OLEH :
Feira Sekar Arum 051811133006
Alexander Wijaksana 051811133086
Firsty Ananda Ayu B. 051811133094
Clarissa Budiman 051811133110
Veronika Earline P. S. 051811133158
Citra Kartini 051811133174
Theresia Florida D. 051811133202
Mirzario A. Verrian 051811133230
Nadhira Fatharani 051811133238
i
DAFTAR ISI
BAB IV KESIMPULAN...................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak 18 Agustus 1945, secara epistomologis, Pancasila dikaji oleh para ahli
dan juga diuji oleh berbagai peristiwa-peristiwa yang mencoba menggoyahkan
kemerdekaan dan keutuhan Republik Indonesia. Secara empiris dan kenegaraan,
Pancasila telah menunjukkan ketangguhannya hingga pada saat ini. Pengujian secara
kognitif telah dilakukan oleh para ahli dengan berbagai pendekatan, yakni antara lain
dengan analisis teori causal, pendekatan antroplogi metafisik, etika, pendekatan
historis, filosofis dan sosio-yuridis, analisis yuridis ideologis, dan lain sebagainya.
Para ahli dan kalangan akademisi telah membuktikan Pancasila sebagai filsafat.
Sejak dulu, ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang sangat penting dalam
aktivitas berpikir manusia. Ilmu pengetahuan terdiri dari dua gabungan kata berbeda
makna, yaki ilmu dan pengetahuan. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang kita
ketahui, sedangkan ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun
secara sistematis menurut metode tertentu. Namun seiring perkembangannya, timbul
gejala dehumanisasi atau penurunan derajat manusia yang disebabkan oleh produk
yang dihasilkan oleh manusia sendiri, baik itu suatu teori maupun materi – menjadi
lebih bernilai ketimbang penggagasnya. Itulah sebabnya, peran Pancasila harus
diperkuat agar bangsa Indonesia tidak terjerumus pada pengembangan ilmu
pengetahuan yang saat ini semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.
Sebenarnya, sudah menjadi kesadaran bersama bahwa Pancasila merupakan
tatanan nilai yang digali dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia, yaitu kelima
sila yang merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan
pengamalannya harus mencakup semua nilai yang terkandung di dalamnya. Hanya
saja perlu diakui bahwa meski telah terjadi amandemen hingga ke-4, dalam
implementasi Pancasila masih banyak terjadi distorsi dan kontroversi yang
menyebabkan praktek kepemimpinan dan pengelolaan bangsa dan negara cukup
memprihatinkan.
1
BAB II
PERMASALAHAN
Pancasila merupakan ideologi dasar negara Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara
mempunyai pengertian yang luas. Pengertian Pancasila secara etimologis yaitu
Pancasila diambil dari kata dalam bahasa Sansekerta yakni Panca yang artinya lima
dan Syila yang artinya alas,atau dasar. Sehingga, secara etimologis Pancasila dapat
diartikan sebagai dasar yang memiliki lima unsur. Pengertian Pancasila secara historis
yaitu dilihat dari sejarahnya, Pancasila lebih diartikan ke arah proses perumusannya
dibandingkan dari arti Pancasila yang sesungguhnya. Pengertian Pancasila secara
terminologis Pancasila merupakan dasar yang digunakan untuk melaksanakan
penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia. Sila sila pada Pancasila ini
tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang - Undang Dasar 1945.
Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu hal atau fenomena, baik yang menyangkut
alam atau sosial yang diperoleh manusia melalui proses berpikir. Salah satu fungsi
dari Pancasila adalah sebagai dasar pengembangan ilmu. Hal tersebut berarti kelima
sila dalam pancasila merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Segala upaya pengembangan ilmu di Indonesia harus
diorientasikan pada nilai yang terdapat dalam sila Pancasila.
2.2 Permasalahan
2
BAB III
PEMBAHASAN
3
kemajuan iptek terhadap lingkungan hidup berada dalam titik yang membahayakan
eksistensi hidup manusia di masa yang akan datang. Ketiga,
perkembangan iptek yang didominasi negara-negara Barat dengan politik global ikut
mengancam nilai-nilai khas dalam kehidupan bangsa Indonesia, seperti spiritualitas,
gotong royong, solidaritas, musyawarah, dan keadilan.
4
3.3 Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pancasila sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu di Indonesia
5
tetapi juga menjadikan bagian terbesar dari rakyat Indonesia berada dalam
kemiskinan dan kebodohan. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi
”..memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
melindungi segenap tanah tumpah darah Indonesia”. Soekarno dalam rangkaian
kuliah umum Pancasila Dasar Falsafah Negara pada 26 Juni 1958 sampai dengan 1
Februari 1959 sebagaimana disitir Sofian Effendi, Rektor UGM dalam Simposium
dan Sarasehan “Pancasila sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Pembangunan
Bangsa”, 14 – 15 Agustus 2006, selalu menyinggung perlunya setiap sila Pancasila
dijadikan blueprint bagi setiap pemikiran dan tindakan bangsa Indonesia karena kalau
tidak akan terjadi kemunduran dalam pencapaian keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia (Effendi, 2006: xiii). Pancasila sebagai blueprint dalam pernyataan
Soekarno kurang lebih mengandung pengertian yang sama dengan Pancasila sebagai
dasar nilai pengembangan iptek karena sila-sila Pancasila sebagai cetak biru harus
masuk ke dalam seluruh rencana pemikiran dan tindakan bangsa Indonesia. Daoed
Joesoef dalam artikel ilmiahnya yang berjudul
“Pancasila, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan”, menyatakan bahwa Pancasila
adalah gagasan vital yang berasal dari kebudayaan Indonesia, artinya nilai-nilai yang
benar- benar diramu dari sistem nilai bangsa Indonesia sendiri. Dalam sambutannya,
Rektor Universitas Gadjah Mada pada waktu itu, Prof. Dr. Koesnadi
Hardjasoemantri, S.H.menegaskan bahwa seminar dengan tema Pancasila sebagai
orientasi Pengembangan Ilmu merupakan hal baru, dan sejalan dengan Pasal 2 Statuta
Universitas Gadjah Madayang disitirnya dalam dalam sambutan, berbunyi sebagai
berikut:
“Universitas Gadjah Mada adalah lembaga pendidikan tinggi nasional bagi
pembentukan dan pengembangan kepribadian serta kemampuan manusia
seutuhnya bagi pembinaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan bagi
pelestarian dan pengembangan secara ilmiah unsur-unsur dan seluruh
kebudayaan serta lingkungan hidup dan lingkungan alaminya, yang
diselenggarakan dalam rangka pembangunan bangsa dan negara
sesuai penjelmaan dan pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang
6
Dasar 1945 demi tercapainya cita-cita proklamasi kemerdekaan seperti
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945” (Koesnadi, 1987:
xi-xii).
7
3. Sumber Politis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia
Sumber politis Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu di Indonesia
dapat dirunut ke dalam berbagai kebijakan yang dilakukan oleh para penyelenggara
negara. Dokumen pada masa Orde Lama yang meletakkan Pancasila sebagai dasar
nilai pengembangan atau orientasi ilmu. Memang sejak muda, kita pasti ingin
mengabdi kepada praktik hidup manusia, bangsa, dan dunia kemanusiaan
itu. Itulah sebabnya kita selalu merasa bahwa mencoba menghubungkan ilmu dengan
amal, menghubungkan pengetahuan dengan perbuatan sehingga pengetahuan ialah
untuk perbuatan dan perbuatan dipimpin oleh pengetahuan. Ilmu dan amal harus
saling wahyu satu sama lain. Dengan demikian, Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu pada zaman Orde Lama belum secara eksplisit dikemukakan,
tetapi oleh Soekarno dikaitkan langsung dengan dimensi kemanusiaan dan hubungan
antara ilmu dan amal.
Pada zaman Orde Baru, Presiden Soeharto menyinggung masalah Pancasila
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu ketika memberikan sambutan pada Kongres
Pengetahuan Nasional IV, 18 September 1986 di Jakarta sebagai berikut:
8
Pada era Reformasi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutan
pada acara silaturrahim dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan
masyarakat ilmiah, 20 Januari 2010 di Serpong. SBY menegaskan sebagai berikut:
9
BAB IV
KESIMPULAN
Salah satu fungsi dari Pancasila adalah sebagai dasar pengembangan ilmu. Hal
tersebut berarti kelima sila dalam pancasila merupakan pegangan dan pedoman dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Segala upaya pengembangan ilmu di
Indonesia harus diorientasikan pada nilai-nilai yang terdapat dalam sila Pancasila,
yaitu nilai spiritualitas, kemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan, dan keadilan.
Tujuannya, agar pengembangan IPTEK sungguh-sungguh dapat mencerminkan jati
diri rakyat Indonesia dan digunakan untuk menuju cita-cita luhur Pancasila, yaitu
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdulgani, Roeslan. 1979. Pengembangan Pancasila Di Indonesia
Jakarta:Yayasan Idayu.
Admoredjo, Sudjito bin. 2009. “Negara Hukum dalam Perpektif Pancasila”.
Makalah dalam Kongres Pancasila di UGM Yogyakarta, 30-31 Mei s.d.1 Juni
2009.
Magnis-Suseno, Franz. 2011. “Nilai-nilai Pancasila sebagai Orientasi Pembudayaan
Kehidupan Berkonstitusi” dalam Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam
Menegakkan Konstitusionalitas Indonesia, Kerjasama Mahkamah Konstitusi
RI dengan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2-3 Mei 2013.
Martodihardjo, Susanto, dkk. 1993. Bahan Penataran Pedoman, Penghayatan, dan
Pengamalan Pancasila. Jakarta : BP-7 Pusat.
Oetojo Oesman dan Alfian (Eds). 1991. Pancasila Sebagai Ideologi dalam Berbagai
Bidang Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: BP-7
Pusat.
11