Anda di halaman 1dari 122

RESUSITASI

NEONATUS DAN
STABLE
1. RESUSITASI
NEONATUS
PENDAHULUAN
Penyebab kematian pada neonatus

WHO, 2011
SAAT LAHIR
> 1 juta BBL/tahun diseluruh dunia dapat
diselamatkan oleh tindakan resusitasi yang benar

Sekitar 10% BBL memerlukan bantuan untuk


memulai pernapasan saat lahir

Sekitar 1% BBL memerlukan resusitasi yang ekstensif


(lengkap) untuk mempertahankan kehidupan

(Textbook of NRC, 5th Ed, 2006)


Diagram prosedur resusitasi
Transisi neonatal
• Proses transisi adalah proses perubahan fisiologis
yang terjadi pada BBL yang dimulai dari dalam
rahim saat bayi baru lahir mempersiapkan diri
terhadap perubahan dari placenta support intra-
uterine menjadi self-maintenance extra-uterine
• Ketika Tali pusat DIPOTONG → harus terjadi
peralihan CEPAT pada bayi baru lahir dari
mekanisme intra- uterin menjadi fisiologi dewasa
Transisi neonatal
Persiapan resusitasi
• Kenali faktor risiko
• Bentuk tim resusitasi
• Lingkungan resusitasi
• Perlengkapan resusitasi
• Pencegahan infeksi
Kenali faktor risiko
Bentuk tim resusitasi

RESUSITASI
TIDAK BISA
SENDIRI !
Mengurangi
risiko kesalahan
Bagi tugas,

info tentang
KIE yang ibu dan

efektif janin
Tim resusitasi
1. Orang pertama : pemimpin resusitasi →
3 2
1 ventilasi (airway, breathing)
2. Orang kedua : asisten sirkulasi → HR, atur
PIP, Fio2, kompresi dada, pasang umbilical
kateter
3. Orang ketiga : asisten peralatan dan obat
→ saturasi, suhu, suction, obat, alat lain
Lingkungan resusitasi
• Berdekatan dengan Kaber / OK
• Cukup hangat (24-26 0C) dan terang
• Infant warmer dihangatkan 30 menit
sebelum bayi lahir
• Plastik bening untuk membungkus
bayi dengan BB < 1500 g
• Topi sesuai ukuran kepala bayi
Peralatan resusitasi
TERMOREGULASI
• Kain pengering dan topi
• Handuk hangat
• Kantung plastik (untuk neonatus < 1,5 kg)
• Infant warmer
AIRWAY
• Alat suction tekanan negatif (maks -100 mmHg)
• Suction kateter (8F, 10 F, 12 F, 14F)
• Balon penghisap dan aspirator mekoneum
Peralatan resusitasi
BREATHING
• Self inflating bag (Balon mengembang sendiri) dilengkapi
katup PEEP

• T piece resusitator
• Flow inflating bag (Balon tidak mengembang sendiri) : balon
anestesi /Jackson Rees → dapat digunakan untuk CPAP dini

• Sumber oksigen dan udara bertekanan, slang oksigen,


blender, sungkup wajah
Peralatan intubasi
• Laringoskop daun lurus no 0 (prematur) dan no 1 (cukup
bulan) beserta batere dan lampu cadangannya
• ETT no 2,5 s/d 4
• Stilet
• Gunting
• Plester fiksasi ETT
• Kapas alcohol
• Kapnograf (alat deteksi CO2)
• Sungkup laring
Sirkulasi dan obat-obatan
• Epinefrin 1 : 10.000 (0,1 mg/ml)
• Cairan kristaloid : NaCl 0,9 % atau RL
• D10 %
• NaBic
• Nalokson
• Aqua steril
• Kateter umbilical
• Spuit 1,3,5,10,50 cc
Lain - lain
• OGT no 5 dan 8
• Stopwatch
• Stetoskop
• Pulse oximetry
• Inkubator transport
• 3 way stopcock
• Guedel
Pencegahan infeksi
• Hand hygiene
• APD
• Kebersihan alat
Modifikasi di tempat terbatas
Konseling antenatal, persiapan alat, dan pembagian tugas dalam tim

Bayi lahir
Ya
Bernapas atau menangis? Perawatan rutin:
Tonus baik? Pastikan bayi tetap hangat

PADA SETIAP LANGKAH TANYAKAN: APAKAH ANDA MEMBUTUHKAN BANTUAN?


Keringkan bayi
Tidak Lanjutkan observasi
pernapasan, laju denyut
Langkah awal:(nyalakan pencatat waktu) jantung, dan tonus
Pastikan bayi tetap hangat

60 detik**
Atur posisi dan bersihkan jalan napas Keterangan:
Keringkan dan stimulasi Pada bayi dengan berat < 32
Posisikan kembali minggu, bayi langsung dibungkus
plastik bening tanpa dikeringkan
terlebih dahulu kecuali wajahnya,
Observasi usaha napas, laju denyut jantung (LDJ), dan tonus otot kemudian dipasang topi. Bayi tetap
dapat distimulasi walaupun
dibungkus plastik
Tidak bernapas/ megap- Bernapas spontan ** Langkah awal dan pemberian VTP
megap, dan atau harus dilakukan dalam 60 detik
LDJ < 100x/ menit pertama

Distres napas Sianosis sentral persisten


(Takipnu, retraksi, atau Tanpa distres napas
Ventilasi tekanan merintih)
positif (VTP)
Pemantauan SpO2 Pertimbangkan
EKG (bila ada) suplementasi oksigen
Continuous positive airway
pressure (CPAP)
TPAE 7-8 cmH2O Pemantauan SpO2

Penilaian awal Pemantauan SpO2


(first assessment) VTP
Keterangan:
Apabila LDJ > 100 kali per menit dan
Gagal CPAP
TPAE 8 cmH2O target saturasi oksigen tercapai:
Penilaian kedua FiO2> 40% Tanpa alat bantu napas Lanjutkan
(second assessment) VTP Dengan distres napas ke perawatan observasi
Dengan alat bantu napas
Pertimbangkan intubasi Lanjutkan ke perawatan pasca-
resusitasi

Waktu Target
≥100 x/ 60-99x/ < 60x/ menit dari SpO2 Keterangan:
Lahir Preduktal
menit menit LDJ naik, dada mengembang
Evaluasi ventilasi 1 menit 60-65 %
Evaluasi (VTP efektif) lanjutkan
Pertimbangkan Intubasi
ventilasi 2 menit 65-70 % VTP 15 detik lagi
VTP (O2 100%) + kompresi
LDJ tidak naik, dada
dada***
3 menit 70-75 % mengembang lanjutkan
(3 kompresi : 1 napas)
VTP 15 detik lagi
Observasi LDJ dan usaha 4 menit 75-80 %
LDJ tidak naik, dada tidak
napas tiap 60 detik
LDJ < 60/ menit? 5 menit 80-85 % naik evaluasi SR IBTA
*** Kompresi dilakukan (Sungkup, Reposisi, Isap,
10 menit 85-95 % Buka mulut, Tekanan
setelah bayi terintubasi
dinaikan, Alternatif jalan
Pertimbangkan napas) sampai dada
pemberian obat dan mengembang lanjutkan
cairan intravena VTP ini sampai 30 detik
pneumotoraks?
NILAI SATURASI PADA BAYI BARU LAHIR

MENIT SATURASI
1 MENIT 60 - 65 %
2 MENIT 65 - 70 %
3 MENIT 70 - 75 %
4 MENIT 75 - 80 %
5 MENIT 80 - 85 %
10 MENIT 85 - 95 %
CARA PEMASANGAN PULS OXIMETRI
• Probe harus diletakkan pada kulit yang tipis dekat dengan pe
mbuluh darah
• Sumber dan detektor cahaya harus ditempatkan berlawanan
sehingga sensor bisa menerima cahaya yang dipantulkan
• Pada bayi baru lahir oksimeter di pasang pada lengan kanan
sehingga darah yang mengalir dari aorta belum melewati du
ktus arteriosus
Langkah awal
Langkah awal sampai dengan
VTP dilakukan dalam 1 menit
pertama

Implikasi → diperbolehkan
melakukan VTP lebih dini jika
bayi apnea (< 30 detik)
Langkah awal
1.Pastikan bayi tetap hangat 3.Keringkan, stimulasi, reposisi
• Suhu ruangan 25-26 0C
• Bungkus plastic (BB < 1500 g)
• Infant warmer
• monitor suhu
2.Posisikan
VTP
Mekonium :
Bayi tidak bugar →
bersihkan jalan nafas sampai ke
trachea dengan intubasi
VTP
Ukuran Sungkup :
menutupi dagu dan hidung tapi tidak menutupi mata
VTP
Cara pegang sungkup

Stem hold : pegang titik WO point top hold : ibu OK rim hold : ibu jari dan
temu pangkal dan sung jari dan telunjuk menekan telunjuk membentuk huruf
kup dengan ibu jari dan permukaan datar sungkup C / tanda OK
telunjuk
VTP
• Intubasi dapat dilakukan sesegera mungkin bila dalam 30
detik Pasca VTP plus langkah koreksi dilakukan → dada tetap
tidak mengembang dan atau HR tidak membaik
• Penggunaan pulse oksimetri untuk memantau HR kerap kali
membutuhkan waktu lebih lambat terutama saat sirkulasi
perifer tidak optimal
• Jika memungkinkan, gunakan EKG Monitoring → lebih cepat
dalam menentukan HR
Kelebihan dan Kekurangan
BMS, BTMS dan t-piece rescucitator
Jenis Alat Kelebihan Kelemahan
Balon tidak menge • Memberikan FiO2 21–100% ber • Membutuhkan perlekatan rapat antara sungkup dan wajah
mbang sendiri gantung pada sumber. bayi untuk dapat mengembang.
• Mudah menentukan apakah sun • Membutuhkan sumber gas untuk dapat mengembang.
gkup telah melekat erat pada w • Umumnya tidak mempunyai katup pelepas tekanan untuk
ajah bayi. pengaman.
• Dapat memberikan oksigen alir • Bila hanya mempunyai sumber oksigen 100%, hanya dapat
an bebas 21–100%. memberikan oksigen 100%
T-piece resuscitator • Tekanan konsisten. • Membutuhkan aliran gas.
• Pengatur TPI dan TPAE dapat di • Kekakuan atau compliance paru tidak dapat dirasakan.
andalkan. • Membutuhkan tekanan untuk memasang atau mengatur al
• Operator tidak lelah karena me at sebelum dipakai.
mompa. • Mengubah tekanan inflasi selama resusitasi akan lebih sulit
.

• Bila hanya mempunyai sumber oksigen 100%, hanya dapat


memberikan oksigen 100%.
Lanjutan :

Jenis Alat Kelebihan Kelemahan

Balon mengembang sendiri • Selalu terisi setelah diremas walaupun ta • Tetap mengembang walaupun tidak terda
npa sumber gas bertekanan. pat perlekatan antara sungkup dan wajah
bayi. Membutuhkan reservoir oksigen unt
• Katup pelepas tekanan berfungsi untuk
uk mendapatkan oksigen dalam kadar tin
menjaga agar tidak terjadi pengembang
ggi.
an balon yang berlebihan.
• Tidak dapat digunakan dengan baik untuk
• Melalui pemakaian sumber oksigen 100
memberikan oksigen aliran bebas melalui
% dapat memberikan konsentrasi 21%, 4
sungkup.
0%, dan 100%.
• Tidak dapat digunakan untuk memberikan
CPAP dan baru dapat memberikan PEEP bi
la ditambahkan katup PEEP.
CPAP
Tabel konsentrasi oksigen
VTP
Bila bayi tidak bernapas lakukan VTP selama 30 detik dengan
kecepatan 20-30 kali per 30 detik.
Remas lepas…..lepas Remas lepas…..lepas
(pompa) (dua….tiga) (pompa) (dua….tiga)

Bila belum bernapas dan denyut jantung <100 x/menit


lakukan langkah koreksi : MRSOPA/SRIBTA
VTP
VTP
Jangan Lupa Pasang OGT
Bila VTP Diberikan Terlalu Lama (Berkepanjangan)

• Pada bayi dengan VTP yang berkepanjangan, pastikan udara lambung tidak menghambat pen
gembangan paru.
• Segera pasang kateter orogastrik (OGT) dan isap udara lambung

• Langkah langkah pemasangan pipa orogastrik.


– Ukur panjang pipa yang akan masuk (ukur dari pangkal hidung, tragus telinga sampai u
mbilikal. Hasil yang terukur DIKURANGI 2 cm).
– Setelah masuk sampai ukuran berada di bibir, tes apakah pipa sudah benar berada di lam
bung dengan cara masukkan udara melalui semprit 10 mL sekitar 2–3 mL dan dengarkan
dengan stetoskop.
Cara mengukur OGT
TANDA VTP ADEKUAT
• Peningkatan frekuensi jantung
• Oksimetri menunjukkan perbaikan
• Terdapat pergerakan dada saat di VTP
• Terdengar suara nafas bilateral saat didengar dengan stetosk
op
Bag and mask dengan PEEP
RESPIRATORY DISTRESS EVALUATION
Down Score

0 1 2 Score Mild respiratory


Respiratory < 60-80 >80x/minute <4 distress
Rate 60x/minute x/minute
→ Nasal O2 / head
Retraction No Mild Severe Retraction box
retraction retraction
Cyanosis No Cyanosis Cyanosis (+) with
Score Moderate respiratory
cyanosis disappeared O2 4–5 distress → CPAP
with O2
Score Severe respiratory
Air Entry (+) Air entry NO air entry
decrease
>6 distress (blood gas
analysis should be
Gasping No gasping heard by Heard without any
done) → IMV
stethoscope tools

50
INGAT :

• pada semua bayi baru lahir dengan kes


CPAP hanya diindikasikan
ulitan bernapas, namun masih mempunyai usaha napas spont
an.

• Sebagian udara CPAP ada yang masuk lambung,


→ tidak direkomendasikan pada bayi :
1. Dugaan NEC
2. Sumbatan saluran cerna.
Komplikasi CPAP
Kegagalan CPAP
• Kebutuhan fio2>40% pada PEEP sudah mencapai 8 mmhg;
• Bila analisis gas darah dapat dilakukan, didapatkan: asidosis respiratorik de
ngan paCo2>60mmhg;
• Terlihat usaha bernapas bayi yang tinggi (retraksi yang semakin lama sema
kin meningkat dan menunjukkan kelelahan pada bayi);
• Sering mengalami apnea dan bradikardia dan sudah dipastikan jalan napas
baik.
Kapan Bayi Harus Diintubasi
Beberapa pertimbangan mengapa intubasi trakea perlu dilakukan.
– Jika ventilasi melalui sungkup wajah tidak berhasil (laju denyut jantu
ng tetap <100x per menit, saturasi oksigen gagal naik meskipun de
ngan oksigen 100% atau pada VTP yang berkepanjangan).
– Pada keadaan khusus, seperti hernia diafragmatika atau berat lahir
bayi amat rendah.
– Untuk bayi yang lahir dengan denyut jantung <100x/menit
Memasukkan Laringoskop

240707 55
Tanda anatomis

240707 56
Pipa Endotrakeal

240707 57
Kompresi dada
• Indikasi untuk memulai kompresi dada : bila HR < 60 x /
menit setelah 30 detik dilakukan VTP yang efektif
• Lebih baik dilakukan intubasi endotrakeal untuk menjamin
ventilasi yang adekuat dan memudahkan koordinasi
• Kecepatan : satu siklus terdiri dari 3 kompresi + 1 ventilasi
(waktu 2 detik) → 90 kompresi & 30 ventilasi per menit
• Posisi leader sebagai penolong yang memberikan VTP
dapat bergeser ke sebelah kanan atau kiri bayi →
sementara penolong yang melakukan pijat jantung berad
a di depan kepala bayi
Kompresi dada
1. Leader
2. Sirkulasi 2
1
Kompresi dada
• Gerakkan jari-jari sepanjang
tepi bawah iga sampai men
dapatkan sifoid.
• Letakkan ibu jari atau jari-ja
ri pada tulang dada di atas
sifoid.
• Penekanan : ± 1/3 diameter
anteriorposterior dada
Kompresi dada
Tehnik ibu jari Tehnik dua jari
Obat-obatan
Epinefrin :
• Dosis: IV: 0.1 – 0.3 ml/kg , ET: 0,3 -1 ml/kg dalam larutan
1:10.000
• Dapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu.
Cairan pengganti volume darah
• Larutan kristaloid yang isotonis (NaCl 0.9%, RL)
• Dosis: Dosis awal 10 ml/kg BB IV pelan selama 5-10 menit.
RESUSITASI SECARA SIMULTAN
2. STABLE
Tindakan paska resusitasi (STABLE)
Sugar+ Periksa GDA target minimal 45 mg/dl
safe care Pasang infus atau kateter umbilikal
Termoregulasi 36,5 -37,5 0C
Temperature
Inkubator transport / metode PMK

Airway Nasal kanul, CPAP, intubasi

Blood Pasang infus/ kateter umbilical dan pastikan sirkulasi baik


pressure Loading NaCL 0,9 %

Lab work BGA, DL, septic work

Emotional Inform consent tentang kondisi bayi


support Empati
Tindakan paska resusitasi (STABLE)
S – Sugar Level (Kadar Gula Darah)
• Pastikan kadar gula darah ≥ 45 mg/dl
terutama pada bayi dibawah ini :

Prematur / BBLR BMK (Besar Masa Kehamilan) Neonatus Sakit

• Wajib diperiksa ≤ 1 jam

68
Definisi Hipoglikemia Pada Neonatus
• Kadar glukosa <40-45 mg/dl dianggap tidak normal
• Sering gejala tidak jelas/asimptomatik.
• Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat mencegah konsekuensi yan
g serius.
Penyebab dan Mekanisme Hipoglikemia
• Berkurangnya simpanan glukosa dan menurunnya produksi glukosa. Misal pa
da BKB/KMK, Asfiksia, hipotermia
• Meningkatnya pemakaian glukosa (hiperinsulinisme).Misal pada IDM → BMK
• Kedua mekanisme tersebut.
• Lain-lain. Misal PJB, sepsis
Tanda klinis hipoglikemia
•Tidak tenang, gerakan tak beraturan ( jittering)
•Sianosis
•Apnea
•Kejang atau tremor
•Letargi dan sulit menyusui
•Tangis lemah atau melengking

bisa menunjukkan gejala ataupun tidak.


Tatalaksana hipoglikemia
• Memantau Kadar Glukosa Darah → Semua neonatus berisiko tinggi harus ditapis
dan dipantau nilai glukosanya sampai asupan penuh dan tiga kali pengukuran nor
mal yaitu berada di atas 45 mg/dl (diperiksa sebelum pemberian minum).
• Pencegahan Hipoglikemia → cegah hipotermia, pemberian enteral feeding
• Perawatan hipoglikemia
• Koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg dengan dekstrosa 10% = 2 cc/kg dan
diberikan melalui IV selama 5 menit dan diulang sesuai keperluan.
• Infus tak terputus (continual)glukosa 10% dengan kecepatan 6-8 mg/kg/menit har
us dimulai.
Kecepatan Infus Glukosa (GIR)
GIR dihitung menurut formula berikut:
GIR (mg/kg/min) = Kec cairan (cc/jam) x kons Dextrose (%)
6 x berat badan (Kg)
GIR Bayi Aterm 4 – 6 mg/kg/menit
GIR Bayi Prematur 6 – 8 mg/kg/menit
Bayi 0 hari usia gestasi 35 minggu dan berat lahir 2000 gram. Selanjutnya bayi di
berikan infus dekstrose 10% sebanyak 160 mL/24 jam (80 ml/kgBB).

GIR = (160/24) x 10)


6x2
= 5,56 mg/kg/menit
T – Temperature (Suhu Tubuh)
• Ukur suhu tubuh di axilla

• Pertahankan suhu tubuh 36,5-37,50C


74
Mekanisme Termoregulasi
➢ Menjaga suhu tubuh normal, prioritas setiap bayi baru lahir

➢ Suhu lingkungan baik, menghindari kehilangan panas, kematian

➢ Termoregulasi, pengaturan suhu tubuh, keseimbangan antara kehil


angan & produksi panas tubuh

➢ Tercipta suhu tubuh bayi stabil & optimal metabolisme, pemakaia


n energi tubuh <<
Mekanisme Kehilangan Panas Bayi Baru Lahir

Konduksi
Konveksi
Radiasi
Evaporasi

Dikutip : Karlsen, STABLE, 2006


Konduksi
➢ Perpindahan panas akibat perbedaan suhu antara kedua objek

➢ Kehilangan panas kontak langsung kulit BBL & permukaan lebih


dingin, suhu tubuh bayi menurun

➢ Pencegahan konduksi
Hangatkan benda-benda sebelum bersentuhan dg bayi
Tangan kita, tempat tidur bayi, stetoskop, selimut, papan X-ray
Tutup kepala bayi (topi)
Skin to skin contact ibu - bayi
Konveksi

Transfer panas akibat selisih suhu permukaan kulit bayi &


aliran udara dingin melalui permukaan tubuh bayi

Pencegahan konveksi
• Suhu ruang persalinan 26–28°C
• Bungkus badan bayi dengan plastik (bayi <1.500 gr)
• Transpor bayi dg inkubator yg dihangatkan
• Aliran oksigen dihangatkan & dilembabkan sebelum dipakai bayi
Evaporasi

Panas terbuang akibat penguapan melalui permukaan kulit


atau traktus respiratorius

Pencegahan evaporasi
o Keringkan bayi setelah dilahirkan atau setelah mandi dg kain kering yg dihangatkan
o Kemudian, ganti kain yang basah dengan yang kering
o Bungkus badan bayi dg plastik dari leher - kaki
o Hangatkan suhu ruangan 26–28° Celcius
o Hangat & lembabkan aliran oksigen sebelum dipakai bayi
Radiasi

Perpindahan suhu dari objek dg suhu >> ke objek suhu <<

Pencegahan radiasi
o Jauhkan bayi dari jendela
o Lapisi inkubator dg kain
o Gunakan inkubator doubled-wall pd bayi kurang bulan
Cara Pemeriksaan Suhu

Suhu rektal
Mencerminkan suhu tubuh
Tidak direkomendasikan rutin, kecuali bayi diterapi hipotermia

Suhu aksilar
Paling umum dilakukan
Suhu terukur lebih rendah 0,5°C dibanding suhu rektal

Suhu kulit
Bayi yg dirawat di inkubator/infant warmer
Ketepatan ~ suhu aksilar
Hipotermia

❑ Ketidakseimbangan antara kehilangan & produksi panas


❑ Suhu normal bayi baru lahir 36,5° - 37,5° C
❑ Pembagian derajat hipotermia ~ WHO
Hipotermia ringan : 36–36,4° C
Hipotermia sedang : 32–35,9° C
Hipotermia berat : <32° C
BAYI BARU LAHIR BERISIKO TINGGI MENGALAMI HIPOTERMIA

❑ BKB, BBLR, KMK


❑ Bayi pascaresusitasi berkepanjangan
❑ Bayi sakit berat, sepsis, penyakit lainnya
❑ Bayi dg masalah jantung, neurologi, endokrin
❑ Bayi dg masalah bedah (defek dinding perut terbuka)
❑ Bayi kurang aktif/hipotoni akibat sedasi, analgetik, paralitik, anestesi
❑ Faktor lingkungan dingin/berangin, baju basah, bayi dipisahkan dari ibu, penghan
gatan tidak memadai selama bayi dirujuk
Gejala Klinis Hipotermia
Bayi mengalami stres dingin, tubuh beradaptasi

Sekresi hormon epinefrin, gejala sangat ringan, sulit dideteksi

Gejala awal hipotermia


• Kemampuan mengisap rendah / tidak dapat menyusu
• Letargi, menangis lemah
• Perubahan warna kulit : pucat, sianosis, kutis marmorata
• Takipnea & takikardia

Gejala lanjut hipotermia


❑ Apnea, bradikardia, sianosis/desaturasi
(Penurunan konsentrasi oksigen)
❑ Hipoglikemia, asidosis metabolik, distres pernapasan berat, gangguan sirkulasi/ hipotensi, syok
Tatalaksana Hipotermia

➢ Terbaik dg MENCEGAH bayi tidak menjadi hipotermia

➢ Termoregulasi segera setelah lahir & mempertahankan lingkungan termo-netral (neutral-therm


al environment/NTE)

➢ Melindungi bayi baru lahir dari pengeluaran panas >>

➢ Menjaga suhu bayi pd rentang normal

➢ Bayi hipotermia dimonitoring suhu aksilar tiap 30 menit, hingga batas normal
PENGENDALIAN SUHU DI UNIT PERSALINAN dan PERAWATAN BBL

Ruang Bersalin atau Operasi setelah resusitasi/perawatan rutin

▪ Setelah bayi dilakukan perawatan rutin atau resusitasi minimal (≠ CPAP atau VTP), bayi segera
dilakukan kontak kulit dg kulit ibu

▪ Selimuti ibu & bayinya


▪ Gunakan topi

▪ Suhu bayi hipotermia, segera dirawat di infant warmer/inkubator/meja resusitasi yg sudah dih
angatkan
PENGGUNAAN INFANT WARMER

❑ Bayi tidak menggunakan pakaian, kecuali popok, boundery

❑ Suhu servo kulit diatur 36,5°C

❑ Skin probe dianjurkan di perut bagian kanan atas bila bayi diposisikan telentang

❑ Bayi posisi tengkurap, skin probe dapat diletakkan di punggung bawah

❑ Hindari penempatan skin probe di sternum, skapula, kosta, tangan, kaki


(suhu lebih rendah)

❑ Suhu diukur setiap 30 menit atau sesuai instruksi dokter


Perawatan dalam Inkubator

❑ Petugas mampu gunakan inkubator dg benar


❑ Inkubator memerlukan pasokan listrik yg tidak terputus, ketersediaan suku cadang
❑ Lokasi inkubator di ruang bayi, jauh dari jendela yg tidak dapat ditutup rapat, angin
❑ Pemantauan suhu bayi baru lahir & penyesuaian suhu inkubator dilakukan untuk mencegah pemanasan >>
❑ Suhu bayi baru lahir dipantau setiap 4 jam atau sesuai instruksi dokter untuk mempertahankan suhu tubuh
36,5–37,5°C
❑ Bayi baru lahir perawatan dalam inkubator, anjurkan orangtua bayi berkunjung & memeluk bayi, kontak k
ulit dg kulit agar suhu stabil
❑ Penempatan skin probe bayi dalam inkubator bayi pd infant warmer
❑ Lubang jendela inkubator sedapat-dapatnya harus digunakan saat melakukan perawatan bayi baru lahir &
≠ membuka pintu inkubator
❑ Pemakaian inkubator tanpa disertai pengawasan benar berpotensi menimbulkan efek yg tidak diinginkan :
hipertermia, kerusakan mukosa kulit
❑ Inkubator TIDAK DIPAKAI DI LUAR FASILITAS LAYANAN KESEHATAN
❑ Bayi kecil yg tidak mungkin dirawat di rumah sakit, keterbatasan ekonomi, dianjurkan merawat bayi dg m
etode kanguru
Bayi dalam Inkubator
Lokasi Skin Probe yang Dianjurkan
……. Inkubator
Pengaturan suhu inkubator
Berat badan lahir,
Usia kronologis
Usia gestasi
pengaturan suhu dihitung ~ usia gestasi pengaturan suhu dihitung ~ berat lahir
Bayi lahir usia sampai 7 hari setelah usia 7 hari

Dikutip : Sauer dan Visser, 1984


ASUHAN KONTAK KULIT dengan KULIT
(PERAWATAN METODE KANGURU/PMK)
❑ Asuhan kontak kulit dg kulit, “asuhan metode kanguru” interaksi orangtua dg bayinya
❑ Kondisi diberikan pd bayi-bayi yg lebih stabil di ruang perawatan
❑ Memberikan lingkungan suhu yg sesuai akan memberikan keuntungan, bayi- ibu
❑ Ibu disarankan menggendong bayinya, kontak kulit dg kulit posisi vertikal, kepala ditutup topi pos
isi di atas atau di antara payudara ibu, posisi kedua kaki fleksi (frog position)
❑ Disarankan memulai pola asuhan ini secara umum tidak ada persyaratan usia kehamilan, bayi stabi
l secara fisiologis pd suhu 36°C atau lebih
❑ Metode kanguru dapat mengatasi apnea dan atau bradikardia yg sering terjadi pd bayi premature
❑ Situasi khusus, bayi yg mendapat terapi oksigen, CPAP, atau bahkan ventilasi tekanan positif dapat
menerima asuhan PMK

92
Metode Kanguru Dilakukan Ayah dan Ibu

Dikutip : Kangoroo mother care: a practical guide, WHO


93
KEUNTUNGAN

❑ Memperbaiki oksigenasi,
❑ Menurunkan kejadian apnea & bradikardia
❑ Memfasilitasi pemberian ASI dini
❑ Meningkatkan lama menyusui
❑ Menurunkan pemakaian kalori
❑ Menurunkan kejadian infeksi
❑ Mempercepat penambahan berat badan
❑ Mendorong kelekatan & ikatan emosional orangtua
❑ Memperpendek masa rawat Inap di Rumah Sakit
A – Airway (Jalan Napas)

• Pastikan jalan napas terbuka


• Pastikan bayi bernapas dengan nyaman
(tidak merintih, tidak sianosis, tidak ada
retraksi).Bila perlu dapat dibantu denga
n t-piece resuscitator
95
• Kesulitan bernapas : alasan tersering bayi baru
lahir dirujuk untuk perawatan NICU.

• Bayi dengan sesak napas yang tidak segera dit


angani : fatal → GAGAL NAPAS

Ventilasi dan reoksigenasi yang tidak optimal

semakin hipoksemia

Hipoksia , metabolisme anaerob, kematian sel

Dukungan ventilasi dan reoksigenasi : sangat penting


Kenapa bayi prematur lebih mudah mengalami
problem pernafasan ???
Gambaran foto thoraks bayi dengan RDS

Grade I Grade II

Grade III Grade IV


(Giedion A, et al, Pediatr Rad 1973;1:145-52)
Siapa Saja Bayi Baru Lahir yang Berisiko Kesulitan Bernapas

• Bayi kurang bulan <33 minggu


• bayi dari ibu DM yang tidak terkontrol.
• Bayi dengan aspirasi mekoneum
• Bayi dari ibu dengan kecurigaan amnionitis.
• Bayi yang dilahirkan secara SC.
• Bayi dari ibu dengan riwayat polihidramnion.
• Bayi dengan problem sumbatan jalan napas (atresia koane, sumbatan jalan
napas oleh lidah seperti pada bayi dengan sindrom Pierre Robin, hipersekre
si bronkus pada bayi dengan TEF, trakeomalasia, dsb.).
• Bayi dengan sumbatan saluran cerna bagian bawah, bayi dengan infeksi siste
mik.
Gejala Klinis Problem Pernapasan

Gejala klinis problema pernapasan dibagi menjadi 2 prinsip utama:


– Bayi sudah mengalami gagal napas
– Bayi mengalami sesak napas/kesulitan bernapas/distress napas

Sangat penting membedakan bayi dengan distress napas dan sudah


gagal napas, karena penanganannya sangat berbeda.
Tanda tanda gagal napas

• Apnea atau napas megap-megap (gasping).

• Bayi dengan napas megap megap sering disalah interpretasikan se


bagai distress pernapasan.

• Pernapasan megap megap atau bradipnea sudah tidak dapat men


ghasilkan proses pertukaran gas yang adekuat.
Kesulitan bernapas/distres pernapasan/sesak napas dapat mem
berikan salah satu atau kombinasi gejala-gejala dibawah ini

• takipnea (laju pernapasan >60 kali per menit);


• kerja otot bantu napas meningkat (retraksi interkostal
, retraksi substernal);
• napas cuping hidung;
• sianosis;
• merintih (grunting).
Gejala klinis bayi dengan kesulitan bernapas

• dapat tunggal
• gabungan beberapa gejala
• gejala nonparu seperti takikardia, bradikardia dan hipotensi

Beberapa problem pernapasan dengan melakukan anamnesis dan pengamatan


yang cermat pada gejala yang ada dapat membantu menemukan penyebabnya
Jangan terpaku
pada masalah p
aru saja

A. Penyakit Paru
B. Penyakit Jantung
C. Neurologis
D. Miscellaneous
Apa yang Harus Dilakukan Terhadap
Bayi dengan Kesulitan Bernapas
B – Blood Pressure (Tekanan Darah)

• Pastikan laju denyut jantung 120-160 kali per menit


• Pastikan waktu pengisian kapiler kurang dari 3 detik
• Pastikan isi nadi radialis kuat
• Pemasangan infus perifer atau kateter umbilikalis emerge
nsi dapat dipertimbangkan pada bayi dengan kondisi asup
an nutrisi oral tidak memungkinkan
108
L – Laboratorium Works (Pemeriksaan lab)
• Pemeriksaan laboratorium
(Darah rutin & Golongan darah bayi)

109
Korioamnionitis pada ibu risiko sepsis neonatorum
E – Emotional Support (Dukungan Emosional)

Informasikan kepada keluarga (orang tua bayi)


terkait kondisi bayi dan rencana tatalaksana se
cara jelas
110
TATALAKSANA RUJUKAN
BAYI BARU LAHIR
Beberapa risiko yang dapat terjadi selama proses rujukan adalah:
1. hipotermia, hipoglikemia
2. kebutuhan ventilasi/oksigenasi yang tidak terpenuhi
3. insufisiensi sirkulasi yang terjadi akibat kurang cepatnya respon dalam
mengatasi ventilasi dan oksigenasi
4. kejang yang tidak terdeteksi
5. insufisiensi sirkulasi akibat proses inflamasi yang semakin meluas
HAL PENTING yang dilakukan SEBELUM MERUJUK

1. Komunikasi dengan tempat rujukan untuk ketersediaan tempat.

2. Stabilisasi dengan baik sebelum dan selama proses rujuk

• Hangatkan, serta pasang topi. Bila memungkinkan, KMC merupakan pil


ihan pertama jika inkubator transpor tidak tersedia.
• Perlu diingat pada bayi dengan HIE metode kanguru tidak dianjurkan
Bantuan pernapasan pada bayi yang mengalami :
1. Sesak/sianosis: bebaskan jalan napas dengan reposisikan kepala
2. Bila tetap sesak/sianosis dengan denyut jantung >100 x/menit, pasang sungkup larin
g dan hubungkan dengan CPAP (BTMS atau t-piece rescucitator.) Bila sarana CPAP
tidak tersedia, beri VTP dengan BMS dengan laju pemberian VTP tidak lebih d
ari 20 x/per menit
3. Bila bayi apnu atau megap megap dengan atau tidak disertai laju denyut jantung <100
x/menit: segera berikan VTP dengan BMS atau BTMS melalui sungkup laring
• Pasang akses intravena, ambil sampel darah 0,2 cc untuk pemeriksaan gula darah, darah r
utin dan hitung jenis atau sampel darah 2 cc untuk pemeriksaan: AGD, gula darah, golon
gan darah/rhesus dan kultur darah (bila fasilatas memungkinkan).

• Beri cairan fisiologis NaCl 0,9% sebanyak 10 cc/kgBB/ selama:


• 30 menit pada bayi cukup bulan
• 1 jam pada bayi kurang bulan >32 minggu
• 1–2 jam pada bayi kurang bulan kecil <32 minggu
• Setelah pemberian cairan fisiologis selesai, pasang infus dekstrosa 10% , total kebutuhan
cairan 60–80 cc/kgBB/hari
• 60 cc/kgBB/hari untuk bayi cukup bulan
• 80 cc/kgBB/hari untuk bayi kurang bulan

• Bila waktu tempuh ke tempat rujukan > 3 jam pada bayi dengan risiko infeksi, pert
imbangkan pemberian antibiotika spektrum luas ,yaitu : ampisilin (100 mg/kgBB/di
bagi 2 dosis) dan bila sudah ada diuresis ditambah Gentamisin 5 mg/kgBB
• Pertimbangkan pemberian fenobarbital dosis bolus 20 mg/kgBB untuk 1 kali pemberian,
diberikan selama 30 menit pada bayi dengan kecurigaan kejang atau dengan risiko tinggi
kejang

• Pasang pipa orogastrik dan lakukan dekompresi lambung secara aktif , pipa orogastrik di
biarkan terbuka
Lanjutan EVALUASI ASPEK KEAMANAN ……

• Pertahankan saturasi oksigen sekitar 88–92% pada bayi kurang bulan dan 90–95% pada b
ayi cukup bulan

• Puasakan bayi selama proses stabilisasi atau selama merujuk, keputusan pemberian minu
m harus dengan evaluasi beberapa aspek
Faktor risiko Respon
Banyak lendir Jangan diberi minum terlebih dahulu sebelum dipastikan tidak terdap
at fistula trakeoesofageal dan atresia esofagus, dengan cara memasuk
kan selang nasogastrik (NG) atau orogastrik (OG)

Riwayat hidramnion pada ibu Monitor toleransi minum bayi dengan hati-hati. Jika ditemukan disten
si abdominal atau muntah berulang, puasakan bayi, masukkan selang
NG atau OG, dan lakukan rontgen abdomen

Distensi abdomen Masukkan NG atau OG dan isap lambung untuk melakukan kompresi
perut
Jangan beri minum bayi sebelum dipastikan tidak adanya obstruksi at
au ileus
Distres nafas, nafas cepat, atau bayi ti Jangan beri minum bayi dengan botol atau menetek ibu, sebelum fre
dak aktif kuensi nafas kurang dari 60 kali permenit dan bayi dapat mengkoordi
nasi proses mengisap, menelan dan bernapas dengan baik
Faktor risiko Respon
Bayi dengan usia gestasi kurang dari 32-34 minggu, d Beri minum melalui NG atau OG atau berikan cairan intravena hingga s
apat mengisap, menelan dan bernapas dengan adekua elang minum terpasang
t namun belum terkoordinasi dengan baik Bayi prematur memiliki kebutuhan nutrisi khusus

Muntah hijau atau muntah/meludah persisten Puasakan


Lakukan rontgen abdomen untuk evaluasi adanya kemungkinan obstruk
si saluran pencernaan

Tidak buang air besar dalam 48 jam pertama Puasakan


Evaluasi adanya obstrusi atau ileus

Riwayat resusitasi yang lama (resiko tinggi terjadinya i Puasakan hingga bayi stabil
leus atau necrotizing enterocolitis) Tetap puasakan hingga 24-48 jam atau hingga bising usus terdengar n
ormal

Sepsis ( resiko tinggi terjadi ileus) Puasakan hingga bayi stabil


Jaga kebutuhan cairan dan gula darah bayi melalui cairan intravena
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai