Anda di halaman 1dari 10

Hari/tanggal : Kamis, 06 agustus 2020

Nama : Vira Angelica


NIM : 711345319040
Tingkat/semester : 2B/3
Mata Kuliah : Hematologi 1
Dosen : dr.Jonas E. Sumampouw, MA

Ringkasan Materi. (Antikoagulant, Hemaglobin dan Hematokrit)

ANTI KOAGULANT

Antikoagulan adalah bahan yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah.


 Pemeriksaan di dalam laboratorium klinik yang banyak sehingga diperlukan penambahan
antikoagulan dengan tujuan supaya darah tidak membeku, sehingga kondisi darah dapat
dipertahankan walau tidak langsung diperiksakan
 Setelah dilakukan pemeriksaan, darah yang berantikoagulan bisa disimpan dalam lama
waktu tertentu → untuk pemeriksaan ulang
a. Garam Kalium / Natrium dari Ethylen Diamine Tetra Asetat (EDTA)
o Garam-garam → mengubah ion kalsium dari darah menjadi bentuk bukan ion
sehingga pembekuan dapat dicegah.
o EDTA tidak mempengaruh terhadap besar dan bentuk dari Eritrosit dan
leukosit.
o EDTA mencegah penggumpalan trombosit → sangat baik sebagai antikoagulan
untuk pemeriksaan trombosit.
o Antikoagulan EDTA pemakaiannya sangat luas, dapat digunakan untuk
kebanyakan pemeriksaan hematologi.
o Dengan antikoagulan EDTA, sel-sel darah dapat bertahan lebih lama dibanding
dengan antikoagulan lain.
Jenis EDTA
1. Dinatrium EDTA (Na2EDTA),
2. Dipotassium EDTA (K2EDTA)
3. Tripotassium EDTA (K3EDTA).
K2EDTA adalah yang paling baik dan dianjurkan oleh ICSH (International Council
for Standardization in Hematology) dan CLSI (Clinical and Laboratory Standards
Institute).

Jumlah EDTA yang Digunakan

EDTA kering: 1 mg EDTA/1 ml darah EDTA cair: 0.01ml EDTA/1 ml darah lebih
sering digunakan Pada penggunaan EDTA kering, wadah yang berisi darah dan EDTA
harus digoyang (homogenkan) selama 1-2 menit karena EDTA kering lambat larut.
Penggunaan EDTA harus pas, tidak kurang atau lebih dari ketentuan Penggunaan EDTA
yang kurang darah membeku. Penggunaan lebih dari ketentuan eritrosit mengkerut
sehingga nilai hematokrit rendah dari nilai yang sebenarnya.Saat ini sudah
tersedia,Tabung darah/tabung hampa udara (vacutainer tube) yang berisi EDTA bertutup
lavender (Ungu) atau pink seperti yang diproduksi oleh Becton Dickinson.

Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan EDTA


 Penentuan kadar Hb
 Penentuan Hematokrit
 Penentuan Laju Endap Darah (LED)
 Penentuan Resisitensi osmotik darah
 Penentuan golongan darah
 Perhitungan sel-sel darah, termasuk retikulosit
 Pembuatan apusan darah

b. Natrium Sitrat (Trisodium Citrat)


o Natrium Sitrat(Trisodium Citrat) yang digunakan berbentuk larutan 3,2 % dan
3,8% untuk mencegah pembekuan dengan cara mengikat ion kalsium.
o Antikoagulan Natrium Sitrat tidak toksis sehingga dapat juga digunakan untuk
transfusi darah.
Larutan Natrium Sitrat 3,2 % digunakan untuk pemeriksaan soal-soal proses
pembekuan darah (Koagulasi) dan agregasi trombosit, dengan komposisi volume:
1 volume antikoagulan : 9 volume darah Larutan Natrium Sitrat 3,8 % digunakan
pemeriksaan Laju Endap Darah dan Eritrosit Sedimen Rate (ESR), dengan komposisi
volume : 1 volume antikoagulan : 4 volume darah Saat ini sudah tersedia Tabung
darah/tabung hampa udara (vacutainer tube) yang berisi Natrium sitrat. Tabung sitrat
3,2% bertutup biru terang dan tabung sitrat 3,8% bertutup hitam.
Pemeriksaan Hematologi yang Menggunakan Antikoagulan Natrium Citrat :
 Penentuan Laju Endap Darah
 Eritrosit Sedimen Rate (ESR)
 Pemeriksaan soal-soal proses pembekuan darah
 Agregasi Trombosit
 Penentuan golongan darah
 Transfusi darah

c. Heparin
Merupakan antikoagulan yang normal dalam tubuh, namun di laboratorium jarang
digunakan karena mahal harganya, Heparin berdaya seperti antitrombin. Heparin bekerja
dengan cara menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga menghentikan
pembentukan fibrin dari fibrinogen. Heparin tidak mempengaruhi bentuk eritrosit maupun
trombosit.. Jenis heparin yang paling banyak digunakan adalah Lithium heparin karena karena
tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah.
Banyaknya Heparin yang Digunakan: • Heparin Kering : 0,1-0,2 mg/ml Darah •
Heparin Cair : 15 IU +/- 2.5 IU/ml darah.

d. Natrium Oxalat
o Bekerja dengan menikat ion Ca, sehingga terbentuk Ca Oxalat yang mengendap.
o Na oxalat yang digunakan berbentuk larutan 0.1 N
o Digunakan untukPemeriksaan Plasma Protrombin Time (PPT)
o Dengan komposisi volume : 1 volume darah: 9 volume darah

e. Double Oxalat
o Nama lainnya : Balance Oxalat Mixture atau antikoagulan dari Heller dan Paul.
o Mengandung kalium oxalat dan ammonium oxalat dengan perbandingan 2:3. •
Kalium oxalat menyebebkan eritrosit mengkerut, sedangkan ammonium oxalat
menyebabkan eritrosit mengembang.
o Campuran kedua garam tersebut bertujuan untuk menghindari perubahan
perubahan volume eritrosit.
Banyaknya Antikoagulan Double Oxalat yang digunakan:
Double oxalat kering : 2 mg Double oxalat / 1 ml darah Double oxalat cair 2%:
0.1 ml Double oxalat/1 ml. Darah Double oxalat digunakan dalam bentuk kering.

HEMOGLOBIN
Protein yang mengandung zat besi yang merupakan komponen utama dari RBC .
Memberikan warna merah pada sel
Pembuatan : Mayoritas disintesis pada tahap normoblast polikromatofilik
Pengaturan : Dirangsang akibat hipoksia jaringan • Hipoksia menyebabkan ginjal
meningkatkan produksi EPO, yang meningkatkan produksi RBC dan
hemoglobin
a. Fungsi
Sebagai pengatur bertukarnya antara oksigen serta karbondioksida di seluruh jaringan
yang didalam tubuh.
Hemoglobin yang terdapat pada sel darah merah tersebut memiliki fungsi lain yakni
sebagai pengambil oksigen dari paru-paru kemudian menyalurkannya ke seluruh bagian
tubuh guna memberikan energi di tubuh.
Membawa zat karbondioksida yang berada pada jaringan tubuh untuk kemudian akan
dikeluarkan di udara bebas dengan perantara paru-paru.
b. Reference range and Normal value
Dewasa
o Laki-laki 15 ± 2 g/dL
o Perempuan 13,5 ± 1,5 g/dL •
Children
o Baru lahir 18 ± 4 g/mL
o 6-12 tahun 13,5 ± 2 g/mL
c. Struktur
4 polypeptide Subunits
o Heme group
o Cincin Porphyrin
o Ferrous iron
Rantai globin
o 2 rantai Alpha
o 2 rantai Beta Struktur
Produksi heme dan globin terjadi di 2 tempat berbeda di sel
o heme di mitochondria
o globin di ribosome
d. Jenis Hb
o Hemoglobin Embrio
Hemoglobin Embrio (HbE) merupakan Hb primitif yang dibentuk oleh eritrosit
imatur di dalam yolk sac → sampai umur gestasi 12 minggu.
Terdapat beberapa rantai di dalamnya, seperti rantai ζ yang merupakan analog dari
rantai α dan rantai ε yang merupakan analog dari rantai γ, β serta δ
o Hemoglobin Fetal
Hemoglobin Fetal (HbF) merupakan Hb utama pada fetus dan newborn.
Hb jenis ini memiliki dua rantai α dan dua rantai γ. HbF sudah mulai disintesis di
hepar sejak umur gestasi lima minggu dan akan tetap ada sampai beberapa bulan
setelah kelahiran.
Pada saat lahir masih terdapat sekitar 60% sampai dengan 80% HbF dan secara
perlahan akan mulai tergantikan dengan hemoglobin dewasa (HbA)
o Hemoglobin Adult
Hemoglobin Adult (HbA) tersusun atas dua rantai α dan dua rantai β.
HbA merupakan jenis Hb yang utama (95%-97%), namun masih terdapat pula
sebagian kecil HbA2 (2%-3%) dan HbA1.
HbA2 tersusun atas dua rantai α serta dua rantai δ dan mulai muncul pada
akhir masa fetus sampai memasuki masa anak-anak.
HbA1 merupakan Hb yang terbentuk selama proses pematangan eritrosit →
glycosylated hemoglobin dan memiliki tiga subfraksi yaitu A1a, A1b dan A1c.
e. Cara Pemeriksaan Hemoglobin

Cara Sahli

 Prinsip : hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang terjadi
dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat itu
 Tidak akurat
 Tidak semua hemoglobin berubah menjadi hematin asam seperti
karboksihemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin
Sumber kesalahan:
 Kemampuan untuk membedakan warna tidak sama
 Sumber cahaya kurang baik
 Kelelahan mata
 Alat-alat kurang bersih
 Ukuran pipet kurang tepat, perlu kalibrasi.
 Warna gelas standar pucat/kotor dan lain sebagainya
 Penyesuaian warna larutan yang diperiksa dalam komparator kurang akurat.

Cara cyanmethemoglobin

 Umum digunakan saat ini


 Menggunakan spectrometer / photoelectric colorimeter
 Menggunakan larutan Drabkin
 Prinsip : hemoglobin dengan K3Fe(CN)6 akan diubah menjadi methemoglobin yang
kemudian menjadi hemoglobin sianida (HiCN) oleh KCN.
Meskipun reagen HiCN mengandung sianida, namun reagen hanya mengandung 50
mg potasium sianida per liter dan butuh600– 1000 ml yang harus ditelan untuk
menghasilkan efek serius.

HEMATOKRIT

 Hematokrit adalah nilai yang menunjukan persentase zat padat dalam darah terhadap
cairan darah
 Hematokrit merupakan suatu hasil pengukuran yang menyatakan perbandingan sel
darah merah terhadap volume darah
 Bila terjadi perembesan cairan darah keluar dari pembuluh darah, sementara bagian
padatnya tetap dalam pembuluh darah → membuat persentase zat padat darah terhadap
cairannya naik sehingga kadar hematokritnya juga meningkat.
 Berkurangnya cairan, membuat persentasi zat padat darah terhadapncairannya naik, dan
otomatis kadar hemotokrit tentu saja akan meningkat juga
 Hematokrit memiliki satuan menggunakan persen, contoh 42% (memiliki arti bahwa
terdapat 42 ml sel darah merah di dalam 100 ml darah).
 Setiap manusia memiliki nilai normal hematokrit yang berbeda-beda.
 Perbedaan ini didasarkan pada usia pasien dan tempat laboratorium

Penetapan Nilai

 Standar normal antar laboratorium satu dengan lainnya bisa terdapat perbedaan,
 Rentang hematokrit normal tergantung pada jenis kelamin dan usia pasien

Nilai normal hematokrit, yaitu :

 Bayi baru lahir : 55-68%


 Usia 1 bulan : 37-49%
 Usia 1 tahun : 29-41%
 Usia 10 tahun : 36-40%
 Dewasa pria : 40-50% (45 ± 5)
 Dewasa perempuan : 36-46% (41 ± 5)
 Secara kasar, hematokrit biasanya = 3 x Hb

PEMERIKSAAN HEMATOKRIT (Hct) PACKED CELL VOLUME (PCV)

Prinsip :

Darah + antikoagulan→dipusingkan→SDM dimampatkan→ tinggi kolom SDM


dibaca sebagai hematokrit, ukuran dalam persentasi terhadap volume darah seluruhnya.

 Merupakan salah satu tes darah yang sangat teliti


 Pemeriksaan mudah dan digunakan sebagai salah satu parameter untuk menentukan
kriteria anemia secara laboratories
 Nilai hematokrit sebanding dengan nilai kadar hemoglobin dan jumlah sel darah
merah
 Pada saat pemusingan, partikel darah yang lebih berat akan turun ke dasar tabung,
sedangyang lebih ringan sedang yang lebih ringan akan berada di atasnya.
 Pembacaan hematokrit adalah pada puncak lapisan SDM (akan lebih jelas pada
Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan:

(cara makro)
o Digunakan tabung Wintrobe yang mempunyai diameter dalam 2,5 – 3 mm, panjang
110 mm dengan skala interval 1 mm sepanjang 100 mm.

(cara mikro)

o Digunakan pipet kapiler yang panjangnya 75 mm dan diameter dalam 1 mm.


o Pipet ini ada 2 jenis, yang dilapisi antikoagulan Na2EDTA atau heparin di bagian
dalamnya, dan yang tanpa antikoagulan seperti darah kapiler.
Pipet kapiler tanpa antikoagulan dipakai bila menggunakan darah dengan
antikoagulan seperti darah vena.

Cara Mikro

Pra Analitik

1. Persiapan pasien: tidak memerlukan persiapan khusus


2. Persiapan sampel:
o Darah EDTA dengan kadar 1 mg Na2EDTA / K2EDTA untuk 1 ml darah
ataudarah heparin dengan kadar heparin 15-20 IU /ml. Pemeriksaan tidak
boleh ditunda lebih dari 6 jam, bila disimpan pada suhu 40C.
3. Prinsip:
o Darah yang disentrifus sel-sel eritrositnya akan dimampatkan. Tingginya
kolom eritrosit diukur dinyatakan dalam % dari darah tersebut
4. Alat dan bahan
o Tabung kapiler hematokrit ukuran 75 mm, diameter 1 mm. Ada yang berisi
heparin (khusus untuk darah kapiler). Dan ada yang tidak berisi antikoagulan
(untuk darah antikoagulan mis. Darah EDTA)
o Dempul untuk menutup salah satu ujung tabung hematokrit
o Alat sentrifus khusus untuk mikrohematokrit yang berkapasitas putar 11.500-
15.000 ppm
o Reader/Alat baca mikro-hematokrit

Analitik

1. Isilah pipet kapiler dengan darah yang langsung mengalir (darah kapiler) atau darah
dengan antikoagulan
2. Salah satu dari ujung pipet disumbat dengan dempul.
3. Tabung kapiler dimasukkan kedalam alat mikro sentrifuge dengan bagian yang
disumbat mengarah keluar.
4. Tabung kapiler dipusingkan selama 5 menit dengan kecepatan 16.000 rpm
5. Hematokrit dibaca dengan memakai alat baca yang telah tersedia
6. Bila nilai hematokrit melebihi 50 %, pemusingan ditambah 5 menit lagi.

Pasca Analitik

1. Nilai rujukan Laki-laki : 42% – 52% (tergantung lab)


2. Perempuan : 36% – 46% (tergantung lab)peningkatan kadar sel darah putih dan sel
pembeku darah yang sangat tinggi). Urutan dari bagian bawah ke atas sbb.:
o SDM
o buffy coat (sel darah putih dan trombosit)
o plasma

Cara Makro

Pra Analitik

1. Persiapan Pasien: tidak memerlukan persiapan khusus


2. Persiapan sampel: darah EDTA, darah heparin
3. Prinsip:
darah antikoagulansia disentrifus, perbandingan volume sel-sel eritrosit terhadap
volume spesimen darahdinyatakan dalam %
4. Alat dan bahan:
o Tabung Wintrobe dengan diameter 2.5 – 3.0 mm panjang 110 mm dan
berskala 0-100 mm dengan skala terkecil 1 mm. Volumenya 1 ml darah
o Alat sentrifus

Analitik

1. Darah dicampur dengan seksama sehingga homogen.


2. Dengan menggunakan pipet Pasteur atau pipet Wintrobe darah dimasukkan ke dalam
tabung Wintrobe hingga mencapai garis tanda 100, mulai dari dasar tabung dan
hindari terjadinya gelembung udara di dalam tabung.
3. Tabung yang telah berisi darah dipusing selama 30 menit pada kecepatan 2.000-2.300
g. Untuk mengkonversikan kecepatan pemusingan dari satuan g ke satuan RPM.
4. Hasil penetapan hematokrit dibaca dengan memperhatikan:
o Tinggi kolom eritrosit yang dibaca sebagai nilai hematokrit yang dinyatakan
dalam %.
o Tebalnya lapisan putih di atas eritrosit yang tersusun dari leukosit dan
trombosit. Lapisan ini disebut sebagai buffy coat dan dinyatakan dalam mm.
o Warna kuning dari lapisan plasma yang disebut indeks ikterus. Warna kuning
tersebut dibandingkan dengan warna larutan kalium bikromat yang intensitas
warnanya dinyatakan dalam satuan (S). Satu satuan dengan warna larutan 1 g
kalium bikromat dalam 10.000 ml air.

Pasca Analitik

1. Nilai rujukan
o Laki-laki : 42% – 52% (tergantung lab)
o Perempuan : 36% – 46% (tergantung lab)

Kesalahan yang mungkin terjadi

 Konsentrasi antikoagulan yang digunakan tidak sesuai


 Bahan pemeriksaan tidak dikocok hingga homogeny
 Bahan pemeriksaan tidak mengandung bekuan
 Pemeriksaan ditunda lebih dari 6 jam
 Pada waktu pengisian tabung Wintrobe terjadi gelembung udara di dalam tabung
 Pengisian tabung Wintrobe tidak mencapai tanda 100
 Kecepatan dan lama pemusingan tidak sesuai
 Terjadi hemolisis waktu pemusingan
 Pembacaan yang salah.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemeriksaan

 Transfusi darah
 Tempat tinggal ➔jumlah oksigen lebih rendah →kadar hematocrit lebih tinggi
→kompensasi : produksi sel darah merah meningkat
 Kehamilan ➔menurunkan kadar BUN →ditandai dengan meningkatnya cairan tubuh
→hematokrit lebih rendah

Anda mungkin juga menyukai