:
PURWAKARTA Tanggal:
Revisi :0
MODUL ASUHAN KEBIDANAN V Halaman.......dari.......
B. Kehamilan Remaja
a. Pengertian
Di Indonesia rata-rata kehamilan remaja terjadi pada usia 14-19 tahun. Hal ini
didapatkan dari hasil survey knowledge, attitude, practice. Kehamilan remaja
adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia 14-19 tahun baik melalui proses
pranikah atau nikah. Hamil diluar nikah yang terjadi pada remaja yang di
Indonesia yang pemerintahannya tidak peduli dengan masyarakat belum bergerak
secara signifikan dalam masalah ini, akan menimbulkan hal-hal yang lebih besar
dikemudian hari. Hal masa depanpun menjadi masalah misalnya malu terhadap
teman,lingkungan dan juga merasa remaja sudah musnah. Selain itu ketidak
stabilan emosi dan ekonomi juga sangat mempengaruhi apalagi jika hal ini terjadi
pada keluarga yang kurang mampu. Maka akan terjadi penolakan terhadap anak
yang nanti akan dilahirkan.
b. Hal yang mengakibatkan terjadinya kehamilan remaja antara lain
1. Kurangnya peran orang tua dalam keluarga Perhatian dan peran orang tua
amat berpengaruh besar terhadap perkembangan mental dan kejiwaan si anak.
Anak yang tidak merasakan ketentraman didalam keluarganya akan
cenderung mencari ketentraman di luar dengan berbagai cara, ada kalanya
mereka melakukan hal-hal yang banyak diantaranya yang cenderung
melakukan hal-hal negatif sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap kedua
ibu bapaknya.
2. Perkembangan IPTEK yang tidak didasari dengan perkembangan mental yang
kuat Semakin majunya IPTEK membuat para remaja semakin mudah untuk
mendapatkan informasi-informasi mengenai seks dan apabila hal ini tidak
didasari dengan perkembangan mental yang kuat maka dapat membuat para
remaja terjerumus ke arah pergaulan yang salah dan sehingga terciptalah
perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dan agama yang
berlaku.
3. Kurangnya Pendidikan Seks dari Orang Tua dan Keluarga terhadap Remaja
Berdasarkan penelitian yang didapat sejak September 2007 yang dilakukan di
4 kota di Indonesia. Dengan mengambil 450 responden dan dengan kisaran
usia antara 15 – 24 tahun, kategori masyarakat umum dan dengan kelas sosial
menengah ke atas dan ke bawah. Didapakan informasi bahwa sekitar 65%
informasi tentang seks didapat dari kawan 35% dari film porno. Dan hanya
5% yang mendapatkan informasi tentang seks dari orang tua.
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) yaitu berat lahir 1500 – 2500 gram
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu berat lahir < 1500 gram
3. Bayi baru lahir ekstrem rendah (BBLER) yaitu berat lahir < 1000 gram Bayi
dengan berat badan lahir rendah, akan mengalami beberapa masalah
diantaranya: Asfiksia, Gangguan nafas, Hipotermi, Hipoglikemi, Masalah
pemberian ASI, Infeksi, Ikterus dan Masalah perdarahan.
a. Ciri-ciri BBLR
1. Berat < 2.500 gram
2. Panjang badan < 45 cm
3. Lingkar dada < 30 cm
4. Lingkar kepala < 33 cm
5. Usia kehamilan < 37 minggu
6. Kepala relatif besar, kepala tidak mampu tegak
7. Kulit tipis, transparan, lemak kulit kurang, otot hipotonik- lemah.
8. Pernafasan tidak teratur, dll.
b. Penyebab BBLR
Menurut Depkes (1993) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya
BBLR, yaitu:
1. Faktor Ibu
a. Gizi ibu hamil yang kurang Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat
memengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
anemia pada bayi, asfiksia. Intra partum (mati dalam kandungan) lahir
dengan berat badan rendah (BBLR). Indikator lain untuk mengetahui
status gizi ibu hamil adalah dengan mengukur LILA. LILA adalah Lingkar
Lengan Atas. LLA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk
status gizi yang kurang/ buruk. Ibu berisiko untuk melahirkan anak dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
b. Umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun Kelahiran bayi BBLR
lebih tinggi pada ibu-ibu muda berusia kurang dari 20 tahun. Remaja
seringkali melahirkan bayi dengan berat lebih rendah. Hal ini terjadi
karena mereka belum matur dan mereka belum memiliki sistem transfer
plasenta seefisien wanita dewasa. Pada ibu yang tua meskipun mereka
telah berpengalaman, tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah
mulai menurun sehingga dapat memengaruhi janin intra uterin dan dapat
menyebabkan kelahiran BBLR. Faktor usia ibu bukanlah faktor utama
kelahiran BBLR, tetapi kelahiran BBLR tampak meningkat pada wanita
yang berusia di luar usia 20 sampai 35 tahun.
c. Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat Jarak kehamilan kurang dari 2
tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama
dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih
dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat
berdekatan (di bawah dua tahun) akan mengalami peningkatan risiko
terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk karena alasan
plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat melahirkan
bayi dengan berat lahir rendah.
d. Paritas ibu Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan
janin sehingga melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan perdarahan
saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah.
2. Faktor Kehamilan
a. Hamil dengan polihidramnion Polihidramnion adalah keadaan di mana
banyaknya air ketuban melebihi 2000 cc. Polihidramnion harus dianggap
sebagai kehamilan dengan risiko tinggi karena dapat membahayakan ibu
dan anak.
b. Hamil ganda Berat badan satu janin pada kehamilan kembar rata-rata 1000
gram lebih ringan daripada janin kehamilan tunggal. Berat badan bayi
yang baru lahir umumnya pada kehamilan kembar kurang dari 2500 gram.
Suatu faktor penting dalam hal ini ialah kecenderungan terjadinya partus
prematurus.
4. Penyuluhan kesehatan
5. Melakukan konsultasi terhadap penyakit yang dapat menyebabkan
kehamilan dan persalinan preterm.
g. Peran bidan
1. Melakukan KIE pada waktu pemeriksaan kehamilan tentang asupan
nutirsi selama hamil dan meninjau ulang status pekerjaan dan
membantu membuat keputusan mengenai persalinan. Mengkaji
kesiapan ibu untuk kelahiran dan persalinan serta kesiapan keluarga
untuk bayi baru lahir.
2. Meningkatkan peran serta keluarga dan masyarakat agar mau
menerima pelayanan KIA sebagai upaya untuk mencegah kejadian
BBLR dan penangananya.
3. Bekerja sama dengan tokoh masyarakat untuk mengadakan desa siaga
yang meliputi pengaturan transportasi setempat yang siap melakukan
rujukan kedaruratan, mengadakan pengaturan biaya bagi masyarakat
yang tidak mampu.
D. PUS (Pasangan Usia Subur)
PUS dengan Fertilitas tinggi Tingkat fertilitas/ tingkat kesuburan yang mana
sumbernya adalah PUS (pasangan usia subur) merupakan salah satu masalah
kebidanan yang perlu mendapatkan perhatian karena dengan tingginya tingkat
fertilitas tanpa diiringi oleh tingkat pengetahuan akan sistem reproduksi akan
meningkatkan AKI dan AKB. Peran bidan adalah dengan memberikan KB yang
sesuai.
PUS dalam masa prakonsepsi Masa prakonsepsi adalah masa persiapan
sebelum memasuki masa pembuahan dan kehamilan. Pada masa ini pasutri (PUS)
dapat merencanakan kehamilan dengan berbagai persiapan yang lebih matang. Peran
bidan disini adalah membantu persiapan pra konsepsi dengan:
a) Pemberian informasi pola hidup sehat seperti pola makan, olahraga, istirahat
cukup, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol dan tidak merokok.
b) Konseling variasi hubungan seksual dan cara menghitung masa subur.
bahwa melahirkan di dukun mudah dan murah, merupakan salah satu penyebab
terjadinya pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan.
b. Penyebab Penyebab persalinan di tenaga non medis:
1. Disparitas antar wilayah (Jauh dari nakes)
2. Pendidikan (Pendidikan yang rendah)
3. Ekonomi (Ibu dengan tingkat penghasilan rendah hampir lima kali lebih besar
melakukan persalinan dirumah dibandingkan dengan ibu dengan tingkat
pengeluaran tinggi)
c. Penanganan Penanganannya dengan diadakan program penempatan bidan di desa
yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kematian ibu hamil, bayi dan balita.
Kecuali hal-hal yang berhubungan dengan adat dan kebiasaan masyarakat
setempat, dengan menjalin hubungan kemitraan antara keduanya.
d. Peran bidan Bekerja sama dengan tokoh masyarakat untuk mengadakan desa
siaga yang meliputi pengaturan transportasi setempat yang siap melakukan
rujukan kedaruratan, mengadakan pengaturan biaya bagi masyarakat yang tidak
mampu.
F. IMS (Insfeksi Menular Seksual)
a. Definisi
IMS adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan kelamin atau kontak
intim ( Jan Tambayong,2000:195). IMS adalah penyakit yang disebabkan karena
adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian
besar menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun
sesama jenis. (Aprilianingrum, 2002). Umumnya mata rantai penularan IMS
adalah PSK. Rasio penularan akan meningkat bila pemakaian kondom dan
hubungan seksual dengan PSK tidak dilakukan. PMS banyak ditemui Gonorrhoe
(GO), sifilis, trikomoniasis, herpes simpleks, HIV/AIDS.
Penularan penyakit tidak selalu harus melalui hubungan kelamin. Penyakit dapat
terjadi pada orang-orang yang belum pernah melakukan hubungan kelamin.
Sebagian penderita adalah akibat korban keadaan diluar kemampuan mereka,
dalam arti mereka sudah berusaha sepenuhnya untuk tidak mendapat penyakit,
tetapi kenyataan masih juga terjangkit (Adhi Jduanda, 2007).
b. Gejala Sebenarnya mengenali gejala infeksi menular seksual cukup mudah, yaitu
dengan mengecek apakah ada cairan seperti nanah keluar dari vagina, penis atau
dubur, lalu cairan ini biasanya berupa lendir dalam jumlah banyak, bau dan kental.
Terasa pedih atau panas ketika buang air kecil atau saat melakukan hubungan
seksual, nyeri di perut bagian bawah (pada wanita) dan di buah zakar (pada pria),
serta bokong dan kaki.
Gejal.a umum IMS yaitu:
1. Perubahan pada kulit disekitar kemaluan
2. Gatal pada alat kelamin.
3. Terasa nyeri saat buang air kecil.
4. Muncul cairan tertentu, dan terlihat tidak normal
5. Ada perubahan yang tidak wajar seperti melepuh, lecet, luka, muncul bintil,
ruam atau pembengkakan di kelamin atau sekitar kelamin.
6. Ada benjolan yang mencurigakan
7. Berdarah dan nyeri saat berhubungan.
c. Pengobatan IMS
1. Yang terbaik adalah mencegah tertular : tidak berhubungan seks,
berhubungan hanya dengan satu pasangan yang setia. Jika berganti-ganti
pasangan, selalu gunakan kondom. juga jangan bertukar alat suntik.
2. Kunjungi klinik dokter secara rutin setiap bulan untuk pemeriksaan.
3. Bila ada keluhan segera periksa ke dokter.
4. Jangan mengobati diri sendiri. Penggunaan antibiotika tanpa pengawasan
dokter akan sangat merugikan. Setiap jenis IMS punya obatnya sendiri-sendiri.
5. Bila ragu-ragu, ajaklah teman anda untuk bersama-sama ke dokter.
d. Peran Bidan Peran bidan dalam pemberantasan IMS ditegaskan dalam kompetensi
kedua Permenkes No. 900 /MENKES/SK/VII/2002 yaitu:
1. Penyuluhan kesehatan mengenai PMS, HIV/AIDS.
2. Dalam kewenangan yang telah ditetapkan ini, bidan dapat melakukan :
a) Bidan sebagai role model memberi contoh sikap yang baik pada
masyarakat.
b) Memberikan konseling pada masyarakat terutama remaja dan pasangan
suami istri tentang kesehatan reproduksi.
c) Memberikan konseling pada masyarakat tentang penyebab dan akibat IMS
dan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama dalam
pelaksanaan penyuluhan pada masyarakat.
d) Mewaspadai gejala - gejala dan mendeteksi dini adanya IMS