Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sebagian besar

bermanfaat di dunia kesehatan. Kesehatan yang perlu diperhatikan salah satunya

yaitu kesehatan gigi yang harus dijaga mulai sejak dini. Kesehatan gigi dan mulut

merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan dan berkaitan erat

dengan kesehatan tubuh secara umum (Edward dkk, 2015). Kualitas hidup,

terganggunya fungsi bicara, pengunyahan dan estetik dipengaruhi oleh kesehatan

gigi dan mulut (Eliza dkk, 2012).

Menjaga kesehatan gigi dapat dilakukan dengan menggosok gigi

menggunakan pasta gigi. Pasta gigi dapat membersihkan gigi dari sisa-sisa

makanan yang menempel, menghilangkan plak, mengurangi bau mulut, serta

membunuh bakteri yang ada di rongga mulut. Penelitian Rizki dkk (2014)

melaporkan bahwa pasta gigi herbal lebih efektif dibandingan pasta gigi non-

herbal dalam menurunkan indeks plak. Penambahan herbal pada pasta gigi dapat

menghambat pertumbuhan plak, karena beberapa jenis herbal memiliki

kemampuan menghambat pertumbuhan mikroba (Nurmashita dkk, 2015).

Daun kemangi (Ocimum basilicum L.) merupakan salah satu tanaman yang

memiliki khasiat sebagai antibakteri (Nurmashita ddk, 2015). Kemangi juga

berkhasiat untuk mengatasi bau mulut (Harmely dkk, 2014). Kandungan senyawa

flavonoid, tanin, steroid dan saponin yang terdapat dalam ektrak daun kemangi

dapat digunakan sebagai sediaan pasta gigi herbal (Ardiana dkk, 2013).
B. Tujuan

Membuat pasta gigi herbal dari ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum L.)

C. Manfaat

Sebagai pengetahuan dasar mahasiswa dalam pembuatan formulasi sediaan pasta

gigi herbal dari ekstak daun kemangi (Ocimum basilicum L.)


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pasta Gigi Herbal

Pasta gigi adalah pasta yang merupakan bahan abrasif digunakan bersama

sikat gigi untuk membersihkan dan menjaga estetik dan kesehatan gigi, dengan

membersihkan plak dan debris makanan, dan mencegah halitosis dan penyakit

periodontal terutama gingivitis (American Dental Association, 2010). Pasta gigi

yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi

pembentukan plak atau stain, memperkuat perlindungan gigi terhadap karies,

membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi

bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara kesehatan gigi

(Maria dkk, 2015).

Pasta gigi herbal dikembangkan sesuai dengan meningkatnya minat

masyarakat terhadap penggunaan bahan tradisonal. Penambahan bahan herbal

pada pasta gigi diharapkan dapat menghambat pertumbuhan plak, karena beberapa

jenis bahan herbal mempunyai kemampuan sebagai antimikroba (Nurmashita dkk,

2015). Salah satunya yaitu daun kemangi yang mengandung flavonoid dan tanin

yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Maria dkk, 2015).

B. Tanaman Kemangi

1. Klasifikasi Tanaman Kemangi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Ocimum

Spesies : Ocimum basilicum L

2. Morfologi Tanaman Kemangi

Kemangi (Ocimum basilicum L.) berbentuk semak dengan tinggi 30-

150 cm. Batangnya berbentuk segi empat, beralur, bercabang, berbulu,

berkayu, dan berwarna hijau. Daunnya tunggal, bulat telur, ujung runcing,

pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip, panjang 14-16 mm,

lebar 3-6 mm, tangkai ± 1 cm, dan berwarna hijau. Bunganya majemuk,

berbulu, berbentuk tandan, daun pelindung berbentuk elips, bertangkai

pendek, berwarna hijau, mahkota berbentuk bulat telur berwarna putih

keunguan. Buahnya berbentuk kotak dan berwarna coklat tua. Bijinya kecil,

tiap buah terdiri dari 4 biji, dan berwarna hitam. Akarnya tunggang dan

berwarna putih kotor (Hutapea, 2001).

3. Kandungan dan Manfaat Senyawa Tanaman Kemangi

Kandungan kimia yang terdapat pada daun kemangi adalah minyak

atsiri seperti sineol dan eugenol, saponin, flavonoid, polifenol dan tanin

(Pitojo, 1996). Menurut Maria, dkk (2015) senyawa flavonoid dan tanin

pada daun kemangi memiliki aktivitas sebagai antibakteri.


C. Metode Ekstraksi Perkolasi

Perkolasi merupakan teknik ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu

baru sampai semua bahan aktif terekstraksi secara keseluruhan. Ekstraksi dengan

teknik perkolasi digunakan untuk menarik bahan berkhasiat dari tanaman secara

total, bahan berkhasiat diekstraksi sampai habis menggunakan pelarut segar

menggunakan suatu alat yang berbentuk silindris atau kerucut (alat perkolator)

yang memiliki jalan masuk dan keluar yang sesuai. Bahan pengekstraksi dialirkan

secara kontinyu dari atas, mengalir turun secara lambat melintasi simplisia yang

umumnya berupa serbuk kasar (Agoes, 2009).

D. Monografi Bahan

1. Kalsium Karbonat (FI III, 1979)

Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, tidak berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat sukar larut dalam air

yang mengandung karbon dioksida.

Kegunaan : Abrasive agent

2. Texapon (Raymond dkk, 2009)

Pemerian : Putih atau krem pucat, kristal, serpih atau bubuk memiliki

nuansa halus, sabun, rasa pahit, dan bau samar zat lemak.

Kelarutan : Larut dalam air, praktis tidak larut dalam kloroform dan

eter.

Kegunaan : Foaming agent

3. Gliserin (FI III, 1979)

Pemerian : Cairan seperti sirup, jernih, tidak berwarna, tidak berbau

Kelarutan : Dapat campur dengan air dan etanol


Kegunaan : Humectant

4. CMC Na (HOPE 5th)

Pemerian : Serbuk granular, putih atau hampir putih, tidak berbau

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol, eter,toluen, mudah

terdispersi dalam air pada berbagai suhu membentuk

larutan koloid jernih.

Kegunaan : Bahan pengikat

5. Oleum Menthae (FI III, 1979)

Pemerian : Cairan, tidak berwarna, kuning pucat atau kuning

kehijauan, bau aromatik, rasa pedas dan hangat, kemudian

dingin.

Kelarutan : Larut dalam 4 bagian volume etanol.

Kegunaan : Flavouring agent

6. Metil Paraben (FI III, 1979)

Pemerian : Serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak

mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa

tebal.

Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih,

dalam 3,5 bagian etanol dan dalam 3 bagian aseton,

mudah larut dalam eter dan dalam larutan alkali

hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol panas dan

dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika

didinginkan larutan tetap jernih.

Kegunaan : Pengawet
E. Uji Mutu Fisik Pasta Gigi

1. Uji Organoleptis

Pengujian organoleptis ekstrak daun kemangi dilakukan dengan

pengamatan visual terhadap warna, bentuk, aroma, dan tekstur.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan pasta gigi

pada kaca transparan kemudian diamati secara visual.

3. Uji Ketinggian Busa

Uji ketinggian busa pasta gigi dilakukan dengan mengambil 5 gram pasta

gigi dan dimasukkan dalam gelas ukur, kemudian dilarutkan dengan

aquades sebanyak 50 ml. Gelas ukur ditutup kemudian dikocok dan

diamati tinggi busa yang terbentuk. Diukur pada menit ke-0 & menit ke-5.

4. Uji pH

Dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Probe pH meter

dicelupkan ke dalam sediaan pasta gigi, kemudian hasil dapat diamati

setelah beberapa saat pada layar monitor.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

1. Alat

a) Neraca analitik g) Pengaduk

b) Mortir h) Water bath

c) Stamfer i) Perkolator

d) Gelas ukur j) Kain flanel

e) Beker glass k) Cawan

f) Pipet tetes

2. Bahan

a) Ekstrak daun kemangi e) CMC Na

b) Kalsium karbonat f) Oleum mentha piperita

c) Texapon g) Metil paraben

d) Gliserin h) Aquadest

B. Cara Kerja

1. Pembuatan Ekstrak Daun Kemangi

Daun kemangi segar yang diperoleh dari Pasar Besar Kota Madiun

dikeringkan dengan cara di angin-anginkan. Pembuatan ekstrak daun

kemangi dilakukan dengan metode perkolasi menggunakan pelarut etanol

70%. Daun kemangi yang sudah dikeringkan di tumbuk kasar dan

direndam dengan pelarut lalu ditutup selama minimal 3 jam. Setelah itu
rendaman simplisia dipindahkan ke perkolator sedikit demi sedikit.

Pelarut dituangkan perlahan sampai 1-2 cm diatas simplisia, ditutup,

kemudian pelarut dialirkan melalui keran perkolator dengan kecepatan 1-

2 ml/menit. Penetesan dilakukan sampai simplisia terekstraksi sempurna.

Setelah proses ekstraksi selesai, ekstrak diuapkan diatas water bath

sampai menjadi ekstrak kental.

2. Formula Pasta Gigi Herbal

Nama Bahan Persentase (%) Jumlah (gram) Keterangan


Ekstrak daun Bahan aktif
2,5 1,25
kemangi
Kalsium Abrasive agent
47 23,5
Karbonat
Natrium Lauryl Foaming agent
2 1
Sulfat
Gliserin 27 13,5 Humectant
CMC Na 5 1,5 Bahan pengikat
Oleum M.P Flavouring
0,5 0,25
agent
Metil Paraben 0,18 0,09 Pengawet
Aquadest Ad 50 Ad 50 Pelarut

3. Cara Pembuatan :

1) Menyiapkan alat dan bahan.

2) Menimbang CMC Na 1,5 mengukur air panas 50 ml masukkan

cawan, taburkan ad merata tunggu sampai mengembang lalu diaduk. .

3) Menimbang gliserin 13,5 di cawan.

4) Menimbang kalsium karbonat 23,5 digerus dalam mortir lalu diayak.

5) Menimbang metil paraben 0,09 dimasukkan cawan dilarutkan dengan

4 ml air panas.
6) Menimbang natrium lauryl sulfat 1, ditambahkan dalam bahan no.5

diaduk ad homogen.

7) Menimbang ekstrak daun kemangi 1,25 dimasukkan cawan,

dilarutkan dengan etanol 70% 25 gtt diaduk ad larut.

8) Memasukkan CMC Na yang telah mengembang dalam mortir, diaduk

ad homogen, tambahkan gliserin aduk ad homogen.

9) Memasukkan kalsium karbonat sedikit demi sedikit sambil diaduk ad

homogen, tambahkan campuran bahan no.6 aduk ad homogen.


10) Memasukkan ekstrak daun kemangi yang telah dilarutkan, aduk ad

homogen, tambahkan 5 gtt oleum m.p aduk ad homogen.

11) Sediaan yang sudah jadi dimasukkan ke dalam tube yang terlindungi

cahaya.

Anda mungkin juga menyukai