Anda di halaman 1dari 28

AKADEMI KEBIDANAN No :

BHAKTI ASIH PURWAKARTA


Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

1.SYPHILIS
(Infeksi yang menyertai Kehamilan dan Persalinan Pada Ibu Hamil) – Infeksi
syphilis (lues) yang disebabkan oleh Treponema pallidum, baik yang sudah lama maupun
yang baru diderita oleh ibu dapat ditularkan kepada janin. Syphilis kongenita merupakan
bentuk penyakit syphilis yang terberat. Infeksi pada janin dapat terjadi setiap saat dalam
kehamilan, dengan derajat risiko infeksi yang tergantung jumlah spiroketa (treponema) di
dalam darah ibu. Sudah diketahui secara umum bahwa syphilis mempunyai pengaruh buruk
pada janin: dapat menyebabkan kematian janin, partus immaturus, dan partus prematurus.
Dalam hal demikian dapat dijumpai gejala-gejala syphilis kongenita, diantaranya pemfigus
syfilitikus, deskwamasi pada telapak kaki dan tangan, serta rhagade di kanan-kiri mulut.
Pada persalinan tampak janin atau plasenta yang hidropik.
Syphilis harus diobati segera setelah diagnosis dibuat, tanpa memandang tuanya
kehamilan. Lebih dini dalam kehamilan pengobatan diberikan, lebih baik prognosis bagi
janin. Syphilis primer yang tidak diobati dengan adekuat, 25% akan menjadi syphilis
sekunder dalam waktu 4 tahun.
Sebelum zaman antibiotika, syphilis diobati dengan neoarsphenamine (Salvarsan) dan
bismuth. Sekarang pengobatan syphilis dalam kehamilan dilakukan dengan penicillin, dan
apabila penderita tidak tahan (alergi) penicillin, dapat diberikan secara desensitiasi.
Eritromisin tidak dianjurkan karena besar kemungkinan akan gagal untuk mengobati infeksi
pada janin.
Untuk syphilis primer, sekunder, dan laten dini (kurang dari 1 tahun) dianjurkan
mendapat Benzathine penicillin G dengan dosis 2,4 juta satuan IM sekali suntik (separuh di
kanan dan separuh di kiri). Untuk syphilis lama (late syphilis) diperlukan dosis yang lebih
tinggi: 7,2 juta satuan (total) dibagi dalam 3 dosis masing-masing 2,4 juta satuam IM
perminggu dalam 3 minggu. Dosis tunggal penicilline di atas umumnya sudah cukup untuk
melindungi janin dari penderitaan syphilis. Abortus atau kematian janin selama atau tidak

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 1


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

lama setelah pengobatan biasanya tidak disebabkan karena gagalnya pengobatan, tetapi
karena pengobatan terlambat diberikan. Suami juga harus diperiksa darahnya dan bila perlu
diobati. Bila ragu, darah tali pusat juga diperiksa. Follow up bulanan melalui pemeriksaan
serologik perlu dilakukan sehingga bila perlu pengobatan ulang dapat segera diberikan.

Untuk lues kongenita pada neonatus dianjurkan pengobatan sebagai nerikut: 100.000-
150.000 satuan/kg BB aquaeous crystalline penicilline G perhari (diberikan 50.000 satuan/kg
BB secara IV setiap 8-12 jam) atau 50.000 satuan/kg BB Procain penicillin perhari diberikan
1x IM selama 10-14 hari.

Bayi yang lahir dari ibu dengan syphilis boleh tetap mendapat ASI. Bila ibu tersebut
masih menderita lesi pada kulit, kontak dengan bayinya harus dihindari.

2. CMV (CYTOMEGALO VIRUS)

Penyakit CMV Dalam Kehamilan


CMV adalah virus DNA dan merupakan kelompok dari famili virus Herpes sehingga
memiliki kemampuan latensi. Virus ditularkan melalui berbagai cara tranfusi darah,
transplantasi organ , kontak seksual, air susu , air seni dan air liur ; transplansental atau
kontak langsung saat janin melewati jalan lahir pada persalinan pervaginam.

30 – 60% anak usia sekolah memperlihatkan hasil seropositif CMV, dan pada wanita
hamil 50 – 85%. Data ini membuktikan telah adanya infeksi sebelumnya. Gejala infeksi
menyerupai infeksi mononukleosis yang subklinis. Ekskresi virus dapat berlangsung berbulan
bulan dan virus mengadakan periode laten dalam limfosit, kelenjar air liur, tubulus renalis
dan endometrium. Reaktivasi dapat terjadi beberapa tahun pasca infeksi primer dan
dimungkinkan adanya reinfeksi oleh jenis strain virus CMV yang berbeda.

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 2


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

1. Penyebaran
Tidak ada vektor yang menjadi perantara. Penularan transmisi atau penularan.
Transmisi dari satu individu ke individu lain dapat terjadi melalui berbagai cara. Transmisi
intrauterus terjadi karena virus yang beredar dalam sirkulasi (viremia) ibu menular ke janin.
Kejadian transmisi seperti ini dijumpai pada kurang lebih 0,5 – 1% dari kasus yang
mengalami reinfeksi atau rekuren. 6 Viremia pada ibu hamil dapat menyebar melalui aliran
darah (per hematogen), menembus plasenta, menuju ke fetus baik pada infeksi primer
eksogen maupun pada reaktivasi, infeksi rekuren endogen,2,10 yang mungkin akan
menimbulkan risiko tinggi untuk kerusakan jaringan prenatal yang serius. Risiko pada infeksi
primer lebih tinggi daripada reaktivasi atau ibu terinfeksi sebelum konsepsi. Infeksi
transplasenta juga dapat terjadi, karena sel terinfeksi membawa virus dengan muatan tinggi.
Transmisi tersebut dapat terjadi setiap saat sepanjang kehamilan, namun infeksi yang terjadi
sampai 16 minggu pertama, akan menimbulkan penyakit yang lebih berat.
1. Transmisi perinatal terjadi karena sekresi melalui saluran genital atau air susu ibu. Kira-
kira 2% – 28% wanita hamil dengan CMV seropositif, melepaskan CMV ke sekret
serviks uteri dan vagina saat melahirkan, sehingga menyebabkan kurang lebih 50%
kejadian infeksi perinatal. Transmisi melalui air susu ibu dapat terjadi, karena 9% – 88%
wanita seropositif yang mengalami reaktivasi biasanya melepaskan CMV ke ASI.
Kurang lebih 50% – 60% bayi yang menyusui terinfeksi asimtomatik, bila selama
kehidupan fetus telah cukup memperoleh imunitas IgG spesifik dari ibu melalui
plasenta.8 Kondisi yang jelek mungkin dijumpai pada neonatus yang lahir prematur atau
dengan berat badan lahir rendah.
2. Transmisi postnatal dapat terjadi melalui saliva, mainan anak-anak misalnya karena
terkontaminasi dari vomitus. Transmisi juga dapat terjadi melalui kontak langsung atau
tidak langsung, kontak seksual, transfusi darah, transplantasi organ.

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 3


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

Penyebaran endogen di dalam diri individu dapat terjadi dari sel ke sel melalui
desmosom yaitu celah di antara 2 membran atau dinding sel yang berdekatan. Di samping
itu, apabila terdapat pelepasan virus dari sel terinfeksi, maka virus akan beredar dalam
sirkulasi (viremia), dan terjadi penyebaran per hematogen ke sel lain yang berjauhan, atau
dari satu organ ke organ lainnya.
Pada infeksi primer, IgG muncul kira-kira 2 minggu kemudian. Pada reaktivasi,
reinfeksi, IgG muncul lebih cepat disertai kadar yang lebih tinggi dan kekuatan mengikat
yang lebih baik (avidity), sehingga serokonversi dan IgG aviditydipakai untuk
membedakan infeksi baru atau lama. Metoda pemeriksaan laboratorium yang digunakan
ialah ELISA (enzyme linked immunosorbent assay) atau ELFA (enzyme linked
immunofuorescent assay).
CMV adalah virus DNA dan merupakan kelompok dari famili virus Herpes sehingga
memiliki kemampuan latensi. Virus ditularkan melalui berbagai cara a.l tranfusi darah,
transplantasi organ , kontak seksual, air susu , air seni dan air liur ; transplansental atau
kontak langsung saat janin melewati jalan lahir pada persalinan pervaginam.

2. Diagnosis
Virus dapat di isolasi dari biakan urine atau biakan berbagai cairan atau jaringan
tubuh lain. Tes serologis mungkin terjadi peningkatan IgM yang mencapai kadar puncak 3 –
6 bulan pasca infeksi dan bertahan sampai 1– 2 tahun kemudian. IgG meningkat secara cepat
dan bertahan seumur hidup
Masalah dari interpretasi tes serologi adalah :
1. Kenaikan IgM yang membutuhkan waktu lama menyulitkan penentuan saat infeksi
yang tepat
2. Angka negatif palsu yang mencapai 20%
3. Adanya IgG tidak menyingkirkan kemungkinan adanya infeksi yang persisten

3. Dampak Terhadap Kehamilan

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 4


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

CMV adalah infeksi virus kongenital yang utama di US dan mengenai 0.5 – 2.5 %
bayi lahir hidup. Infeksi plasenta dapat berlangsung dengan atau tanpa infeksi terhadap janin
dan infeksi pada neonatus dapat terjadi pada ibu yang asimptomatik.
Resiko transmisi dari ibu ke janin konstan sepanjang masa kehamilan dengan angka sebesar
40 – 50%.
10 – 20% neonatus yang terinfeksi memperlihatkan gejala-gejala :
1. Hidrop non imune
2. PJT simetrik
3. Korioretinitis
4. Mikrosepali
5. Kalsifikasi serebral
6. Hepatosplenomegali
7. Hidrosepalus
80 – 90% tidak menunjukkan gejala namun kelak dikemudian hari dapat menunjukkan gejala:
1. Retardasi mental
2. Gangguan visual
3. Gangguan perkembangan psikomotor
Seberapa besar kerusakan janin tidak tergantung saat kapan infeksi menyerang janin.

4. Pencegahan :
Belum didapatkan obat yang baik untuk mencegah terjadinya infeksi CMV pada ibu dan janin
yang dikandungnya.
Dapat diusahakan :
1. Memberikan penerangan cara hidup yang higienis, menjauhi kontak dengan cairan
yang dikeluarkan oleh penderita CMV : urine, saliva, semen dlsb.

2. Bagi ibu, terutama yang melahirkan bayi prematur untuk berhati-hati dalam
memberikan ASI. Bayi prematur imunitasnya masih rendah. ASI yang mengandung

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 5


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

virus CMV, didinginkan sampai –20oC selama beberapa hari dapat menghilangkan
virus. Cara lain pasteurisasi cepat.
3. Hati-hati pada transfusi, darah harus dari donor sero-negatif.
4. Vaksinasi mempunyai harapan dimasa datang

3. RUBELLA
1. Definisi
Rubela atau dikenal juga dengan nama Campak Jerman adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Rubella. Virus biasanya menginfeksi tubuh melalui pernapasan seperti
hidung dan tenggorokan ( Sarwono : 2008 ).
Rubella dalam dunia kedokteran indonesia biasa diartikan sebagai campak
jerman,penyakit ini disebabkan oleh virus bernama rubella.Mesti secara klinis mirip dengan
campak biasa , namun sebenarnya penyakit ini sangat berbeda,bila penyakit campak biasa
tergolong penyakit infeksi saluran napas,dimana virus ini measles hanya menyerang saluran
pernapasan,walau terkadang manifestasinya juga bisa menyerang bagian saraf,justru campak
rubella dapat menyerang bagian sarf atau otak yang kemudian manifestasinya baru kebagian
kulit ditandai dengan timbul bercak merah seperti campak biasa ( Iswandi : 2008 ).
Rubella yang sering dikenal dengan istilah campak Jerman atau campak 3 hari adalah
sebuah infeksi yang menyerang terutama kulit dan kelenjar getah bening. Penyakit ini
disebabkan oleh virus rubella ( virus yang berbeda dari virus yang menyebabkan campak),
yang biasanya ditularkan melalui cairan yang keluar dari hidung atau tenggorokan (America
College of Obstatrician and Gynecologist :1981).

2. Etiologi
Infeksi terjadi melalui mukosa saluran pernapasan bagian atas. Hanya sedikit yang
diketahui mengenai peristiwa yang terjadi selama minggu ke-2 hingga ke-3 masa
inkubasi.Replikasi virus mula-mula mungkin terjadi dalam saluran pernapasan, diikuti
dengan perkembangbiakan dalam kelenjar getah bening servikal.

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 6


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

Viremia timbul setelah 5-7 hari dan berlangsung hingga timbul antibodi pada sekitar
hari ke-13 hingga ke-15.Timbulnya antibodi berbarengan dengan timbulnya ruam, hal ini
menunjukkan adanya dasar imunologik untuk ruam.Viremia mencapai puncaknya tepat
sebelum timbul erupsi di kulit.
Setelah timbulnya ruam, virus hanya dapat tetap dideteksi dalam nasofaring, dimana
virus dapat menetap selama beberapa minggu.Pada sekitar 25% kasus, infeksi primer bersifat
subklinik.
Di nasofaring virus tetap ada sampai 6 hari setelah timbulnya erupsi dan kadang-
kadang lebih lama.Selain dari darah dan sekret rasofaring, virus rubela telah diisolasi dari
kelenjar getah bening, urin, cairan serebrospinal.AS1, cairan sinovial dan paru-paru.
Penularan terjadi melalui oral droplet, dan nasofaring, atau rate pernafasan Selanjutnya
virus rubela memasuki aliran darah.Namun terjadinya erupsi di kulit belum diketahui
patogenesisnya.Penularan dapat terjadi biasanya dari 7 hari sebelum hingga 5 hari sesudah
timbulnya erupsi. Daya tular tertinggi terjadi pada akhir masa inkubasi, kemudian menurun
dengan cepat, dan berlangsung hingga menghilangnya erupsi.
Ruam pada rubella biasanya bertahan selama 3 hari. Kelenjar getah bening akan tetap
bengkak selama 1 minggu atau lebih dan nyeri sendi dapat bertahan lebih dari 2 minggu.
Waktu inkubasi rubella adalah 14-23 hari dengan rata-rata 16-18 hari, artinya mungkin
seseorang anak yang terinfeksi rubella baru menunjukkan gejalanya setelah 2-3 minggu
kemudian.

3. Gejala
 Pembengkakan pada kelenjar getah bening.
 Demam diatas 38 derajat Celsius.
 Mata terasa nyeri dan merah.
 Ruam merah muda yang diawali pada wajah dengan cepat menyebar ke punggung dan
kemudian lengan dan kaki dan seluruh tubuh
 Kulit kering.
 Sakit pada persendian.
 Sakit kepala dan merasa mengantuk
 Hilang nafsu makan.
 Hidung tersumbat atau pilek, batuk
 Sakit tenggorokan

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 7


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

4. Pemeriksaan yang Dapat Dilakukan


Dibandingkan dengan pemeriksaan bakteri, pemeriksaan virus Rubella lebih sulit.Cara
yang agak mudah mendeteksi dengan teknik Fluorescent. Pemeriksaan terhadap penderita
infeksi Rubella dilakukan dengan cara tes darah serologi antigen Rubella, pemeriksaan
ELISA. Kepastian infeksi dinyatakan pada konversi dari IgM negatif menjadi positif dan
meningkatnya IgG secara bermakna.Kadar IgM ini dapat pula dibuktikan dalam darah tali
pusat.

5. Komplikasi
Komplikasi rubela adalah arthritis (radang sendi) dan neuritis (radang syaraf), tetapi
yang paling serius adalah jika virus rubella menginfeksi ibu yang sedang hamil karena dapat
merusak janin dalam kandungan ibu. Bila seorang ibu menderita rubela dalam bulan-bulan
pertama kehamilannya, maka janin dalam kandungan akan mengalami berbagai kelainan

bawaan antara lain kelainan jantung, mikrosefali (ukuran kepala kecil) disertai dengan
kelambatan perkembangan intelektual, tuli dan buta (Rubella Congenital Syndrome)

6. Efek Samping terhadap Kehamilan dan Persalinan


Infeksi rubella berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda, karena dapat
menyebabkan kelainan pada bayinya. Secara spesifik, infeksi pada trimester I berdampak
terjadinya sindroma rubella kongenital sebesar 25% ( 50% resiko terjadi pada 4 minggu
pertama ), resiko sindroma rubella kongenital turun menjadi 1% bila infeksi terjadi pada
trimester II dan III. (menurut America College of Obstatrician and Gynecologist, 1981)
Pengaruhnya secara langsung kepada janin adalah keguguran spontan yang bisa
mencapai 50%.Sel yang belum mtang lebih mudah terinfeksi virus Rubella.Hal ini
disebabkan antigen yang dibuat janin baru berfungsi setelah kelahirannya.Ini berarti antigen
harus menunggu sampai jangka waktu tertentu.Karena itu, virus mudah terinfeksi pada
kehamilan 3 bulan pertama.Akibatnya yang nampak, kecenderungan resiko pada bayi
keguguran mencapai angka 50%.Biasanya selain menyebabkan abortus spontan, juga
menyebabkan pertumbuhan tengkorak kecil dan penyakit lainnya.Makin tua kehamilan

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 8


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

(terutama setelah 20 minggu) kelainan pada bayinya lebih sedikit.10 – 15% wanita dewasa
rentan terhadap infeksi Rubella. Perjalanan penyakit tidak dipengaruhi oleh kehamilan dan
ibu hamil dapat atau tidak memperlihatkan adanya gejala penyakit.

Rubella dapat meningkatkan angka kematian perinatal dan sering menyebabkan cacat
bawaan pada janin. Sering dijumpai apabila infeksi dijumpai pada kehamilan trimester I (30-
50%). Anggota tubuh anak yang bisa menderita karena rubella :
a. Mata (katarak, glaucoma, mikroftalmia).
b. Jantung (Duktus arteriosus persisten, stenosis pulmonalis, septum terbuka)
c. Alat pendengaran (tuli).
d. Susunan syaraf pusat (meningoensefalitis, kebodohan)

Dapat pula terjadi hambatan pertumbuhan intra uterin, kelainan hematologik


(termasuk trombositopenia dan anemia), hepatosplenomegalia dan ikterus, pneumonitis
interstisialis kronika difusa, dan kelainan kromosom. Selain itu bayi dengan rubella bawaan
selama beberapa bulan merupakan sumber infeksi bagi anak-anak dan orang dewasa lain.

7. Pencegahan
Rubella dapat dicegah dengan vaksin rubella.Imunisasi yang meluas dimana-mana
sangat penting, sehingga dapat mencegah kelainan bawaan yang dapat disebabkan oleh
sindroma rubella kongenital.
Vaksin biasanya diberikan pada anak usia 12-15 bulan sebagai bagian dari vaksin
MMR. Dosis kedua MMR biasanya diberikan saat usia anak 4-6 tahun. Vaksin rubella tidak
boleh diberikan pada wanita hamil atau wanita yang akan hamil dalam jangka waktu 1-3
bulan setelah menerima vaksin, jadi setelah vaksin diberikan dianjurkan untuk tidak hamil
selama 3 bulan sejak menerima vaksin. Jika berencana untuk hamil pastikan untuk memiliki
kekebalan tubuh terhadap rubella melalui pemeriksaan darah.
Wanita hamil yang tidak memiliki kekebalan tubuh harus menghindari siapa saja yang
terinfeksi rubella dan segera divaksinasi setelah melahirkan sehingga saat hamil berikutnya
sudah memiliki kekebalan tubuh.

8. Penatalaksanaan

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 9


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

Pengobatan virus Rubella terbilang sulit.Sampai sekarang medis belum menemukan


obatnya.Biasanya yang dapat dicapai adalah menghilangkan keluhan pasien seperti demam
atau rasa nyeri.Wanita hamil yang berkontak dengan infeksi rubella harus segera
menghubungi dokter kebidanannya.

Rubella biasanya ringan pada anak-anak, biasanya cukup dirawat dirumah saja.Amati
suhu tubuh anak dan hubungi dokter jika demam naik terlau tinggi.Untuk mengurangi rasa
nyaman, dapat diberikan paracetamol atau ibuprofen, jangan memberikan aspirin karena
dapat timbul sindrom reye yang dapat menyebabkan kegagalan fungsi hati dan
kematian.Sedangkan pada ibu hamil dapat diberikan asetaminofen 3x1 sesuai advis dokter
untuk menurunkan demam.

4. HERPES
1. Definisi
Herpes genitalis adalah infeksi yang menyerang vagina dan labia (bibir kemaluan).Herpes
ini paling sering ditularkan selama aktivitas seksual seseorang yang mempunyai lukaherpes
aktif. Tidak ada pengobatan herpes, karena itu penyakit ini menjadi penyakitkambuhan
infeksi pertama kali muncul disebut infeksi primer.

Herpes berasal dari bahasa yunani yang artinya merayap. Penyakit herpes disebabkan
oleh Virus Herpes Simpleks (HSV). Virus ini memiliki karakteristik bergerak dari satu saraf
kecil ke saraf kecil dengan cara merayap. Pergerakannya akan berakhir ketika virus-virus
tersebut sampai di kumpulan saraf.

Herpes masuk dalam kelompok penyakit TORCH. TORCH merupakan sebutan atau
akronim dari kelompok penyakit yang dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan
janin, terdiri dari:
1. Toxoplasmosis
2. Other (seperti syphilis, varicella, mumps, parvovirus dan HIV
3. Rubella
4. Cytomegalovirus
5. Herpes simpleks

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 10


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

2. Etiologi
Virus ini dapat ditularkan melalui kontak badan dan seksual, infeksi bisa tertular pada bayi
saat proses persalinan karena ada gesekan dengan alat kelamin, tipe-tipe HSV:
a. Herpes simplex virus tipe I: pada umumnya menyebabkan lesi atau luka pada sekitar
wajah,bibir, mukosa mulut dan leher.
b. Herpes simplex tipe II: umunya menyebabkan lesi pada genital dan sekitarnya
(bokong, daerah anal dan paha).

3. Manifestasi klinik
Gejala yang timbul di tandai dengan suhu tubuh panas dan timbul gelembung atau bintil-
bintil kecil berisi cairan kemerahan dan sakit pada alat kelamin karena kondisi sedanglemah,
kuman lain dapat menumpang sehingga dapat menyebabkan infeksi sekunder padaparu-paru,
dermatitis dan lain lainnya.

4. Pathogenesis
Virus ini termasuk dalam penyakit menular seksual dan umumnya ada riwayat
kontak dengan sumber infeksi, dimana timbul erupsi bintik kemerahan disertai arasa panas
dan gatal.

5. Tipe Herpes Simplex dan Penularannya


Pada pengkajian lebih lanjut, sebagaimana dilansir NYTimes.com, penyakit herpes dibagi
menjadi dua tipe yakni Herpes Simplex Tipe 1 (HSV-1) dan Herpes Simplex Tipe 2 (HSV-2)
HSV-1 menyerang mulut dan bibir, berupa cold sore yakni semacam lepuhan-lepuhan
kecil yang kadang nampak seperti jerawat dengan warna kemerahan. Herpes tipe ini bisa
ditularkan dari organ genital ke mulut melalui hubungan seks oral (lewat mulut).

HSV-2 menyerang organ genital. Penularannya juga terjadi terjadi lewat kontak kulit antar
organ genital maupun dari organ genital ke mulut melalui seks oral. Penularan ini karena

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 11


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

dalam seks oral maupun intercourse (memasukkan Mr. P ke Mrs. V) terjadi pertukaran
cairan.
6. Penyakit herpes genitalis
Gejala herpes berbeda antara satu penderita dengan yang lainnya. Pasalnya, penyakit ini
tidak selalu terekspresi, dalam artian adakalanya virus aktif adakalanya tidak. Seseorang yang
pernah terinfeksi umumnya tubuh akan selamanya menyimpan virus ini dan sewaktu-waktu
bisa saja kambuh.
Gejala herpes genitalis sebagaimana dilansir mayoclinic.com:
a. Gejala herpes genital pada pria akan muncul gelembung kecil sepertu bisul yang
kemudian pecah lalu menjadi koreng. Luka tersebut muncul di organ genital dan
sekitarnya seperti penis, skortum, paha, anus, pantat, kandung kemih, hingga saluran
kencing.
b. Gejala herpes genital pada wanita akan muncul bentuk luka sama seperti pada pria.
Pada wanita juga menyerang organ genital dan sekitarnya seperti vagina, pantat, paha,
anus, hingga leher rahim.

7. Pengaruh virus herpes pada kehamilan


Ibu hamil yang terinfeksi virus herpes pada minggu-minggu awal bisa mengalami
keguguran. Pun misalkan tidak sampai terjadi keguguran dan bayi bisa diselamatkan,
umumnya tetap berbahaya bagi janin karena infeksi virus herpes dapat menyebabkan cacat
sistem syaraf dan penglihatan.

Jika ibu terinfeksi HSV-2 di bulan-bulan akhir kehamilan, meski janin diketahui sehat,
baiknya hindari melahirkan secara normal. Â Sebagaimana dijelaskan bahwa HSV-2
menyerang organ genital. Saat bayi lahir secara normal, kulit bayi bersinggungan dengan
kulit vagina ibu sehingga beresiko tertular herpes.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melahirkan dengan operasi sesar sehingga
bayi tidak perlu bersentuhan dengan organ genital ibu yang sudah terinfeksi.

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 12


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

8. Pengobatan
Jika pertama kali terkena herpes saat hamil maka akan diberikan obat antivirus
acyclovir selama lima hari. Guna obat ini adalah memendekkan masa infeksi serta
mengurangi beratnya gejala yang timbul. Jika infeksi terjadi di akhirkehamilan, maka
diberikan acyclovir sela 4 minggu terakhir kehamilan.
Jika terkena infeksi pertama dalam 6 bulan pertama kehamilan maka bayi bisa
dilahirkan peraginam. Jika terkena infeksi pertama kali pada 6 minggu terakhir kehamilan
dan Jika infeksi muncul saat persalinan maka akan dilakukan SC. Jika infeksi muncul
sebelum hamil dan kambuh saat persalinan maka bayi bisa lahir pervaginam. Tindakan
operasi bertujuan untuk mengurangi resiko menularkan ke bayi.

5.VARICELLA (CACAR AIR/CHICKEN POX)


Varicella merupakan penyakit anak-anak dan sangat jarang dijumpai dalam kehamilan
dan nifas. Walaupun umumnya cacar air itu suatu penyakit ringan, namun pada wanita hamil
kadang-kadang bisa menjadi berat dan dapat menyebabkan partus prematurus. Disangka
bahwa telah terjadi penularan intra uterin apabila gelambung-gelambung timbul dalam 10
hari setelah kelahiran. Frekuensi cacar bawaan tidak lebih tinggi pada para bayi yang lahir
dari ibu yang menderita cacar air dalam masa hamil.

1. Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah oleh infeksi dari virus Varicella-Zoster (VZV)
Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan
timbulnya penyakit varisela, sedangkan reaktivasi (keadaan kambuh setelah sembuh dari
varisela) menyebabkan herves zoster.
Secara morfologis identik dengan virus Herpes Simplex. Virus ini dapat berbiak
dalam bahan jaringan embrional manusia. Virus yang infektif mudah dipindahkan oleh sel-sel
yang sakit. Virus ini tidak berbiak dalam binatang laboratorium. Pada cairan dalam penderita,
virus ini juga dapat ditemukan. Antibodi yang dibentuk tubuh terhadap virus ini dapat diukur
dengan tes ikatan komplemen, presipitasi gel, netralisasi atau imunofluoresensi tidak
langsung terhadap antigen selaput yang disebabkan oleh virus.

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 13


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

2. Patofisiologi
Infeksi virus masuk bersama airborne droplet masuk ke traktus respiratorius, tidak
tertutup kemungkinan penularan juga lewat lesi kulit tapi penyebaran paling efektif melalui
sistem respirasi. Selanjutnya virus akan berkembang di dalam sistem retikuloendotelial,
kemudian akan terjadi virema disertai gejala konstitusi yang diikuti dengan munculnya lesi di
permukaan virus.
Jalur transmisi varicella melalui inhalasi/droplet infection, yang dianggap mulai infeksius
sejak 2hari sebelum lesi kulit muncul. Kemungkinan lain penularan terjadi melalui lesi di
kulit. Lesi di kulit dianggap tidak infeksius setelah semua menjadi krusta, dengan
kemungkinan penularan terjadi sampai 10-21 hari (rata-rata 15 hari, sejak awal muncul lesi
kulit).
Tanda awal varicella mungkin mirip gejala flu, dengan malaise dan demam, diikuti
munculnya lesi kulit yang khas. Pada suatu periode waktu didapatkan lesi berupa makula,
papula, vesikel/pustula, dan krusta, dengan lokasi tersebar/tidak berkelompok.

Penyebarannya :
 Biasanya mulai dari badan (dada), menyebar ke wajah dan ekstremitas.
 Bentuk makula, papula vesikuladan krusta dapat terjadi pada waktu yang sama.
 Bila terjadi infeksi skunder, cairan vesikula yang jernih akan berubah menjadi nanah
lymfodenopati.

3. Tanda Gejala
a) Pada penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah.
Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus.
b) Pada kasus yang lebih berat, bisa di dapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Berapa
hari kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 14


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

ditemukan di sekitar dada dan perut. Gejalanya mulai timbul dalam waktu 10-21 hari
setelah terinfeksi.
c) Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis.
Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk secara tidak
sengaja. Jika lenting ini tidak dibiarkan maka akan segera membentuk keropeng (krusta)
yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih gelap
(hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa waktu
kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi. Proses ini memakan waktu selama 6-
8jam. Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru.
d) Pada bayi, misalnya bayi yang usianya belum genap satu tahun akan lebih menderita pada
saat terserang virus ini karena demamnya bisa sangat tinggi. Kulitnya pun akan bisa
terinfeksi bakteri. Mereka belum bisa mengeluarkan apa yang dirisaukannya kecuali
menangis.

4. Efek Samping
1. Pada Kehamilan
5 – 10% wanita dewasa rentan terhadap infeksi virus varicella zoster. Infeksi varicella
akut terjadi pada 1 : 7500 kehamilan
Komplikasi maternal yang mungkin terjadi :
1) Persalinan preterm.
2) Ensepalitis
3) Pneumonia
Resiko terjadinya sindroma fetal adalah 2% bila ibu menderita penyakit pada
kehamilan antara 13 – 30 minggu ; dan 0.3% bila infeksi terjadi pada kehamilan kurang dari
13 minggu. Bila infeksi pada ibu terlihat dalam jangka waktu 3 minggu pasca persalinan
maka resiko infeksi janin pasca persalinan adalah 24%. Bila infeksi pada ibu terjadi dalam

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 15


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

jangka waktu 5 – 21 hari sebelum persalinan dan janin mengalami infeksi maka hal ini
umumnya ringan dan “self limiting”
Bila infeksi terjadi dalam jangka waktu 4 hari sebelum persalinan atau 2 hari pasca
persalinan, maka neonatus akan berada pada resiko tinggi menderita infeksi hebat dengan
mortalitas 30%.
Pada ibu hamil yang terpapar dan tidak jelas apakah sudah pernah terinfeksi dengan
virus varicella zoster harus segera dilakukan pemeriksaan IgG. Bila hasil pemeriksaan tidak
dapat segera diperoleh atau IgG negatif, maka diberikan VZIG dalam jangka waktu 6 minggu
pasca paparan. Imunisasi varciella tidak boleh dilakuykan pada kehamilan oleh karena vaksin
terdiri dari virus yang dilemahkan
2. Pada Persalinan
Bila infeksi terjadi dalam jangka waktu 4 hari sebelum persalinan atau 2 hari pasca
persalinan, maka neonatus akan berada pada resiko tinggi menderita infeksi hebat dengan
mortalitas 30%.

Imunoglobulin varicella zoster (VZIG) harus diberikan pada neonatus dalam jangka
waktu 72 jam pasca persalinan dan di isolasi. Plasenta dan selaput ketuban adalah bahan yang
sangat infeksius.
Bila serangan Herpes Zoster sangat dekat dengan saat persalinan maka varicella dapat
ditularkan secara langsung pada janin sehingga hal ini harus dicegah.

6. TOXOPLASMOSIS

Infeksi Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma gondi.


Pada umumnya, infeksi Toxoplasma terjadi tanpa disertai gejala yang spesifik. Kira-kira
hanya 10-20% kasus infeksi.
Infeksi Toxoplasma berbahaya bila terjadi saat ibu sedang hamil atau pada orang dengan
sistem kekebalan tubuh terganggu (misalnya penderita AIDS, pasien transpalasi organ yang
mendapatkan obat penekan respon imun).

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 16


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

Jika wanita hamil terinfeksi Toxoplasma maka akibat yang dapat terjadi adalah abortus
spontan atau keguguran (4%), lahir mati (3%) atau bayi menderita Toxoplasmosis bawaan.
pada Toxoplasmosis bawaan, gejala dapat muncul setelah dewasa, misalnya kelainan mata
dan telinga, retardasi mental, kejang-kejang dan ensefalitis.
1. Gejala Toxo
Sekitar 80% - 90% dari orang yang terinfeksi Toxoplasma tidak menunjukkan gejala.
Mereka yang mengalami gejala biasanya mengalami pembengkakan kelenjar getah bening
serviks dan gejala mirip flu yang hilang dalam beberapa minggu atau bulan tanpa
pengobatan. Organisme ini sebenarnya masih berada di tubuh dalam kondisi laten dan dapat
aktif kembali jika orang tersebut menjadi immunodepressed. Sebagai contoh, pasien dengan
AIDS dapat terkena lesi di otak akibat reaktivasi Toxoplasma. Pasien kemoterapi dapat
terserang pada organ mata, jantung (miokarditis), paru-paru atau otak ketika parasit menjadi
aktif kembali.

Infeksi bawaan Toxoplasma bisa menyebabkan masalah serius pada mata, telinga, dan
kerusakan otak pada saat lahir. Namun, infeksi bawaan mungkin asimtomatik sampai
beberapa tahun pertama kehidupan atau bahkan sampai dekade kedua atau ketiga ketika mata
(penurunan penglihatan atau kebutaan), telinga (pendengaran), atau gejala kerusakan otak
(kejang, perubahan status mental) terkena. Toxoplasmosis merupakan penyebab utama
retinochoroiditis (peradangan retina dan koroid mata) di Amerika Serikat.
2. Pengobatan Toxoplasma
Toxoplasmosis dapat ditangani secara medis. Ada beberapa obat, biasanya digunakan
dalam kombinasi, untuk mengobati infeksi oleh parasit ini. Tiga obat yang paling sering
digunakan ke pasien, termasuk orang dengan HIV adalah pirimetamin (Daraprim),
sulfadiazin (Microsulfon), dan asam folinic. Namun, pasien hamil diobati dengan spiramisin
(Rovamycine) dan leucovorin (Wellcovorin) di samping obat yang tercantum di atas. Pasien
dengan HIV biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menjaga parasit tetap
ditekan. Obat lain kadang-kadang digunakan adalah klindamisin (Cleocin), azitromisin

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 17


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

(Zithromax), atau atovakuon (Mepron). Obat ini digunakan terutama ketika pasien alergi
terhadap pirimetamin atau sulfadiazin. Dosis bervariasi, cara terbaik untuk menentukan
perawatan medis individu adalah didasarkan pada situasi kesehatan pasien.
Sayangnya, pirimetamin (Daraprim) dan sulfadiazin (Microsulfon) dapat menyebabkan
efek samping yang signifikan, terutama pada janin. Dua dari efek samping utama adalah
penekanan sumsum tulang (pengobatan leucovorin dapat mengurangi penekanan ini) dan
toksisitas hati untuk pirimetamin. Untuk sulfadiazin, efek samping bisa mual, muntah,
toksisitas hati, kejang, dan gejala lainnya. Obat ini digunakan pada wanita hamil karena risiko
infeksi oleh Toxoplasma biasanya lebih parah daripada efek samping obat. Dokter yang
merawat harus diberitahu cepat jika efek samping terjadi.

3. Pencegahan Toxoplasma
Pencegahan Toxoplasmosis utamanya adalah untuk menghindari masuknya parasit.
Berikut ini disarankan untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terinfeksi
Toxoplasmosis:
a. Benar-benar memasak semua daging (daging beku selama beberapa hari juga
mengurangi kemungkinan Toxoplasma).
b. Mencuci tangan dengan benar setelah menyentuh daging mentah.
c. Cuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi
d. Jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi atau minum air mentah.
e. Beri makan kucing dengan makanan yang dimasak dengan matang.
f. Jangan mengadopsi atau memegang kucing liar.
g. Jangan memelihara kucing baru saat hamil.
h. Wanita hamil harus memakai sarung tangan saat berkebun, benar-benar mencuci
tangan mereka setelah itu, dan menghindari kontak dengan kotoran kucing, dan sebaiknya

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 18


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

meminta orang lain untuk membersihkan kotak kotoran kucing (bersihkan kotak kotoran
kucing setiap hari).
i. Taruh kotak pasir kotoran kucing di luar ruangan saat tidak digunakan.

7. INFEKSI TRAKTUS URINARIUS


Infeksi saluran kencingnadalah infeksi bakteri yang paling sering dijumpai pada
kehamilan. Walaupun bakteri uria asimtomatik merupakan hal biasa, infeksi simtomatik dapat
mengenai salran bawah yang menyebabkan sisititis, atau menyerang kaliks, pelvis, dan
parenkim ginjal sehingga mengakibatkan pielonefritis.
Organisme yang emnyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal
perineum. Sekarang terdapat bukti bahwa beberapa galur escherichia coli memiliki pili yang
meningkatkan virulensinya. Walaupun kehamilan itu sendiri tampaknya tidak meningkatkan

faktor-faktor virulensi ini, stasis air kemih tampaknya menyebabkan hal itu, dan bersam
dengan revluksvesikoureter, stasis mempermudah timbulnya gejala infeksi saluran kemih
bagian atas.
Overdistsnsi yang disertai kateterisasi untuk mengeluarkan iar kemih sering
menyebabkan infeksi saluran kemih.
a.Bakteriuria Asimtomatik
Kondisi ini mengacu pada perkembangan bakteri yang terus-menerus secara aktif di
dalamsaluran kemih tampa menimbulkan gejala. Insiden selama kehamilan bergantung pada
paritas, ras dan status social ekonomi bakteri uria biasanya sudah ada pada saat kunjungan
pra natal I dan setelah biakan urin awal yang negatif, wanita yang mengalami infeksi saluran
kemih jumlahnya 1 % atau kurang.

Makna
Apabila bakteri uriaasimtomatik tidak diobati sekitar 25 % pasien akan mengalami infeksi
simtomatik akut selam kehamilan tersebut. Eradikasi bakteri uria dengan anti mikroba telah

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 19


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

dibuktikan dapat mencegah sebagian besar infeksi klinis tersebut. Pada beberapa penelitian,
bakteri uria yang tersamar dilaporkan menyebabkan sejumlah efek merugikan pada
kehamilan. P-ada penelitian-penelitian awal oleh kass (1962), insiden kelahiran preterm dan
mortalitas prenatal meningkat pada wanita dengan bakteri uria yang mendapat plasedo
dibandingkan dengan yang mendapat terapi. Dari bukti-bukti yang sekarang ada kecil
kemungkinan bahwa bakteri uria asimtomatik merupakan factor utama untuk bayi pre term
atau BBLR.

Pada banyak diantara wanita ini bacteria uria menetap setelah melahirkan, dan pada
sebagian juga menujukan bukti-bukti radiografik adanya infeksi kronik, lesi obstruktif atau
kelainan congenital saluran kemih. Infeksi simtomatik sering berulang sering terjadi.

Therapi
Wanita dengan bakteri uria asimtomatik dapat diberi pengobatan dengan salah satu dari
bebrapa regimen anti mikroba. Pemilihan dapat didasarkan pada sensitifitas infitro, tetapi
mumumnya dilakukan secara empiris. Terapi selam 10 hari dengan makrokristal
nitrovurantoin 100 mg/hari terbukti untuk sebagian besar wanita. Regimen lain adalah
amphicilin, amoksisilin, chefalosporin, nitrofurantoin, atau sulfonamide 4 X sehari selam 3
hari. Terapi anti mikroba dosis tunggal untuk bakteri uria juga pernah dilaporkan pernah
berhasil. Kegagalan regimen dosis tunggal mungkin merupakan petunjuk adanya infeksi
saluran bagian atas dan perlunya terapi yang lebih lama, misalnya nitrovurantoin 100 mg
sebelum tidur selam 21 hari. Bagi wanita dengan bakteri uria yang menetap atau sering
kambuh mungkin diidikasikan terpai supresif sepanjang sisa kehamilannya. Salah satu
regimen yang telah terbukti berhasil adalah nitrovurntoin 11 mg sebelum tidur

b.Sistitis Dan Uretritis


Biasanya sistitis di tandai oleh disuria, urgensi dan frekuensi. Biasanya ditemukan
bakteri uria dan piuria. Hematuriamikroskopik sering terjadi dan kadang-kadang terjadi

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 20


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

hematuria makroskopik akibat sistitis haemoragik, walaupun sistitis biasanya tidak


berpenyulit, saluran kemih bagian atas dapat terkena akibat infeksi asenden.

Therapi
Wanita dengan sistitis cepat berespon dengan salah satu beberapa regimen. Haris dan gilstrat
(1981) melaporkan angka kesembuhan 97 % pada regimen amphicilin 10 hari. Sulfonamide,
mitrofurantoin atau sevalosporin juga efektif apabila diberikan selama 10 hari. Terapi dosis
tunggal yang digunakan untuk bakteri uria asimtomatik terbukti efektif untuk wanita hamil
maupun tidak hamil, tetapi sebelumnya harus dipastikan tidak ada pielonefritis.

c.Pielonefritis Akut
Infeksi ginjal merupakan penyulit medis paling serius pada kehamilan, terjadi pada
sekitar 2 % wanita hamil. Keseriusan pielonefritis akut selam kehamilan digaris bawahi
sebagai penyebab utama syok septic selama kehamilan.
Infeksi ginjal lebih sering terjadi setelah pertengahan kehamilan, pada lebih dari
separuh kasus penyakitnya unilateral dan di sisi kanan, sedangkan pada ¼ bilateral. Pada
sebagian besar wanita, infeksi disebabkan oleh bakteri yang naik dari saluran kemih bawah.
Antara 75-90 % infeksi ginjal disebabkan oleh bakteri yang meimiliki adehesin fimbriae-P.

Gambaran Klinis
Awitan pielonefritis biasanya agak mendadak. Gejala meliputi demam, menggigil hebat, dan
nyeri tumpul di salah satu atau kedua regio lumbal. Pasien mungkin mengalami anoreksia,
mual dan muntah. Perjalanan penyakit dapat sangat bervariasi dengan demam sampai
setenggi 40 ?C atau lebih dan hipotermia sampai 34?C. rasa nyeri biasanya dapat ditimbulkan
dengan perkusi disalah satu atau kedua sudut costovertebra. Sedimen urin sering mengandung
banyak leukosit, seringkali dalam gumpalan-gumpalan dan banyak bakteri.

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 21


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

Walaupun diagnosis biasanya mudah, pielonefritis dapat disangka sebagai proses


persalinan, koriamnionitis, appendicitis, solusio plasenta, atau infark myoma, dan masa nifas
disangka sebagai metritis dengan selulitis panggul.
Kreatinin plasma harus diukur pada awal terapi. Pielonefritis akut pada sebagian
wanita hamil menyebabkan penurunan bermakna laju filtrasi glomerulus yang bersifat
reversible. Wanita dengan pielonefritis ante partum mengalami insufisiensi pernafasan
dengan derajat bervariasi akibat cidera alveolus dan edema paru yang dipicu oleh endotoksin.
Pada sebagian wanita cidera parunya parah sehingga menimbulkan syndrome gawat nafas
akut.

Graham dkk (1983) memastikan bahwa pemberian terapi antimikroba pada wanita ini
diikuti oleh peningkatan aktifitas uterus. Hal ini mungkin disebabkan oleh pelepasan
endotoksin. Hemolisis akibat endotoksin juga sering terjadi, dan sekitar 1/3 dari wanita ini
mengalami anemia akut.
Penatalaksanaan
Hidrasi intra vena agar produksi urin memadai merupakan hal yang esensial. Keluaran
urin, tekanan darah dan suhu dipantau secara ketat. Demam tinggi harus diatasi, biasanya
dnegan selimut pendingin.
Infeksi saluran kemih yang serius ini biasanya cepat berespon terhadap hidrasi
intravenal dan terapi antimikroba. Pemilihan obat bersifat empiris; ampicilin, plus
gentamicin, cevazolin atau ceftriakson terbukti 95 % efektif dalan uji-uji klinis acak.
Resistensi E. Coli terhadap anphicilin sering terjadi dan hanya separuh hanya strain yang ada
masih sensitive. Invitro terhadap apmhicilin, tetapi senagian besar masih sensitive terhadap
cevasolin. Karena itu banyak dokter cenderung menberikan genthamicin atau aminoglikosida
lain bersama dengan amphicilin. Apabila pasien mendapat oab-obat neotoksik perlu
dilakukan pengukuran kreatinin serum secara serial. Akhirnya sebagian penulis cenderung
menggunakan suatu sefaloskorin atau phenicilin dengan spectrum diperluas.

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 22


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

Gejala klinis umumnya reda dalam 2 hari setelah terapi; tetapi walaupun gejala cepat
menghilang banyak penulis menganjurkan agar terapi dilanjutkan hingga 7-10 hari. Apabila
biakan urin selanjutnya memberikan hasil positif diberikan nitrofurantoin 100 mg sebelum
tidur selam sisa kehamilan.
Penatalaksanaan Rawat Jalan
Dilaporkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna dalam respon klinis atau hasil
kehamilan antara pasien rawat inap dan rawat jalan. Semua wanita dalam uji ini mendapat
dua dosis ceftriakson IM 1 gr di RS dengan selang 24 jam sebelum mereka yang dimasukan

kekelompok rawat jalan diperbolehkan pulang. Dalam hal ini diperlukan evaluasi ketat
sebelum dan setelah pemulangan dari RS.
Penatalaksaan Bagi Mereka Yang Tidak Berespon
Apabila perbaikan klinis belum tampak jelas dalam 48-72 jam, wanita tersebut perlu
pemeriksaan obstruksi saluran kemih, untuk mecari ada tidaknya dipensi abnormal pada
ureter atau pielokaliks.
Pemasangan doble-J steent diureter akan mengatasi obstruksi pada sebagian besar
kasus. Apabila gagal dilakukan nefrostomi perkutanium. Apabila gagal juga perlu dilakukan
pengeluaran batu ginjal secara bedah agar infeksi reda.
Tindak Lanjut
Bila tidak dilakukan tindakan-tindakan untuk menjamin sterilitas urin, pasien
sebaiknya diberi nitrovurantoin 100 mg sebelum tidur sampai selesai hamil.

d.Pielonefritis Kronik
Penyakit ini adalah suatu nefritis interstisial kronik yang diperkirakan disebabkan oleh
infeksi bakteri. Pada banyak kasus, terjadi pembentukan jaringan parut klasik yang terdeteksi
secara radiologis dan disertai refluks ureter selagi berkemih; oleh karenanya penyakit ini juga
disebut sebagai nefropatirefluks. Pada kasus lanjut, yang muncul adalah gejala insufisiensi

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 23


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

ginjal. Patogenesis penyakit ini masih belum jelas tetapi tampaknya bukan hanya disebabkan
oleh infeksi bakteri persisten.
Prognosis pada ibu dan janin bergantung pada luas kerusakan ginjal. Gangguan fungsi
ginjal dan pembentkan jaringan parut ginjal bilateral berkaitan dengan peningkatan penyulit
pada ibu, apabila pielonefritit kronik lainnya mengalami penyulit bakteri uria selama
kehamilan, dapat terjadi pielonefritit akut yang akan memperparah keadaan. Hampir seluruh
wanita dengan pembentukan jaringan parut ginjal akibat infeksi saluran kemih pada masa
kanak-kanak akan mengalami bakteri uria saat hamil (Martinel dkk , 1990).

8.HEPATITIS
Hepatitis infeksiosa disebabkan oleh virus dan merupakan penyakit hati yang paling
sering dijumpai dalam kehamilan. Pada wanita hamil, pemyebab hepatitis infeksiosa
terutama oleh virus hepatitis B. walaupun kemingkinan juga dapat karena virus hepatitis A
atau Hepatitis C. hepatitis virus dapat terjadi pula setiap satt kehamilan dan mempunyai
pengaruh buruk pada janin maupun ibunya. Pada trimester I dapat terjadi keguguran, akan
tetapi jarang dijumpai kelainan congenital (anomaly pada janin). Sedangkan pada trimester II
dan III sering terjadi premature. Tidak dianjurka untuk melakukan terminasi kehamilan
dengna induksi atau SC, karena akan mempertinggi risiko pada ibu. Pada hepatitis B janin
kemungkinan dapat tertular melalui plasenta, waktu lahir, atau masa neonatus; walaupun
masih masih kontroversi penularan melalui air susu.

Penatalaksanaan

1. Istirahat, diberi nutrisi dan cairan yang cukup, bila perlu IV


2. Isolasi cairan lambung dalam atau cairan badan lainnya dan ingatkan tentang
pentingnya janin dipisahkan dengan ibunya

3. Periksa HbsAg

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 24


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

4. Kontrol kadar bilirubun, serum glutamic oksaloasetik transaminase (SGOT), serum


glutamic piruvic transaminase (SGPT), factor pembekuan darah, karena kemungkinan
telah ada disseminated intravaskular coagulapathy (DIC)

5. Cegah penggunaan obat-obat yang bersifat hepatotoksik

6. Pada ibu yang HbsAg positif perlu diperiksa HbsAg anak karena kemungkinan terjadi
penularan melalui darah tali pusat

7. Tindakan operasi seperti SC akan memperburuk prognosis ibu

8. Pada bayi yang baru dilahirkan dalam 2×24 jam diberi suntikan anti hepatitis serum

5.HIV/AIDS
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kehamilan dapat memperberat kondisi klinik
wanita dengan infeksi HIV. Sebaliknya, risiko tentang hasil kehamilan pada penderita infeksi
HIV masih merupakan tanda tanya. Transmisi vertical virus AIDS dari ibu kepada janinnya
telah banyak terbukti, akan tetapi belum jelas diketahui kapan transmisi perinatal tersebut
terjadi. Penelitian di AS dab Eropa menunjukkan bahwa risiko transmisi perinatal pada ibu
hamil adalah 20-40%. Transmisi dapat terjadi melalui plasenta, perlukaan dalam proses
persalinan, atau melalui ASI. Walaupun demikian, WHO menganjurkan agar ibu dengna HIV
positif tetap menyusui bayinya mengingat manfaat ASI yang cukup besar dibandingkan
dengan risiko penularan HIV.

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 25


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

Bila telah terdiagnosis adanya AIDS perlu dilakukan pemeriksaan apakah ada infeksi
PHS lainnya, sepeerti gonorrhea, chlamydia, hepatitis, herpes, ataupun infeksi toksoplasmik,
CMV, TBC dan lain-lain.

Penderita AIDS mempunyai gejal awal yang tidak spesifik seperti fatique, anoreksia,
BB menurun, atau mungkin menderita candidiasis orofaring maupun vagina. Kematian pada
ibu hamil dengan HIV positif kebanyakan disebabkan oleh penyakit oportunisyik yang
menyetainya, terutama pneumocystis carinii pneumonia.

Sampai saat ini belum ada pengobatan AIDS yang memuaskan. Pemberian AZT
(Zidovudine) dapat memperlambat kematian dan menurunkan frekuensi serta beratnya infeksi
oportunistik. Pengobatan infeksi HIV dan penyakit oportunisyiknya dalam kehamilan
merupakan masalah, karena banyak obat belum diketahui dampak buruknya dalam
kehamilan. Dengan demikian, pencegahan menjadi sangat penting peranannya, yaitu
hubungan seksual yang sehat, menggunakan alat kontrasepsi, dan mengadakan tes terhadap
HIV sebelum kehamilan.

Dalam persalinan, SC bukan merupakan indikasi untuk menurunkan risiko infeksi


pada bayi yang dilahirkan. Penularan kepada penolong persalinan dapat terjadi dengan rate
0-1% pertahun exposure. Oleh karena itu dianjurkan untuk melaksanakan upaya pencegahan
terhadap penularan infeksi bagi petugas kamar bersalin sebagai berikut:

1. Gunakan pakaian, sarung tangan dan masker yang kedap air dalam menolong
persalinan
2. Gunakan sarung tangan saat menolong bayi

3. Cucilah tangan setelah selesai menolong penderita AIDS

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 26


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

4. Gunakan pelindung mata (kacamata)

5. Peganglah plasenta dengan sarung tangan dan beri label sebagai barang infeksius

6. Jangan menggunakan penghisap lendir bayi melalui mulut

7. Bila dicurigai adanya kontaminasi, lakukan konseling dan periksa antibody terhadap
HIV serta dapatkan AZT sebagai profilaksis

Perawatan pascapersalinan perlu diperhatikan yaitu kemungkinan penularan melalui


pembalut wanita, lochea, luka episiotomi ataupun luka SC. Untuk perawatan bayi, sebaiknya
dilakukan oleh dokter anak yang khusus untuk menangani kasus ini. Perawatan ibu dan bayi
tidak perlu dipisah, harus diusahakan agar pada bayi tidak dilakukan tindakan yang membuat
perlukaan bila tidak perlu betul, misalnya jangan lakukan sirkumsisi. Perawatan tali pusat
harus dijalankan dengan cermat. Imunisasi yang menggunakan virus hidup sebaiknya
ditunda sampai terbukti bahwa bayi tersebut tidak menderita virus HIV. Antibodi yang
didapatkan pasif dari ibu akan dapat bertahan sampai 15 bulan. Jadi diperlukan pemeriksaan
ulang berkala untuk menentukan adanya perubahan ke arah negatif atau tidak. Infeksi pada
bayi mungkin baru tampak pada usia 12-18 bulan.

10.TYPUS ABDOMINALIS
Typus abdominalis dalam kehamilan, dan nifas menunjukan angka kematian yang
lebih tinggi dari pada di luar kehamilan. Penyakit ini mempunyai pengaruh buruk terhadap
kehamilan. Dalam 60-80 % hasil konsepsi keluar secara spontan : lebih dini terjadinya infeksi
dalam kehamilan, lebih besar kemungkinan berakhirnya kehamilan.

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 27


AKADEMI KEBIDANAN No :
BHAKTI ASIH PURWAKARTA
Tanggal :

MODUL INFEKSI YANG Revisi :


MENYERTAI KEHAMILAN Halaman…. Dari
DAN PERSALINAN

Pengobatan dengan kloramfenikol atau tiamfenikol (Urfamycin) biasanya cukup


manjur. Waktu ada wabah, semua wanita hamil perlu diberi vaksinasi. Walaupun kuman-
kuman tufus abdominalis tidak di keluarkan melalui air susu, namun sebaiknya penderita
tidak menyusui bayinya karena keadaan umum ibu biasanya tidak mengizinkan, dan karena
kemungkinan penuluaran oleh ibu melalui jalan lain tetap ada. Tifus abdominalis tidak
merupakan indikasi bagi abortus buatan.

Modul Infeksi Yang Mernyetai Kehamilan Dan Persalinan Page 28

Anda mungkin juga menyukai