A. Pendahuluan
penyebab infeksi. Tetapi perlu disadari bahwa upaya membunuh bakteri penyebab
penyakit saja ternyata tidak cukup memadai, hal tersebut antara lain dimungkinkan
2007). Pemilihan antibiotik untuk mengatasi penyakit yang disebabkan bakteri perlu
(Nasronuddin, 2007). Munculnya strain bakteri yang resisten terhadap antibiotik pada
terhadap antibiotik menyebabkan angka kematian semakin meningkat. Selain itu cara
disebabkan bakteri yang resisten terhadap antibiotik memerlukan senyawa baru yang
memiliki potensi tinggi. Penelitian zat yang berkhasiat sebagai antibakteri perlu
menghambat atau membunuh bakteri yang resisten terhadap antibiotik dengan harga
yang terjangkau. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh adalah memanfaatkan zat
Tanaman merupakan sumber utama dari senyawa obat dan lebih dari 1000
primer) dengan struktur molekul dan aktivitas biologi yang beranekaragam serta
memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan menjadi obat. Menurut
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan antibiotik dan jenis-jenis tanaman yang berfungsi sebagai antibiotik alami.
B. Pembahasan
1. Pengertian Antibiotik
Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang
adalah zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki manfaat
a. Kayu manis
darah tinggi, maag, tidak nafsu makan, sakit kepala (vertigo), masuk angin,
diare, perut kembung, muntah-muntah, hernia, susah buang air besar, asma,
kayu manis antara lain minyak atsiri, safrol, sinamadehide, eugenol, tanin,
damar, kalsium oksalat, dan zat penyamak. Minyak atsiri berkhasiat sebagai
(Harris 1994).
b. Jahe
dengan kadar hambat minimum 60 ppm, dan diameter zona hambat 19 mm.
Minyak Atsiri pada jahe dapat mencegah penyakit kolera dan tifus. Senyawa
aktif yang dominan terdapat di jahe yaitu gingerone dan gingerol memiliki
zingiberen, dan gingerol yang menyebabkan bau khas minyak jahe (Aditia,
2015).
c. Kunyit
makanan, minuman, tekstil dan kosmetik. Kunyit juga dikenal sebagai aplikasi
obat. Namun baru- baru ini sifat kunyit telah diteliti yakni sebagai antioksidan,
d. Lengkuas
atsiri rimpang lengkuas dapat dikatakan aktif terhadap bakteri E. coli dan
aktivitas lebih rendah terhadap kedua bakteri, hal ini disebabkan banyaknya
komponen senyawa yang kurang aktif pada minyak atsiri rimpang lengkuas.
e. Bawang putih
catarrh, asma bronkhitis, dan influenza. Sejak tahun 1858, Louis Pasteur telah
Yamada dan Azama (1977) yang menyatakan bahwa selain bersifat antibiotik,
bawang putih juga bersifat anti jamur. Kemampuan bawang putih ini berasal
dari zat kimia yang terkandung di dalam umbi. Komponen kimia tersebut
adalah Allicin.
f. Daun Beluntas
makanan dan obat. Secara tradisional daun beluntas digunakan sebagai obat
untuk menghilangkan bau badan, obat turun panas, obat batuk, dan obat diare.
Daun beluntas yang telah direbus sangat baik untuk mengobati sakit kulit.
Disamping itu, daun beluntas juga sering dikonsumsi oleh masyarakat sebagai
lalapan. Daun beluntas dalam bentuk ekstrak sebagai komponen antibiotik dan
g. Daun Sirih
karvakrol. Komponen aktif dari daun sirih terdapat dalam minyak atsiri
tersebut. Selain itu, sirih juga mengandung terprnnena, fenil propana, tannin,
diastase, gula dan pati. Pemanfaatan daun sirih dalam pengobatan tradisional
ini disebabkan adanya sejumlah senyawa zat kimia atau bahan alami sehingga
Ekstrak daun sirih efektif menghambat bakteri gram positif dan gram negatif
2015).
C. Penutup
1. Kesimpulan
a. Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang
manis, jahe, kunyit, lengkuas, bawang putih, daun beluntas, daun sirih dan
tanaman lainnya.
c. Zat kimia yang terkandung dalam tanaman yang biasa digunakan sebagai
sebagainya.
2. Saran
tumbuhan yang ditemukan berpotensi untuk dijadikan antibiotik lagi dan terus
DAFTAR PUSTAKA
Gholib. 2008. Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Jahe Merah (Zingiber officinale var.
rubrum) dan Jahe Putih (Zingiber officinale var. amarum) Terhadap
Trichophyton mentagrophytes dan Cryptococcus neoformans. Bogor:
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Jawetz, E. Melnick, J.L. Adelberg, E.A. 1991. Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan
(Review of Medical Microbiology). Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Nasronudin. 2007. HIV & AIDS Pendekatan Biologi Molekuler Klinis dan Sosial.
Surabaya: Airlangga University Press.
Rismunandar dan Paimin. 2001. Kayu Manis Budidaya dan Pengolahan. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Tjay, T.H. dan Rahardja, K. 2007. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.