Anda di halaman 1dari 2

PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TUNGGAKJATI
Jl. Proklamasi Kelurahan Tunggakjati – Kec. Karawang Barat

BERAT BAYI LAHIR No Dokumen: Nomor Revisi: 0 Halaman: 1/2


RENDAH Tanggal Terbit: 9 April Ditetapkan
2018 (Penanggung Jawab)

Nining Mulyaningsih, AM. Keb


NIP. 197502052005012006
DEFINISI Gangguan nafas pada bayi baru lahir ( BBL ) adalah keadaan bayi yang
sebelumnya normal atau bayi dengan asfiksia yang sudah dilakukan
resusitasi dan berhasil, tetapi beberapa saat kemudian mengalami gangguan
nafas, biasanya mengalami masalah sebagai berikut :
1. Frekuensi nafas bayi lebih 60 kali / menit, mungkin menunjukan satu
atau lebih tanda tambahan gangguan nafas
2. Frekuensi nafas bayi kurang 40 kali/ menit
3. Bayi dengan sianosis sentral ( biru pada lidah dan bibir )
4. Bayi apnu ( napas berhenti lebih 20 detik )
TUJUAN Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Penanganan Gangguan Nafas pada bayi baru lahir
KEBIJAKAN Dilakukan oleh bidan lulusan DIII kebidanan sesuai SOP
PERSIAPAN ALAT
DAN BAHAN
PROSEDUR • Pasang jalur infuse intravena, sesuai dengan kondisi bayi yang
paling sering dan bila bayi tidak dalam keadaan dehidrasi berikan
infuse Dekstrosa 5%
• Pantau selalu tanda vital
• Jaga potensi jalan napas
• Berikan oksigen ( 2-3 liter / menit dengan kateter nasal )
• Jika bayi mengalami apnu
• Lakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan
• Lakukan penilaian lanjut
• Bila terjadi kejang, hentikan kejang
• Segera periksa kadar glukosa darah ( bila fasilitas tersedia )
• Pemberian nutrisi adekuat
• Sesuai dengan fasilitas yang ada, yang dapat dikelola di Puskesmas
adalah gangguan nafas ringan dan gangguan nafas sedang ( sesuai
kasus ), sedangkan gangguan napas berat dan kelainan jantung
congenital harus segera dirujuk ke Rumah Sakit.

Gangguan Napas Sedang


 Lanjutkan pemberian O2 4-5 liter/menit
 Bayi jangan diberikan minum
 Jika ada tanda berikut, berikut antibiotika ( ampisilin dan genta
misin ) untuk terapi.
Kemungkinan sepsis :
Suhu aksiler < 340C atau > 390C
Air ketuban bercampur mekonium
Riwayat infeksi intrauterine, demam, curiga infeksi berat atau
ketuban pecah dini ( > 18 jam )
 Bila suhu aksiler 34-36,50C atau 37,5- 390C tangani untuk maslah
abnormal dan nilai ulang setelah 2 jam
Bila suhu masih belum stabil atau gangguan nafas belum ada
perbaikan, berikan antibiotika untuk terapi kemungkinan besar
sepsis.
Jika suhu normal, teruskan amati bayi. Apabila suhu kembali
abnormal, ulangi tahapan tersebut diatas
 Bila tidak ada tanda-tanda kea rah sepsisi, nilai kembali bayi setelah
2 jam
 Apabila bayi tidak menunjukan perbaikan atau terdapat tanda-tanda
perburukan setelah 2jam, terapi untuk kemungkinan besar sepsis dan
segera rujuk kerumah sakit.
 Bila bayi mulai menunjukan tanda-tanda perbaikan ( frekuensi nafas
menurun tidak kurang dari 40x/mnt, tarikan dinding dada berkurang
atau suara merintih berkurang ) disertai perbaikan tanda klinis,
kurangi terapi O2 secara bertahap.
 Amati bayi selama 24 jam setelah pemberian antibiotic dihentikan.
Bila bayi mulai tampak kemerahan tanpa pemberian O2 selama 3
hari, minum baik dan tidak ada alasan bayi tetap tinggal dirumah
sakit,bayi dapat dipulangkan.

Gangguan Nafas Ringan


Beberapa bayi yang cukup bulan mengalami napas ringan pada waktu lahir
tanpa gejala gejala lain disebut Transient Tachypnea Of The Newbon
( TTN ), terutama terjadi setelah bedah sesar. Biasanya kondisi tersebut akan
membaik dan sembuh sendiri tanpa pengobatan. Meskipun demikian,
gangguan nafas ringan merupakan tanda awal dari infeksi sistemik.
o Amati pernafasan bayi setiap 2 jam selama 6 jam berikut
o Bila dalam pengamatan gangguan nafas buruk atau timbul gejala
sepsis lainnya, terapi untuk kemungkinan besar sepsis dan tangani
gangguan napas sedang dan segera dirujuk kerumah sakit.
o Berikan ASI bila bayi mampu menghisap. Bila tidak, berikan ASI
perah dengan menggunakan salah satu cara alternative pemberian
minum.
Kurangi pemberian O2 secara bertahap bila ada perbaikan gangguan
nafas. Hentikan pemberian O2 jika frekuensi nafas antara 40-60 kali/
menit.
UNIT TERKAIT
DOKUMEN TERKAIT Buku Acuan PONED Ditjen Binkesmas, Depkes RI tahun 2008

Anda mungkin juga menyukai