Anda di halaman 1dari 26

Penggunaan Obat Pada

Pasien Usia Lanjut


Pendahuluan
• Pasien usia lanjut merupakan kelompok pasien yang sering
luput dari pertimbangan-pertimbangan khusus dalam
pemakaian obat.

• Mereka dianggap sama secara biologis dengan kelompok


pasien dewasa. Namun pada hakikatnya pada periode tertentu
terjadi penurunan fungsi tubuh.

• Pasien usia lanjut adalah pasien diatas umur 65 tahun


berdasarkan WHO, Indonesia menetapkan 60 tahun.
• Pada pasien usia lanjut juga diketahui sering dijumpai lebih dari
satu jenis penyakit, satu atau lebih di antaranya bersifat kronis,
sementara penyakit lain yang akut, jika tidak ditangani dengan
baik dapat memperburuk kondisi penderita.

• Penyakit-penyakit seperti arthritis, penyakit kardiovaskuler,


diabetes dan parkinson mempunyai hubungan yang kuat dengan
peningkatan usia
 Kelompok pasien usia lanjut sangat bervariasi di berbagai
negara, namun umumnya kurang dari 15% jumlah total
penduduk.

 Walaupun jumlahnya relatif kecil, pemakaian obat pada usia


lanjut dapat menjadi masalah antara lain, karena:
 Kelompok usia lanjut mengkonsumsi 25% sampai 30% dari total
obat yang digunakan di pusat-pusat pelayanan kesehatan.
 Praktek terapi polifarmasi sangat umum dijumpai pada pasien
usia lanjut, oleh karena umumnya menderita lebih dari satu
macam penyakit.
 Penelitian-penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa
kelompok usia lanjut sangat rentan terhadap risiko efek samping
obat. Risiko terjadinya efek samping meningkat dengan
bertambahnya jenis obat yang diberikan.
 Kepatuhan pasien usia lanjut
• Dari aspek penderita, faktor-faktor seperti penurunan
aktivitas/fungsi organ, derajat penyakit, penurunan kemampuan
untuk mengurus diri sendiri, menurunnya masukan cairan dan
makanan, serta kemungkinan menderita lebih dari satu macam
penyakit, sering mempersulit proses pengobatan secara
opitmal.
Perubahan penatalaksanaan obat

• Perubahan-perubahan yang terjadi pada pasien usia lanjut


diantaranya:
- Perubahan fisiologi
- Perubahan farmakokinetika
- Perubahan Farmakodinamika
Perubahan Fisiologi
• Perubahan fisiologi yang terkait usia pada saluran pencernaan,
hati dan ginjal.
- Reduksi sekresi asam lambung
- Penurunan motilitas gastrointestinal
- Reduksi luas permukaan total absorpsi
- Reduksi ukuran hati
- Reduksi aliran darah hati
- Reduksi filtrasi glomerulus
- Reduksi filtrasi tubuler ginjal
Perubahan Farmakokinetika
• Absorpsi
Secara teoritis penundaan pengosongan lambung, reduksi
sekresi asam lambung dan aliran darah jaringan mempengaruhi
absorpsi obat. Tetapi perubahan-perubahan ini pada
kenyataannya tidak terlalu mepengaruhi bioavailabilitas total
obat yang terabsorpsi. Kecuali digoksin, kalsium, besi dan
beberapa jenis gula.
 Distribusi

Faktor-faktor yang menentukan distribusi obat, antara lain:


1. Komposisi tubuh
2. Ikatan plasma protein
3. Aliran darah organ

Kesemuanya akan mengalami perubahan dengan bertambahnya


usia, maka konsentrasi obat pada usia lanjut akan berbeda dengan
pasien yang lebih muda pada pemberian obat yang sama.
Komposisi tubuh

Total air dan massa tubuh tanpa lemak mengalami penurunan


dengan bertambahnya usia sehingga menyebabkan penurunan
volume distribusi obat yang larut dalam air. Akibatnya
konsentrasi obat tersebut dalam plasma akan meningkat
(digoksin dan simetidin)

Peningkatan total lemak dalam tubuh akan meningkatkan


volume distribusi obat yang larut dalam lemak. Maka konsentrasi
obat dalam plasma akan menurun, tetapi lama kerja obat
diperpanjang, conto diazepam.
Ikatan plasma protein
Jumlah albumin plasma berkurang dengan bertambahnya usia.
Obat-obat yang bersifat asam (simetidin furosemid, warfarin)
berikatan dengan protein tersebut, oleh karena itu konsentrasi
obat-obat tersebut dalam keadaan bebas akan meningkat pada
pasien usia lanjut.

Aliran darah organ


Perubahan aliran darah organ akan mengakibatkan penurunan
perfusi pada anggota gerak, hati, mesenterium, otot jantung dan
otak. Perfusi menurun hingga 45 % pada pasien usia lanjut.
Perubahan ini mengakibat penurunan kecepatan distribusi obat.
 Eliminasi
Metabolisme hati dan ekskresi ginjal adalah mekanisme penting
yang terlibat dalam pemindahan obat dari tempat kerjanya. Efek
dosis obat tunggal akan diperpanjang dan konsentrasi keadaan
jenuh akan meningkat jika kedua proses tersebut menurun.
Obat yang mengalami gangguan metabolisme pada pasien usia
lanjut adalah labetolol, nifedipin, propanolol, verapamil dan
klormetiazol.
Penurunan aliran darah ginjal, ukuran organ, filtrasi glomeruler
dan fungsi tubuler akan terjadi pada tingkat yang berbeda pada
usia lanjut. Kecepatan filtrasi glomeruler menurun sekitar 1 %
pertahun pada awal umur 40 tahun. Oleh karena itu terjadi
peningkatan konsentrasi obat pada jaringan sebanyak 50 %.

Oleh karena itu perlu dilakukan penyesuaian dosis untuk obat


yang mempunyai indeks terapi sempit. Penyesuaian dosis tidak
perlu dilakukan untuk obat yang mempunyai indeks terapi luas.
Farmakodinamika pada pasien usia lanjut
Perubahan-perubahan farmakodinamik pada pasien usia lanjut
dapat merubah respon terhadap obat.

 Penurunan kemampuan dalam menjaga keseimbangan


homeostatik.
Kemampuan pengaturan yang tepat mengenai fisiologi tubuh
sangat diperlukan dalam homeostatis. Semua fungsi tubuh
akan mengalami penurunan dengan bertambahnya usia, yang
berakibat pada ketidakmampuan menjaga keseimbangan
hemeostatik
 Sistem yang biasanya mengalami gangguan;
1. Pengaturan temperatur
Terjadinya hipotermia disebabkan pemberian obat-
obatan sedasi atau vasodilatasi seperti obat gol
benzodiazepin, opoid, dan antidepresan trisiklik.
2. Fungsi usus dan kandung kemih
Konstipasi sering terjadi pada pasien usia lanjut
diakibatkan penurunan motilitas gatrointestinal. Obat-
obat antikolinergik, opiat, antihistamin dan antidepresan
trisiklik dapat memperburuk masalah tersebut. Selain
itu obat-obatan antikolinergik dapat menyebabkan
retensi urin pada pria usia lanjut. Ketidakstabilan
kandung kemih juga sering terjadi pada wanita usia
lanjut.
3. Pengaturan tekanan darah
Pada pasien usia lanjut terdapat penumpulan refleks
takikardia maka hipotensi postural adalah masalah
yang sering terjadi. Penggunaan obat-obat
antihipertensi memperparah masalah ini.
4. Keseimbangan cairan/elektrolit
Pada pasien usia lanjut tejadi penurunan kemampuan untuk
mengekskresi kelebihan air. Obat yang dapat memperparah
keadaan ini adalah kortikosteroid dan AINS

5. Fungsi kognitif
Sistem saraf pusat mengalami sejumlah perubahan struktur dan
kimia syaraf dengan bertambahnya usia.
Akivitas enzim kholin asetiltransferase menurun pada usia lanjut
hal ini mengindikasi penurunan transmisi kolinergik. Transmisi ini
berkaitan denga n fungsi kognitif. Obat-obatan antikolinergik,
hipnotik dan penghambat adrenoseptor beta dapat memperburuk
efek tersebut sehingga menimbulkan gejala kebingungan pada
asie usia lanjut.
• Perubahan pada reseptor-reseptor spesifik dan tempat sasaran.
Sebagian besar obat akan memberikan efek setelah berikatan
dengan resepor yang spesifik. Perubahan densitas reseptor atau
afinitas molekul obat pada reseptor akan merubah responnya
terhadap obat. Selain itu, gangguan aktivasi enzim atau
perubahan respon jaringan sasaran sendiri juga dapat
menyebabkan perubahan respons terhadap obat. Contohnya
fungsi adrenoseptor beta menurun dengan bertambahnya usia,
oleh karena itu terapi beta bloker pada usia lanjut dapat menjadi
kurang efektif .
Masalah pada pengobatan pasien usia lanjut

• 25 % obat yang diresepkan pada pasien usia lanjut tidak efektif


dan tidak diperlukan.
• Sering dijumpai obat yang digunakan untuk mengatasi efek
sampingobat yang lain. Contohnya, L dopa untuk mengatasi
tremor pada pemberian obat yang menginduksi tremor, atau
fenotiazin untuk mengatasi pusing yang disebabkan hipotensi
postural akibat penggunaan obat lain.
 Masalah-masalah yang sering ditemui pada pengobatan pasien
usia lanjut.
1. Ketidaksesuaian dalam jumlah yang diresepkan.
2. Item yang sebenarnya sudah tidak diperlukan.
3. Petunjuk yang tidak memuaskan
4. Frekuensi, interval atau kekuatan dosis yang tidak tepat.
5. Duplikasi dalam terapi
6. Interaksi obat-obat
7. Polifarmasi

Polifarmasi merupakan masalah utama dalam penggunaan obat-


obatan pada pasien usia lanjut. Semakin banyak jumlah obat yang
diterima pasien maka semakin besar pula resiko efek samping obat,
interaksi obat-obat dan interaksi obatpenyakit.
 Beberapa daftar obat yang dapat menimbulkan masalah pada
pasien usia lanjut.
- Antidepresan trisiklik
menyebabkan gangguan kognitif
reduksi metabolisme
- Antipsikotik
Menyebabkan gangguan kognitif
reduksi metabolisme
- Opioid
menyebabkan gangguan kognitif
- Digoksin dan ACEI
Reduksi ekskresi
- AINS dan Kortikosteroid
Peningkatan toksisitas terhadap lambung
Hal yang diperhatikan dlm pemberian obat-
obatan pada pasien usia lanjut.
• Hindari terapi obat yang tidak diperlukan----lihat
pentingnya penambahan obat pada peresepan----
dianjurkan penggunaan metode alternatif untuk
mengatasi keluhan ringan yang terjadi. Misalnya
mengatasi hipertensi ringan dengan melakukan pola
hidup sehat
• Kualitas hidup
tujuan pemberian obat pada pasien usia lanjut pada
umumnya untuk memperpanjang masa harapan hidup.
Tetapi memperbaiki kualitas hidup pasien juga masih
ada. Contohnya untuk pasien denga osteoporosis di
pinggulnya, lebih baik diatasi dengan operasi pinggul
daripada terai jangka anjang AINS.
 Mengobati penyebab bukan sekedar gejala
contoh pasien tukak lambung yang menunjukkan gejala
gangguan pencernaan, pasien tersebut menerima antasid untuk
mengatasi gejala….tapi penyakit utamanya tidak diatasi….yaitu
tukak lambung
 Riwayat pengobatan
mengetahui riwayat pengobatan sangat membantu dalam seleksi
obat. Untuk mengetahui oba mana yang telah sesuai dan obat
mana yang menimbulkan alergi atau efek samping terhadap
pasien tersebut.
 Titrasi dosis
memulai terapi dengan menggunakan dosis yang rendah terlebih
dahulu, jika diperlukan dosis dapat ditingkatkan.
 Penyakit medis yang bersamaan
Pasien usia lanjut sering mengalami lebih dari satu kondisi medis.
Hal ini dapat meyebabkan kontra indikasi dan perlunya perhatian
khusus terhadap obat-obatan tertentu.
 Pemilihan obat dan bentuk sediaan yang tepat
Pemilihan obat sesuai denga kondisi pasien. Pemberian obat
dalam bentuk sediaan sirup, sispensi dan tablet terlarut sering
kali lebih tepat karena pada umumnya pasien usia lanjut sudah
sulit untuk menelan.
Efek samping obat

• Pasien usia lanjut cenderung mengalami efek samping obat.


• Beberapa faktor yang menyebabkan pasien usia lanjut cenderung
mengalami efek samping obat:
- Polifarmasi
- keadaan patologi
- penatalaksanaan yang berubah
- Peresepan yang tidak tepat

• Dua pertiga efek samping obat disebabkan dua kelompok obat:


- obat-obat kardiovaskular
- obat-obat sistem saraf pusat
Oleh karena itu perlu diberika perhatian khusus pada obat-obatan
golongan ini
Kepatuhan Pasien

• Untuk mencapai pengobatan yang maksimal kepatuhan pasien


memberikan peranan yang cukup penting.
• Kepatuhan pasien juga merupakan isu yang penting dalam
pengobatan pasien lanjut usia. Karena terjadinya penurunan
kemampuan kognitif dan mendapatkan berbagai pengobatan dan
aturan akai yang rumit.

 Faktor-faktor yang menjadi penyebab ketidak patuhan pasien usia


lanjut
1.Tidak memaham tujuan pengobatan
2.Tidak memperoleh manfaat dari pengobatan sebelumnya.
3.Mungkin efek samping tidak dijelaskan dan mengganggu pasien.
4.Aturan dosis yang rumit
 Hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan pasien:
1. Motivasi pasien
2. Informasi tentang obat, informasi yang perlu diberikan nama
obat, indikasi, kapan diberikan, efek samping dan apa
dilakukan bila obat lupa di ambil.
3. Aturan pemberian obat
memberi aturan yang sederhana dan mudah dimengerti.

Anda mungkin juga menyukai