Anda di halaman 1dari 30

Nova Putri Saragih

Wilner Singarimbun
1
Invaginasi/ intususepsi
Penyebab ke-2 tersering akut abdomen
intus (within) berada didalamnya dan suscipere
(to receive) menerima.
masuknya satu bagian usus ke dalam bagian usus
lainnya.
Insidensi 1-4 : 2000 bayi/anak
Laki-laki predominan 3:2 s.d. 2:1.
75% usia 2 tahun pertama, 40% nya usia 3-9 bulan.
Adanya infeksi virus yang mendahului kelainan ini
ditemukan pada 20% kasus.
Biasanya terjadi pada bayi sehat, perkembangan
baik, nutrisi baik
2
Gangguan peristaltik
usus
Bag proximal masuk,
pembuluh darah
mesenterium ikut
terbawa
Pemb.darah
mesenterium
mengalami angulasi,
penjepitan dan
terkompresi
Kompresi
vena,kongesti dan
statis
Produksi mucus &
darah
The classic red
currant jelly stool
Iskemik Necrosis
dlm 72 jam
3
4
Nyeri perut (85%)
tiba-tiba, kolik, intermiten, berlangsung
beberapa menit
bayi sering terlihat kedua kakinya
terangkat pd saat berlangsungnya gejala.
Setelah episode nyeri, bayi akan kelihatan
tenang, pucat, dan berkeringat.
Lebih umum pada anak yang berusia di
atas 2 tahun.
Tidak didapatkannya nyeri perut tidak
akan mengesampingkan intususepsi
5
Muntah (44%)
Dapat melampaui gejala klasik
nyeri perut.
Cenderung didapatkan pada bayi
daripada anak yang berusia lebih
tua.
Tidak adanya muntah belum dapat
menyingkirkan intususepsi dari
kemungkinan diagnosis
6
Massa abdomen (65%)
Seperti sosis (sausage-like),
teraba di kanan atas
abdomen, dapat memanjang
ke epigastrium sapanjang
colon transversum.
Teraba sedikit tegang bila
bayi atau anak berbaring
terlentang dan tenang di
antara dua periode nyeri.
Dikenal juga sebagai signe
de Dance tidak teraba usus
di kuadran kanan bawah abd.
Bisa prolaps keluar rektum,
DD prolaps rekti.
7
Perdarahan perektal
(60%)
95% pd bayi dan 65% pd
anak yg berusia lebih tua.
a currant jelly
appearance
alasan utama bagi orang tua
setelah nyeri perut untuk
datang ke RS.
Paling terakhir muncul dari
suatu intususepsi
Tanpa tanda ini tidak
menyingkirkan kemungkinan
terjadinya intususepsi.
8
2 Gejala dan 2 Tanda klasik
Akurasi 50% klinis
Rata-rata diagnosis dalam 24 jam
4 gejala dan tanda pd 30% kasus
3 gejala dan tanda pd 40% kasus
2 gejala dan tanda pd 20% kasus
1 gejala dan tanda pd 10% kasus
Diawali Diare pd 20% kasus

9
10
Tingkat akurasinya 25-
50%.
Tanda karakteristik
intususepsi meniscus
sign dan target sign.
Melihat udara bebas
intraperitoneal sebelum
dilakukan reduksi enema
11
12
Akurasi 100%
Karakteristik gambaran
massa seperti donut
atau target berdiameter
3-5cm di kanan
abdomen.
Non-invasif dan bebas
radiasi.
Operator dependent
Efektif menilai PLP.
13
Memperkirakan reduksibilitas
intususepsi melalui enema dan
adanya nekrosis usus.
Tanda-tandanya: penebalan
peripheral hypoechoic rim
intususepsi, cairan bebas
intraperitoneal, cairan
terperangkap dalam
intususeptum, pembesaran KGB
mesenterium dalam intususepsi,
dan yang paling penting adalah
tidak adanya aliran darah pada
intususepsi pada pemeriksaan
dengan USG Doppler.
14
Gold standar untuk diagnosis
sampai dengan pertengahan
1980-an.
Akurasinya 100%
Prosedur diagnostik
sekaligus juga untuk terapi.
Bersifat invasif dan
membutuhkan dosis kecil
radiasi.
Teknik ini tidak dapat
menunjukkan ada tidaknya
kelainan intraperitoneal
lainnya ataupun keberadaan
PLP.
15
Medikal
Reduksi radiologis
Pembedahan
16
Resusitasi cairan
Pemasangan NGT
Pemberian antibiotic
Persiapan darah
Permintaan pemeriksaan radiologis harus
segera dikonfirmasi sekaligus untuk
keperluan reduksi radiologis.
Persiapan kamar operasi
17
Pd situasi yg sangat spesifik beberapa kasus
intususepsi yg disebabkan oleh PLP tipe penebalan
difus dinding abdomen diterapi dgn pemberian steroid
sebelum, atau bersamaan, dan atau setelah
percobaan reduksi radiologis baik itu gagal atau
berhasil.
Mekanisme kerja steroid pada limpoid hyperplasia
masih belum jelas.
HSP terapi inisiasi
18
Kegunaan steroid pada terapi HSP secara
umum masih controversial.
keuntungan penggunaan steroid adalah untuk
menghilangkan gejala yg disebabkan o/ HSP
tetapi tidak u/ menyembuhkannya.
Efek steroid pd gejala gastrointestinal ini
dimungkinkan o/ kemampuannya
u/mengurangi edema dinding usus.
tidak diketahui apakah dgn kelebihannya ini
steroid dapat mencegah intususepsi pd HSP.
19
Kontraindikasi dilakukannya reduksi enema bila
ditemukan adanya peritonitis dan udara bebas
dalam intraperitoneum.
Beberapa faktor yang dapat menjadi indikator
terjadinya perforasi dengan barium enema yaitu,
usia kurang dari 6 bulan,
riwayat gejala selama 72 jam, dan
obstruksi komplit usus halus.
20
Saat ini dikenal empat teknik reduksi
radiologis non-operatif yang telah digunakan
secara luas yaitu:
reduksi pneumatic dengan bimbingan
fluoroscopic,
reduksi pneumatic dengan bimbingan USG,
reduksi hidrostatik dengan bimbingan
fluoroscopic, dan
reduksi hidrostatik dengan bimbingan USG.
21
Cairan dimasukkan
melalui rectum
menggunakan rectal tube
dari ketinggian 3 kaki
(91,44 cm) di atas meja
radiologi selama 3 menit
kemudian dapat dicoba
sampai dengan 3 kali.
22
23
Mudah dan cepat dikerjakan
Paparan radiasi yang lebih sedikit
Angka perforasi yang lebih kecil
Kontaminasi peritoneal yang lebih sedikit.
Kekurangan: udara dapat memasuki terminal
ileum tanpa menghasilkan reduksi komplit.
Prosedur ini dimulai dengan memberikan
tekanan pneumatik rendah, 50 mmHg yang
terkadang bisa berhasil mereduksi, bila tidak
tekanan dinaikkan secara perlahan-lahan sesuai
kebutuhan tetapi tidak melebihi 110-120 mmHg.
24
25
26
Laparotomi
Indikasi :
Peritonitis/perforasi usus
Kegagalan dalam mereduksi dengan menggunakan
hidrostatik maupun pneumatic reduksi sebanyak 2 atau 3
kali percobaan.

Jika reduksi berhasil dilakukan evaluasi pada
segmen usus tersebut.
Viabilitas
Ada/tidaknya perforasi
PLP(khususnya pada anak usia > 2 tahun)

Reseksi segmental jika:
Ada perforasi
Gagal direduksi
Adanya massa atau lead point yang patologis
Nekrosis perforasi usus
Syok dan sepsis
Rekurensi
Radiologis :
Perforasi akibat reduksi dgn enema

Anda mungkin juga menyukai