Anda di halaman 1dari 8

A.

TUJUAN
 Mahasiswa mampu melakukan reaksi dan menentukan adanya gugus fungsi
alkohol
 Mahasiswa dapat menggolongkan alkohol dari suatu sampel

B. PRINSIP

Mengidentifikasi gugus fungsional senyawa organik dengan uji kualitatif


senyawa hidrokarbon

C. DASAR TEORI

Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Strukturnya serupa dengan air,


tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi alkohol
adalah gugus hidroksil, - O. Sebagai suatu kelompok senyawa, alkohol alifatik
merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Dengan
bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksilnya yang polar terhadap
sifat molekulnya akan menurun. Sifat molekul yang seperti air berkurang,
sebaliknya sifatnya lelah seperti hidrokarbon. Akibatnya alkohol dengan bobot
molekul rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol berbobot molekul
tinggi tidak demikian. Titik didih dan kelarutan fenol sangat bervariasi tergantung
pada sifat subtitusi yang menempel pada cincin benzene (Petrucci, 1985).

Semua alkohol mudah bereaksi dengan HBr dan HI menghasilkan alkil bromida
dan alkil iodida. Alkohol tersier, alkohol benzilik dan alkohol alilik juga mudah
bereaksi dengan HCl, tetapi alkohol primer dan alkohol sekunder kurang reaktif
dan memerlukan bantuan ZnCl2 dan oksigen alkohol melemahkan ikatan C-O dan
dengan demikian menaikkan kemampuan gugus oksigen ini untuk pergi
(Fessenden, 1986).

Aldehida diartikan sebagai suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus


karbonil yang terikat pada satu atau dua buah atom hidrogen, sedangkan keton
adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil yang terikat
pada dua gugus alkil tapi keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada
gugus karbonil. Sifat kimia dari aldehida dan keton ditentukan oleh gugus karbonil,
oleh karena itu tidaklah mengherankan jika ada beberapa sifat dari aldehida dan
keton yang memilki kesamaan, namun karena adanya perbedaan gugus yang terikat
pada gugus karbonil antara aldehida dengan keton maka timbul beberapa perbedaan
sifat kimia yang paling menonjol antara aldehid dengan keton, diantaranya :

 Aldehida mudah teroksidasi sedangkan keton agak sukar teroksida


 Aldehida lebih reaktif dibandingkan dengan keton terhadap
adisi nukleofiliki. (Syindjia, 2014).
Identifikasi senyawa organik yang tidak diketahui maupun hasil suatu reaksi
memerlukan pendekatan yang menyeluruh dari suatu analisis kualitatif senyawa
organik. Secara umum, identifikasi suatu senyawa organik melibatkan 7 kegiatan,
yaitu:
1. Menentukan sifat fisiknya, misalnya warna, bau, indeks refraksi, massa
jenis, titik leleh dan atau titik didihnya.
2. Pemurnian dan uji kemurnian, beberapa teknik pemurnian yang sering
digunakan adalah rekristalisasi, distilasi dan kromatografi. Uji kemurnian
bisa didasarkan pada pengukuran titik leleh, teknik kromatografi (TLC, GC,
HPLC, dll) atau teknik lainnya.
3. Menganalisis unsur penyusun
4. Menentukan kelompok kelarutan
5. Mendapatkan data spektroskopi (IR, NMR, UV-vis)
6. Melakukan uji kimia terhadap suatu gugus
7. Membuat turunan kimianya yang sifat fisikanya bisa dibandingkan dengan
suatu senyawa standar dalam buku acuan.
Teknik-teknik pengukuruan titik leleh, titik didih, distilasi, indeks refraksi dan
uji kimia untuk mengidentifikasi kelompok senyawa alkohol, alkena, karbonil dan
alkil halida dipelajari dalam praktikum identifikasi gugus fungsional senyawa
organik. Teknik-teknik ini akan digunakan untuk mengidentifikasi hasil-hasil
pemurnian dan pemisahan atau reaksi pada percobaan-percobaan selanjutnya
(Tim Kimia Organik, 2014).
D. ALAT DAN BAHAN
Alat:
1. Tabung Reaksi
2. Rak Tabung
3. Pipet Tetes
4. Pemanas
5. Penjepit
Bahan:
1. Reagen Vanadium Oksim
2. Reagen Lucas
3. Kawat Cu
E. PROSEDUR KERJA
 Lakukan reaksi-reaksi berikut terhadap standar sampel reaksi untuk
membedakan alkohol primer, sekunder,dan tersier.
Uji lukas (Pereaksi:ZnCl2 anhidrat, HCl pekat)
Zat ditambahkan pereaksi lucas menghasilkan warna :
1. Alkohol primer larutan jernih
2. Alkohol sekunder larutan jenuh
3. Alkohol sekunder larutan tidak larut
 Reaksi oksidasi dengan kawat cu
Pereaksi R/Schiff (fusin,NaHSo3) R/Legal rothera (NH4Cl, Na nitropulsit)
Ukawat Cu dipijarkan , kemudian dicelupkan kedalam larutan alkohol
1. Alkohol primer teroksidasi menghasilkan aldehid, kemudian + pereaksi Schiff
akan membentuk larutan merah
2. Alkohol sekunder teroksidasi menjadi keton kemudian + pereaksi legal rothera
menghasilkan larutan warna ungu
3. Alkohol tersier tidak bereaksi
o Alkohol primer – OH
Zat ditambah dengan 1-2 tetes menghasilkan warna KMNo4 hilang hasil
reaksi ditambah 1-2 tetes pereaksi R/Schiff ditambah dengan 1-2 tetes
larutan HCl ditambah dengan larutan 1-2 tetes larutan Na2SO3
o Alkohol sekunder
Zat ditambah dengan 1-2 tetes larutan aqua brom ditambah 1-2 tetes
pereaksi R/Legal rothera menghasilkan warna merah coklat/violet
o Alkohol sekunder
Ditambah 1-2 tetes larutan HgO ditambah 1-2 tetes larutan H 2SO4
menghasilkan larutan berwarna kuning kemudian hasil reaksi dipanaskan
menghsilkan endapan Hg abu abu.
F. DATA HASIL PENGAMATAN
1. Reaksi Oksidasi dengan kawat Cu

Perlakuan Hasil Keterangan


Pereaksi Schiff dan R/ Legal Merah Alkohol Primer
Rothera. Kawat Cu
dipijarkan dan dicelupkan
pada Alkohol

2. Alkohol Primer R-OH

Perlakuan Hasil Keterangan


Butanol Putih bening dengan Bukan Alkohol
warna violet dibagian Primer
tengah
Metanol Keruh Bukan Alkohol
Primer
Isopropil Violet Alkohol Primer

3. Alkohol
Perlakuan Hasil Keterangan
Butanol Biru tua Alkohol
Metanol Biru tua Alkohol
Isopropil Biru tua Alkohol

4. Alkohol sekunder
Perlakuan Hasil Setelah Pemanasan Keterangan
Butanol Jernih Bukan alkohol sekunder
Metanol Endapan Kuning Alkohol Sekunder
Isopropil Jernih Bukan Alkohol sekunder

G. PEMBAHASAN
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis suatu sampel dan
menggolongkannya,apakah termasuk alkohol primer,alkohol sekunder,atau
alkohol tersier. Selain itu, praktikum ini juga mereaksikan suatu zat dan
menelitinya apakah termasuk golongan alkohol atau bukan. Sampel yang
digunakan pada praktikum kali ini yaitu methanol,butanol,dan isoprofil.
 Reaksi oksidasi dengan kawat Cu
Dari reaksi R/Schiff (fusin,NaHSO3 ditambah R/legal Lothera ( NH4Cl, Na
Nitrofusid) dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan menghasilkan alkohol
primer, yaitu dengan menghasilkan larutan berwarna merah.
 Alkohol Primer
Pada pengujian alkohol primer dilakukan dengan mereaksikan tiga sampel
yaitu, methanol,butanol dan isopropil.ketiga sempel tersebut direaksikan
dengan KMnO4 sehingga warna KMnO4 hilang. Ketiga sampel warna KMnO4
nya tidak ada yang hilang. Namun lama kelamaan pada plat tetes isoprofil
warna KMnO4 hilang. Setelah itu hasil reaksi direaksikan dengan R/Shiff lalu
diberi HCl dan ditambah lagi dengan Na2SO3. Pada butanol menghasilkan warna
bening dengan ungu dibagian tengahnya. Methanol mengahasilkan warna keruh
kekuningan. Sedangkan pada isopropyl menghasilkan warna merah violet. Dari
hasil-hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa isopropyl merupakan alkohol
primer.
 Alkohol Sekunder ROH
Saat pengujian sampel, tabung reaksi 1 berisi methanol, tabung reaksi 2
butanol dan tabung reaksi 3 yaitu isoprofil. Saat dilakukan uji alkohol sekunder,
yaitu dengan penambahan aqua brom lalu ditambahkan legal rothera (campuran
NH4Cl dan Na Nitroprusid). Dari ketiga tabung reaksi, tabung kedua,yaitu
butanol menghasilkan warna coklat muda. Yang menunjukan butanol adalah
alkohol sekunder.
 Alkohol sekunder
Pada saat pengujian dilakukan uji sampel yang terdiri dari 3 tabung yaitu
yang pertama tabung berisi isoprofil, yang kedua butanol, dan yang ketiga
methanol. Semua sampel tersebut ditetesi dengan H2SO4 2N dan HgO. Dari
hasil campuan tersebut dihasilkan reaksi pengendapan pada sampel metanol dan
menghasilkan endapan berwarna kuning, dan setelah di panaskan endapan
tersebut tidak mengalami perubahan warna tetap menjadi kuning. Dan untuk
dua sampel yang lainnya pada awal penetesan dengan Hg sempat mengalami
reaksi pengendapan tetapi tidak bertahan untuk waktu lama, dan langsung
melarut kembali. Sehingga dari hasil yang didapat bahwa sampel alkohol
sekunder yang di lakukan menunjukan sampel alkohol jenis metanol.

H. KESIMPULAN
Dari data yang telah diperoleh dapat disimpulkan untuk uji sampel alkohol
primer tergolong ke dalam jenis alkohol , untuk uji sampel alkohol sekunder
diperoleh hasil bahwa alkohol sekunder pertama tersebut adalah butanol. Untuk
uji alkohol sekunder yang kedua adalah metanol. Kemudian untuk uji alkohol
yang terakhir adalah

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden & Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.

Petrucci, Ralph. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

Tim Kimia Organik. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Jember: FMIPA
Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai