Disusun Oleh:
Kelompok 2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Experiental Marketing.
2. Untuk mengetahui implementasi strategi Experiental Marketing.
3. Untuk mengetahui penerapan Experiental Marketing yang cocok di masa
pandemi.
4. Untuk mengetahui pengaruh Experiental Marketing bagi kepuasan
konsumen.
BAB 2
TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK
1. Konsep Produksi
2. Konsep Produk
Konsep produk merupakan orientasi manajemen yang menganggap
konsumen akan lebih tertarik pada produk-produk yang ditawarkan
dengan mutu yang terbaik pada tingkat harga tertentu. Oleh karena itu,
organisasi atau perusahaan haruslah berusaha untuk melakukan
perbaikan mutu produk yang dihasilkan (Sofjan Assauri, 2011: 75).
3. Konsep Penjualan
4. Konsep Pemasaran
Marketing Mix
Menurut Kotler dan Armstrong (2017: 17), bauran pemasaran
adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dipadukan perusahaan
untuk menghasilkan respon yang diinginkan di pasar sasaran. Mc Charty,
dalam Kotler dan Keller (2016:47), mengklasifikasikan alat-alat itu
menjadi empat kelompok yang luas yang disebut 4P, yaitu produk
(product), harga (price), lokasi (place), dan promosi (promotion).
Pandangan komplementer dari 4P dapat ditemukan dalam wawasan
pemasaran.
Menurut Kotler dan Keller (2016) marketing mix atau bauran
pemasarandapat diartikan sebagai sekumpulan dari variable-variabel yang
dapat dikendalikan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengejar
tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran atau dengan kata
lain 4P merupakan kombinasi dari variabel-variabel pemasaran yang
merupakan faktor internal yang berada dalam jangkauan yang dapat
dikendalikan oleh perusahaan.
Adapun variabel-variabel tersebut sebagai berikut:
1. Produk (product)
2. Harga (price)
Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen kepada
produsen untuk mendapatkan suatu produk. Varibel ini mempunyai
sarana yaitu: daftar harga, potongan harga, syarat kredit dan
periodepembayaran.
3. Distribusi (place)
4. Promosi (promotion)
Experintial Marketing
Experiential marketing berasal dari dua kata yaitu experiential dan
marketing. Kata experiential sendiri berasal dari kata experience yang
berarti pengalaman dan kata marketing berarti pemasaran. Gilmore (1999)
berpendapat bahwa pengalaman adalah suatu kejadian yang terjadi dan
mengikat pada setiap individu secara personal. Pengalaman dapat diartikan
sebagai sesuatu yang pernah dialami, dijalani maupun dirasakan, baik
sudah lama maupun yang baru saja terjadi (Saparwati, 2012). Pemasaran
menurut American Marketing Association adalah aktivitas, sekumpulan
institusi, dan proses untuk membuat, mengkomunikasikan,
menyampaikan, dan bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi
pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat luas. Kotler dan Armstrong
(2012:29) mendefinisikan pemasaran sebagai proses dimana perusahaan
menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan
yang kuat untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalan.
Menurut Smilansky (2009:13), Experiential marketing adalah
proses mengidentifikasi dan memuaskan kebutuhan konsumen dan aspirasi
yang menguntungkan, melibatkan konsumen melalui komunikasi dua arah
yang membawa kepribadian merek untuk hidup dan menambah nilai target
audiens. Komunikasi dua arah dan keterlibatan interaktif adalah kunci
untuk menciptakan pengalaman mengesankan yang mendorong word of
mouth, dan mengubah konsumen menjadi pendukung merek dan loyalitas
pelanggan terhadap suatu merek.
Dari definisi-definisi tersebut dapat dikatakan experiential
marketing merujuk pada pengalaman nyata pelanggan terhadap
brand/product/service untuk meningkatkan penjualan/ sales dan brand
image/ awareness. Experiential marketing adalah lebih dari sekedar
memberikan informasi dan peluang pada pelanggan untuk memperoleh
pengalaman atas keuntungan yang didapat dari produk atau jasa itu sendiri
tetapi juga membangkitkan emosi dan perasaan yang berdampak terhadap
pemasaran, khususnya penjualan.
Tahap awal dari sebuah experiential marketing terfokus pada tiga kunci
pokok:
1. Pengalaman pelanggan
Pengalaman pelanggan melibatkan panca indera, hati, pikiran yang
dapat menempatkan pembelian produk atau jasa di antara konteks yang
lebih besar dalam kehidupan.
2. Pola konsumsi
Analisis pola konsumsi dapat menimbulkan hubungan untuk
menciptakan sinergi yang lebih besar. Pengalaman setelah pembelian
diukur melalui kepuasan dan loyalitas.
3. Keputusan rasional dan emosional
Banyak keputusan dalam hidup diambil dengan menuruti kata hati.
Menurut Schmitt dalam Endang Sulistya Rini (2009) memiliki empat
karakteristik yaitu:
Experiential
Marketing
Experience Providers
Experiential Modules
(ExPros)
(SEMs)
Agen-agen yang dapat
Sense, Feel, Think, Act, Relate
mengahantarkan
experience
Kepuasan
Konsumen
BAB 4
PENUTUP
Ekonomi,Guru.2020.ExperientalMarketing.https://sarjanaekonomi.co.id/experient
ial-marketing/ (diakses 17 Maret 2021).
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2016. Marketing Management, 15th
Edition, Pearson Education, Inc.
Yacob, Syahmardi, Ade Octavia, dan Eni Oktaviani. 2017. Pengaruh Experiential
Marketing Terhadap Customer Satisfaction dan Customer’s Brand Loyalty Pizza
Hut Kota Jambi. https://repository.unja.ac.id/3863/54/490_500.pdf (diakses pada
18 Maret 2021).
PERTANYAAN DAN JAWABAN