TENTANG
Menetapkan :
Ditetapkan di Purwakarta
pada tanggal 19 Januari 2018
Pembina / IV.a
NIP. 19690227 200312 1 003
Tembusan :
1. Yth. Bapak Bupati Purwakarta;
2. Yth. Sekretaris Daerah Kabupaten Purwakarta;
3. Yth. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta.
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAYU
ASIH KABUPATEN PURWAKARTA
NOMOR : 440/Kep. 18 – RSUD Bayu Asih/2018
TANGGAL : 19 Januari 2018
PERIHAL : KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN
OBAT (PKPO) PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAYU
ASIH KABUPATEN PURWAKARTA
E. PEMBERIAN
1. Pelayanan obat untuk pasien rawat inap diserahkan dalam bentuk
yang siap diberikan.
2. Pelayanan obat untuk pasien rawat jalan diberikan sesuai resep
individu.
3. Pencampuran dan penyerahan obat ke pasien rawat inap
ditatalaksana oleh apoteker/asisten apoteker dan didelegasikan
kepada perawat yang memiliki kompetensi, kewenangan, dan STR.
4. Pengkajian resep dilakukan meliputi :
a. ketepatan identitas pasien, obat, dosis, frekuensi, aturan
minum/makan obat, dan waktu pemberian;
b. duplikasi pengobatan;
c. potensi alergi atau sensitivitas;
d. interaksi antara obat dan obat lain atau dengan makanan;
e. variasi kriteria penggunaan dari rumah sakit;
f. berat badan pasien dan atau informasi fisiologik lainnya;
g. kontra indikasi.
5. Dalam hal obat tidak tersedia, maka dilakukan konfirmasi terlebih
dahulu untuk menentukan substitusi terapi.
6. Telaah dan verifikasi obat dilakukan sebelum obat diberikan untuk
memastikan apakah obat yang telah disipkan sesuai dengan
instruksi pengobatan yang meliputi :
a. identitas pasien;
b. ketepatan obat;
c. dosis;
d. rute pemberian; dan
e. waktu pemberian.
7. Obat injeksi pasien rawat inap dikembalikan jika pasien alergi atau
pasien meninggal dunia atau hal lain dengan persetujuan dokter.
8. Penggunaan obat oleh pasien sendiri dilakukan dengan
sepengetahuan perawat dan sesuai jam pemberian yang ditentukan
(misalnya obat insulin, inhaler, dan obat-obat penggunaan khusus).
9. Pemberian obat oral pada pasien anak boleh diberikan oleh orang
tuanya dengan sepengetahuan perawat dan sesuai dengan jam
pemberian yang ditentukan.
F. PEMANTAUAN
1. Efek obat yang tidak diharapkan (efek samping obat) yang terjadi
pada pasien wajib dilaporkan kepada Komite Farmasi dan Terapi
melalui Instalasi Farmasi menggunakan Formulir Monitoring Efek
Samping Obat (MESO).
2. Kesalahan obat (medication error) dilaporkan kepada Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) Rumah Sakit
Umum Daerah Bayu Asih Kabupaten Purwakarta. oleh Kepala
Instalasi Farmasi dan dilakukan investigasi.
3. Obat dalam kemasan tablet/kapsul/kaplet/dry syrup/puyer(per oral)
yang sudah dikirim ke ruang perawatan tidak boleh diretur ke
Instalasi Farmasi. Terkecuali obat dalam kemasan
tablet/kapsul/kaplet/syrup yang masih utuh dan belum terbuka dan
memiliki identitas boleh diretur ke Instalasi Farmasi pada hari yang
sama.
4. Kegiatan farmasi klinis di Instalasi farmasi meliputi :
a. pelayanan informasi obat;
b. konseling pasien;
c. pemantauan terapi obat;
d. monitoring efek samping obat;
e. visite.
5. Penarikan kembali dan pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai yang tidak layak pakai karena rusak,
mutu substandard atau kadaluarsa.
Pembina / IV.a
NIP. 19690227 200312 1 003