Tidak akurat
Tidak semua hemoglobin berubah menjadi hematin asam seperti
karboksihemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin
Sumber kesalahan:
Kemampuan untuk membedakan warna tidak sama
Sumber cahaya kurang baik
Kelelahan mata
Alat-alat kurang bersih
Ukuran pipet kurang tepat, perlu kalibrasi.
Warna gelas standar pucat/kotor dan lain sebagainya
Penyesuaian warna larutan yang diperiksa dalam komparator kurang akurat.
Cara cyanmethemoglobin
HEMATOKRIT
Hematokrit adalah nilai yang menunjukan persentase zat padat dalam darah terhadap
cairan darah
Hematokrit merupakan suatu hasil pengukuran yang menyatakan perbandingan sel
darah merah terhadap volume darah
Bila terjadi perembesan cairan darah keluar dari pembuluh darah, sementara bagian
padatnya tetap dalam pembuluh darah → membuat persentase zat padat darah terhadap
cairannya naik sehingga kadar hematokritnya juga meningkat.
Berkurangnya cairan, membuat persentasi zat padat darah terhadapncairannya naik, dan
otomatis kadar hemotokrit tentu saja akan meningkat juga
Hematokrit memiliki satuan menggunakan persen, contoh 42% (memiliki arti bahwa
terdapat 42 ml sel darah merah di dalam 100 ml darah).
Setiap manusia memiliki nilai normal hematokrit yang berbeda-beda.
Perbedaan ini didasarkan pada usia pasien dan tempat laboratorium
Penetapan Nilai
Standar normal antar laboratorium satu dengan lainnya bisa terdapat perbedaan,
Rentang hematokrit normal tergantung pada jenis kelamin dan usia pasien
Prinsip :
(cara makro)
o Digunakan tabung Wintrobe yang mempunyai diameter dalam 2,5 – 3 mm, panjang
110 mm dengan skala interval 1 mm sepanjang 100 mm.
(cara mikro)
Cara Mikro
Pra Analitik
Analitik
1. Isilah pipet kapiler dengan darah yang langsung mengalir (darah kapiler) atau darah
dengan antikoagulan
2. Salah satu dari ujung pipet disumbat dengan dempul.
3. Tabung kapiler dimasukkan kedalam alat mikro sentrifuge dengan bagian yang
disumbat mengarah keluar.
4. Tabung kapiler dipusingkan selama 5 menit dengan kecepatan 16.000 rpm
5. Hematokrit dibaca dengan memakai alat baca yang telah tersedia
6. Bila nilai hematokrit melebihi 50 %, pemusingan ditambah 5 menit lagi.
Pasca Analitik
Cara Makro
Pra Analitik
Analitik
Pasca Analitik
1. Nilai rujukan
o Laki-laki : 42% – 52% (tergantung lab)
o Perempuan : 36% – 46% (tergantung lab)
Transfusi darah
Tempat tinggal ➔jumlah oksigen lebih rendah →kadar hematocrit lebih tinggi
→kompensasi : produksi sel darah merah meningkat
Kehamilan ➔menurunkan kadar BUN →ditandai dengan meningkatnya cairan tubuh
→hematokrit lebih rendah