BAB I
PENDAHULUAN
Pada era modern saat ini masyarakat mempunyai aktivitas yang beragam dan
sebagai alat penunjang atau alat bantu dalam melakukan aktivitasnya. Oleh karena
waktu dan lain sebagainya. Di Indonesia banyak dijumpai sepeda motor juga
melakukan fungsi sebagai kendaraan umum yaitu mengangkut orang atau barang
dan memungut biaya yang disepakati, moda transportasi jenis ini dikenal dengan
nama ojek.
di tikungan dan mulut-mulut gang. Pengendara ojek dari wilayah lain tidak bisa
suatu pilihan yang memudahkan mereka untuk memesan ojek lebih cepat, lebih
mudah dan terstandarisasi yakni dengan adanya ojek online. Hadirnya ojek online
ini akan memberikan suatu pengalaman yang baru bagi masyarakat dan dari sisi
2
positif bagikonsumen dalam mengkonsumsi produk atau jasa yang dapat dijadikan
berupa tindakan pembelian ulang. Dalam hal ini sisi emotional produk
timbulnya perasaan positif dan emosi terhadap merek. Timbulnya suatu perasaan
puas dan ingin mengulangi pengalaman yang didapat, inilah yang sekarang
banyak sekali produk sejenis dengan hanya sedikit perbedaan spesifikasi satu
sama lain.
fitur dan keuntungan bagi perusahaan tetapi lebih mengutamakan emosi dari
emosional melalui strategic experience modules yang terdiri dari sense, feel,
think, act dan relate sebagai dasar dari experiential marketing. Dengan adanya
yang satu dengan lainnya karena mereka dapat merasakan dan memperoleh
jasa. Pengalaman yang berkesan tersebut dapat menambah kepuasan dari para
lingkungan ritel, dan membangun situs web. Transformasi ini tidak menunjukkan
melalui kelima panca indera, yaitu penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan
perusahaan dan produk, untuk memotivasi masyarakat, dan untuk memberi nilai
bagian dari feel strategies sehingga dapat mempengaruhi emosi dan suasana hati
masyarakat.
Act yang berupa gaya hidup dapat diterapkan denganmenggunakan tren yang
sedang berlangsung atau mendorong terciptanya tren budaya baru. Tujuan dari
act experience adalah untuk memberikan kesan terhadap pola perilaku dan gaya
hidup, serta memperkaya pola interaksi sosial melalui strategi yang dilakukan.
sense, feel, think, dan act. Relate experience menjadi daya tarikkeinginan yang
Semua produk atau jasa kini harus bisa menyentuh kelima unsur tersebut.
produk atau jasa. Untuk menyentuh kelima dimensi tersebut ada beberapa cara
5
masyarakat.
murah harga suatu produk maka akan meningkatkan loyalitas pelanggan, tetapi
harga yang murah tidak dapat menjamin produk itu bagus kualitasnya, apabila ada
produk yang lebih bagus kualitasnya tetapi harganya yang lebih tinggi juga dapat
menaikkan harga tanpa memotong biaya, pemberian diskon, dan diskon khusus.
Dalam mencapai tujuan dari perusahaan, dibutuhkan salah satu strategi untuk
dan layanan harus mampu membangkitkan sensasi dan pengalaman yang akan
Selain produk dan layanan yang ditawarkan, salah satu media yang berperan
aktif dalam keberhasilan suatu produk adalah pemasaran dari produk tersebut.
Tujuan tersebut akan tercapai jika setiap perusahaan berupaya menghasilkan dan
yang mana dalam hal tersebut akan membentuk kepuasan konsumen. Garbiano
dan Johnson dalam Surianto dan Aisyah (2009) menyatakan bahwa “kepuasan
pelanggan terhadap suatu produk atau jasa. Schmit dalam Irawati (2008)
faktor – faktor rasional saja, tetapi juga faktor- faktor emosional. Faktor
emosional ini yang ingin diekplorasi lebih jauh dengan konsep experiential
pelanggan sebagai sosok yang mempunyai nilai emosional yaitu satu pandangan
Pelanggan merupakan pusat dari seluruh usaha pemasaran. Oleh karena itu,
menurut Mowen dan Minor dalam Surianto dan Aisyah (2009) ”para pemasar
antar perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis memberikan dasar yang baik
bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk suatu
(Fandy dalam Barmawi, 2012). Kotler dan Armstrong dalam Musanto (2004)
pelanggan. Semakin berkualitas produk jasa yang diberikan, maka kepuasan yang
7
pada badan usaha tersebut. Demikian sebaliknya jika tanpa kepuasan, dapat
fungsi teknis produk adalah penting, akan tetapi pada akhirnya yang menentukan
persepsi yang baik terhadap harga yang dibuat oleh perusahaan tersbut dan
sehingga membuat pelanggan tersebut merasa puas dan menjadi loyal dengan
menganggap bahwa produk dan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan telah
online adalah GO-JEK yang didirikan oleh pengusaha Indonesia bernama Nadiem
Makarim (30). Sejak Januari 2015 Gojek meluncurkan aplikasi pesan via online
yang dapat diakses melalui smartphone. Layaknya virus yang menjamur begitu
dengan cepat, dan ramai GO-JEK sebagai perusahaan Startup lokal yang
penumpang dengan sepeda motor alias ojek. Setiap jasa transportasi dituntut
untuk selalu peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada pasar dan
mampu menciptkan ide yang kreatif, hal ini bertujuan agar jasa yang
persaingan yang sangat ketat. Dengan demikian untuk mencapai titik kepuasan
konsumen hingga menimbulkan penggunaan jasa GO-JEK, saat ini pemasar tidak
dibenak calon pelanggan yang dilakukan melalui advertising dan promosi lainnya,
menimbulkan atau terciptanya kesan positif atau negatif terhadap produk oleh
pelanggan ketika pada saat pembelian awal sehingga terdapat kesempatan untuk
pertimbangan untuk baralih pada produk lain atau tidak, keputusan membeli lagi
merupakan sikap yang paling penting bagi loyalitas. Apabila pelanggan puas
terhadap kualitas layanan, serta harga yang sesuai dengan apa yang meraka
perusahaan. Dengan demikian peneliti tertarik meneliti tentang ojek online GO-
1. Apakah experiental marketing yang terdiri dari sense, feel, think, act
Mataram?
kota Mataram ?
3.
10
Tujuan dan kegunaan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah :
dari sense, feel, think, act dan relate berpengaruh terhadap loyalitas
kebulatan studi program strata satu (S-1) pada Fakultas Ekonomi dan
GO-JEK Mataram.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pemasaran
manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan
dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Dalam
dalam Lupiyoadi (2001) pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk
memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara paling
menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan
berikut:
12
kuat dengan pelanggan. Dalam langkah terakhir, perusahaan menuai hasil dari
Kotler dan Armstrong (2008) ada lima konsep alternatif yang mendasari
1. Konsep produksi
Ide bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan sangat
2. Konsep produk
kinerja dan fitur terbaik dan oleh karena itu organisasi harus menguras
3. Konsep penjualan
Ide bahwa konsumen tidak akan membeli produk perusahaan kecuali jika
produk itu dijual dalam skala penjualan dan usaha promosi yang besar.
4. Konsep pemasaran
yang dilakukan oleh seorang pelanggan karena komitmen pada suatu merek atau
seseorang terhadap suatu objek. Sikap loyalitas pelanggan akan terbentuk karena
adanya pengalaman pelanggan setelah merasa puas dengan produk yang telah
14
digunakan baik itu melalui kesan kualitas, asosiasi atau nama yang terkenal.
kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk/ jasa yang dihasilkan oleh badan usaha
tersebut membutuhkan waktu yang lama melalui proses pembelian yang berulang-
ulang tersebut.
yang puas akan dapat melakukan pembelian ulang pada waktu yang akan datang
pembelian berulang produk atau jasa secara teratur dan mereferensikan kepada
orang lain.
pesanan, dll.).
15
lebih sedikit).
perusahaan.
5. Word of mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa pelanggan yang
Jika pelanggan telah terpuaskan maka akan menjadi pelanggan yang loyal.
Griffin (2005) langkah pertama dalam membangun sistem loyalitas klien adalah
1. Basis klien merupakan seluruh jumlah pelanggan dan klien yang aktif.
perusahaan.
6. Frekuensi pembelian.
berikut:
purchase).
2. Membeli diluar lini produk dan jasa (Purchase across product and service
lines).
1. Tanpa loyalitas
harus membidik pembeli jenis ini, karena mereka tidak akan pernah
produk/ jasa suatu perusahaan. Pada jenis loyalitas ini perusahaan dapat
3. Loyalitas tersembunyi
Pada jenis loyalitas ini tingkat referensi yang relatif tinggi digabungkan
4. Loyalitas premium
Jenis loyalitas seperti ini merupakan jenis loyalitas yang paling dapat
berulang yang tinggi juga. Jenis ini merupakan jenis yang paling disukai
dan keluarga.
Griffin (2005) ada tujuh tahap pertumbuhan seseorang menjadi yang loyal,
yaitu:
(Disqualifed)
perusahaan.
19
perusahaan.
Mereka yang pertama kali membeli dari perusahaan dua kali atau
lebih, mereka mungkin telah membeli produk yang sama atau membeli
dua produk yang berbeda dalam dua kali atau lebih kesempatan.
6. Mitra (Client)
perusahaan.
suatu perilaku yang diharapkan atas suatu produk atau layanan yang antara lain
atau sebaliknya seberapa besar kemugkinan pelanggan beralih kepada merek lain
atau penyedia layanan lain. Lebih lanjut menyatakan bahwa terdapat lima tingkat
1. Pembeli harga
Pembeli sama sekali tidak tertarik pada produk yang bersangkutan, produk
yang puas, tapi mereka memikul biaya peralihan (switching cost) dan
risiko bila beralih ke produk lain. Untuk dapat meraih konsumen tipe ini,
menawarkan garansi.
3. Pembeli kebiasaan
Pembeli yang puas atau tidak puas terhadap suatu produk meskipun tidak
untuk dirangkul karena tidak ada alasan lagi bagi mereka untuk
4. Pembeli apresiasi
yang pernah dialaminya. Hanya saja, rasa suka ini bisa merupakan
Konsumen pada tipe ini merupakan konsumen yang setia dan yang bangga
konsumen baik dari segi fungsi maupun dari ekpresi gaya hidup mereka.
sasaran.
masyarakat yaitu :
tersebut bisa diberikan perusahaan melalui empat poin seperti pada Gambar 2.2,
communication and marketing campaigns that dazzle sense, touch their hearts,
pengalaman berupa interaksi yang menyentuh panca indera, hati dan juga fikiran.
akan diukur atau lebih mengacu pada setiap situasi yang terjadi dari pada
Marketing yaitu:
24
rasa, dan bau. Sense dapat digunakan untuk membedakan perusahaan dan
diperoleh konsumen lewat panca indera (mata, telinga, lidah, kulit dan
2. Feel (perasaan)
berkisar dari suasana hati yang agak positif yang terkait dengan merek
lama, teknologi, atau sosial konsumen). Apa yang dibutuhkan feel untuk
bekerja adalah pemahaman yang erat tentang rangsangan apa yang dapat
3. Think (berfikir)
Tapi Think tidak dibatasi hanya untuk produk berteknologi tinggi. Think
juga telah digunakan dalam desain produk, ritel, dan komunikasi di banyak
(2017) Think adalah suatu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk
4. Act (tindakan)
salah satu dari banyak pilihan perubahan perilaku. Perubahan gaya hidup
suatu cara membentuk persepsi pelanggan terhadap produk dan jasa yang
bersangkutan.
5. Relate (pertalian)
diri (misalnya, masa depan "diri ideal" yang ingin dia hubungkan). Mereka
memikat kebutuhan untuk dirasakan secara positif oleh orang lain (misal,
2.4 Harga
Kotler dan Keller (2009) menjelaskan bahwa “harga adalah salah satu elemen
biaya”. Sedang Tjiptono (2008) menjelaskan bahwa harga merupakan salah satu
dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, karena berbagai alasan.
27
dalam Cahya (2015) indikator dari harga dapat dinyatakan dalam penilaian
kaitannya dengan spesifikasi yang berupa kualitas produk. Selain itu penilaian
harga dapat dilihat dari kesesuaian antara suatu pengorbanan dari konsumen
terhadap nilai yang diterimanya setelah melakukan pembelian produk atau jasa.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa indikator dari harga menurut
Tjiptono (2008) ada beberapa indikator dalam mengukur harga diantaranya adalah
1. Jangkauan harga dengan daya beli konsumen, jangkauan harga dengan daya
beli konsumen, yaitu apabila harga yang ditetapkan oleh suatu produk masih
dapat dibeli atau dijangkau oleh konsumen (dalam artian tidak terlalu mahal).
2. Daya saing harga dengan produk sejenis, daya saing harga dengan produk
sejenis adalah ketika harga yang ditetapkan oleh produk tertentu dapat
ketika harga yang ditawarkan kepada konsumen sesuai dengan kualitas yang
didapatkan konsumen, barang yang dibeli tidak mudah rusak dan awet dalam
Dari dua teori pengukuran harga menurut Kertajaya (2006) dalam Cahya
(2015) dan Tjiptono (2008) dari kedua teori tersebut terdapat persamaan dari
kualitas produk. Tetapi dari kedua teori tersebut terdapat perbedaan yaitu pada
sejenis dan jangkauan harga dengan daya beli konsumen untuk indikator
pengukuran harga.
dan signifikan di antara keduanya. Chen et al. (2008) menemukan bahwa elemen-
elemen Experiential Marketing yang terdiri dari sense, feel, think, act, dan relate
konsumen pada pengguna jasa transportasi bus trans jogja di Yogyakarta. Hasil
terhadap loyalitas konsumen pada pengguna bus trans jogja, dibuktikan dari nilai t
hitung sebesar 8,035; nilai signifikansi 0,000<0,05; dan koefisien regresi sebesar
0,496;.
harga terhadap loyalitas pelanggan raya futsal. Hasil menunjukkan bahwa harga
harga yang diberikan oleh Raya Futsal ini sesuai dengan kualitas yang didapatkan,
meskipun harga bersaing namun tetap wajar dan terjangkau, sehingga harga
Muhammadiyah Surakarta.
30
kota mataram.
Harga (X2)
3) Merekomendasikan
Kesesuaian Harga produk atau jasa
Harga yang terjangkau H2 tersebut kepada
untuk dibeli konsumen orang lain.
Daya saing harga
dengan layanan sejenis
31
BAB III
METODE PENELITIAN
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Ulum & Juanda
(2016) hubungan ini dapat berupa hubungan biasa (korelasi), maupun hubungan
antara variabel bebas Experiental Marketing (X1), Harga (X2) terhadap variabel
mengambil beberapa titik yang kiranya dapat menjadi lokasi yang strategis untuk
3.2.1 Populasi
kepentingan riset pemasaran”. Populasi pada penelitian ini adalah orang yang
3.2.2 Sampel
Menurut Ferdinand (2014), sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari
beberapa anggota populasi. Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak
memungkinkan untuk meniliti seluruh anggota populasi, oleh karena itu dibentuk
sebuah perwakilan populasi yang disebut sampel. Dalam penelitian ini, populasi
yang akan diteliti jumlahnya tidak diketahui, sehingga pada penentuan ukuran
sampel dari populasi pada penelitian ini dilakukan berdasarkan jumlah sampel
Dalam penelitian survey ini besarnya jumlah sampel minimum adalah 100
sampel (Cohen,2007). Oleh karena itu peneliti menetapkan sampel sebesar 100
Silalahi (2010) accidental sampling merupakan pemilihan sampel dari siapa saja
yang kebetulan ada atau dijumpai sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh
peneliti.
33
Secara garis besar karakteristik responden yang diteliti oleh peneliti adalah
Sumber data penelitian yaitu sumber subjek dari tempat mana data bisa
pengumpulan datanya, maka sumber data itu dari responden, yakni orang yang
responden ini digunakan didalam penelitian. Pada skripsi ini menggunakan data
kuantitatif.
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari
Data ini diperoleh langsung dari sumber atau objek penelitian dengan wawancara
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak orang lain
(Umar, 2002). Data sekunder disajikan antara lain dalam bentuk table-tabel atau
artikel, majalah, koran, maupun data dokumen yang sekiranya dapat diperlukan
sampel survey. Menurut Nazir (2005), “sample survey adalah suatu prosedur yang
mana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil untuk menentukan sampel
dipersiapkan.
pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui secara jelas apa yang
satu set tulisan tentang pertanyaan atau pernyataan yang diformulasi supaya
jawaban yang telah ditentukan berupa daftar pertanyaan yang dipersiapkan oleh
Mataram.
Pada penelitian ini skala pengukuran yang akan digunakan adalah skala
likert. Skala likert adalah skala yang digunakan secara luas yang meminta
No Skala Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Netral (N) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
36
Experiental Loyalitas
Skor Harga
Marketing Pelanggan
1,00 – 1,80 Sangat Tidak Baik Sangat Tidak Baik Sangat Tidak Baik
1,81 – 2,60 Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik
2,61 - 3,40 Netral Netral Netral
3,41 - 4,20 Baik Baik Baik
4,21 – 5,0 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
a. Panca (Sense)
37
b. Perasaan (Feel)
c. Berfikir (Think)
d. Tindakan (Act)
e. Pertalian (Relate)
2. Harga (X2)
a. Kesesuaian harga.
(X2).
1) Experiental Marketing
mereka.
berkisar dari suasana hati yang positif yang terkait dengan merek
oleh GO-JEK.
GO-JEK.
JEK.
berkaitan dengan diri idealnya, orang lain, atau budaya yang diberikan
oleh GO-JEK.
atau aplikasi.
JEK.
2) Harga
spesifikasi yang berupa kualitas produk. Selain itu penilaian harga dapat
40
a) Kesesuaian harga
pelanggan.
3) Loyalitas Pelanggan
pertama.
lain.
berarti menunjukan alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data tersebut
valid atau dapat digunakan. Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana
item kuisioner yang valid dan mana pula tidak valid. Suatu intrumen yang valid
adalah yang memiliki tingkat validitas yang tinggi dan sebaliknya, instrument
yang memilki validitas rendah berarti tidak valid. Dengan demikian bahwa data
valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti
sebagai berikut:
n ∑ XY −(∑ X )(∑ Y )
r xy =
√¿¿
42
Keterangan :
n : Jumlah responden
dilakukan dengan program IBM SPSS versi 25. Uji validitas terhadap pengolahan
nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel ( r hitumg ≥ 0,361) maka instrument
Tabel 3.3
diketahui dari total 11 item semuanya dinyatakan valid dengan nilai rhitung lebih
Tabel 3.4
Dari hasil uji validitas variabel Harga (X2), dapat diketahui dari total 4
item semuanya dinyatakan valid dengan nilai rhitung lebih besar dari rtabel yaitu
sebesar 0,361.
Tabel 3.5
Dari hasil uji validitas variabel Loyalitas Pelanggan (Y), dapat diketahui
dari total 4 item semuanya dinyatakan valid dengan nilai rhitung lebih besar dari rtabel
Tabel 3.6
isyaratkan
dilihat bahwa dari 3 variabel yang ada memiliki nilai koefisien reliabilitas
45
yang lebih tinggi dari 0,70 (Cronbanch Alpha yang disyaratkan). sehingga
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statisik yang harus dipenuhi pada
analisis regresi. Setidaknya ada empat uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji
linieritas, uji heteroskedastisitas , berikut ini adalah uji asumsi klasik yang harus
(2016) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi
Scatter Plot dengan pola titik-titik yang menyebar. Dalam penelitian ini, pengujian
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=
multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
dengan lebih dari 1 variabel tergantung, kita dapat menggunakan prosedur yang
linier berganda berfungsi untuk melihat hubungan linier antara lebih dari 1
variabel bebas dengan lebih dari 1 variabel tergantung. Dalam penelitian ini,
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana :
Y = Loyalitas Pelanggan
a = Konstanta
X1 = Experiental Marketing
X2 = Harga
1. Menentukan H odan H 1
48
distribusi t
Ho diterima
Ho ditolak Ho ditolak
nilai taraf nyata (alpha) tertentu dan derajat bebas: df = n – (k+1), dimana n
b1
t=
Sb1
b1
besar (mendekati satu) maka pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap
variabel terikat. Sedangkan, jika R2 kecil maka pengaruh variabel bebas terhadap
BAB IV
telah diteliti. Berikut ini adalah deskripsi karakteristik responden yang didapatkan
oleh peneliti:
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah responden laki-laki dan
Jumlah Persentase
No Usia
(orang) (%)
1 <20 Tahun 4 4%
2 21-29 Tahun 76 76%
3 30-39 Tahun 14 16%
4 >40 Tahun 4 4%
Jumlah 100 100%
(Sumber: Data Primer Diolah (Lampiran))
memiliki tingkat usia lebih dari 40 tahun dan dibawah 20 tahun yang
frekuensi Persentase
No pekerjaan
(orang) (%)
1 Pelajar 4 4%
2 Mahasiswa 18 18%
3 Karyawan 48 48%
4 PNS 8 8%
5 Lain-lainnya 22 22%
(Sumber: Data Primer Diolah (Lampiran))
berikut:
Tabel 4.4
52
STS TS N S SS
RATA-
No Pernyataan TOTAL SKOR KATEGORI
RATA
1 2 3 4 5
Pertalian / Relate
GO-JEK memberikan
informasi tentang
10 2 22 63 13 100 387 3.87 Baik
promosi melalui media
sosial atau aplikasinya.
Karyawan memberikan
perhatian khusus kepada
11 saya dengan kesigapan 2 49 45 4 100 351 3.51 Baik
dalam menangani keluhan
saya
Skor Rata-rata 3,84 Baik
4.2.2. Harga
harga atau tarif ketika menggunakan jasa ojek online Go-Jek meliputi kesesuaian
STS TS N S SS RATA
No Pernyataan TOTAL SKOR - KATEGORI
1 2 3 4 5 RATA
Kesesuaian Harga
Harga/tarif GoJek
sesuai dengan
1 1 2 22 64 11 100 382 3.82 Baik
manfaat yang
didapatkan saya.
Harga/tarif GO-JEK
sesuai dengan
2 fasilitas 1 3 33 58 5 100 363 3.63 Baik
keselamatan yang di
sediakan untuk saya
Jangkauan Harga
Harga/tarif GO-JEK
3 dapat dijangkau 1 10 78 11 100 399 3.99 Baik
oleh saya.
Daya Saing Harga
Harga/tarif GoJek
dapat bersaing
4 dengan penyedia 4 25 59 12 100 379 3.79 Baik
transportasi layanan
ojek online sejenis
Skor Rata-rata 3.8 Baik
Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa variabel harga memperoleh skor rata-rata
tanggapan yang baik terhadap harga/tarif yang ditetapkan oleh perusahaan Go-Jek
yang sesuai dengan manfaat yang dapat diperoleh oleh konsumen dari produk
yang dibeli. Konsumen Go-Jek merasa bahwa harga yang ditetapkan sesuai
STS TS N S SS RATA-
No Pernyataan TOTAL SKOR KATEGORI
1 2 3 4 5 RATA
Pembelian Ulang
Saya selalu
1 menggunakan jasa GO- 1 4 32 54 9 100 366 3.66 Baik
JEK
Saya menggunakan jasa
2 1 10 44 40 5 100 338 3.38 Netral
GO-JEK secara teratur.
Pembelain Produk Lain
Saya juga membeli
3 produk lain yang 1 9 27 57 6 100 358 3.58 Baik
ditawarkan GO-JEK
Saya akan memastikan
4 GO-JEK untuk menjadi 2 9 46 36 7 100 337 3.37 Netral
pilihan pertama.
Merekomendasikan Perusahaan
Saya berusaha
merekomendasikan jasa
5 1 5 36 48 10 100 361 3.61 Baik
GO-JEK kepada orang
lain
Saya akan selalu berkata
sesuatu yang positif
6 2 36 50 12 100 372 3.72 Baik
tentang GO-JEK kepada
orang lain
Skor Rata-rata 3.55 Baik
Mataram memiliki tanggapan dengan nilai skor rata-rata 3,55 yang di kategorikan
sebagai jawaban baik, artinya bahwa pelanggan berniat akan berkunjung kembali
dan memastikan Go-Jek untuk menjadi pilihan pertama dan pelanggan akan selalu
berkata sesuatu yang positif tentang Go-Jek, apabila ada kritik dan saran akan
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan dengan melihat pola pada kurva penyebaran P-Plot yang dibandingkan
membentuk satu garis lurus diagonal. Jika data residual normal, maka garis yang
Adapun uji normalitas tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini:
garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel terikat dan variabel
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap, maka disebut homokesdastitas. Model regresi yang baik adalah
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Hasil uji heteroskesdastisitas dalam
secara acak serta baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
Inflation Factor (VIF).Jika nilai Tolerance< 1 dan Nilai VIF< 10 maka dapat
Coefficientsa
Standardi
Unstandardize zed Collinearity
d Coefficients Coefficien Statistics
Model t Sig.
ts
Std. Tolera
B Beta VIF
Error nce
1 (Constant) .738 2.520 .293 .770
Experiental
.255 .072 .340 3.527 .001 .635 1.574
Marketing
Harga .643 .159 .039 4.048 .000 .635 1.574
a. Dependent Variable: Loyalitas Pelanggan
(Y)
lebih besar dari 0,10. Sementara nilai VIF (Variance Inflation Factor) dari kedua
variabel bebas lebih kecil dari 10. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa tidak
58
ini.
Analisis ini diperoleh dari hasil IBM SPSS 25.00 for Windows dengan
menggunakan metode enter. Metode enter digunakan untuk analisis agar dapat
Coefficientsa
Standardize
Unstandardize
d
d Coefficients
Model Coefficients t Sig.
Std.
B Beta
Error
1 (Constant) .738 2.520 .293 .770
Experiental 3.52
.255 .072 .340 .001
Marketing 7
4.04
Harga .643 .159 .390 .000
8
a. Dependent Variable: Loyalitas Pelanggan (Y)
Sumber: Data penelitian yang diolah, 2021
0,738 dan untuk Experiental Marketing (nilai β) sebesar 0,255 sementara Harga
a. Nilai konstanta sebesar 0,738 berarti jika experiential marketing (X1) dan
harga (X2) bernilai nol maka nilai loyalitas pelanggan adalah sebesar 0,738
poin.
Artinya untuk setiap peningkatan satu satuan dari variabel X1 maka akan
tetap.
(X) yaitu (experiental marketing dan harga) terhadap variabel terikat adalah
ialah, jika t hitung > t tabel, maka H a diterima (H0 ditolak) atau dengan kata
61
lain masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) terdapat
pengaruh tidak signifikan secara parsial. Sebaliknya apabila t hitung < t tabel,
maka H0 diterima (Ha ditolak ) atau dengan kata lain terdapat pengaruh
signifikan secara parsial antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Untuk lebih jelas, berikut ini di uraikan makna dari hasil analisis regresi
linier berganda dengan menggunakan program SPSS 25.00 for windows pada
Dari hasil perhitungan data dengan SPSS diperoleh t hitung untuk variabel
nilai signifikansi 0,001. Apabila nilai thitung sebesar 3,527 dibandingkan dengan
nilai ttabel sebesar 0,198 maka nilai thitung tersebut lebih besar dari pada ttabel yang
berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai
perbandingan antara nilai signifikan yang dicapai sebesar 0,001 yang berarti
tingkat kesalahan lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian variabel experiental
Dari hasil perhitungan data dengan SPSS diperoleh t hitung untuk variabel
0,000. Apabila nilai thitung sebesar 4,408 dibandingkan dengan nilai ttabel sebesar
0,198 maka nilai thitung tersebut lebih besar dari pada ttabel yang berarti Ha
diterima dan Ho ditolak. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai perbandingan
antara nilai signifikan yang dicapai sebesar 0,000 yang berarti tingkat
kesalahan lebih kecil dari 5%. Dengan demikian variabel harga ( X 2 ) memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan (Y). Jadi H2
Model Summaryb
R Adjusted R Std. Error of the
Model R
Square Square Estimate
1 .654a 0.428 0.416 2.76061
a. Predictors: (Constant), HARGA (X2),
EXPERIENTAL MARKETING (X1)
b. Dependent Variable: LOYALITAS
PELANGGAN (Y)
Hal ini berarti bahwa 41,6% dari variasi pada variabel loyalitas pelanggan
4.7 Pembahasan
Pelanggan (Y).
dari identifikasi masalah 1 dan menyatakan adanya hubungan yang positif dan
tunjukkan oleh nilai kofisien regresi ( X 1 ) sebesar 0,255 dengan signifikansi 0,001.
64
online Go-Jek. Dengan begitu experiential marketing yang dilakukan oleh Go-Jek
dapat dikatakan berhasil dan perlu ditingkatkan lagi demi meningkatkan loyalitas
Hasil penelitian ini mendukung teori dari Schmitt dalam Kustini (2007)
hasil dari interaksi dengan orang lain (act), juga menciptakan pengalaman yang
terhubung dengan keadaan sosial, gaya hidup, dan budaya yang dapat
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Ribuna (2017) dalam
trans jogja.
pengendara Go-Jek kepada pelanggan agar dapat lebih baik lagi dan dapat
Go-Jek.
masalah 2 dan menyatakan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara
berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan. Hal ini di tunjukkan oleh nilai
pelanggan Go-Jek.
perusahaan Go-Jek sudah cukup berhasil dan sesuai dengan manfaat yang didapat
pelanggan. Oleh karena itu dihasilkan ada pengaruh positif dan signifikan antara
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Batubara (2016) dalam
loyalitas pelanggan.
67
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab
yang mudah di dijangkau dan sesuai dengan manfaat yang diperoleh ketika
loyal.
5.2 Saran
Dalam penelitian ini, penulis juga memberikan saran kepada pihak-pihak yang
1. Bagi perusahaan
terutama tentang kebersihan supaya pelanggan dapat lebih puas pada saat
sering kepada pelanggan melalui obrolan ringan, cara ini bertujuan untuk
lebih jauh akan memupuk kepercayaan (trust) yang lebih tinggi, dengan
2. Bagi peneliti
Masih banyak kekurangan yang dimiliki oleh penelitian ini, baik dari