Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

“Rumah Tunggu ”

Dosen Pengampuh: Ibu Diyan Maria Kristin,SST,M.Kes

NAMA : MISSIE R W JOLTUWU

NIM : PO530324019475

TINGKAT : 1 B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEBIDANAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
berjudul rumah tunggu.Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberihkan oleh dosen mata kuliah sekaligus untuk menambah pengetahuan pembaca
khususnya penulis mengenai Rumah tunggu

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, Penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih.

Kupang, 9 Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................…..1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian rumah tunggu…………………………………………………………...2


2.2 Sasaran program rumah tunggu……………………………………………………..3
2.3 Jenis-jenis rumah tunggu…………………………………………………………....4
2.4 Tujuan dan lokasi rumah tunggu……………………………………………………6
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan rumah tunggu……………………..8
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................................11

3.2 Saran………………………………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA

\
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu, maka setiap persalinan harus
ditolong oleh tenaga kesehatan. Oleh karena itu, setiap ibu hamil harus mempunyai akses
terhadap petugas dan pelayanan kesehatan. Namun demikian, akses ternyata masih
menjadi persoalan di sebagian wilayah Indonesia, khususnya di daerah tertinggal,
perbatasan, dan kepulauan.Hal tersebut antara lain disebabkan adanya keterbatasan
infrastruktur dan transportasi,kondisi geografis dan tempat yang sulit, serta masih
kurangnya tenaga kesehatan.

Hal-hal tersebut akan menyulitkan proses rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan


fasyankes terdekat ketika ada ibu hamil atau bersalin yang mengalami komplikasi.Di
daerah-daerah yang sulit terjangkau dan pada kasus risiko tinggi yang jelas memerlukan
penanganan di fasyankes yang memadai, maka ibu hamil diupayakan harus sudah berada
di dekat fasyankes beberapa hari sebelum bersalin. Oleh karena itu, perlu diupayakan
adanya suatu tempat di dekat fasyankes dasar atau rujukan dimana ibu hamil dapat tinggal
sementara sebelum saat persalinan tiba, yang disebut Rumah Tunggu

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan rumah tunggu ?
2. Apa saja sasaran dari program rumah tunggu?
3. Apa saja Jenis-jenis rumah tunggu ?
4. Apa Tujuan dan lokasi dari rumah tunggu ?
5. Apa saja Faktor-faktor yang mempengarui rumah Tunggu?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang pengertian dari rumah tunggu


2. Untuk mengetahui sasaran dari program rumah tunggu
3. Untuk mengetahui jenis-jenis rumah tunggu
4. Untuk mengetahui tujuan dan lokasi dari rumah tunggu
5. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengarui rumah tunggu
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rumah Tunggu

Rumah Tunggu adalah suatu tempat atau ruangan yang berada dekat fasilitas

kesehatan (RS, Puskesmas, Poskesdes) yang dapat digunakan sebagai tempat tinggal

sementara ibu hamil dan pendampingnya (suami/kader/dukun atau keluarga) selama

beberapa hari, saat menunggu persalinan tiba dan beberapa hari setelah bersalin

(Kemenkes RI, 2009)

Rumah Tunggu adalah tempat penampungan sementara ibu hamil menjelang

persalinan dan keluarganya yang tinggal jauh dari fasilitas kesehatan yang memadai

dan siap 24 jam (Dinas Kesehatan Provinsi NTT, 2016).

2.2 Sasaran program rumah tunggu

Adapun sasaran program rumah tunggu adalah sebagai berikut:

a. Ibu dengan faktor resiko dan risiko tinggi yaitu: Primigravida kurang dari 20

tahun atau lebih dari 35 tahun

b. Anak lebih dari 4

c. Jarak persalinan terakhir dengan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun

d. Kurang energi kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm atau

penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.

e. Anemia dengan Haemoglobin < 11 g/dl

f. Tinggi badan kurang dari 145 cm atau dengan kelainan bentuk pinggul dan

tulang belakang

g. Riwayat hipertensi dalam kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.

h. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: Tubercolosis kelainan


jantung gingal hati, psikosis, kelainan endokrin (Diabetes melitus, Sistemik Lupus

Erymathosus) tumor dan keganasan.

i. Riwayat kehamilan buruk: Keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu,

molahidotosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat kongenital.

j. Persalinan dengan komplikasi: Persalinan dengan seksio sesaria, esktraksi

vakum/forceps.

k. Riwayat Nifas dengan komplikasi: Perdarahan pasca persalinan, infeksi masa

nifas, psikosis post partum (post partum blues).

l. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat

cacat kongenital.

m. Kelainan jumlah janin: Kehamilan Ganda, janin dampit.

n. Kelainan besar janin: Pertumbuhan janin terhambat, janin besar

o. Kelainan letak dan posisi janin: Lintang/oblique, sungsang pada usia kehamilan

lebih dari 32 minggu (Kemenkes RI, 2009).

2.3 Jenis-jenis rumah tunggu

Adapun klasifikasi di rumah tunggu sebagai berikut:

a. Rumah tunggu kelahiran tanpa pelayanan

Merupakan salah satu bentuk rumah tunggu kelahiran yang hanya

menyediakan fasilitas untuk tinggal saja. Rumah ini dapat terdiri dari ruangan-

ruangan yang berisi mebel standar, dapur dengan peralatannya serta kamar mandi.

Ibu hamil dan pendampingnya dapat tinggal disini, tetapi dengan menyediakan

keperluan sehari- harinya sendiri, seperti berbelanja, memasak, mencuci dan

membersihkan rumah serta memenuhi segala keperluan pribadinya.

b. Rumah Tunggu Kelahiran dengan pelayanan:


Rumah Tunggu ini selayaknya sebuah penginapan. Ibu hamil dapat tinggal

disini dengan mendapatkan pelayanan seperti makanan dan minuman, mencuci

pakian dan lain-lain (tergantung kesepakatan setempat). Pengadaan kebutuhan

sehari-hari untuk ibu hamil selama dirumah tunggu kelahiran dapat dikelola oleh

masyarakat melalui biaya dari masyarakat sekitar, pemerintah daerah maupun

donatur.

c. Rumah Tunggu Kelahiran dengan Pelayanan tambahan:

Rumah Tunggu Kelahiran model ini menyediakan berbagai macam kegiatan

tambahan seperti memberikan ketrampilan perempuan, penyuluhan kesehatan,

peningkatan pendapatan dan sebagainya (Kemenkes RI, 2009).

2.4 Lokasi dan fungsi rumah tunggu kelahiran

Lokasi dan fungsi rumah tunggu kelahiran dapat di bedakan sebagai berikut:

a. Rumah tunggu poskesdes, yaitu rumah tunggu yang berada dekat poskesdes, dan

digunakan untuk ibu hamil yang non beresiko

b. Rumah tunggu puskesmas yaitu, rumah tunggu yang berada di dekat puskesmas,

digunakan bagi ibu hamil yang non-resiko atau yang memiliki resiko yang dapat

ditangani sesuai kemampuan puskesmas.

c. Rumah tunggu rumah sakit yaitu rumah tunggu yang berada dekat rumah sakit,

digunakan bagi ibu hamil dengan resiko tinggi (Depkes RI, 2009).

1. Tujuan umum
Menurunkan kematian ibu akibat keterlambatan penanganan pada
ibu hamil,bersalin dan nifas.
2. Tujuan khusus

a. Tersedianya rumah tunggu kelahiran sesuai kebutuhan setempat


b. Adanya dukungan dana pemerintah,swasta maupun masyarakat
c. Adanya jejaringan pelayanan antara fasilitas kesehatan dengan
rumah tunggu .
d. Meningkatkan persalinan ditengah kesehatan.

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Rumah Tunggu

Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2015), bahwa kesehatan

seseorang atau masyarakat di pengaruhi oleh 2 faktor, yakni faktor perilaku

(predisposing factors) dan faktor di luar perilaku (enabling factors dan reinforcing

factor).

1. Faktor Predisposing (predisposing factors)

Faktor predisposing meliputi pengetahuan, pendidikan, sikap, umur akan

mempengaruhi motivasi perorangan maupun kelompok untuk melakukan tindakan.

a. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia, atau hasil tau seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimililkinya (mata, hidung, telinga, dan

sebagainya). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata) (Notoadmodjo, 2010).Cara

memperoleh pengetahuan dibagi menjadi dua, yaitu cara tradisional (ilmiah) dan

cara modern (non ilmiah). Cara tradisional (ilmiah) meliputi: (1) cara coba dan

salah (trial and error), (2) cara kekerasan atau otoriter, (3) berdasarkan

b. Sikap

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap

suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun tidak

memihak.

c. Pendidikan
Mubarak mengatakan makin tinggi pendidikan makin mudah menerima informasi

sehingga makin banyak pula informasi yang dimiliki. Penelitian Muniarti

menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai pengaruh terhadap pemanfaatan

pelayanan dasar puskesmas.

3 Umur

Menurut Trisnanto (2016), faktor umur sangat mempengaruhi permintaan konsumen

terhadap pelayanan kesehatan preventif dan kuratif. Penelitian Muniarti (2016) bahwa

faktor resiko sulit pada ibu yang belum pernah melahirkan pada kelompok umur

dibawah 20 tahun dan pada kelompok umur diatas 35 tahun adalah 3 kali lebih tinggi

dari kelompok umur reproduksi sehat (20-35).

2. Faktor pendukung (enabling factors)

Mencakup jarak pelayanan kesehatan dan pendapatan keluarga.

a. Jarak Pelayanan Kesehatan

Jarak adalah seberapa jauh lintasan yang ditempuh responden menuju tempat

pelayanan kesehatan yang meliputi rumah sakit, puskesmas, posyandu, dan lain nya

(Notoatmodjo, 2003). Faktor biaya dan jarak pelayanan kesehatan dengan rumah

berpengaruh terhadap perilaku penggunaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Jarak ke pelayanan kesehatan (meter) menurut Ari Prayogo, dkk (2009) dibagi

menjadi dua yaitu: jarak dekat < 1000 meter dan jarak jauh > 1000 meter.

b. Pendapatan Keluarga

Ninik (2015), pendapatan adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah

tangga yang di sumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun

perseorangan dalam rumah tangga, dalam kehidupan sehari-hari pendapatan erat

kaitannya dengan gaji, upah, serta pendapatan lainnya yang di terima seseorang
setelah orang itu melakukan pekerjaan dalam kurun waktu tertentu.

c. Pekerjaan Ibu

Menurut Sugiharti (2011), kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia.

Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya dan harapan bahwa

aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada sesuatu keadaan yang

lebih memuaskan dalam upaya pemenuhan kebutuhan.

2.5.1 Faktor pendorong (reinforcing factors)

Adalah faktor yang mendukung timbulnya tindakan kesehatan, anatara lain faktor

provider kesehatan.

a. Petugas Kesehatan

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan

serta memilki pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan.

Untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan baik

berupa pendidikan gelar D3, S1, S2 dan S3, pendidikan non gelar, sampai dengan

pelatihan khusus kejuruan seperti juru imunisasi dan malaria. Hal ini yang

membedakan jenis tenaga ini dengan tenaga lainnya. Hanya mereka yang mempunyai

pendidikan atau keahlian khususlah yang boleh melakukan pekerjaan tertentu yang

berhubungan dengan jiwa dan fisik manusia, serta lingkungannya (Depkes, 2001).

b. Tokoh Masyarakat

Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu penentu indikator pembangunan

masyarakat. Peningkatan status kesehatan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang

menjadi tanggung jawab berbagai pihak dan jika ditinjau dari aspek pengguna dan

penyedia pelayanan kesehatan maka ada tanggung jawab masyarakat, swasta dan

pemerintah yang berkaitan dengan kebijakan, system pelayanan dan sosial budaya

serta perilaku yang berlaku pada masyarakat. Secara umum tokoh masyarakat
merupakan kelompok referensi dan perilaku masyarakat (Notoatmodjo,2010)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rumah tunggu kelahiran adalah suatu tempat atau ruangan yang berada dekat fasilitas
kesehatan (RS, Puskesmas, Poskesdes) yang dapat digunakan sebagai tempat tinggal
sementara ibu hamil dan pendampingnya (suami,kader,dukun atau keluarga) selama beberapa
hari, saat menunggu persalinan tiba dan beberapa hari setelah bersalin.

Rumah tunggu kelahiran adalah suatu tempat atau ruangan yang berada dekat fasilitas
kesehatan (RS, Puskesmas, Poskesdes) yang dapat digunakan sebagai tempat tinggal
sementara ibu hamil dan pendampingnya (suami/kader/dukun atau keluarga) selama beberapa
hari, saat menunggu persalinan tiba dan beberapa hari setelah bersalin. Rumah tunggu adalah
suatu tempat atau ruangan yang berada dekat fasilitas kesehatan (RS Puskesmas dan
Posdeskes), yang dapat digunakan sebagai tempt tinggal ibu hamil dan pendampingnya
( suami, kader, dukun, atau keluarga), selama beberapa hari, saat menunggu persalinan dan
beberapa hari setelah bersalin.

3.2 Saran

Rumah tunggu kelahiran harus memberikan pelayanan yang efektiv kepada ibu hamil
menjelang persalinan dan keluarganya yang tinggal jauh dari fasilitas kesehatan yang
memadai dan siap 24 jam.
DAFTAR PUSTAKA

Noor Edi widya sukoco.2008.kajian rumah tunggu kelahiran dalam upaya menurunkan
angka kematian maternal indonesia. Jurnal peneitian sistem kesehatan 21(2), 114-124

Sri hartati Dari Pedoman Rumah Tunggu kelahiran – Depkes Ri 2009

Ambarwati. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogjakarta: Nuha Medika

Arsinah,dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta:Graha Ilmu

Nur Hayati.2015.Asuhan kebidanan kehamilan.Jakarta.Medika Utama

Anda mungkin juga menyukai