Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN, PENGAMATAN, SIMPLISIA

PERSIAPAN DAN PEMBUATAN EKSTRAK

OLEH:

BRESCHIA P. H. SIMATUPANG

N011211002

KELOMPOK VII

GOLONGAN RABU SIANG

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang

Simplisia merupakan bahan alam yang digunakan sebagai obat

yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain

berupa bahan yang telah dikeringkan. Terdapat tiga jenis simplisia yaitu

simplisia nabati, dimana merupakan simplisia yang berupa tanaman utuh,

bagian tanaman maupun eksudat tanaman. Simplisia hewani, merupakan

simplisia yang berupa hewan utuh dimana bagian hewan atau zat-zat

yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia

murni (Depkes RI, 1979). Adapun waktu terbaik dalam mengambil

simplisia adalah dengan memperhatikan umur tumbuhan dari bahan baku,

karena umur tumbuhan mempengaruhi kadar senyawa aktif yang ada

pada tumbuhan. Yang kedua adalah waktu dilakukan proses panen,

dimana hal ini akan mempengaruhi baik atau tidaknya bahan dari

tanaman yang akan digunakan. Dan yang ketiga, dengan memperhatikan

kondisi habitat dari simplisia, seperti ketinggian, keadaan tanah, dan

cuaca yang mempengaruhi tumbuh dari tumbuhan tersebut karena akan

berkesinambungan dengan kadar senyawa aktif yang akan dihasilkan

(Emelda, 2021).

Ekstraksi merupakan pemisahan dari satu atau beberapa bahan

dari suatu padatan maupun cairan atau proses pengambilan senyawa

kimia dengan metode yang tepat dari bahan alami yang berasal dari
dalam sel menggunakan pelarut. Dimana hasil ekstraksi akan disebut

dengan ekstrak (Emelda, 2021).

I. 2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum pengamatan simplisia, persiapan dan

pembuatan ekstrak adalah agar mahasiswa mampu membuat simplisia

serbuk, dapat membedakan berbagai jenis simplisia serbuk, dapat

mengetahui fragmen-fragmen yang ada dalam serbuk simplisia tanaman

dan tata cara penyiapan dan pembuatan ekstrak sederhana.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Cabai Rawit (Capsicum frutescens)

II. 1.1 Klasifikasi Cabai Rawit (Capsicum frustencens)

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionita

Divisi : Magnoliophyta

Sub divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Asteridae

Ordo : Solanes Gambar 1. Cabai (Syukur dkk, 2012).

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum frustencens (Alif, 2017).

II. 1.2 Anatomi Cabai Rawit (Capsicum frustencens)

Daun tanaman cabai memiliki banyak variasi menurut spesies dan

varietasnya. Ada daun yang berbentuk lonjong, oval, dan lanset. Warna

permukaan daun bagian atasnya biasa berwarna hijau muda, hijau biasa,

hijau tua, bahkan ada yang berwarna hijau kebiruan. Sedangkan

permukaannya berwarna hijau yang pudar atau pucat. Permukaan

daunnya ada yang halus maupun berkerut. Ukuran dari panjangnya antara

3-11cm dengan lebar 1-5 cm. Batang tanaman cabai adalah perdu

dengan batang yang tidak berkayu. Batangnya tumbuh dengan ketinggian


tertentu dan membentuk banyak percabangan. Batang tanaman berwarna

hijau, hijau tua, maupun hijau muda dengan batang yang sudah tua

muncul warna kecoklatan seperti kayu yang biasa dinamakan kayu semu

akibat pengerasan jaringan parenkim. Akar dari tanaman cabai adalah

akar serabut yang biasanya terdapat bintil-bintil dari hasil symbiosis

dengan mikroorganisme. Akarnya tumbuh kearah bawah yang berfungsi

sebagai akar tungga yang semu. Bunga pada tanaman cabai memiliki

bentuk yang sama yaitu berbentuk bintang dimana ini menunjukkan

tanaman cabai termasuk dalam kelas sub Ateridae atau tumbuhan

berbunga bintang. Bunganya tumbuh secara bergerombolan ataupun

tunggal dalam tandan pada ketiak daun yang dimana dalam 1 tandan

terdapat 2-3 bunga. Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempurna

karena dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan betina.

Penyerbukan dibantu angin dan lebah dengan kecepatan angin yang

dibutuhkan 10-20 km/jam atau angin sepoi-sepoi karena jika angin terlalu

kencang akan menyebabkan kerusakan pada tumbuhan. Buah cabai

memiliki bentuk yang bervariasi. Dimana bentuknya adalah serrano,

cubanelle, cayenne, pimento, Anaheim chile, cherry, jalapeno, elongate

bell, ancho, banana, dan blocky bell. Dimana pada saat muda buah cabai

berwarna hijau, hijau muda, maupun hijau kekuning-kuningan dan saat

telah masak warnanya menjadi merah atau keorens-an (Warisno &

Dahana, 2018).
II. 1.3 Kandungan Tanaman Cabai (Capsicum frustencens)

Didalam cabai mengandung vitamin C sebesar 0,2% dan kapsaisin

0,02%. Vitamin C termasuk vitamin yang mudah larut dalam air dan

sangat mudah teroksidasi dan proses oksidasi dipercepat oleh panas,

sinar, alkali, enzim, oksidator, serta oleh katalis tembaga dan besi. Vitamin

C berkhasiat sebagai antiskorbut (Jubahar dkk, 2016).

II. 1.4 Manfaat Tanaman Cabai (Capsicum frustencens)

Cabai memiliki khasiat untuk melegakan rasa hidung tersumbat

pada sinusitis, menambah nafsu makan, menormalkan kembali kaki dan

tangan yang lemas, batuk berdahak, migrain. Selain itu, cabai juga

digunakan sebagai antikoagulan, diaforetik dan diuretic (Jubahar dkk,

2016).

II. 2. Daun Ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff)

II. 2.1 Klasifikasi Daun Ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff)

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionita

Divisi : Magnoliophyta

Sub divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida
Gambar 2. Daun Ungu
Sub kelas : Asteridae

Ordo : Scrophulariales

Famili : Acanthaceae
Genus : Graptophylum

Spesies : Graptophylum pictum Griff (Rudiyanto, 2015).

II. 2.2 Anatomi Daun Ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff)

Daun Ungu termasuk dalam tumbuhan perdu dimana memiliki

batang yang tegak, ukurannya kecil dan tingginya hanya mencapai 3 m.

daun ungu biasanya tumbuh secara liar atau ditanam sebagai tanaman

hias maupun tanaman obat. Batang pada daun ungu memiliki warna ungu,

adapun penam[pang dari batangnya berbentuk mendekati segi tiga

tumpul. Daun ungu memiliki struktur posisi dauun dimana letaknya

berhadapan dan sementara bunganya bersusun dalam rangkaian 1

tandan yang berwarna merah tua (LPPM IPB, 2014).

II. 2.3 Kandungan Daun Ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff)

Pada daun ungu terkandung senyawa steroid, alkaloid, dan tannin.

Tumbuhan ini juga mengandung alkaloid yang tidak beracun, glikosida,

steroid, saponin, tannin, klorofil, dan lendir. Serta pada batangnya

mengandung kalsium oksalat, asam formic dan lemak (Rudiyanto, 2015).

II. 2.4 Manfaat Daun Ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff)

Adapun manfaat dari daun ungu adalah dapat berkhasiat dalam

mengatasi penyakit hemoroid atau istilah yang dikenal adalah wasir dan

sembelit atau kontipasi, dapat juga mengatasi datang bulan yang tidak

lancer dan kandungan kimiawi dari tanaman ini bermanfaat dalam

antiinflamasi, antiplak gigi, mencegah sakit Ketika menopause,

diuretik/peluruh kencing, sebagai pencahar ringan/laksatif, pelembut


kulit/emoliens dan dapat mempercepat pemasakan bisul (Rudiyanto,

2015).

BAB III

METODE KERJA

III. 1 Alat dan Bahan


III. 1. 1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah deck glass,

kloralhidrat, kapas, mikroskop, object glass, pipet tetes, serbet.

III. 1. 2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah aquadest,

cabai (Capsicum frustencens), daun ungu (Graptophyllum pictum (L.)

Griff), spiritus, kloralhidrat, HCl 0.5 N dan tissue.

III. 2. Cara Kerja

Siapkan seluruh bahan yang akan digunakan, kemudian lakukan

pengamatan organoleptis dimana mengamati bentuk, bau, rasa, dan

warna pada suatu sampel. Setelah itu, ambil dan letakkan sedikit sampel

pada object glass dan ditetesi sebanyak 3 tetes dengan menggunakan

medium yang sesuai, kemudian dilakukan pemanasan dengan

melewatkan object glass yang berisi sampel pada nyala spiritus kemudian

sampel ditutup menggunakan deck glass dan diamati menggunakan


mikroskop, kemudian dilakukan pengamatan terhadap fragmen simplisia

menggunakan mikroskop dengan media kloralhidrat.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1. Hasil dan Pembahasan

Pada percobaan identifikasi simplisia pada sampel cabai

(Capsicum frustencens) dan daun ungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff)

dilakukan secara mikroskopik dan makroskopik. Dimana kita melihat

pemerian dari tumbuhan berupa bentuk, warna, bau, dan rasa dari

simplisia tersebut. Kemudian dilakukan preparasi atau proses pembuatan

preparat simplisia yang akan diamati dengan cara mengambil sedikit dari

bagian simplisia kemudian diletakkan diatas object glass dan ditetesi

dengan aquadest ataupun dengan kloralhidrat dan object glass dilewatkan

diatas spiritus dan sampel ditutup menggunakan deck glass. Setelah itu

dilakukan pengamatan dengan mengamati preparat yang telah dibuat

menggunakan mikroskop dengan melihat jenis amilum dan fragmen yang

terlihat dari suatu simplisia tersebut (Emelda, 2021).


BAB V

PENUTUP

V. 1. Kesimpulan

Dari praktikum pembuatan, pengamatan simplisia serta persiapan

dan pembuatan ekstrak dapat disimpulkan bahwa simplisia merupakan

bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami

pengolahan apapun juga. Simplisia dapat diidentifikasikan dengan

pengamatan secara mikroskopik maupun secara makroskopik.

V. 2. Kritik dan Saran

Kurangnya waktu dan pacuan pemahaman praktikan yang belum

maksimal, menyebabkan kurang optimal dari berjalannya praktikum,

sehingga terdapat beberapa kendala. Adapun sarannya, mungkin

sebelum praktik sekiranya diberi contoh sedikit saja agar membuka

gambaran kepada praktikan.


DAFTAR PUSTAKA

Alif. 2017. Kiat Sukses Budidaya Cabai Rawit. Yogyakarta: Bio Genesis.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia, edisi 3. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Emelda, M. 2021. Farmakognosi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Jubahar, J., Astuti & Suharti. 2016.’Penetapan Kadar Vitamin C dari buah
cabai dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi’. Jurnal
Farmasi Higea, 7(2): 3.
Rudiyanto, A. 2015. Daun Wungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff).
Yogyakarta: Yayasan Kanopi Indonesia.
Syukur, M., Yunianti, R., dan Dermawan, R. 2012. Sukses Panen Cabai
Tiap Hari. Depok: Penebar Swadaya.
Warisno & Dahana, K. 2018. Peluang Usaha dan Budidaya Cabai,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai