NIM : P17120194080
KELAS : 1b ANAFARMA
KELOMPOK : 5
1. Tujuan :
Mahasiswa dapat melakukan analisi massa jenis (densitas) suatu zat cairan.
Mahasiswa mampu Melakukan analisi bulk density dari suatu senyawa
2. Dasar Teori :
Densitas massa jenis merupakan nilai yang menunjukan besarnya
perbandingan antara massa benda dengan volume benda tersebut, massa jenis suatu
benda bersifat tetap artinya jika uykuran benda diubah maka massa jenisnya tetap, hal
ini disebabkan oleh kenaikan massa benda dan kenaikan volume benda diikuti serta
linier dengan kenaikan volume benda dan massa benda. Untuk menentukan massa
benda dapat dilakukan dengan timbangan yang sesuai, seperti neraca ohaus atau yang
lainnya (halliday, 1991)
Bulk density menunjukkan perbandingan dengan volume antara berat tanah
kering dengan volume tanah termasuk pori-pori tanah. Bulk density merupakan
kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti
makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya Bulk Density
berkisar dari 1,1 – 1,6 g/cc. Bulk Density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk
atau air untuk tiap-tiap hektar tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar
(Hardjowigeno, 2007).
3. Dasar Perhitungan :
m
ρ=
v
kerapatan bulk = bobot zat padat (g) / volume bulk (ml)
Keterangan :
- ρ = massa jenis (g/ML)
- m = massa (g)
- V = volume (mL)
4. Metode Kerja :
Bahan dan Alat:
Bahan :
- Akuadest
- NaCl
- H 3 BO 3
Alat :
- Batang pengaduk (1)
- Botol semprot (1)
- Corong gelas (2)
- Labu takar 100 mL (2)
- Gelas kimia 100 mL (2)
- Piknometer 25 mL (1)
- Neraca analitik (1)
- Gelas ukur (1)
- Botol gelap (1)
- Pipet tetes
Diagram Kerja (bagan alir) :
Pembuatan larutan
- Siapkan 2buah beker gelas dan isikan pada nasing masing 100 ml aquades
- Buatlah larutan Nacl dengan menambahkan 2gram dan 5gram ke dalam
gelas beker
- Aduk rata larutan hingga homogeny
- Lalu ukur dengan gelas ukur 100ml
- Hitunglah konsentrasi yang terjadi (w/w) atau (b/b) (%)
- Ukurlah densitas larutan yang terjadi
Data Pengamatan :
1. Membuat larutan
2. Perhitungan Densitas
Percobaanmenghitungdensitaszatcair
Nama zat cair : NaCl 5 gram
Percobaan Massa Massa Massa zat Volume Densitas
piknometer piknometer cair zat cair zat cair
kosong + zat cair
Trial 1 18,3557 g 42,0740 g 23, 7183 g 25 mL 0,498
Percobaanmenghitungdensitaszatcair
Nama zat cair : asam borat 10 gram
Percobaan Massa zat Volume padatan zat Densitas bulk
dalam gelas ukur density
d. Bulk Density
Massa zat H 3 BO 3= 10 gram
Volume zat H 3 BO 3 = 11 mL
Densitas :
massa zat padat dalam gelas ukur
ρ= Volume zat padat dalam gelas ukur
10 g g
= = 0,909
11mL mL
Analisa Hasil
Factor yang sangat mempengaruhi dalam penentuan densitas adalah
konsentrasi. Dengan adanya konsentrasi massa suatu sample dapat
berubah.yang otomatis akan merubah nilai densitas pada larutan Nacl 2gram
dan 5 gram, dari larutan 2 gram Nacl diperoleh konsentrasi dengan hasil
0,0384%. Pada larutan 5 gram Nacl diperoleh konsentrasi dengan hasil 0,090%
, hasil tersebut didapatkan dari menggunakan rumus konsentrasi, untuk hasil
g
perhitungan densitas pada larutan 2gram Nacl dengan hasil 0,907 , pada
mL
g
larutan 5 gram Nacl didapatkan hasil 0,948 , untuk perhitungan kerapatan
mL
g
bulk density dari 10 gram asam borat diperoleh hasil 0,909
mL
6. Kesimpulan
Dari analisis diatas disimpulkan bahwa jika massa yang berbeda maka
konsentrasinya pun akan berbeda
7. Daftar Pustaka
Hardjowigeno, 2007, Ilmu Tanah, Mediatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Halliday, 1991,. Fisika jilid 1 (terjemahan). Erlangga.jakarta.
Marina,Z.T.2012.penentuan praktikum fisika pertanian.fau;tas pertanian.
(P 6)
ANALISIS SECARA KONDUKTOMETRI
NAMA : Mochammad reffieyanto adjie kusuma
NIM : P17120194080
KELOMPOK : 5
1. Tujuan :
Mahasiswa dapat melakukan titrasi secara konduktometri.
Mahasiswa dapat menentukan kadar garam natrium fosfat dalam sampel.
2. Dasar Teori :
Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar
listriksuatu larutan. Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis
dankonsentrasi ion di dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan
pergerakansuatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya
hantar listrik yangbesar.Konduktometri merupakan metode untuk menganalisa
larutan berdasarkankemampuan ion dalam mengantarkan muatan listrik di antara
dua elektroda. Ini berartikonduktometri adalah salah satu metode analisa
elektrokimia di samping potentiometri,amperometri dan sebagainya. Metode
konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika perbedaan antara
konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen dengan
tetapan sel harus diketahui. Maka selama pengukuran yang berturut-turut jarak
elektroda harus tetap, tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak
berfungsi secara linear dengan konsentrasi (Khopkar 2008).
Konduktometri dapat dilakukan dengan 2 cara, bergantung arus yang
digunakan. Jika frekuensi arus bertambah besar, maka pengaruh kapasitan dan
induktif akan semakin besar. Oleh karena itu, peralatannya perlu dimodifikasi
untuk menghitung pengaruh-pengaruh tersebut. Adapum titrasi tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Titrasi konduktometri yang dilakukan dengan frekuensi arus rendah
(maksimum 300 Hz)
2. Titrasi yang dilakukan dengan menggunakan frekuensi arus tinggi disebut
titrasi frekuensi tinggi. (2011)
3. Dasar Perhitungan :
I = E/R
4. Metode Kerja :
Bahan dan Alat:
Bahan :
- HCl 0,2 M
- Na3PO4
Alat :
- Konduktometer
- Hotplat + magnetik siter
- Buret
- Titrasi
- Enlenmeyer 250 ml
- Gelas Beaker 100 ml
Diagram Kerja (bagan alir) :
1. Pembuatan HCl
HCl 12 M
HCl 1 M
HCl 0,2 M
2. Pembuatan Na3PO4
Na3PO4
Melarutkan padatan yang sudah ditimbang kedalam gelas beker yang sudah
terisi aquades
Na3PO4 1 M
Mengambil Na3PO4 1 M sebanyak 1 ml menggunakan pipet ukur
Na3PO4 0,01 M
H3PO4 + NaCl
Data Pengamatan :
NO Volume HCl Konduktivitas
tidak ditambah
1 HCl 2,69
2 0,5 ml 46,7
3 0,5 ml 1467
4 0,5 ml 200
5 0,5 ml 20,0
6 0,5 ml 11,26
7 0,5 ml 13,62
8 0,5 ml 17,05
9 0,5 ml 18,68
10 0,5 ml 21,0
11 0,5 ml 24,9
12 0,5 ml 25,1
13 0,5 ml 26,6
14 0,5 ml 28,5
15 0,5 ml 31,6
16 0,5 ml 32,6
17 0,5 ml 35,1
18 0,5 ml 36,4
KURVA PENGAMATAN
1600
1400
1200
1000
garis
800
600
400
200
0
1 2 3 4 5 6 7
Pengolahan Data dan Perhitungan :
Berdasarkan data diatas, pengolahan dan perhitungan berasal dari kegiatan
yang dilakukan oleh praktikan. Praktikan menambahkan HCl 0,2 M pada larutan
Na3PO4 0,01 M sebanyak masing-masing 0,5 ml. Selanjutnya, kegitan tersebut
dilakukan berulang setelah hasil dari konduktomer muncul sebanyak 18 kali.
Sehingga, data yang dihasilkan menunjukkan angka konduktivitas sebesar 36,4
pada tambahan larutan 0,5 ml yang ke-18. Untuk mendukung pelaksanaan tersebut
praktikan menggunakan hotplate dan konduktometer sehingga diperoleh hasil
seperti data diatas. Perhitungannya sebagai berikut :
a. Pengenceran HCl 1 M dari HCl 12 M
Diketahui = M1 = 12 M
M2 = 1 M
V2 = 100 ml
Ditanya = V1?
Jawab =
M1 x V1 = M2 x V2
12 M x V1 = 1 M x 100 ml
V1 = 1M x 100 ml/ 12 M
= 8,34 ml
c. Titrasi Konduktometri
Untuk titrasi, memasukkan larutan Hcl 0,2 M kedalam buret sebanyak
25 ml. Setelah itu, mengapit buret menggunakan klep. Memasukkan
larutan Na3PO4 0,01 M dalam gelas beker 50 ml. Meletakkan gelas beker
diatas hotplate lalu memasukkan stirrer kedalam larutan Na3PO4.
Menyalakan hotplate dengan kecepatan sekitar 50-100 rpm. Memasukkan
alat konduktometer yang sudah dikalibrasi untuk melihat konduktivitas
awalnya. Setelah itu, menambahkan HCl 0,2 M sebanyak 0,5 ml kedalam
larutan sampel. Saat menambahkan HCl, usahakan buret dekat dengan
larutan sampel agar saat HCl menetes tidak langsung tercampur.
Mengulangi kegiatan tersebut hingga 18 kali.
Analisa Hasil :
Pada praktikum ini dilakukan titrasi dari Na3PO4 dan HCl. Berdasarkan
percobaan didapat grafik seperti pada lampiran. Hal ini disebabkan adanya
reaksi dari ion Na+ dan H+ .
Pada penambahan yang HCl pertama nilai konduktivitasnya sangat
besar. Namun setelah penambahan HCl sebanyak 1,5 ml konduktivitasnya
turun drastis. Hal ini disebabkan karena ion Na+ yang mempunyai
konduktivitas tinggi digantkan oleh ion lain yang memiliki konduktifitas lebih
rendah. Pada penambahan HCl yang berikutnya perlahan konduktifitasnya
stabil. Hal ini dikarenakan ion Na+ jumlahnya sama dengan ion H+. setelah
ditambahkan HCl lagi, konduktifitasnya naik lagi dikarenakan ion H+ kini
lebih banyak dibandingkan dengan ion Na+.
6. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil praktikum, bahwa konduktivitas dipengaruhi oleh
mobilitas ion. Semakin banyak ion dari titran konduktivitasnya semakin
besar,sehingga gambar grafiknya naik.
7. Daftar Pustaka :
Khopkar. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta (ID): Universitas
Indonesia Press.
Mulyasuryani, A. dan Prasetyawan, S, “Organophosphate Hydrolase in
Conductometric Biosensor for the Detection of Organophosphate Pesticides”
Analytical Chemistry Insights 2015:10, 23–27
Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Instrumen.2011.Jurusan Teknik
Kimia.Politeknik Negeri Bandung
8. Lampiran :
KURVA PENGAMATAN
1600
1400
1200
1000 garis
800
600
400
200
0
1 2 3 4 5 6 7