Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN MASALAH GANGGUAN

NAFAS PADA BAYI BARU LAHIR


SOP

PUSKESMAS
LENEK
1. Pengertian

No. Dokumen

Terbitan
No. Revisi
Tgl. Terbit
Halaman

:
:
:
:

Jalaludin
Sayuti,SKM.MPH
NIP. 19751231 199803 1
013
Gangguan nafas pada bayi baru lahir ( BBL ) adalah keadaan bayi
yang sebelumnya normal atau bayi dengan asfiksia yang sudah
dilakukan resusitasi dan berhasil, tetapi beberapa saat kemudian
mengalami gangguan nafas, biasanya mengalami masalah sebagai
berikut :
-

2. Tujuan
3. Kebijakan

4. Referensi
5. Prosedur

/PKML/2016
01
0
02 Januari 2016
1/1

Frekuensi nafas bayi lebih 60 kali / menit, mungkin


menunjukan satu atau lebih tanda tambahan
gangguan nafas
Frekuensi nafas bayi kurang 40 kali/ menit
Bayi dengan sianosis sentral ( biru pada lidah dan
bibir )
Bayi apnu ( napas berhenti lebih 20 detik )

Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan


Penanganan Gangguan Nafas pada bayi baru lahir
SK Kepala PUSKESMAS LENEK
No:001/SK/PKM..L/I/2016Tentang Jenis-Jenis Pelayanan
Kesehatan di PUSKESMAS LENEK
Pelayanan Kunjungan Bayi di lakukan oleh bidan yang kompeten
Buku Acuan PONED Ditjen Binkesmas, Depkes RI tahun 2008

Pasang jalur infuse intravena, sesuai dengan


kondisi bayi yang paling sering dan bila bayi tidak
dalam keadaan dehidrasi berikan infuse Dekstrosa
5%
- Pantau selalu tanda vital
- Jaga potensi jalan napas
- Berikan oksigen ( 2-3 liter / menit dengan kateter
nasal )
Jika bayi mengalami apnu
- Lakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang
diperlukan
- Lakukan penilaian lanjut
Bila terjadi kejang, hentikan kejang
Segera periksa kadar glukosa darah ( bila fasilitas

tersedia )
Pemberian nutrisi adekuat

Sesuai dengan fasilitas yang ada, yang dapat dikelola di


Puskesmas adalah gangguan nafas ringan dan gangguan nafas
sedang ( sesuai kasus ), sedangkan gangguan napas berat dan
kelainan jantung congenital harus segera dirujuk ke Rumah
Sakit.
Gangguan Napas Sedang

Lanjutkan pemberian O2 4-5 liter/menit


Bayi jangan diberikan minum
Jika ada tanda berikut, berikut antibiotika
( ampisilin dan genta misin ) untuk terapi.
Kemungkinan sepsis :
- Suhu aksiler < 340C atau > 390C
- Air ketuban bercampur mekonium
- Riwayat infeksi intrauterine, demam, curiga
infeksi berat atau ketuban pecah dini ( > 18 jam )
Bila suhu aksiler 34-36,50C atau 37,5- 390C tangani
untuk maslah abnormal dan nilai ulang setelah 2
jam
- Bila suhu masih belum stabil atau gangguan
nafas belum ada perbaikan, berikan antibiotika
untuk terapi kemungkinan besar sepsis.
- Jika suhu normal, teruskan amati bayi. Apabila
suhu kembali abnormal, ulangi tahapan tersebut
diatas
Bila tidak ada tanda-tanda kea rah sepsisi, nilai
kembali bayi setelah 2 jam
Apabila bayi tidak menunjukan perbaikan atau
terdapat tanda-tanda perburukan setelah 2jam,
terapi untuk kemungkinan besar sepsis dan segera
rujuk kerumah sakit.
Bila bayi mulai menunjukan tanda-tanda perbaikan
( frekuensi nafas menurun tidak kurang dari
40x/mnt, tarikan dinding dada berkurang atau
suara merintih berkurang ) disertai perbaikan tanda
klinis, kurangi terapi O2 secara bertahap.
Amati bayi selama 24 jam setelah pemberian
antibiotic dihentikan. Bila bayi mulai tampak
kemerahan tanpa pemberian O2 selama 3 hari,
minum baik dan tidak ada alasan bayi tetap tinggal
dirumah sakit,bayi dapat dipulangkan.

Gangguan Nafas Ringan

Beberapa bayi yang cukup bulan mengalami napas ringan pada


waktu lahir tanpa gejala gejala lain disebut Transient Tachypnea Of
The Newbon ( TTN ), terutama terjadi setelah bedah sesar.
Biasanya kondisi tersebut akan membaik dan sembuh sendiri tanpa
pengobatan. Meskipun demikian, gangguan nafas ringan
merupakan tanda awal dari infeksi sistemik.
o
o

6. Distribusi
7. Dokumen terkait

1.
2.
3.
1.
2.
3.

Amati pernafasan bayi setiap 2 jam selama 6 jam


berikut
Bila dalam pengamatan gangguan nafas buruk
atau timbul gejala sepsis lainnya, terapi untuk
kemungkinan besar sepsis dan tangani gangguan
napas sedang dan segera dirujuk kerumah sakit.
Berikan ASI bila bayi mampu menghisap. Bila tidak,
berikan ASI perah dengan menggunakan salah satu
cara alternative pemberian minum.
Kurangi pemberian O2 secara bertahap bila ada
perbaikan gangguan nafas. Hentikan pemberian O 2
jika frekuensi nafas antara 40-60 kali/ menit.

Dokter Umum
Bidan
Perawat
Rujukan
Register Rawat Inap
Sikda

Anda mungkin juga menyukai