Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


            Profesi kebidanan merupakan salah satu profesi kesehatan yang selalu bersinggungan
dengan manusia (khususnya permpuan), lingkungan dan budaya. Oleh karena itu, dalam
menjalankan dan mengembangkan profesionalismenya harus menunjukan kualitas yang tinggi,
dengan memenuhi standar-standar profesi bidan yang diantarnya adalah standar kompetensi
bidan, standar pendidikan, standar pendidikan berkelanjutan, standar pelayanan kebidanan dan
standar praktik kebidanan.

Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai diinginkan yang mampu dicapai,
berkaitan dengan parameter yang telah di tetapkan. (Donabedian, 1980)
Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana
pelayanan kesehatan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal
dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. (Rowland, 1983)
Standar pelayanan kebidanan dasar adalah norma dan tingkat kinerja yang diperlukan
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu
layanan Kebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat dalam
layanan kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan kebidanan,
penunjang layanan kebidanan , ataupun manajemen organisasi layanan kebidanan, dan akan
bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing.
Setiap bidan harus bekerja secara profesional dalam melaksanakan standar pelayanan
kebidanan, dan dalam melaksanakan profesi tersebut bidan harus bekerja sesuai standar seperti
standar pendidikan, standar falsafah, standar organisasi, standar kurikulum, standar evaluasi
pendidikan, dan standar lulusan. Dan setiap bidan harus memiliki pengetahuan dan keterampilan
dasar, pengetahuan tambahan yang wajib dimiliki dan dilaksanakan dalam melakukan kegiatan.

I.2  Rumusan Masalah


a.       Apa yang dimaksud dengan standar profesi bidan ?
b.       Apa yang dimaksud standar pelayanan kebidanan?

I.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan manfaat pembuatan makalah ini adalah:
1.Untuk memahami standar profesi bidan
2. Untuk Mengetahui standar pelayanan kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Standar Profesi Bidan


            Standar profesi bidan merupakan penampilan atau keadaan ideal atau tingkat pencapain
tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal yang dilakukan
oleh seorang bidan. Standar profesi bidan ini diatur dalam Permenkes nomor 369 Tahun 2007.
Standar profesi bidan ini mengatur tentang standar kompetensi bidan, standar pendidikan bidan,
standar pendidikan bidan berkelanjutan, standar pelayanan kebidanan dan standar praktik
kebidanan. Standar profesi bidan ini dibuat berdasarkan paradigma dan falsafah kebidanan tujuan
dibuatnya standar profesi bidan ini adalah untuk menjamin pelayanan yang aman dan
berkualitas, dan sebagai landasan untuk standarisasi dan perkembangan profesi bidan

2.2 Bagian-bagian Standar Profesi Bidan


A.    Standar Kompetensi Bidan
         1. Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan
masyarakat, dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan
budaya untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarga.
2.         Prakonsensepsi, KB dan Ginekologi.
3.         Asuhan Konseling Selama Kehamilan
4.         Asuhan Selama Persalinan dan Kelahiran
5.         Asuhan Ibu Nifas dan Menyusui
6.         Asuhan Bayi Baru Lahir
7.         Asuhan Bayi dan Balita
8.         Kebidadn Komunitas
9.         Asuhan Ibu dengan Gangguan Kesehatan Reproduksi.
B.     Standar Pendidikan Bidan
Standar profesi bidan yang kedua membahas tentang standar pendidikan bidan, standar ini
berisikan:
1.      Standar I: Lemabaga Pendidikan
2.      Standar II: Faslsafah
3.      Standar III: Organisasi
4.      Standar IV: Sumber Daya Pendidiak
5.      Standar V: Pola Pendidiakan Kebidanan
6.      Standar VI: Kurikulum
7.      Standar VII: Tujuan Pendidikan
8.      Standar VIII: Evaluasi Pendidikan
9.      Standar IX: Lulusan
C.     Standar Pendidikan Berkelanjutan
Standar profesi bidan yang ke 3 membahas tentang standar pendidikan berkelanjuan.
Standartersebut berisikan:
1.      Standar I: Organisasi
2.      Stantar II: Falsafah
3.      Standar III: Sumber Daya Pendidikan
4.      Standar IV: Program Pendidikan
5.      Standar V: Fasilitas
6.      Standar VI: Dokumen Penyelenggaraan Pendidikan
7.      Standar VII: Pengendalian Mutu
D.    Standar Pelayanan Kebidanan
Standar profesi bidan yang keempat membahas tentang standar pelayanan kebidanan. Standar
tersebut berisikan:
1.      Standar I: Falsafah dan tujuan
2.      Standar II: Atministrasi dan pengelolaan
3.      Standar III: Staf dan pimpinan
4.      Standar IV: Fasilitas dan peralatan
5.      Standar V: Kebijakan prosedur
6.      Standar VI: Pengembangan Staf dan program pendidikan
7.      Standar VII: Standar Asuhan
8.      Standar VIII: Evaluasi dan pengendalian mutu
E.     Standar Praktik Kebidanan
Standar Profesi bidan yang kelima membahas tentang standar praktik kebidanan. Standar
tersebut berisikan:
1.      Standar I: MetodeAsuhan,asuhan kebidanan dilaksanakan metode manajemen kebidanan
dengan : langkah pengumpulan data dan analis data, penentuan diagnosa,perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.
2.      Standar II: Pengkajian, pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukansecara
sistematis dan kesimbangan.Datang yang diperoleh dicatat dan dianalisi.
3.      Standar III: Diagnosa Kebidanan,Dirumuskan berdasarkan analisis data yang dikumpulkan.
4.      Standar IV: Rencana Asuhan, dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan.
5.      Standar V: Tindakan,dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan keadaan
klien:tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi keadaan klien.
6.      Standar VI: Partisipasi Klien, dilaksanakan bersama-sama/partisipasi klien dan keluarga dalam
rangka peningkatan pemeliharaan dan pemulian kesehatan.
7.      Standar VII: Dokumentasi, monitor/pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus
menerus dengan tujuan untuk mengetahui perkembangan klien.
8.      Standar VIII:Evaluasi Asuhan Kebidanan, dilaksanakanterusmenerus seiring dengan tindakan
kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang telah dirumuskan.
9.      Standar IX:Dokumentasi,asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar
dokumentasi asuhan kebidanan yang diberikan.

2.3   Pengertian Standar
Menurut Clinical Practice Guideline (1990) Standar adalah keadaan ideal atau tingkat
pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal.
Menurut Donabedian (1980) Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai
diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.
Menurut Rowland and Rowland (1983) Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan
yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan kesehatan agar pemakai jasa pelayanan dapat
memperoleh keuntungan yang maksimal dari pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Secara
luas.
Standar pelayanan kebidanan dasar adalah norma dan tingkat kinerja yang diperlukan
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
2.4     Prasyarat Standar
1.      Jelas
2.      Masuk akal
3.      Mudah dimengerti
4.      Dapat dicapai
5.      Absah
6.      Meyakinkan
7.      Mantap, spesifik serta eksplisit

2.5    Pengenalan Standar Pelayanan Kebidanan


1.      Standar Pelayanan Umum
a.       Standar 1 : Persiapan Untuk Kehidupan Keluarga Sehat
1)      Memberikan penyuluhan kesehatan yang tepat untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat
dan terencana serta menjadi orangtua yang bertanggung jawab.

2)      Pernyataan Standar
Bidan memberikan penyuluhan dan nasihat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat
terhadap segala hal yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum,
gizi, KB dan kesiapan menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindari
kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.
3)      Hasil dari Pernyataan Standar
Masyarakat dan perorangan ikut serta dalam upaya mencapai kehamilan ibu yang sehat,
keluarga dan masyarakat meningkatkan pengetahuannya tentang fungsi alat-alat reproduksi dan
bahaya kehamilan pada usia muda.
4)      Persyaratan
a)      Bidan bekerja sama dengan kader kesehatan dan sektor terkait sesuai dengan kebutuhan
b)      Bidan terdidik dan terlatih dalam:
1.      Penyuluhan kesehatan
2.      Komunikasi dan keterampilan konseling dasar
3.      Siklus menstruasi, perkembangan kehamilan, metode kontrasepsi, gizi, bahaya kehamilan pada
usia muda, kebersihan dan kesehatan diri, kesehatan atau kematangan seksual dan tanda bahaya
pada kehamilan
4.      Tersedianya bahan untuk penyuluhan kesehatan tentang hal-hal tersebut diatas. Penyuluhan
kesehatan ini akan efektif bila pesannya jelas dan tidak membingungkan
b.      Standar 2 : Pencatatan dan Pelaporan
1)      Tujuan
Mengumpulkan, mempelajari dan menggunakan data untuk pelaksanaan penyuluhan,
kesinambungan pelayanan dan penilaian kinerja.
2)      Pernyataan Standar
Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya dengan sesama seperti
yang sesungguhnya yaitu, pencatatatn semua ibu hamil diwilayah kerja, rincian pelayanan yang
telah diberikan sendiri oleh bidan kepada seluruh ibu hamil atau bersalin, nifas, dan bayi baru
lahir semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. disamping itu, bidan
hendaknya mengikut sertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau upaya
masyarakat yang berkaitan dengan ibu hamil, ibu dalam proses melahirkan, ibu dalam nifas, dan
bayi baru lahir. bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja dan
menyusun rencana kegiatan pribadi untuk meningkatkan pelayanan.
3)      Hasil dari pernyataan ini :
1.      Terlaksananya pencatatan dan pelaporan yang baik
2.      Tersedia data untuk audit dan pengembangan diri
3.      Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kehamilan, kelahiran dan pelayanan kebidanan
4)      Prasarat
1.      Adanya kebijakan nasional setempat untuk mencatat semua kelahiran dan kematian ibu dan
bayi
2.      sistem pencatatan dan pelaporan kelahiran dan kematian ibu dan bayi dilaksanakan sesuai
ketentuan nasional atau setempat
3.      bidan bekerja sama dengan kader atau tokoh masyarakat dan memahami masalah kesehatan
seetempat.
4.      Register kohort ibu dan bayi, kartu ibu, KMS ibu hamil, buku KIA, dan PWS KIA partografi
digunakan untuk pencatatan dan pelaporan pelayanan. Bidan memiliki persediaan yang cukup
untuk semua dokumen yang diperlukan.
5.      Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menggunakan format pencatatan tersebut diatas.
6.      Pemetaan ibu hamil
7.      Bidan memiliki semua dokumen yang diperlukan untuk mencatat jumlah kasus dan jadwal
kerjanya setiap hari
5)      Hal yang harus diingat pada standar ini :
1.      Pencatatan dan pelaporan merupakan hal yang penting bagi bidan untuk memepelajari hasil
kerjanya
2.      Pencatatan dan pelaporan harus dilakukan pada saat pelaksanaan pelayanan. Menunda
pencatatan akan meningkatkan resiko tidak tercatatanya informasi penting dalam pelaporan
3.      Pencatatan dan pelaporan harusmudah dibaca,cermat dan memuat tanggal, waktu dan paraf

2.6      Standar Pelayanan Antenatal


c.       Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
1)      Tujuan
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala
untuk memberikan penyuluhan dan motivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
2)      Hasil dari identifikasi ini :
1.      Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan
2.      Ibu, suami, anggota masyarak menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan, secara dini dan
teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil.
3.      meningkatnya cakupan ibu hami yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu
3)      Persyaratannya antara lain:
Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk menemukan ibu hamil dan
memastikan bahwa semua hamiltelah memeriksakan kandungan secara dini dan teratur.
4)      Prosesnya antara lain:
Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur untuk
menjelaskna tujuan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hami, suami, keluarga, maupun
masyarakat.
d.      Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
1)      Tujuan
Memeberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini, komplikasi kehamilan.
2)      Pelayanan Standar
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. pemeriksaan meliputi
anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal.
Bidan juga harus mengenal kehamilan risti atau kelainan khususny anemia kurang gizi,
hipertensi, PMS, atau infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasihat, dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas.
3)      Hasilnya antara lain :
1.      Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan
2.      Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. Deteksi dini dan komplikasi
kehamilan
3.      Ibu hamil, suami, keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tau apa
yang harus dilakukan
4.      Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu terjadi kegawatdaruratan
4)      Petsyaratannya antara lain
Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas, termasuk penggunaan KMS
ibu hamil dan kartu pencatatan hasil pemeriksaan kehamilan atau kartu ibu.
5)      Prosesnya antara lain
Bidan ramah, sopan dan bersahabat pada setiap kunjungan.
e.       Standar Pelayanan 5 : Palpasi Abdominal
1)      Tujuan
Memeperkirakan usia kesehatan, pemantauan pertumbuhan jani, penentuan letak, posisi,
dan bagian bawah janin.
2)      Pernytaan Standar
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan partisipasi
untuk memperkirakan usia kehamilan. bila umur kehamilan bertambah, memeriksa poisi, bagian
terendah, masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainana serta
melakukan tepat waktu.
3)      Hasilnya
1.      Perkiraan usia kehamilan yang baik
2.      diagnosis dini dan letak kehamilan, dan merujuknya sesuai kebutuhan
3.      Diagnois dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan
4)      Perysratannya :
1.      Bidan telah di didik tentang prosedur palpasi abdominal yang benar
2.      Alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia dalam kondisi baik
3.      Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima masyarakat
4.      Menggunakan KMS ibu hamil atau buku KIA, kartu ibu untuk pencatatan
5.      Adanya sistem rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang memerlukan rujukan. Bidan harus
melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan antenatal
f.       Standar 6 : Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan
1)      Tujuan
Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak lanjut yang
memadai untuk mengatasi anemia sebelumpersalinan berlangsung
2)      Persyaratan Standar
1.      Ada pedoman pengolahan anemia pada kehamilan
2.      Bidan mampu mengenali dan mengelola anemia pada kehamilan. memberikan penyuluhan gizi
untuk mencegah anemia. Alat untuk mengukur kadar HB yang berfungsi baik
3.      Tersedia tablet zat besi dan asam folat, obat anti malaria( di daerah endermis malaria) obat
cacing.
4.      Menggunakan KMS ibu hamil atau buku KIA, Kartu Ibu
3)      Proses yang harus Dilakukan Bidan
Memeriksa kadar HB semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada minggu ke-28.
HB dibawah 11% pada kehamilan termasuk anemia, dibawah 8% adalah anemia berat. Dan jika
anemia berat terjadi, misalnya wajah pucat, cepat lelah, kuku pucat kebiruan, kelopak mata
sangat pucat, segera rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan dan perawatan selanjutnya. sarankan ibu
hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan.
g.      Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan
1)      Tujuan
Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan
tindakan yang diperlukan.
2)      Pernyataan Standar
Bidan menemukan secara dini setiap kehamilan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenal tanda serta gejala pre-eklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.
3)       Hasilnya
1.      Ibu hamil dengan tanda pre eklamsi mendapat perawatan yang memadai dan tepat waktu.
2.      Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat eklamsi.
4)      Persyaratannya :
1.      Bidan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, pengukuran tekanan darah
2.      Bidan mampu mengukur tekanan darah dengan benar, mengenali tanda-tanda pre-eklamsia
3.      Bidan mampu mendeteksi hipertensi pada kehamilan, dan melakukan tindak lanjut sesuai
dengan ketentuan
h.      Standar 8 : persiapan persalinan
1)      Pernyataan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada
trimester ke 3 untuk memastiakn bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana
yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik.
2)      Prasyarat
1.      Semua ibu harus melakukan dua kali kunjungan antenatal pada trimester terakhir kehamilan
2.      Adanya kebijaksanaan dalam protokol nasional atau setempat tentang indikasi persalinan
yangh harus dirujuk dan berlangsung di rumah sakit
3.      Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang aman dan bersih
4.      Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia
5.      Perlengkapan penting yang diperlukan untuk melakukan pertolongan persalinan yang bersih
dan aman tersedia dalam keadaan DTT atau steril
6.      Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat jika terjadi
kegawatdaruratan ibu dan janin
7.      Menggunakan KMS ibu hamil atau buku KIA kartu ibu dan partograf
8.      Sistem rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selama kehamilan
2.7      Standar Pertolongan Persalinan
i.        Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala Satu
1)      Tujuan
Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan
persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi.
2)      Pernyataan standar
Bidan menilai cara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian memberikan asuhan
dan pemantauan yang memadai dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses
persalinana berlangsung.
3)      Hasilnya :
1.      Ibu bersalin mendapatkan pertolongan darurat yang memadai dan tepat waktu bila diperlukan
2.      Meningkatkan cakupan persalinan dan komplikasi lainnya yang ditolong tenaga kesehatan
terlatih
3.      Berkurangnya kematian atau kesakitan ibu atau bayi akibat partus lama
j.        Standar 10 : Persalinan Kala II yang Aman
1)      Tujuan
Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi.
1)      Pernyataan standar :
Menggunakan dan mengurangi kejadian pendarahan pascapersalinan, memperpendek
dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan penutup ketuban secara tepat.
2)      Persyaratan :
1.      Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas atau ketuban pecah
2.      Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong persalinan secara bersih dan aman
3.      tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung tangan steril
4.      Perlengkapan alat yang cukup
k.      Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III
1)      Tujuan
Membantu secara aktif pengeluaran plasenta dan selaput kebtuban secara lengkap untuk
mengurangi kejadian pendarahan pascapersalinan, ,emperpendek kala III, mencegah atoni uteri
dan retensio plasenta.
2)      Pernyataan standar
Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran
plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
l.        Standar 12 : Penanganan Kala II dengan Gawat Janin Melalui Episiotomy
1)      Tujuan
Mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomi jika ada tanda-tanda gawat janin
pada saat kepala janin meregangkan perinieum.
2)      Pernyataan Standar
Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan segera
melakukan episiotomi dengan aman untuk memeperlancar persalinan diikuti dengan penjahitan
perinieum.
2.8      Standar Pelayanan Masa Nifas
m.    Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
1)      Tujuan
Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan serta mencegah
hipotermi, hipoglikemia dan infeksi.
2)      Pernyataan standar
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan
mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk
sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah dan menangani hipotermia.
n.      Standar 14: Penanganan Pada Dua Jenis Pertama Setelah Persalinan
1)      Tujuan
Mempromosikan perawatan Ibu dan bayi yang bersih dan aman selama kala 4 untuk
memulihkan kesehatan bayi, meningkatkan asuhan sayang ibu dan sayang bayi, memulai
pemberian IMD.
2)      Pernyataan Standar
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua
jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan.
o.      Standar 15: Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas
1)      Tujuan
Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan
penyuluhan ASI ekslusif.
2)      Pernyataan standar :
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari
ketiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses
pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan
atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan
tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru
lahir, pemberian ASI, Imunisasi dan KB.

2.9      Standar Penanganan Kegawatan Obstetri Dan Neonatal


p.      Standar 16: Penanganan Perdarahan Dalam Kehamilan Pada Trimester III
1)      Tujuan
Mengenali dan melakukan tindakan cepat dan tepat perdarahan dalam trimester 3
kehamilan.
2)      Pernyataan Standar
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, serta
melakukan pertolongan pertama dan merujuknya.
q.      Standar 17: Penanganan Kegawatan dan Eklampsia
1)      Tujuan
Mengenali secara dini tanda-tanda dan gejala preeklamasi berat dan memberikan
perawatan yang tepat dan segera dalam penanganan kegawatdaruratan bila ekslampia terjadi.
2)      Pernyataan Standar
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklampsia mengancam, serta merujuk dan
memberikan pertolongan pertama.
r.        Standar 18: Penanganan Kegawatan pada Partus Lama
1)      Tujuan
Menngetahui dengan segera dan penanganan yang tepat keadaan kegawatdaruratan pada
partus lama/macet.
2)      Pernyataan Standar
Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama serta melakukan penaanganan
yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya.

s.       Standar 19: Persalinan dengan Penggunaan Vakum Ekstraktor


1)      Tujuan
Untuk mempercepat persalinan pada keadaan tertentu dengan menggunakan vakum
ekstraktor.
2)      Pernyataan Standar
Bidan mengenali kapan di perlukan ekstraksi vakum, melakukannya secara benar dalam
memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanannya bagi ibu dan
janin/bayinya.

t.        Standar 20: Penanganan Retensio Plasenta


1)      Tujuan
Mengenali dan melakukan tindakan yang tepat ketika terjadi retensio plasenta
total/persial.
2)      Pernyataan Standar
Bidan mampu mengenali retensio plasenta, dan memberikan pertolongan pertama
termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai dengan kebutuhan.
u.      Standar 21: Penanganan Perdarahan Postpartum Primer
1)      Tujuan
Mengenali dan mengambil tindakan pertolongan kegawatdaruratan yang tepat pada ibu
yang mengalami perdarahan postpartum primer/atoni uteri.
2)      Pernyataan Standar
Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam pertama setelah
persalinan (perdarahan postpartum primer) dan segera melakukan pertolongan pertama untuk
mengendalikan perdarahan.
v.      Standar 22: Penanganan Perdarahan Post Partum Sekunder
1)      Tujuan
Mengenali gejala dan tanda-tanda perdarahan postpartum sekunder serta melakukan
penanganan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa ibu.
2)      Pernyataan Standar
Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan post partum
sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu, atau merujuknya.

w.    Standar 23: Penanganan Sepsis Puerperalis


1)      Tujuan
Mengenali tanda-tanda sepsis puerperalis dan mengambil tindakan yang tepat.
2)      Pernyataan Standar
Bidan mampu mengamati secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis, serta
melakukan pertolongan pertama atau merujuknya.

x.      Standar 24: Penanganan Asfiksia Neonaturum


1)      Tujuan
Mengenal dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum, mengambil tindakan
yang tepat dan melakukan pertolongan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang mengalami
asfiksia neonatorum.
2)      Pernyataan Standar
Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta melakukan
resusitasi secepatnnya, mengusahakan bantuan medis yang diperlukan dan memberikan
perawatan lanjutan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Untuk menjadi seorang bidan profesional, harus memenuhi standar profesi bidan diantarnya
standar kompetensi bidan, standar pendidikan, standar pendidikan berkelanjutan, standar
pelayanan kebidanan,dan standar praktik kebidanan. Standar kompetensi tersebut harus dipenuhi
karena itu merupakan keadaan ideal atau tingkat pencapain tertinggi dan sempurna sebagai batas
penerimaan  minimal yang dilakukan oleh seorang bidan. Yang bertujuan untuk menjamin
pelayanan yang aman dan berkualitas dan sebagai landasan untuk standarisasi dan perkembangan
profesi bidan.
  Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang
dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal. Standar pelayanan kebidanan dasar adalah
norma dan tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Syarat-syarat
standar adalah jelas, masuk akal, mudah dimengerti, dapat dicapai, absah, meyakinkan, mantap,
spesifik serta eksplisit.
Pengenalan standar pelayanan kebidanan
1.      Standar Pelayanan Umum (2 Standar)
2.      Standar Pelayanan Antenatal (6 Standar)
3.      Standar Pertolongan Persalinan (4 Standar)
4.      Standar Pelayanan Nifas (3 Standar)
5.      Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-Neonatal (9 Standar)

3.2     Saran
Kami mengharapkan pada teman teman yang nantinya akan menjadi seorang bidan
layaknya harus melayani masyarakat dengan baik. dengan cara bertanggung jawab,
menggunakan model kemitraan dalam kerjasama dengan kaum wanita atau ibu agar mereka
dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan sehingga
mereka puas dengan pelayanan yang kita berikan.
DAFTAR PUSTAKA

Nurmawati. 2011. Mutu Pelayanan Kebidanan: Jakarta: Trans Info Media.

Puji Wahyuni, Heni.2009. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta:Fitramaya.

Meliono, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai