NEONATUS DAN
STABLE
1. RESUSITASI
NEONATUS
PENDAHULUAN
Penyebab kematian pada neonatus
WHO, 2011
SAAT LAHIR
> 1 juta BBL/tahun diseluruh dunia dapat
diselamatkan oleh tindakan resusitasi yang benar
RESUSITASI
TIDAK BISA
SENDIRI !
Mengurangi
risiko kesalahan
Bagi tugas,
info tentang
KIE yang ibu dan
efektif janin
Tim resusitasi
1. Orang pertama : pemimpin resusitasi →
3 2
1 ventilasi (airway, breathing)
2. Orang kedua : asisten sirkulasi → HR, atur
PIP, Fio2, kompresi dada, pasang umbilical
kateter
3. Orang ketiga : asisten peralatan dan obat
→ saturasi, suhu, suction, obat, alat lain
Lingkungan resusitasi
• Berdekatan dengan Kaber / OK
• Cukup hangat (24-26 0C) dan terang
• Infant warmer dihangatkan 30 menit
sebelum bayi lahir
• Plastik bening untuk membungkus
bayi dengan BB < 1500 g
• Topi sesuai ukuran kepala bayi
Peralatan resusitasi
TERMOREGULASI
• Kain pengering dan topi
• Handuk hangat
• Kantung plastik (untuk neonatus < 1,5 kg)
• Infant warmer
AIRWAY
• Alat suction tekanan negatif (maks -100 mmHg)
• Suction kateter (8F, 10 F, 12 F, 14F)
• Balon penghisap dan aspirator mekoneum
Peralatan resusitasi
BREATHING
• Self inflating bag (Balon mengembang sendiri) dilengkapi
katup PEEP
• T piece resusitator
• Flow inflating bag (Balon tidak mengembang sendiri) : balon
anestesi /Jackson Rees → dapat digunakan untuk CPAP dini
Bayi lahir
Ya
Bernapas atau menangis? Perawatan rutin:
Tonus baik? Pastikan bayi tetap hangat
60 detik**
Atur posisi dan bersihkan jalan napas Keterangan:
Keringkan dan stimulasi Pada bayi dengan berat < 32
Posisikan kembali minggu, bayi langsung dibungkus
plastik bening tanpa dikeringkan
terlebih dahulu kecuali wajahnya,
Observasi usaha napas, laju denyut jantung (LDJ), dan tonus otot kemudian dipasang topi. Bayi tetap
dapat distimulasi walaupun
dibungkus plastik
Tidak bernapas/ megap- Bernapas spontan ** Langkah awal dan pemberian VTP
megap, dan atau harus dilakukan dalam 60 detik
LDJ < 100x/ menit pertama
Waktu Target
≥100 x/ 60-99x/ < 60x/ menit dari SpO2 Keterangan:
Lahir Preduktal
menit menit LDJ naik, dada mengembang
Evaluasi ventilasi 1 menit 60-65 %
Evaluasi (VTP efektif) lanjutkan
Pertimbangkan Intubasi
ventilasi 2 menit 65-70 % VTP 15 detik lagi
VTP (O2 100%) + kompresi
LDJ tidak naik, dada
dada***
3 menit 70-75 % mengembang lanjutkan
(3 kompresi : 1 napas)
VTP 15 detik lagi
Observasi LDJ dan usaha 4 menit 75-80 %
LDJ tidak naik, dada tidak
napas tiap 60 detik
LDJ < 60/ menit? 5 menit 80-85 % naik evaluasi SR IBTA
*** Kompresi dilakukan (Sungkup, Reposisi, Isap,
10 menit 85-95 % Buka mulut, Tekanan
setelah bayi terintubasi
dinaikan, Alternatif jalan
Pertimbangkan napas) sampai dada
pemberian obat dan mengembang lanjutkan
cairan intravena VTP ini sampai 30 detik
pneumotoraks?
NILAI SATURASI PADA BAYI BARU LAHIR
MENIT SATURASI
1 MENIT 60 - 65 %
2 MENIT 65 - 70 %
3 MENIT 70 - 75 %
4 MENIT 75 - 80 %
5 MENIT 80 - 85 %
10 MENIT 85 - 95 %
CARA PEMASANGAN PULS OXIMETRI
• Probe harus diletakkan pada kulit yang tipis dekat dengan pe
mbuluh darah
• Sumber dan detektor cahaya harus ditempatkan berlawanan
sehingga sensor bisa menerima cahaya yang dipantulkan
• Pada bayi baru lahir oksimeter di pasang pada lengan kanan
sehingga darah yang mengalir dari aorta belum melewati du
ktus arteriosus
Langkah awal
Langkah awal sampai dengan
VTP dilakukan dalam 1 menit
pertama
Implikasi → diperbolehkan
melakukan VTP lebih dini jika
bayi apnea (< 30 detik)
Langkah awal
1.Pastikan bayi tetap hangat 3.Keringkan, stimulasi, reposisi
• Suhu ruangan 25-26 0C
• Bungkus plastic (BB < 1500 g)
• Infant warmer
• monitor suhu
2.Posisikan
VTP
Mekonium :
Bayi tidak bugar →
bersihkan jalan nafas sampai ke
trachea dengan intubasi
VTP
Ukuran Sungkup :
menutupi dagu dan hidung tapi tidak menutupi mata
VTP
Cara pegang sungkup
Stem hold : pegang titik WO point top hold : ibu OK rim hold : ibu jari dan
temu pangkal dan sung jari dan telunjuk menekan telunjuk membentuk huruf
kup dengan ibu jari dan permukaan datar sungkup C / tanda OK
telunjuk
VTP
• Intubasi dapat dilakukan sesegera mungkin bila dalam 30
detik Pasca VTP plus langkah koreksi dilakukan → dada tetap
tidak mengembang dan atau HR tidak membaik
• Penggunaan pulse oksimetri untuk memantau HR kerap kali
membutuhkan waktu lebih lambat terutama saat sirkulasi
perifer tidak optimal
• Jika memungkinkan, gunakan EKG Monitoring → lebih cepat
dalam menentukan HR
Kelebihan dan Kekurangan
BMS, BTMS dan t-piece rescucitator
Jenis Alat Kelebihan Kelemahan
Balon tidak menge • Memberikan FiO2 21–100% ber • Membutuhkan perlekatan rapat antara sungkup dan wajah
mbang sendiri gantung pada sumber. bayi untuk dapat mengembang.
• Mudah menentukan apakah sun • Membutuhkan sumber gas untuk dapat mengembang.
gkup telah melekat erat pada w • Umumnya tidak mempunyai katup pelepas tekanan untuk
ajah bayi. pengaman.
• Dapat memberikan oksigen alir • Bila hanya mempunyai sumber oksigen 100%, hanya dapat
an bebas 21–100%. memberikan oksigen 100%
T-piece resuscitator • Tekanan konsisten. • Membutuhkan aliran gas.
• Pengatur TPI dan TPAE dapat di • Kekakuan atau compliance paru tidak dapat dirasakan.
andalkan. • Membutuhkan tekanan untuk memasang atau mengatur al
• Operator tidak lelah karena me at sebelum dipakai.
mompa. • Mengubah tekanan inflasi selama resusitasi akan lebih sulit
.
Balon mengembang sendiri • Selalu terisi setelah diremas walaupun ta • Tetap mengembang walaupun tidak terda
npa sumber gas bertekanan. pat perlekatan antara sungkup dan wajah
bayi. Membutuhkan reservoir oksigen unt
• Katup pelepas tekanan berfungsi untuk
uk mendapatkan oksigen dalam kadar tin
menjaga agar tidak terjadi pengembang
ggi.
an balon yang berlebihan.
• Tidak dapat digunakan dengan baik untuk
• Melalui pemakaian sumber oksigen 100
memberikan oksigen aliran bebas melalui
% dapat memberikan konsentrasi 21%, 4
sungkup.
0%, dan 100%.
• Tidak dapat digunakan untuk memberikan
CPAP dan baru dapat memberikan PEEP bi
la ditambahkan katup PEEP.
CPAP
Tabel konsentrasi oksigen
VTP
Bila bayi tidak bernapas lakukan VTP selama 30 detik dengan
kecepatan 20-30 kali per 30 detik.
Remas lepas…..lepas Remas lepas…..lepas
(pompa) (dua….tiga) (pompa) (dua….tiga)
• Pada bayi dengan VTP yang berkepanjangan, pastikan udara lambung tidak menghambat pen
gembangan paru.
• Segera pasang kateter orogastrik (OGT) dan isap udara lambung
50
INGAT :
240707 55
Tanda anatomis
240707 56
Pipa Endotrakeal
240707 57
Kompresi dada
• Indikasi untuk memulai kompresi dada : bila HR < 60 x /
menit setelah 30 detik dilakukan VTP yang efektif
• Lebih baik dilakukan intubasi endotrakeal untuk menjamin
ventilasi yang adekuat dan memudahkan koordinasi
• Kecepatan : satu siklus terdiri dari 3 kompresi + 1 ventilasi
(waktu 2 detik) → 90 kompresi & 30 ventilasi per menit
• Posisi leader sebagai penolong yang memberikan VTP
dapat bergeser ke sebelah kanan atau kiri bayi →
sementara penolong yang melakukan pijat jantung berad
a di depan kepala bayi
Kompresi dada
1. Leader
2. Sirkulasi 2
1
Kompresi dada
• Gerakkan jari-jari sepanjang
tepi bawah iga sampai men
dapatkan sifoid.
• Letakkan ibu jari atau jari-ja
ri pada tulang dada di atas
sifoid.
• Penekanan : ± 1/3 diameter
anteriorposterior dada
Kompresi dada
Tehnik ibu jari Tehnik dua jari
Obat-obatan
Epinefrin :
• Dosis: IV: 0.1 – 0.3 ml/kg , ET: 0,3 -1 ml/kg dalam larutan
1:10.000
• Dapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu.
Cairan pengganti volume darah
• Larutan kristaloid yang isotonis (NaCl 0.9%, RL)
• Dosis: Dosis awal 10 ml/kg BB IV pelan selama 5-10 menit.
RESUSITASI SECARA SIMULTAN
2. STABLE
Tindakan paska resusitasi (STABLE)
Sugar+ Periksa GDA target minimal 45 mg/dl
safe care Pasang infus atau kateter umbilikal
Termoregulasi 36,5 -37,5 0C
Temperature
Inkubator transport / metode PMK
68
Definisi Hipoglikemia Pada Neonatus
• Kadar glukosa <40-45 mg/dl dianggap tidak normal
• Sering gejala tidak jelas/asimptomatik.
• Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat mencegah konsekuensi yan
g serius.
Penyebab dan Mekanisme Hipoglikemia
• Berkurangnya simpanan glukosa dan menurunnya produksi glukosa. Misal pa
da BKB/KMK, Asfiksia, hipotermia
• Meningkatnya pemakaian glukosa (hiperinsulinisme).Misal pada IDM → BMK
• Kedua mekanisme tersebut.
• Lain-lain. Misal PJB, sepsis
Tanda klinis hipoglikemia
•Tidak tenang, gerakan tak beraturan ( jittering)
•Sianosis
•Apnea
•Kejang atau tremor
•Letargi dan sulit menyusui
•Tangis lemah atau melengking
Konduksi
Konveksi
Radiasi
Evaporasi
➢ Pencegahan konduksi
Hangatkan benda-benda sebelum bersentuhan dg bayi
Tangan kita, tempat tidur bayi, stetoskop, selimut, papan X-ray
Tutup kepala bayi (topi)
Skin to skin contact ibu - bayi
Konveksi
Pencegahan konveksi
• Suhu ruang persalinan 26–28°C
• Bungkus badan bayi dengan plastik (bayi <1.500 gr)
• Transpor bayi dg inkubator yg dihangatkan
• Aliran oksigen dihangatkan & dilembabkan sebelum dipakai bayi
Evaporasi
Pencegahan evaporasi
o Keringkan bayi setelah dilahirkan atau setelah mandi dg kain kering yg dihangatkan
o Kemudian, ganti kain yang basah dengan yang kering
o Bungkus badan bayi dg plastik dari leher - kaki
o Hangatkan suhu ruangan 26–28° Celcius
o Hangat & lembabkan aliran oksigen sebelum dipakai bayi
Radiasi
Pencegahan radiasi
o Jauhkan bayi dari jendela
o Lapisi inkubator dg kain
o Gunakan inkubator doubled-wall pd bayi kurang bulan
Cara Pemeriksaan Suhu
Suhu rektal
Mencerminkan suhu tubuh
Tidak direkomendasikan rutin, kecuali bayi diterapi hipotermia
Suhu aksilar
Paling umum dilakukan
Suhu terukur lebih rendah 0,5°C dibanding suhu rektal
Suhu kulit
Bayi yg dirawat di inkubator/infant warmer
Ketepatan ~ suhu aksilar
Hipotermia
➢ Bayi hipotermia dimonitoring suhu aksilar tiap 30 menit, hingga batas normal
PENGENDALIAN SUHU DI UNIT PERSALINAN dan PERAWATAN BBL
▪ Setelah bayi dilakukan perawatan rutin atau resusitasi minimal (≠ CPAP atau VTP), bayi segera
dilakukan kontak kulit dg kulit ibu
▪ Suhu bayi hipotermia, segera dirawat di infant warmer/inkubator/meja resusitasi yg sudah dih
angatkan
PENGGUNAAN INFANT WARMER
❑ Skin probe dianjurkan di perut bagian kanan atas bila bayi diposisikan telentang
92
Metode Kanguru Dilakukan Ayah dan Ibu
❑ Memperbaiki oksigenasi,
❑ Menurunkan kejadian apnea & bradikardia
❑ Memfasilitasi pemberian ASI dini
❑ Meningkatkan lama menyusui
❑ Menurunkan pemakaian kalori
❑ Menurunkan kejadian infeksi
❑ Mempercepat penambahan berat badan
❑ Mendorong kelekatan & ikatan emosional orangtua
❑ Memperpendek masa rawat Inap di Rumah Sakit
A – Airway (Jalan Napas)
semakin hipoksemia
Grade I Grade II
• dapat tunggal
• gabungan beberapa gejala
• gejala nonparu seperti takikardia, bradikardia dan hipotensi
A. Penyakit Paru
B. Penyakit Jantung
C. Neurologis
D. Miscellaneous
Apa yang Harus Dilakukan Terhadap
Bayi dengan Kesulitan Bernapas
B – Blood Pressure (Tekanan Darah)
109
Korioamnionitis pada ibu risiko sepsis neonatorum
E – Emotional Support (Dukungan Emosional)
• Bila waktu tempuh ke tempat rujukan > 3 jam pada bayi dengan risiko infeksi, pert
imbangkan pemberian antibiotika spektrum luas ,yaitu : ampisilin (100 mg/kgBB/di
bagi 2 dosis) dan bila sudah ada diuresis ditambah Gentamisin 5 mg/kgBB
• Pertimbangkan pemberian fenobarbital dosis bolus 20 mg/kgBB untuk 1 kali pemberian,
diberikan selama 30 menit pada bayi dengan kecurigaan kejang atau dengan risiko tinggi
kejang
• Pasang pipa orogastrik dan lakukan dekompresi lambung secara aktif , pipa orogastrik di
biarkan terbuka
Lanjutan EVALUASI ASPEK KEAMANAN ……
• Pertahankan saturasi oksigen sekitar 88–92% pada bayi kurang bulan dan 90–95% pada b
ayi cukup bulan
• Puasakan bayi selama proses stabilisasi atau selama merujuk, keputusan pemberian minu
m harus dengan evaluasi beberapa aspek
Faktor risiko Respon
Banyak lendir Jangan diberi minum terlebih dahulu sebelum dipastikan tidak terdap
at fistula trakeoesofageal dan atresia esofagus, dengan cara memasuk
kan selang nasogastrik (NG) atau orogastrik (OG)
Riwayat hidramnion pada ibu Monitor toleransi minum bayi dengan hati-hati. Jika ditemukan disten
si abdominal atau muntah berulang, puasakan bayi, masukkan selang
NG atau OG, dan lakukan rontgen abdomen
Distensi abdomen Masukkan NG atau OG dan isap lambung untuk melakukan kompresi
perut
Jangan beri minum bayi sebelum dipastikan tidak adanya obstruksi at
au ileus
Distres nafas, nafas cepat, atau bayi ti Jangan beri minum bayi dengan botol atau menetek ibu, sebelum fre
dak aktif kuensi nafas kurang dari 60 kali permenit dan bayi dapat mengkoordi
nasi proses mengisap, menelan dan bernapas dengan baik
Faktor risiko Respon
Bayi dengan usia gestasi kurang dari 32-34 minggu, d Beri minum melalui NG atau OG atau berikan cairan intravena hingga s
apat mengisap, menelan dan bernapas dengan adekua elang minum terpasang
t namun belum terkoordinasi dengan baik Bayi prematur memiliki kebutuhan nutrisi khusus
Riwayat resusitasi yang lama (resiko tinggi terjadinya i Puasakan hingga bayi stabil
leus atau necrotizing enterocolitis) Tetap puasakan hingga 24-48 jam atau hingga bising usus terdengar n
ormal