PRAKTIK
MANAJEMEN PEMASARAN
DOSEN: Haryanto,S.Kom,M.M
Nama Mahasiswa : Hospitalia Zalukhu
UNIVERSITAS RAHARJA
TANGERANG
2022
MODUL I
PENGENALAN MANAJEMEN PEMASARAN
1. Tujuan
a. Mahasiswa mampu menjelaskan apa itu manajemen pemasaran
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi model pemasaran
c. Mahasiswa dapat mengimplementasi model manajemen pemasaran
2. Landasan Teori
A. PENGERTIAN MANAJEMEN PEMASARAN
Manajemen Pemasaran Dalam mengelolah proses transaksi dan atau kegiatan usaha,
tentunya berkaitan dengan adanya pertukaran yang potensi dan mempunyai nilai finansial
diperlukan suatu keterampilan tertentu. Untuk mengatasinya seseorang akan berupaya dan
menjadi mampu melakukan proses yang demikian. Manajemen Pemasaran berlangsung bila
sekurang-kurangnya satu pihak mempertimbangkan sasaran dan sarana untuk memperoleh
tanggapan yang diharapkan dari pihak lain, pada suatu pertukaran yang potensial
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan upaya mengatur strategi dan cara agar konsumen mau
mengeluarkan uang yang mereka miliki untuk menggunakan produk atau jasa yang
dimiliki sebuah perusahaan, tak terkecuali bagi usaha kecil dan menengah. Dengan
strategi pemasaran yang baik dan tepat ditambah dengan mengedepankan konsep
spiritual, posisi usaha kecil dan menengah menjadi kuat dan patut diperhitungkan dalam
kegiatan ekonomi nasional yang akhirnya membawa keuntungan bagi usaha tersebut.
Demikian halnya setiap organisasi, baik bisnis maupun nonbisnis, juga tidak terlepas
dari aktivitas pemasaran. Memproduksi barang/jasa untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan pelanggan, menyampaikan produk ke konsumen atau pelanggan merupakan
beberapa contoh aktivitas pemasaran yang selalu dilakukan oleh berbagai pihak yang
berkepentingan
Memahami arti pentingnya pemasaran, akan sangat menentukan kelangsungan
dan kemampuanya dalam mengelola usahanya, baik memuaskan konsumen, sampai
dengan menuntutnya memahami pasar sasaran yang sesuai dengan usaha yang
dikelolanya, dimana pada akhirnya akan membuktikan keberhasilan dengan keuntungan
yang akan diproses atas usaha yang ditekuninya.
Seringkali terjadi salah pengertian dalam memahami arti pemasaran dalam
sebuah perusahaan. Pemasaran diartikan sebagai cara-cara yang dilakukan oleh
perusahaan dalam menjual produknya, sementara pihak lain mengartikan pemasaran
sebagai usaha promosi atau cara perusahaan mempengaruhi konsumen agar membeli
produknya. Arti pemasaran yang sebenarnya adalah lebih luas dari pengertian-
pengertian itu.
Menurut Irwan pemasaran adalah “proses sosial dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan
mempertemukan produk dan nilai dengan individu atau kelompok lainya”.
‟Diungkapkan juga oleh pakar pemasaran, Philip Kotler dalam bukunya Marketing
Management Analysis, Planning, and Control, mengartikan pemasaran secara lebih
luas, yaitu: ‟Pemasaran adalah suatu proses dimana individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan menciptakan dan
mempertukar produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya”.
Dari kedua definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa pemasaran berasal dari
kenyataan bahwa manusia memiliki kebutuhan dan keinginan. Pemilihan produk
ditentukan oleh konsep nilai, biaya dan kebutuhan. Kecuali itu pemasaran tidak hanya
terbatas pada kegiatan penjualan dan promosi saja melainkan dimulai sejak
merencanakan produk yang akan dipasarkan sampai pada acara pendistribusian. Namun
demikian dalam kenyataannya, meskipun para pelaku bisnis sudah tahu dan paham
tentang arti pemasaran, masih sering kita lihat mereka hanya menekankan pada
beberapa aspek pemasaran dalam memasarkan produknya saja.Kenyataan ini tidak
terlepas dari orientasi mereka melakukan konsep pemasaran dalam memberikan nilai
kepada konsumen,dan laba bagi perusahaan. Dengan kata lain, hal ini sangat tergantung
dari strategi pemasaran yang mereka terapkan.
b. Konsep-Konsep Pemasaran
Telah dijelaskan diatas bahwa manajemen pemasaran sebagai upaya
secara sadar untuk mencapai hasil jual-beli yang diharapkan dengan pasar sasaran,
untuk pelaksanaanya terlebih dahulu perlu diketahui konsep pemasaran yang
merupakan kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang terdiri dari penentuan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang
diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Ada lima konsep berdasarkan nama organisasi melakukan pemasaran
mereka: konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran
dan konsep pemasaran kemasyarakatan‟‟
1) Konsep Produksi
Konsep Produksi berpendapat bahwa para pelanggan akan menyukai
produk-produk yang tersedia secara luas dan harganya murah. Manajemen dalam
organisasi yang berorientasi pada produksi mengarahkan segenap upaya untuk
mencapai efisiensi produksi yang tinggi dan liputan yang luas.
2) Konsep Produk
Konsep produk berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk
produk yang memberikan kualitas, penampilan dan ciri-ciri yang terbaik.
Manajemen dalam organisasi yang demikian memusatkan energi mereka untuk
membuat produk yang baik dan terus meningkatkan mutu produk tersebut.
3) Konsep Penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, jika dibiarkan sendiri
biasanya tidak akan membeli produk-produk dari organisasi tersebut. Oleh karena
itu organisasi harus melakukan kegiatan penjualan yang agresif dan usaha promosi
yang gencar.
4) Konsep Pemasaran
Konsep Pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan tujuan
organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan
penyerahan produk yang memuaskan secara efektif dan efisien dibandingkan para
pesaing.
5) Konsep Pemasaran
Bersifat Kemasyarakatan Konsep pemasaran yang bersifat kemasyarakatan
berpegang pada asumsi bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan,
keinginan, dan minat dari pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang
diharapkan dengan cara yang lebih efektif daripada pesaing sedemikian rupa
sehingga dapat menjamin atau mendorong kesejahteraan konsumen dan
masyarakat. Atas dasar pendapat diatas, dapat difahami, sesungguhnya ada yang
mendasari konsep pemasaran, yaitu meliputi:
a) Seluruh perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada
keinginan konsumen atau pasar.
b) Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan.
● Memuaskan Pelanggan
Konsumen yang puas tak berarti hanya terhadap barang atau jasa sesuai
kebutuhan, kepuasan tersebut bisa membuat mereka merekomendasikan produk
yang baru saja dibeli kepada orang lain atau masyarakat luar.
● Citra Baik
Dalam buku manajemen pemasaran yang banyak beredar, salah satu tujuan
dari manajemen pemasaran adalah agar produk yang dijual atau ditawarkan kepada
masyarakat memiliki citra yang baik.
4. Langkah Penyelesaian
Permasalahan :
Jika sebuah perusahaan sedang dalam struggle dalam penentuan produk maupun target bisnis,
apa yang bisa dilakukan sebagai bentuk implementasi dari manajemen pemasaran ?
Penyelesaian :
Memilih pelanggan sasaran, mengidentifikasi kebutuhan dan keinginannya, serta menetapkan
bauran pemasaran yang sesuai merupakan contoh implementasi fungsi perencanaan
manajemen atau bisa dikatakan terlebih dahulu melakukan startegi pemasaran.
5. Tugas
1. Apa itu manajemen pemasaran ?
2. Berikan contoh konsep pemasaran dan contohnya!
3. Jelaskan tujuan dari manajemen pemasaran
MODUL II
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP STRATEGI PEMASARAN
1. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu menjelaskan apa itu strategi pemasaran
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi lingkup pemasaran
c. Mahasiswa dapat mengimplementasi strategi pemasaran
2. LANDASAN TEORI
A. Pengertian dan Ruang lingkup Strategi Pemasaran
Menurut Pandji Anoraga, strategi pemasaran adalah wujud rencana yang
terarah dibidang pemasaran untuk memperoleh suatu hasil yang optimal.
Strategi Pemasaran mengandung dua faktor yang terpisah tetapi
berhubungan dengan erat yaitu:
a. Pasar target/sasaran yaitu suatu kelompok konsumen yang homogen yang
merupakan ‟sasaran” perusahaan.
b. Bauran pemasaran (Marketing Mix) yaitu variabel-variabel pemasaran yang
dapat dikontrol yang akan dikombinasikan oleh perusahaan untuk
memperoleh hasil yang maksimal.
c. Kedua faktor ini berhubungan erat. Pasar sasaran merupakan sasaran yang
akan dituju, sedangkan bauran pemasaran merupakan alat untuk menuju
sasaran tersebut.
Dengan demikian dapat difahami bahwa strategi pemasaran adalah analisis
strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan dalam strategis penentuan pasar
sasaran bagi produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, dan
pengembangan, pelaksanaan, serta pengelolaan strategi program pemasaran
penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memahami keinginan konsumen
pasar sasaran. Adapun elemen-elemen strategi pemasaran serta hubungan antara
masing-masing elemen dapat dilihat pada gambar:
Bagi pebisnis pada umumnya, kondisi persaingan saat ini sangat ketat,
sudah sepatutnya perlu memperhitungkan menggunakan strategi yang tepat.
Sehingga perusahaan akan mampu persaingan merebut pangsa pasar. “Strategi
pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk
menciptakan nilai pelanggan dan menciptakan hubungan yang menguntungkan”
Selanjutnya untuk memahami strategi pemasaran, patut diketahui hal yang
berkaitan dengan segmentasi, targeting dan positioning, secara rinci akan
dipaparkan di bawah ini.
a. Segmentasi Pasar
Secara garis besar, “Segmentasi pasar dapat diartikan sebagai proses
mengelompokkan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok kelompok
atau segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, perilaku,
dan respon terhadap program pemasaran spesifik.”
Segmentasi pasar merupakan konsep pokok yang mendasari strategi
pemasaran perusahaan dan penglokasian sumber daya yang harus dilakukan dalam
rangka mengimplikasikan program pemasaran. Segmen pasar terdiri dari
sekelompok pelanggan yang memiliki kesamaan dalam hal tertentu kepuasan
terhadap suatu produk.
Jika kita mendefinisikan segmen pasar atas dasar manfaat atau solusi, maka
kita menerapkan perspektif permintaan. Pendekatan ini dapat menghasilkan
deskripsi pasar untuk produk tertentu yang terkadang sama sekali diluar dugaan.
Sementara itu jika kita mendefinisikan pasar berdasar pada tipe produk yang
dihasilkan, maka pendekatan yang dipakai adalah perspektif penawaran.
Perspektif ini berfokus pada semua pesaing yang menawarkan produk dan
jasa serupa. Perspektif ini juga mempertimbangkan proses pemanufakturan,
struktur biaya, ketersediaan bahan mentah, perkembangan dan pemanfaatan
teknologi, strategi pemasaran dan distribusi, lingkup geografis, biaya masuk dan
biaya keluar dari industri yang bersangkutan.2
Dalam konteks ini pasar adalah lahan persaingan dimana masing masing
perusahaan berlomba untuk merebut perhatian pasar dalam mengambil keputusan
pembelian. Perspektif permintaan dan penawaran menjadi golongan yang
membedakan antar keinginan dan kebutuhan pembeli yang telah menjadi segmen
dari produk yang dikeluarkan perusahaan.
b. Target Pasar
Daya tarik segmen pasar dapat dilakukan dengan mengelompokkan
menjadi tiga faktor utama, antara lain:
Pertama, ukuran dan potensi pertumbuhan segmen. Meskipun segmen yang
besar dan berkembang pesat kelihatannya lebih menarik, ukuran segmen dan
potensi pertumbuhan yang cocok bagi setiap perusahaan harus disesuaikan dengan
sumber daya dan kapabilitas organisasi.
Kedua, karakteristik struktural segmen yang terdiri atas kompetisi,
kejenuhan segmen, profitabilitas dan risiko lingkungan. Perusahaan wajib
mencermati intensitas dan dinamika persaingan yang berkaitan dengan hambatan
masuk, hambatan keluar, ancaman pendatang baru, tekanan dari produk dan jasa
substitusi, kekuatan tawar menawar pemasok dan kekuatan tawar menawar
konsumen.
Perusahaan juga menilai apakah para pesaing yang sudah ada saat ini telah
melayani semua kemungkinan segmen yang ada atau masih tersedia sangat
potensial dalam pasar yang dimasuki perusahaan.
Ketiga, kesesuaian antara produk dan pasar. Dalam hal ini, terdapat tiga
pertanyaan kunci yang harus dijawab:
1) apakah melayani segmen tertentu dapat sesuai dengan kekuatan perusahaan
dan citra yang diharapkan;
2) adakah sinergi yang didapatkan dari melayani segmen tersebut; dan
3) dapatkah perusahaan menanggung biaya memasuki segmen bersangkutan dan
dapatkan perusahaan menetapkan harga produk sedemikian rupa sehingga
memperoleh tingkat margin dan return on investment.
Untuk menetapkan target, maka perusahaan harus memperhatikan beberapa
aspek yang terkait dengan target yang akan dicapai mulai dari perubahan
lingkungan, kejenuhan segmen, persaingan pasar, dan menanamkan citra yang
diinginkan. Apabila faktor diatas dapat menjadi perhatian bagi perusahaan maka ha
tersebut dapat menjadikan perusahaan bisa mencapai target yang diinginkan.
c. Positioning
Setelah mendefinisikan segmen pasar potensial dan memilih satu atau
beberapa diantaranya untuk dijadikan pasar sasaran, pemasar harus menentukan
posisi yang ingin diwujudkan. Sementara, “yang dimaksud dengan posisi dalam
konteks pemasaran adalah cara produk, merk atau organisasi perusahaan
dipersepsikan secara relatif dibandingkan dengan produk, merk atau organisasi
pesaing oleh pelanggan saat ini maupun calon pelanggan.”
Bila posisi merupakan cara sebuah produk dipersepsikan, maka istilah
positioning mengandung makna sebagai: tindakan merancang penawaran dan citra
perusahaan dalam rangka meraih tempat khusus dan unik dalam bank pasar sasaran
sedemikian rupa sehingga dipersepsikan lebih unggul dibandingkan para pesaing”
Dalam rangka menciptakan positioning yang tepat untuk suatu produk,
pemasar harus mengkomunikasikan dan memberikan manfaat-manfaat tertentu
yang dibutuhkan pasar sasaran.
Dalam positioning, yang diharapkan adalah perusahaan dapat mendapat
citra positif melalui jasa maupun produk yang dihasilkan dari perusahaan. Dengan
demikian pemasar harus bisa mengkomunikasikan kepada calon konsumen
mengenai manfaat-manfaat yang didapatkan dari produk perusahaan sehingga
menimbulkan kesan yang positif baik terhadap merek, produk dan perusahaan
secara berkelanjutan.
Perilaku Konsumen untuk dapat mengantisipasi dan mereaksi kebutuhan
konsumen kita harus memahami tentang perilaku konsumen. Analisis tentang
berbagai faktor yang berdampak pada perilaku konsumen, seperti apa yang
dibutuhkan, apa seleranya dan bagaimana konsumen mengambil keputusan.
Menurut Engel et el (1995) dikutip oleh Bilson Simamora bahwa “perilaku
konsumen adalah tindakan yang berlangsung terlibat untuk mendapatkan,
mengkomunikasikan produk dan jasa, termasuk proses keuntungan yang
mendahului tindakan ini”
Dikemukakan lebih lanjut oleh suslina sanjaya, bahwa: Kunci untuk
memahami perilaku konsumen dalam islam tidak terletak dengan hanya
mengetahui hal-hal yang terlarang tetapi juga menyadari konsep dinamika tentang
sikap moderat dalam komunikasi yang dituntut oleh perilaku yang mengutamakan
kepentingan orang lain, yaitu seorang konsumen Muslim. Larangan-larangan Islam
mengenai makanan dan minuman harus dipandang sebagai usaha untuk
memperbaiki perilaku konsumen. Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan
memuaskan kebutuhan serta keinginan target market.
Bidang ilmu perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu,
kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan jasa,
barang, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat
mereka.
Perilaku konsumen merupakan bagian dari manajemen pemasaran yang
berhubungan dengan manusia sebagai pasar sasaran. Otomatis, riset perilaku
pembelian konsumen juga merupakan bagian riset pemasaran. Simamora
berpendapat bahwa: “perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen
terakhir, baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk
konsumsi personal”.
Selanjutnya menurut Amirullah (2002, hal. 2) : “Perilaku konsumen adalah
proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang melibatkan
dalam mengevaluasi, memperoleh, dan menggunakan atau dapat mempergunakan
barang-barang dan jasa. Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan,
yaitu:
a) Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga.
b) Perilaku suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam
memperoleh, memakai, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk.
c) Mengetahui perilaku konsumen meliputi perilaku yang juga termasuk variabel-
variabel yang dimiliki konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi, bagaimana
mereka mengevaluasi alternatif, dan apa yang mereka rasakan tentang
kepemilikan dan penggunaan produk yang bermacam-macam.
Dari sudut pandang syariah Islam dapat diketahui bahwa “Perilaku
konsumen yang dibangun berdasarkan syariah Islam memiliki perbedaan yang
mendasar dengan teori konvensional. Perbedaan ini menyangkut nilai dasar yang
menjadi fondasi teori, motif dan tujuan konsumsi, hingga teknik pilihan dan alokasi
anggaran untuk berkonsumsi. Ada 3 (tiga) dasar yang menjadi fondasi bagi
perilaku konsumen masyarakat muslim, antara lain:
1) Keyakinan akan adanya hari kiamat dan kehidupan akhirat, prinsip ini
mengarahkan seorang konsumen untuk mengutamakan konsumsi untuk akhirat
daripada duniawi.
2) Konsep sukses dalam kehidupan seorang muslim diukur dengan moral agama
islam, dan bukan dengan jumlah kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi
moralitas semakin tinggi pula kesuksesan yang dicapai kebijakan, kebenaran
dan ketaqwaan kepada Allah merupakan kunci moralitas islam.
3) Kedudukan harta merupakan anugerah Allah dan bukan sesuatu yang dengan
sendirinya bersifat buruk (sehingga harus dijauhi secara berlebihan). Karena
harta merupakan alat untuk mencapai tujuan hidup, jika diusahakan dan
dimanfaatkan dengan benar.
Gambaran yang diperoleh dari pemahaman atas perilaku konsumen
tersebut, merupakan modal dasar perusahaan untuk menetapkan kebijakan
pemasaran yang akan dijalankan seperti penempatan produk dipasar (product
positioning), segmentasi pasar, pengembangan produk atau pasar baru, dan
kebijakan bauran pemasaran serta kebijakan dalam menghadapi persaingan bisnis.
B. Persaingan Bisnis
Dalam Perspektif Islam Untuk memahami persaingan bisnis dalam perspektif
islam, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian dan ruang lingkup persaingan bisnis.
4. LANGKAH PENYELESAIAN
Permasalahan : -
5. TUGAS
1. Apa itu ruang lingkup strategi pemasaran
2. Jelaskan bagaimana implementasi strategi pemasaran
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi persaingan dalam industri
MODUL III
BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)
1. Tujuan
2. Landasan Teori
A. PENGERTIAN BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX)
Dalam memasarkan suatu produk atau jasa dalam sebuah perusahaan, diperlukan
suatu pendekatan yang mudah dan fleksibel yang biasa disebut sebagai bauran pemasaran
(marketing mix).
Marketing mix atau yang diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi bauran
pemasaran adalah suatu strategi penjualan atau promosi serta penentuan harga yang
bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan
untuk pasar yang dituju.
Dengan perkembangan dunia teknologi yang sangat cepat, tentu setiap komponen
marketing mix berikut tidaklah kaku. Adakalanya muncul hal-hal baru yang dapat bersifat
substitusi (menggantikan) maupun komplementer (pelengkap).
Physical evidence adalah bukti fisik yang dapat dirasakan oleh indra manusia
baik dengan penglihatan, perabaan, serta penciuman. Bukti fisik ini melingkupi
bangunan kantor serta elemen pendukung lain seperti toko, kedai, dan
semacamnya.
Building merupakan contoh bagian dari bukti fisik, karakteristik ini bisa menjadi
nilai tambah bagi konsumen sebagai perusahaan jasa yang memiliki karakter.
Perhatian terhadap interior, perlengkapan bangunan, termasuk lightning system,
dan tata ruang yang lapang menjadi perhatian penting dan dapat mempengaruhi
mood pengunjung.
Bangunan harus dapat menciptakan suasana dengan memperhatikan ambience
sehingga memberikan pengalaman terbaik kepada pengunjung, khususnya untuk
sebuah perusahaan dengan target market dengan selera tertentu.
Jika kita mendengar istilah marketing mix (bauran pemasaran), biasanya yang
muncul pertama dalam benak kita adalah metode marketing yang harus dilakukan
perusahaan. Padahal, sebelum melompat pada proses “memarketingkan produk”
kita harus terlebih dahulu mendefinisikan siapa target pasar dari produk bisnis
yang hendak diluncurkan.
Tanpa adanya riset target market yang jelas, kita tidak akan tahu apakah
produk ini potensial dari aspek bisnis atau tidak, baik dari sisi ukuran pasar (market
size), daya beli, dan semacamnya. Oleh karenanya, konsep bauran pemasaran
(yang semula 4P lalu dikembangkan menjadi 7P ini) dapat membantu Anda
mendefinisikan target market yang tepat.
a. Strategi Pricing (Penentuan harga)
Pada bagian kedua ini, Anda butuh untuk lebih jauh mengenal tebal
dompet dan kerelaan membayar dari target market produk Anda. Mengapa
hal ini penting, karena harga mahal/murah itu relatif tergantung Anda
menjualnya ke siapa.
Sebelum bicara lebih jauh, tentunya Anda juga harus memahami bahwa
setiap kategori bisnis punya pricing strategy yang berbeda. Mulai dari
penentuan margin, faktor inflasi dan sebagainya. Sebagai contoh, dalam bisnis
kuliner, patokan margin kotor biasanya di angka 30%, hal ini dikarenakan life
time dari produk yang relatif rendah, membuat adanya kemungkinan produk
yang terbuang.
Dalam bisnis fashion, elektronik, sampai otomotif biasanya punya
patokan margin umum nya masing-masing, tentu Anda harus pelajari dahulu
sebelum masuk dalam pricing yang sebenarnya.
Jika Anda tipe orang yang tidak mau ambil pusing, bisa juga
menggunakan pendekatan top-down. Cukup lihat berapa rentang harga produk
kompetitor, dan buat positioning produk Anda sendiri. Dari rentang tersebut
Anda dapat menentukan harga minimum dan maksimum produk Anda di
pasaran.
b. Strategi Promosi
Pada poin ketiga ini, Anda dituntut untuk bisa main lebih jauh. Ya,
strategi promosi sangat berkaitan erat dengan karakter target market Anda.
Alasannya sederhana: orang senang melihat promosi hanya di saat-saat
tertentu. Jujur saja, kalau Anda sedang asyik menonton video di YouTube,
lalu tiba-tiba tontonan Anda diganti dengan iklan saat sedang seru-serunya,
menyebalkan bukan? Hal yang sama seperti Anda menerima pesan sms atau
WhatsApp yang mengajak Anda membeli produk dengan iming-iming besok
harga naik.Oleh karenanya, Anda harus tahu taktik khusus agar promosi yang
Anda lakukan tidak dianggap promo atau minimal tidak meninggalkan kesan
jelek pada calon customer.
c. Endorsement vs Paid Ads vs Organic Reach?
Walaupun ada banyak sekali jenis strategi promosi, namun ketiga diatas
itu adalah strategi promosi rata-rata usaha saat ini, sepakat?
Bagaimana cara menentukan strategi yang terbaik adalah kembali lagi
pada judul besar bahasan kita: Target Pasar.
Contoh: Ada banyak produk yang bisa terjual cepat dengan endorsement,
tapi produk casual seperti laptop bukanlah salah satunya.Oleh karenanya,
perhatikan behavior dari target market Anda. Apakah diskon dan giveaway
bisa menjadi daya tarik mereka untuk membeli, atau justru rekomendasi dari
teman dekat lebih berpengaruh. Apakah tipe produk ini yang dapat dibeli
kapan saja atau hanya dibutuhkan dalam kondisi tertentu (contoh: vitamin
anak)? Apakah dengan momentum tertentu bisa efektif untuk menjangkau
market atau justru mereka lebih senang dengan evergreen konten?
Itulah sekelumit pertanyaan yang bisa menjadi inspirasi Anda dalam
menentukan mana strategi promosi yang akan digunakan. Ingat, kembali lagi,
kunci kesuksesan dari semua promosi adalah ketika mereka bisa hadir pada
waktu yang tepat.
Tentu contoh diatas bukanlah ide yang pertama, sudah banyak bisnis
sejenis yang menerapkan model promosi seperti itu. Tapi kira-kira
begitulah cara kita menentukan place strategy yang tepat. Diperlukan ide
kreatif dan pengalaman yang cukup hingga akhirnya kita bisa memastikan
promosi tersampaikan di tempat yang seharusnya.
4. Langkah Penyelesaian
Permasalahan :
Bagaimana cara menggunakan marketing 7p dalam aplikasi bisnis?
Penyelesaian :
Dalam memasarkan suatu produk, Anda harus mempertimbangkan dengan matang
ketujuh elemen ini jika ingin produk yang Anda jual laku di pasaran. Karena, suksesnya
penjualan suatu produk atau jasa biasanya tidak lepas dari keunggulan salah satu atau
salah dua dari elemen-elemen ini. Contoh McD laris manis karena promosi dan lokasi nya,
Bukalapak besar karena produk aplikasi, promosi, serta inovasi proses bisnisnya, dan
seterusnya.
5. Tugas
1. Apa perbedaan marketing mix 4p dan 7?
2. Apakah seluruh aspek dalam analisis 7p harus ikut dipertimbangkan?!
3. Apakah teori 7p ini sudah final atau bisa bertambah/berkurang?
MODUL IV
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN & PASAR BISNIS
DAN PERILAKUNYA
1. TUJUAN
a. Memahami tentang perilaku konsumen
b. Menjelaskan faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen
2. LANDASAN TEORI
A. MENGANALISIS PASAR KONSUMEN DAN PERILAKU PEMBELI
Pasar konsumen terdiri dari semua individu dan rumah tangga yang
membeli atau memperoleh barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Pada tahun
1984, pasar konsumen Amerika terdiri dari 238 juta orang dengan jumlah seluruh
pendapatan pribadi 3 triliun dolar atau rata-rata sebesar 15,487 dolar bagi setiap
pria, wanita, dan anak. Setiap tahun pasar ini tumbuh dengan beberapa juta orang
dan mencapai nilai lebih dari 100 milyar dolar, yang menunjukkan salah satu pasar
konsumen paling menguntungkan di dunia.
Para konsumen amat beraneka ragam menurut usia, pendapatan, tingkat
pendidikan, pola perpindahan tempat, dan selera. Adalah bermanfaat bagi para
pemasar untuk membeda-bedakan kelompok konsumen yang memang berbeda,
dan mengembangkan produk dan jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan
konsumen itu. Jika sebuah lapisan atau segmen pasar cukup besar, beberapa
perusahaan bisa menetapkan program pemasaran khusus untuk melayani pasar ini.
Pasar konsumen adalah pasar yang dimana pembelinya adalah individu
yang membeli produk untuk digunakan atau disewakan. Tujuan pemasaran adalah
memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan rangsangan serta keinginan pelanggan
sasaran. Bidang ilmu perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu,
kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan
barang, jasa, gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan
hasrat mereka.
Kemudian, pasar yang telah ada dianalisis lewat berbagai kegiatan. Secara
terperinci kegiatan-kegiatan tersebut meliputi : studi batas dan struktur pasar, studi
dan deskripsi konsumen akhir, studi dan deskripsi industri serta sistem nilai
tambah, evaluasi pesaing inti, prediksi potensi pertumbuhan pasar. Lima kegiatan
demikian, merupakan kerangka kerja yang memberikan landasan penting
identifikasi segmen pasar dan keunggulan bersaing. Mayoritas, bisnis saat ini
bertindak melakukan penargetan terhadap satu atau lebih segmen pasar. Pasar
adalah harus ditentukan dan dianalisis untuk kejelasan arena pertempuran dan
penerimaan profit dari keberhasilan persaingan.
Pemasar harus benar-benar mengerti antara teori dan kenyataan dari
perilaku konsumen. Perilaku konsumen dalam membeli suatu produk dipengaruhi
oleh faktor budaya, faktor sosial, dan faktor individu.
Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan
pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan
yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman
dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya.
Memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan tidak pernah
sesederhana. Dalam menganalisis suatu pasar konsumen, seseorang perlu
mengetahui tentang penduduk, obyek, tujuan pembeli, organisasi, operasi,
peristiwa, dan tempat penjualan.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembeli, mempelajari
terobosan – terobosan pemasaran, proses keputusan pembelian, dan pengambilan
keputusan pembelian.
Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun
bertindak sebaliknya. Pelanggan mungkin tidak memahami motivasi mereka yang
lebih dalam. Pelanggan mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran
mereka pada menit – menit terakhir perusahaan produk, tetap mendapat laba dari
memahami bagaimana dan mengapa pelanggan membeli. Tidak adanya
pemahaman terhadap motivasi kebutuhan dan kesukaan/preferensi pelanggan anda
jelas bias merusak pada tahap selanjutnya. Mempelajari konsumen akan
memberikan petunjuk bagi pengembanagan produk baru, keistimewaan produk,
harga, saluran pemasaran, pesan iklan dan elemen baru pemasaran lainnya.
Perilaku konsumen, seperti apa yang dibutuhkan, apa seleranya dan
bagaimana konsumen mengambil keputusan. Menurut Engel et el (1995) dikutip
oleh Bilson Simamora bahwa “perilaku konsumen adalah tindakan yang
berlangsung terlibat untuk mendapatkan, mengkomunikasikan produk dan jasa,
termasuk proses keuntungan yang mendahului tindakan ini”
Dikemukakan lebih lanjut oleh suslina sanjaya, bahwa: Kunci untuk
memahami perilaku konsumen dalam islam tidak terletak dengan hanya
mengetahui hal-hal yang terlarang tetapi juga menyadari konsep dinamika tentang
sikap moderat dalam komunikasi yang dituntut oleh perilaku yang mengutamakan
kepentingan orang lain, yaitu seorang konsumen Muslim. Larangan-larangan Islam
mengenai makanan dan minuman harus dipandang sebagai usaha untuk
memperbaiki perilaku konsumen. Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan
memuaskan kebutuhan serta keinginan target market.
Bidang ilmu perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu,
kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan jasa,
barang, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat
mereka.
Perilaku konsumen merupakan bagian dari manajemen pemasaran yang
berhubungan dengan manusia sebagai pasar sasaran. Otomatis, riset perilaku
pembelian konsumen juga merupakan bagian riset pemasaran.38 Simamora
berpendapat bahwa : “perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen
terakhir, baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk
konsumsi personal.
Selanjutnya menurut Amirullah (2002, hal. 2) : “Perilaku konsumen
adalah proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang
melibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, dan menggunakan atau dapat
mempergunakan barang-barang dan jasa. Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik
kesimpulan, yaitu :
a) Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga.
b) Perilaku suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam
memperoleh, memakai, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk.
c) Mengetahui perilaku konsumen meliputi perilaku yang juga termasuk variabel-
variabel yang dimiliki konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi, bagaimana
mereka mengevaluasi alternatif, dan apa yang mereka rasakan tentang
kepemilikan dan penggunaan produk yang bermacam-macam.
Dari sudut pandang syariah Islam dapat diketahui bahwa “Perilaku
konsumen yang dibangun berdasarkan syariah Islam memiliki perbedaan yang
mendasar dengan teori konvensional. Perbedaan ini menyangkut nilai dasar yang
menjadi fondasi teori, motif dan tujuan konsumsi, hingga teknik pilihan dan
alokasi anggaran untuk berkonsumsi. Ada 3 (tiga) dasar yang menjadi fondasi bagi
perilaku konsumen masyarakat muslim, antara lain:
1) Keyakinan akan adanya hari kiamat dan kehidupan akhirat, prinsip ini
mengarahkan seorang konsumen untuk mengutamakan konsumsi untuk
akhirat daripada duniawi.
2) Konsep sukses dalam kehidupan seorang muslim diukur dengan moral
agama islam, dan bukan dengan jumlah kekayaan yang dimiliki. Semakin
tinggi molalitas semakin tinggi pula kesuksesan yang dicapai kebijakan,
kebenaran dan ketaqwaan kepada Allah merupakan kunci moralitas islam.
3) Kedudukan harta merupakan anugerah Allah dan bukan sesuatu yang
dengan sendirinya bersifat buruk (sehingga harus dijauhi secara berlebihan).
Karena harta merupakan alat untuk mencapai tujuan hidup, jika diusahakan
dan dimanfaatkan dengan benar.
Gambaran yang diperoleh dari pemahaman atas perilaku konsumen
tersebut, merupakan modal dasar perusahaan untuk menetapkan kebijakan
pemasaran yang akan dijalankan seperti penempatan produk dipasar (product
positioning), segmentasi pasar, pengembangan produk atau pasar baru, dan
kebijakan bauran pemasaran serta kebijakan dalam menghadapi persaingan bisnis.
C. Faktor Sosial
Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial,
seperti kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.
1. Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah (reference group) seseorang adalah
semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap
muka) atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku orang
tersebut. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung disebut
kelompok keanggotaan (membership group). Beberapa dari
kelompok ini merupakan kelompok primer (primary group),
dengan siapa seseorang berinteraksi dengan apa adanya secara
terus menerus dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga,
dan rekan kerja. Masyarakat juga menjadi kelompok sekunder
(secondary group), seperti agama, profesional, dan kelompok
persatuan perdagangan, yang cenderung lebih resmi dan
memerlukan interaksi yang kurang berkelanjutan.
Kelompok referensi mempengaruhi anggota setidaknya dengan
tiga cara. Mereka memperkenalkan perilaku dan gaya hidup baru
kepada seseorang, mereka mempengaruhi sikap dan konsep diri,
dan mereka menciptakan tekanan kenyamanan yang dapat
mempengaruhi pilihan produk dan merek. Orang juga dipengaruhi
oleh kelompok diluar kelompoknya. Kelompok aspirasional
(aspirational group) adalah kelompok yang ingin di ikut oleh orang
itu, kelompok disosiatif (dissociative group) adalah kelompok
yang nilai dan perilakunya di tolak oleh orang tersebut.
Jika pengaruh kelompok referensi kuat, pemasar harus
menentukan cara menjangkau dan mempengaruhi pemimpin opini
kelompok. Pemimpin opini adalah orang yang menawarkan
nasihat atau informasi informal tentang produk atau kategori
produk tertentu, misalnya mana yang terbaik dari berbagai merek
atau bagaimana produk tertentu dapat digunakan.Pemimpin opini
seringkali memiliki kepercayaan yang tinggi, aktif secara sosial,
dan terlibat kategori produk.Pemasar berusaha menjangkau para
pemimpin opini dengan mengidentifikasi karakteristik demografis
dan psikografis, mengidentifikasikan media yang mereka baca,
dan mengarahkan pesan kepada mereka.
F. Proses Psikologi
Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model
respons rangsangan yang di perlihatkan pada rangsangan pemasaran dan
lingkungan memasuki kesadaran konsumen, dan sekelompok proses
psikologis di gabungkan dengan karakteristik konsumen tertentu
menghasilkan proses pengambilan keputusan dan keputusan akhir
pembelian.
Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran
konsumen antara kedatangan rangsangan pemasaran dari luar dan
keputusan pembelian akhir.
Pilihan barang yang dibeli seorang konsumen lebih lanjut
dipengaruhi oleh empat faktor psikologi yang penting yaitu:
1. Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu.Beberapa
kebutuhan bersifat biogenis; kebutuhan tersebut muncul dari tekanan
biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang lain bersifat
psikologis; kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti
kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan
kelompok. Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga
mencapai tingkat intensitas yang memadai.
Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk
bertindak.
Ada tiga teori yang mendasari tentang wacana motivasi, yaitu :
a. Teori Motivasi Freud
Sigmund freud mengasumsikan bahwa kekuatan psikologi yang
membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari dan bahwa,
seseorang tidak mampu memahami sepenuhnya,memahami motivasi
dirinya. Ketika seseorang mengamati merek – merek tertentu, ia akan
bereaksi tidak hanya pada kemampuan yang terlihat nyata pada merek –
merek tersebut. Melainkan juga pada petunjuk (clues) lain yang samar,
seperti wujud, ukuran, berat, bahan, warna, dan nama merek, dapat memicu
asosiasi ( arah pemikiran ) dan emosi tertentu.
Satu teknik yang disebut teknik tangga ( laddering ) memungkinkan
kita melacak motivasi seseorang dari motivasi instrumental yang
dinyatakan sampai motivasi yang lebih terminal. Kemudian pemasar dapat
memutuskan pada tingkat apa mereka akan mengembangkan pesan dan
daya tarik.
Periset motivasi sering mengumpulkan “ wawancara mendalam “ dengan
beberapa lusin konsumen untuk mengungkap motif yang lebih dalam yang
dipicu oleh produk. Mereka menggunakan teknik proyektif seperti asosiasi
kata, penyelesaian kalimat, interpretasi gambar, dan permainan peran,
banyak yang dipelopori oleh Ernest Dichter, ahli psikologi asal Wina yang
tinggal di Amerika Serikat.
Para peneliti telah menghasilkan beberapa hipotesis yang menarik dan
ganjil berkenaan dengan apa yang mungkin terdapat dalam benak si
pembeli sehubungan dengan keputusan membeli produk tertentu .para
peneliti itu mengemukakan bahwa :
- Para konsumen mengolah buah prune dikeringkan karena tampak
keriput dan hal itu mengingatkan orang pada usia tua.
- Laki-laki merokok sigaret merupakan satu bentuk perilaku
menghisap jempol bagi orang dewasa. Mereka menyukai rokok
untuk memperoleh bau aroma yang kuat untuk membuktikan
kejantanan mereka.
- Wanita menyukai lemak yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan
daripada lemak hewan karena yang ini membangkitkan rasa berdosa
membunuh hewan.
- Wanita bersungguh-sungguh ketika membuat kue karena secara
tidak sadar dia mengerjakan sesuatu kegiatan sebagai simbol dari
melahirkan bayi. Dia tidak menyukai adonan kue yang mudah
dipakai karena hidup santai membangkitkan rasa bersalah.
b. Teori Motivasi Maslow
Abraham maslow berusaha menjelaskan mengapa orang didorong oleh
kebutuhan tertentu pada waktu tertentu?.
Jawaban atas maslow adalah karena kebutuhan manusia tersusun atas
hirarki, dari yang paling mendesak sampai yang paling kurang mendesak.
Berdasarkan tingkat kepentingannya, kebutuhan – kebutuhan tersebut adalah
kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan social, kebutuhan penghargaan,
kebutuhan aktualisasi diri. Orang akan berusaha memuaskan dulu kebutuhan
mereka yang paling penting.
c. Teori Motivasi Herzberg
Frederick Herzberg mengembangkan teori dua faktor yang membedakan
dissatisfier (faktor – faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dan satisfier
(faktor – faktor yang menyebabkan kepuasan).Tidak adanya dissatisfier saja
tidak cukup, sebaliknya satisfier harus ada secara aktif untuk memotivasi
pembelian.
Teori motivasi Herzberg memiliki dua implikasi.
1. para penjual harus berusaha sebaik – baiknya untuk menghindari
dissatisfier
2. para pabrikan harus mengidentifikasikan satisfier atau motivator
utama pembeli di pasar dan kemudian menyediakan faktor satisfier
itu. Karena Satisfier itu akan memberikan perbedaan yang besar
terhadap merek apa yang dibeli pelanggan.
2. Persepsi
Seorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana orang tersebut
bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Persepsi itu sendiri adalah
proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan, dan
menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai
dunia (Philip Kotler, 1997).
Orang dapat memiliki persepsi sendiri yang berbeda atas objek yang sama
dengan tiga proses persepsi, yaitu :
a. Perhatian / atensi selektif (selective attention )
Artinya para pemasar harus bekerja keras dalam rangka menarik
perhatian konsumen, tantangan yang sesungguhnya adalah menjelaskan
rangsangan mana yang akan diperhatikan orang. Berikut ini adalah
beberapa temuan :
1. Orang cenderung memperhatikan rangsangan yang berhubungan
dengan kebutuhannya saat ini.
2. Orang cenderung memperhatikan rangsangan yang mereka
antisipasi
3. Orang cenderung memperhatikan rangsangan yang berdeviasi
besar terhadap ukuran rangsangan normal.
b. Distorsi selektif ( selective distortion )
Rangsangan yang telah mendapat perhatian bahkan tidak selalu
muncul dipikiran orang persis seperti yang diinginkan oleh
pengirimnya. Distorsi selektif adalah kecenderungan menafsirkan
informasi sehingga sesuai dengan pra-konsepsi kita. Karena
konsumen akan sering memelintirkan informasi sehingga sesuai
dengan keyakinan awal mereka tentang merek dan produk.
c. Ingatan selektif ( selective retention )
Adalah orang akan melupakan banyak hal yang mereka
pelajari, tapi cenderung mengingat informasi yang mendukung
pandangan dan keyakinan mereka karena adanya ingatan selektif.
d. Persepsi bawah sadar ( subliminal perception )
Adalah mekanisme persepsi selektif membutuhkan keterlibatan dan
pemikiran aktif konsumen. Sebuah topik yang telah mempesona banyak
pemasar selama berabad – abad.Persepsi subliminal mekanisme persepsi
subliminal menuntut keterlibatan dan pemikiran aktif pihak
konsumen,karena diam – diam pemasar menentukan pesan subliminal
dalam iklan dan kemasan.
G. Pembelajaraan ( perubahan seseorang berdasarkan pengalaman )
Jika seorang konsumen bertindak maka dengan sendirinya mereka
belajar.Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individu yang
muncul dari pengalaman, pembelajaran berlangsung melalui saling pengaruh dari
dorongan, rangsangan, petunjuk, respon, dan pembenaran.
Teori pembelajaran mengajarkan pemasaraan bahwa mereka dapat membangun
permintaan untuk sebuah produk dengan mengasosiasikannya dengan dorongan yang kuat,
menggunakkan pertanda yang memotivasi, dan menyediakan penguatan positif.
Dorongan (drives) adalah rangsangan internal yang kuat yang mendorong tindakan.
Petunjuk (cues) adlah rangsangan kecil yang menentukan kapan, di mana, dan bagaimna
tanggapan seseorang.
Sebuah perusahaan baru dapat memasuki pasar dengan menawarkan bujukan yang
sama dengan yang digunakan oleh pesaing dan memberikan konfigurasi isyarat yang
serupa, karena pembeli cenderung mengalihkan kesetian mereka pada merek yang mikrip
(generalisasi), atau perusahaan dapat merancang mereknya agar menarik bagi sekumpulan
pendorong yang beredar dan memberikan isyarat yang memancing perpindahan merek
(diskriminasi).
H. Kepercayaan dan sikap
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap.Hal
ini selanjutnya mempengaruhi tingkah laku membeli mereka.
Suatu kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dianut oleh
seseorang tentang sesuatu.(Philip kotler.edisi keenam).
Para produsen, sudah tentu sangat tertarik pada kepercayaan yang dianut
seseorang tentang produk dan jasa mereka. Kepercayaan ini membentuk citra terhadap
merek dan produk, dan orang berbuat sesuai dengan kepercayaan itu salah dan
mengekang pembelian, pengusaha pabrik akan berkeinginan untuk melancarkan
sebuah kampanye untuk memperbaiki kepercayaan itu.
Sebuah sikap menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik,
perasaan-perasaan emosional, dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama
waktu tertentu terhadap beberapa objek atau gagasan.
3. PROSES KEPUTUSAN MEMBELI
Keputusan Pembelian adalah Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-
ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen
akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Menurut
Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan
pembeliaN.
Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah
tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar
membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Karena itu, kita dapat membedakan beberapa peranan yang mungkin dimain-
mainkan orang dalam sebuah keputusan membeli :
Pengambilan inisiatif (initiator)
Orang yang pertama-tama menyarankan atau memikirkan gagasan membeli
produk atau jasa tertentu.
Orang yang mempengaruhi (influences)
Seseorang yang memberikan pengaruh adalah orang yang pandangan atau
nasihatnya diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir.
Pembuat keputusan (decides)
Seseorang yang pada akhirnya menemukan sebagian besar atau keseluruhan
keputusan membeli : apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana
membeli, atau dimana membeli.
Pembeli (buyer)
Seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.
Pemakai (user)
Seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau memakai produk atau
jasa.
3) Penilaian Alternatif
Konsep-konsep dasar tertentu membantu memperjelas proses penilaian konsumen.
konsep pertama adalah sifat-sifat produk. Kita beranggapan bahwa setiap konsumen
memandang suatu produk sebagai himpunan dari sifat-sifat atau cirri-ciri tertentu.
Konsumen akan memperhatikan terutama apa yang mereka anggap sesuai.
Konsumen akan paling memperhatikan cirri-ciri yang berkaitan langsung dengan
kebutuhan merek.
Pasar untuk suatu produk dapat dibagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan
ciri-ciri yang terutama yang menarik bagi kelompok pembeli yang berbeda-beda.
Yang kedua, pemasaran jangan menimbulkan bahwa hal ini merupakan cirri-ciri
yang terpenting.Beberapa diantaranya mungkin saja menjadi menonjol karena konsumen
baru saja memperoleh pesan dari sumber-sumber niaga yang mengemukakan ciri-ciri itu,
atau menhgadapi satu masalah berkenaan dengan cirri-ciri, sehingga cirri-ciri inilah yang
paling berkesan dalam benaknya.Mungkin pula cirri-ciri yang termasuk dalam kategori
tidak menonjol itu adalah cirri-ciri yang terlupakan oleh pembeli, namun tingkat
kepentingannya bisa dikenali kembali setelah diucapkan.Pemasar perlu lebih
memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk daripada penonjolan cirri-ciri.Konsumen
mungkin mengaitkan bobot pentingnya ciri-ciri yang berbeda itu dengan cirri-ciri yang
sesuai.Satu perbedaan dapat dibuat antara pentingnya suatu ciri dengan penonjolannya.
D. Beberapa Proses Keputusan Alternatif yang Digunakan oleh Konsumen untuk Menilai
Merek-merek Alternatif
Untuk menggunakan model merek ideal, pemasar perlu mewawancarai para pembeli dan
menanyakan mereka untuk menggambarkan merek yang diidam-idamkannya. Pemasar akan
memperoleh tiga kelompok jawaban. Konsumen lain akan menyebutkan dua merek idaman atau
lebih yang akan memuaskan mereka. Sedangkan selebihnya mengalami kesulitan untuk
merumuskan sebuah merek idaman dan menentukan suatu lingkup yang luas tentang merek-
merek yang dapat mereka terima.
4. LANGKAH PENYELESAIAN
Permasalahan : -
5. TUGAS
1. Apa itu ruang lingkup strategi pemasaran
2. Jelaskan bagaimana implementasi strategi pemasaran
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi persaingan dalam industri
MODUL V
ANALISIS INDUSTRI DAN PERSAINGAN
A. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami apa itu strategi
2. Mahasiswa mengerti pentingnya analisis persaingan
3. Mahasiswa mampu mengimpelemtasikan analisis industry dan persaingan
B. LANDASAN TEORI
Analisis Situasi Untuk Pembuatan Strategi
Analisis situasi bertujuan untuk mempertimbangkan keadaan baik situasi internal
perusahaan maupun lingkungan eksternal, yang langsung mempengaruhi peluang dan
pilihan strategi. Analisis industri dan persaingan menekankan pada pengaruh lingkungan
eksternal sedangkan analisis situasi perusahaan berdasarkan pada pengaruh lingkungan
internal. Termasuk dalam lingkungan eksternal adalah faktor-faktor yang lebih luas di luar
perusahaan seperti situasi politik, hukum, sosial, ekonomi, kependudukan dan lain-lain.
Sedangkan yang tergolong lingkungan internal adalah faktor-faktor yang lebih
sempit dan dekat dengan perusahaan seperti faktor internal perusahaan, pesaing, suplier,
distributor, konsumen dan lain-lain. Industri merupakan suatu kelompok usaha, dimana
produknya mempunyai kesamaan atribut dan bersaing untuk pembeli yang sama.
Persaingan antar perusahaan bank disebut industri perbankan ; perusahaan motor/mobil
disebut industri otomotif dan lain-lain.
Menurut pendapat Certo dan Peter, maka ada tiga peran utama dalam analisis lingkungan
yakni :
- Policy-Oriented Role
Peran yang dimaksud disini adalah peran analisis yang berorientasi pada
kebijakan manajemen tingkatan atas dan bartujuan untuk memperbaiki kinerja
organisasi dengan memberikan informasi bagi manajemen tingkat atas tentang
kecenderungan utama yang muncul dalam lingkungan.
- Integrated Strategic Planning Role
Peran ini bartujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan membuat
manajemen tingkat atas dan manajer divisi menyadari segala isu yang terjadi di
lingkungan perusahaan yang memiliki implikasi langsung pada proses
perencanaan.
- Function-Orinted Role
Peran ini bartujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan menyediakan
informasi lingkungan yang memberi perhatian pada efektivitas kinerja fungsi
organisasi tertentu.
1. STRUKTUR LINGKUNGAN
Secara umum, lingkungan organisasi dapat dikategorikan ke dalam 2 bagian,yaitu :
a. Lingkungan Eksternal
Tingkatan eksternal terdiri dari lingkungan umum dan industri,berikut
perinciannya :
Lingkungan Umum
Lingkungan umum adalah suatu lingkungan dalam lingkungan
eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang
lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya di luar dan
terlepas dari operasi perusahaan.Faktor-faktor tersebut di antaranya :
a) Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi mengacu kepada sifat, cara dan arah dari
perekonomian di mana suatu perusahaan akan atau sedang
berkompetisi. Indikator dari kesahatan perekonomian suatu
Negara antara lain adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga,
deficit atau surplus perdagangan, tingkat tabungan pribadi dan
bisnis, serta produk domestik bruto.
b) Faktor Sosial
Faktor-faktor social yang mempengaruhi suatu perusahaan
mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang, dan
gaya hidup dari orang-orang di lingkungan di mana perusahaan
beroperasi.
6. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup
masuknya industri dengan melakukan pengendalian
dan pengawasan. Persaingan tidak hanya terjadi antar
perusahaan yang sejenis, tetapi lebih jauh persaingan
muncul dengan banyaknya para pendatang baru, para
pengusaha barang substitusi, daya tawar supplier dan
dengan para pembeli. Persaingan yang paling sengit
biasanya terjadi antar perusahaan yang sejenis (rival).
Masing-masing perusahaan ingin memenangkan
persaingan dan memperoleh posisi pasar yang lebih
kuat. Alat-alat persaingan yang dipakai menyangkut
harga, kualitas, bentuk, pelayanan, garansi,
periklanan, distribusi, inovasi dan lain-lain.
Pendatang baru/pesaing baru masuk ke pasar dengan
membawa produk baru. Mereka ingin merebut pasar
yang sudah ada. Berhasil tidaknya pendatang baru
masuk pasar, tergantung juga dari kesulitan masuk
(entry barrier) dan reaksi dari pemain lama.
Persaingan juga muncul dari barang-barang substitusi
(substitute product). Apalagi barang ini dapat
menggantikan dengan lebih baik, seperti contohnya
mesin tik dengan komputer, kompor sumbu dengan
kompor gas dan lain-lain. Persaingan dari supplier
dan buyer dapat berupa pengaruh dan kekuatan
tawar-menawar (bargaining power).
2. Tingkat Rivalitas Di antara Para Pesaing Yang ada
Rivalitas (rivalry) di kalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan untuk
mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaongan harga,
perang iklan, introduksi produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada
pelanggan. Intensitas persaingan antar perusahaan merupakan fungsi dari beberapa
faktor seperti :
Pembeli biasanya membeli barang dengan harga yang termurah dengan meminta
kualitas yang tinggi dan pelayanan yang lebih baik. Hal ini membuat persaingan antara
perusahaan dalam industri yang sama. Biasanya kekuatan tawar menawar pembeli
meningkat jika situasi berikut terjadi :
6. Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi
tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada
perusahaan. Analisis lingkungan internal akan mencakup analisis mengenai sumberdaya,
kapabilitas dan kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan.
1. Sumberdaya (Resources)
Sumber daya manusia sengaja dipisah karena sifatnya yang spesifik.
Namun sumberdaya yang mereka sumbangkan kepada perusahaan adalah
ketrampilan, pengetahuan dan kemampuan dalam mengambil keputusan.
2. Kapabilitas (Capability)
Kapabilitas adalah suatu kumpulan sumberdaya yang menampilkan suatu
tugas atau aktivitas tertentu secara integratif. Menentukan kapabilitas suatu
perusahaan didasarkan dua pendekatan yaitu pendekatan fungsional dan
pendekatan rantai nilai (value chain).
3. Kompetisi (Core Competence)
Kompetensi Inti merupakan sekumpulan ketrampilan dan teknologi yang
memungkinkan suatu perusahaan menyediakan manfaat tertentu kepada
pelanggan.
7. Prosedur Pelaksanaan Analisis Lingkungan
Dalam menganalisis lingkungan organisasi, manajemen perusahaan perlu memperhatikan
beberapa hal yang mendukung terciptanya daya saing secara efektif dan efesien antara
lain :
a. Menentukan Relevasi Dari Tingkatan Lingkungan
Metode yang dibutuhkan untuk menyesuaikan tingkatan lingkungan adalah
dengan memperhatikan dan mempertimbangkan besarnya perusahaan dan
tingkat keterlibatannya dengan bisnis.
b. Menentukan Tingkat Relevasi Dari Strategi Issues
Strategic Issues adalah faktor lingkungan, baik faktor di dalam atau luar
perusahaan yang memiliki pengaruh pada kemampuan perusahaan dalam
mencapai tujuannya.
3. Environmental Forecasting
Teknik ini merupakan proses penentuan kondisi-kondisi apa yang
mungkin muncul dalam lingkungan organisasi pada masa yang akan
datang.Teknik yang digunakan dapat berupa meminta pendapat para
ahli, ekstrapolasi trend dan lain sebagainya.
D. MASALAH PENYELESAIAN
E. SOAL
Jenis-jenis CRM
a. On-premise CRM
Ketika Anda menggunakan on-premise CRM atau CRM lokal, maka
Anda harus menginstal CRM software di perangkat. Pada umumnya,
proses penginstalan ini akan membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk mengintegrasikan semua data yang ada. Selain itu, ketika
menggunakan on premise CRM, Anda juga harus membeli lisensi di
awal dan sistem tersebut akan dijalankan oleh server internal
perusahaan.
- Mengenali pelanggan.
Sistem CRM akan menyimpan data tentang produk apa yang telah dibeli
pelanggan, apa yang dijelajahi pelanggan di situs web Anda, serta inquiry
yang mereka tanyakan melalui saluran media sosial Anda. Informasi ini dapat
membantu Anda untuk mengetahui produk apa yang diinginkan
pelanggan serta item lain yang mungkin mereka minati. Dengan demikian,
Anda dapat menyesuaikan penawaran produk dengan lebih baik.
c. Meningkatkan efisiensi pekerjaan staff
Dalam sistem CRM, semua detail interaksi dapat dicatat baik itu email,
panggilan telepon, kalender, dan lain-lain. Informasi tersebut dapat
membantu kelancaran tugas-tugas dari para staf perusahaan Anda.
Selain itu, sistem CRM juga dapat mengingatkan Anda tentang tugas-
tugas tertunda yang perlu diselesaikan. Misalnya, jika calon pelanggan
meminta Anda untuk melakukan follow up setelah seminggu, maka detail
info tersebut akan masuk ke sistem CRM. Jadi, setelah seminggu CRM akan
mengingatkan Anda untuk menelepon pelanggan kembali.
a. Kualitas produk
Faktor pertama yang memengaruhi kepuasan pelanggan ialah kualitas dari
produk yang ditawarkan. Setiap konsumen, tentunya ingin mendapatkan kualitas barang
yang baik atau setidaknya sesuai dengan harga yang ditawarkan. Tidak hanya barang,
konsumen pun berekspektasi mendapatkan pelayanan jasa yang baik ketika
memesan jasa tertentu.
Ketika kualitas produk maupun jasa tersebut tidak sesuai dengan apa yang
diekspektasikan oleh konsumen, maka kemungkinan konsumen akan merasa
kecewa. Terlebih ketika perusahaan memberikan deskripsi produk yang salah atau
berlebihan, hingga membuat konsumen memiliki ekspektasi lebih.
b. Pelayanan
Selain kualitas produk, pelayanan ketika perusahaan menangani pelanggan pun
menjadi salah satu faktor yang memengaruhi customer satisfaction. Ketika produk
yang diberikan oleh konsumen memiliki kualitas yang baik, akan tetapi pelayanan yang
diberikan kurang baik, maka tentu konsumen akan kurang puas.
Pada umumnya, setiap konsumen ingin diperlakukan dengan baik dan
mendapatkan pelayanan yang baik dari perusahaan selama proses transaksi berlangsung.
Konsumen ingin dijawab dan merasa diperhatikan, ketika ia berusaha membeli barang
atau jasa yang ia inginkan. Oleh karena itu, pelayanan pun menjadi salah satu faktor
customer satisfaction. Ketika pelayanan yang diberikan kurang baik, maka konsumen
kebanyakan akan pergi serta kemungkinan dapat memberikan testimoni buruk
mengenai perusahaan.
Dengan memerhatikan kualitas serta kredibilitas yang baik setiap saat, maka customer
satisfaction pun akan me Jujur pada konsumen
2. Kejujuran
Kejujuran, merupakan kunci kesuksesan bagi para pelaku bisnis. Ketika pelaku bisnis
pernah mencoba berbohong pada konsumen, maka konsumen pun akan merasakan kecewa
dan sulit untuk percaya pada bisnis atau toko yang Grameds jalankan.
Selain itu, Grameds akan membentuk citra penipu atau pembohong yang kemungkinan
akan melekat dengan toko Grameds. Mungkin, Grameds mendapatkan banyak keuntungan
ketika berbohong atau bahkan tidak merasakan akibat dari berbohong ketika sekali atau dua
kali berlaku tidak jujur. Akan tetapi lama kelamaan, bisnis Grameds bisa merosot dan bahkan
label jelek akan melekat pada bisnis yang Grameds jalankan.
Oleh sebab itu, lebih baik pelaku bisnis jangan sekali-kali mencoba berlaku curang atau tidak
jujur kepada konsumen.
Elemen TQM
8. Komunikasi
Dalam kegiatan sehari-hari perusahaan, pasti akan mengalami adanya perubahan
baik itu dalam hal strategi, kebijakan, jadwal ataupun cara pelaksanaannya. Perubahan ini
harus dibicarakan dengan baik pada seluruh karyawan yang berkepentingan. Komunikasi
atau pembicaraan yang baik juga akan melahirkan semangat kerja dan motivasi karyawan
dalam mencapai tujuan utama perusahaan.
1. Penghematan Biaya
Saat menerapkan implementasi ini secara konsisten dari waktu ke waktu, maka
TQM bisa mengurangi biaya seluruh perusahaan, khususnya pada bidang scrap,
rework, layanan lapangan, serta pengurangan biaya garansi. TQM akan memungkinkan
perusahaan dalam meningkatkan keuntungan yang mengejutkan karena pengurangan
biaya ini akan mengalir langsung pada laba bottom-line tanpa harus mengeluarkan biaya
tambahan.
2. Kepuasan Pelanggan
Dengan mengimplementasikan sistem manajemen ini, maka seharusnya hanya
akan ada sedikit keluhan pelanggan, kenapa? Karena perusahaan mempunyai produk
ataupun layanan yang lebih baik daripada kompetitor lain dan interaksi pada pelanggan
juga akan cenderung bebas dari kesalahan.
Selain itu, tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi juga akan meningkatkan
pangsa pasar, karena para pelanggan bisa jadi akan melakukan tindakan atas nama
perusahaan dalam mendatangkan pelanggan baru lain. Hal ini biasa disebut dengan words of
mouth. Tingkat penjualan melalui words of mouth ini jauh lebih memuaskan dan lebih
efektif daripada teknik penjualan lainnya.
3. Mengurangi Cacat
Sistem manajemen Total Quality Manajemen (TQM) lebih fokus dalam
meningkatkan kualitas dalam suatu proses daripada memeriksa kualitas menjadi sebuah
proses. Hal ini akan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki kesalahan.
Adanya sistem komunikasi yang salah dan juga tidak memadai serta prosedur
yang kurang baik adalah masalah pengembangan organisasi. Adanya masalah komunikasi akan
melahirkan kesalahpahaman, rendah produktivitas, buruknya kualitas, duplikasi
performa, serta semangat kerja yang rendah.
Sistem manajemen Total Quality Manajemen (TQM) akan mengikat staf dari berbagai
bagian, departemen dan tingkatan manajemen dalam melahirkan komunikasi yang baik.