Anda di halaman 1dari 3

Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir

No. Dokumen: 04/SOP.KIA/UPT-

SOP

BLUD.PKM.KDR/I/2016
No Revisi
:
Tanggal Terbit : 2 Januari 2016
Halaman
: 1/3

UPT BLUD
PUSKESMAS
KEDIRI
Pengertian
2Tujuan

Rosmayadi,SKM.MPH
NIP.196812121990031014
Asfiksia pada bayi baru lahir adalah kegagalan nafas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir.
Sebagai acuan petugas dalam mencegah komplikasi dan kematian bayi baru
lahir karena gagal nafas

3Kebijakan
4Referensi
5Prosedur

Keputusan Pemimpin UPT BLUD Puskesmas Kediri Nomor. 07.11/SK/UPTBLUD.PKM.KDR/I/2016 tentang Pelayanan Klinis.
PONED 2008
MNH, 2002
OBSTETRI, 2015
1. Alat
a. Radiant warmer/dengan pemancar panas (lampu)
b. Meja datar
c. Kain bayi
d. Bantalan bahu
e. Balon dan Sungkup resusitasi
f. Oksigen
g. Pipa oksigen
h. Stetoskop
i. Laringoskop dgn baterai cadangan
j. Laringoskop dengan daun lurus
k. Pipa ET
l. Stilet
m. Pipa penghisap
2. Bahan
a. Plester dan gunting
b. Tempat sampah infeksiosus
c. Larutan klorin

6Langkah

1. Begitu bayi lahir tidak menangis maka bidan melakukan langkah

-langkah

awal yang terdiri dari:


Hangatkan bayi dibawah radiant warmer/pemancar panas

/lampu
Posisikan kepala bayi sedikit ekstensi dengan menggunakan

bantalan bahu
Isap lendir dari mulut kemudian ke hidung
Keringkan bayi sambil merangsang taktil dengan menggosok
punggung atau menyentil ujung jari kaki dan mengganti kain

yang basah dengan yang kering.


Reposisi kepala bayi
Nilai bayi : usaha nafas,warna kulit,dan denyut jantung.
2. Bila bayi tidak bernafas bidan melakukan Ventilasi Tekanan Positif
(VTP) dengan memakai balon dan sungkup selama 30 detik dengan
kecepatan 40-60 kali per menit.
3. Bidan menilai usaha nafas bayi dan denyut jantung
4. Bila belum bernafas dan DJ: 60x/mnt lanjutkan VTP dengan kompresi
dada terkoordinasi selama 30 detik.
5. Bidan melakukan kolaborasi dengan dokter
6. Dokter melakukan pemasangan pipa ET untuk terapi medikamentosa
(epinefrin)
Luruskan trakeadan optimalkan pandangan
Nyalakan lampu dan pegang laringoskop dengan tangan kiri
Stabilkan kepala bayi dengan posisi sedikit tengadah, O2 aliran

bebas tetap diberikan.


Dorong daun laringoskop,angkat seluruh daun,jangan hanya

ujungnya dan jangan mengungkit.


Cari tanda anatomis.
Pemberian epinefrin jika DJ<60x/mnt dengan dosis melalui ET
0,5 s/d 1ml/kgBB.

KAPAN HARUS MERUJUK:


Rujukan paling ideal adalah rujukan antepartum untuk ibu resiko

tinggi/komplikasi
Bila puskesmas tidak mempunyai fasilitas lengkap dan kemampuan
melakukan pemasangan ET dan pemberian obat-obatan serta bayi
tidak memberikan respon terhadap tindakan resusitasi,maka segera

lakukan rujukan
Bila oleh karena satu dan lain hal bayi tidak dapat dirujuk, maka
dilakukan tindakan paling optimal di Puskesmas dan berikan dukunga

emosional kepada ibu dan keluarga.


Bila sampai dengan 10menit,bayi tidak dapat dirujuk,jelaskan kepada
orang tua tentang prognosis bayi yang kurang baik dan pertimbangkan
manfaat rujukan untuk bayi,apakah bayi dapat memperoleh perbaikan

keadaan jika dirujuk atau justru dapat memperparah keadaan bayi.


KAPAN MENGHENTIKAN RESUSITASI:
Resusitasi dinilai tidak berhasil jika:
Bayi tidak bernafas spontan dan tidak terdengar denyut jantung setelah
dilakukan resusitasi secara efektif selama 10 menit.

7Unit Terkait

Semua Unit Terkait

Anda mungkin juga menyukai