Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

APPENDISITIS
AKUT
Oleh :
dr. Novita Sari

DPJP :
dr. Hanny Fadhila, M. Ked (Surg), Sp. B
PENDAHULUAN
Apendisitis atau usus buntu merupakan kondisi dimana
infeksi terjadi di apendiks. Banyak faktor yang dicurigai sebagai
faktor pencetus apendisitis salah satunya yaitu sumbatan lumen
apendiks, disamping hiperplasia jaringan limfe, fekalit, tumor
apendiks, dan cacing askaris dapat pula menyebabkan sumbatan.
Apendisitis akut dan apendisitis perforasi merupakan salah
satu kasus tersering dalam bidang bedah abdomen. Rerata 7%
populasi di dunia menderita apendisitis dalam hidupnya
ANATOMI
Apendiks merupakan organ
berbentuk seperti jari yang memiliki
kantong dan menempel pada usus
besar di daerah kanan bawah perut,
area antara dada dan pinggul.
Apendiks merupakan organ dalam
tubuh yang tidak memiliki posisi tetap
atau konstan. Panjangnya bervariasi
mulai dari 1 hingga 25 cm, tetapi rata-
rata berkisar 5-10 cm.
DEFINISI
Apendisitis merupakan peradangan yang terjadi pada
appendiks vermiformis, dan merupakan penyebab akut abdomen
yang paling sering. Appendisitis dapat disebabkan karena infeksi
atau obstruksi pada appendiks. Obstruksi menyebabkan
appendiks menjadi bengkak, perubahan flora normal dan mudah
diinfeksi oleh bakteri. Jika diagnosis lambat ditegakkan, dapat
terjadi perforasi pada appendiks. Sehingga akibatnya terjadi
peritonitis atau terbentuknya abses disekitar appendiks
EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI
Insiden appendicitis akut di Penyebab apendisitis didominasi
negara maju lebih tinggi daripada di oleh sumbatan lumen apendiks
negara berkembang. Di Amerika (Fekalit penyebab umum dari
Serikat, 250.000 kasus appendicitis obstruksi). Penyebab lain dapat
dilaporkan setiap tahun. Menurut berupa hipertrofi jaringan limfoid, sisa
Departemen Kesehatan RI di barium dari pemeriksaan Xray
Indonesia pada tahun 2006, sebelumnya, tumor, dan parasit usus.
appendicitis menduduki urutan Konstipasi juga menjadi pencetus
keempat penyakit terbanyak setelah dimana menaikan tekanan intrasekal
dispepsia, gastritis, dan duodenitis sehingga timbul sumbatan fungsional
dengan jumlah pasien rawat inap apendiks dan meningkatnya
sebanyak 28.040. pertumbuhan flora kolon
PATOFISIOLOGI
Obstruksi Peningkatan Intralumen
Hambatan aliran limfe,
ulserasi mukosa, dan Hipoksia
infasi bakteri
Appendisitis
Akut
DIAGNOSIS
Anamnesis :
1. Nyeri epigastrium yang berpindah ke perut kanan bawah (Titik
McBurney)
2. Mual
3. Muntah
4. Anoreksia
5. Konstipasi
6. Demam
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik :
1. Inspeksi : Kembung dapat ditemukan sebagai apendisitis
perforasi. Benjolan pada perut menandakan abses
periapendikular
2. Palpasi : Mc Burney’s Sign, Rovsing’s Sign, Blumberg’s Sign
3. Perkusi : Tidak ditemukan kelainan pada appendiksitis akut
selain nyeri saat dilakukan perkusi
4. Auskultasi : Peristaltik usus dapat menurun atau menghilang
sebagai akibat dari konstipasi
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
• Lab : Leukositosis
• USG
• CT Scan
PENATALAKSANAAN
Appendectomy merupakan tatalaksana utama pada
apendisitis. Keterlambatan dalam tatalaksana ini dapat
meningkatkan risiko terjadinya perforasi.
Penggunaan antibiotik terbatas 24 sampai 48 jam dalam
kasus apendisitis nonperforasi. Antibiotik intra vena (IV) biasanya
diberikan sampai jumlah sel darah putih normal dan pasien tidak
demam selama 24 jam. Selain itu pemberian analgesik untuk
menghilangkan nyeri juga diberikan pada pasien baik sebelum
maupun sesudah operasi untuk mengurangi keluhan
Identitas Pasien
Nama Musdar

Jenis Kelamin Laki – laki

Umur 52 tahun

Tgl Masuk 30 September 2022


Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD dengan keluhan
Riwayat Penyakit Keluarga
nyeri perut kanan bawah sejak 1 minggu Tidak diketahui
SMRS. Nyeri dirasakan hilang timbul dan  
Riwayat Penyakit Terdahulu
dirasakan seperti tertusuk. Awalnya nyeri Tidak ada
dirasakan di ulu hati hingga kemudian  
Riwayat Penggunaan Obat-obatan
berpindah ke perut kanan bawah. Mual (+), Tidak ada
muntah (+), penurunan nafsu makan (+),
demam (-), BAB (+), BAK (+) 
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Tampak sakit berat
Tanda Vital
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Kesadaran RR : 20 x/menit
Suhu : 37oC
Compos Mentis SPO2 : 99%
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), Deviasi septum (-),
discharge (-)
Telinga : Deformitas (-), discharge (-)
Mulut : Bibir kering (-), bibir pucat (-), bibir sianosis (-), bibir
merot (-)

Leher : Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-),


pembesaran KGB (-), TVJ dalam batas normal
Pemeriksaan Fisik
Thorax
normochest, simetris, retraksi intercostal (-)

Cor
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS V1 jari medial LMCS
Perkusi : Batas kiri atas : SIC II LPSS
Batas kanan atas : SIC II LPSD
Batas kiri bawah : SIC V 1 2 jari lat LMCS
Batas kanan bawah : SIC IV LPSD
Auskul : BJ I dan II reguler, murmur tidak ada,
gallop tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Pulmo
Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan dada kiri
Palpasi : fremitus taktil kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: Vesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)

Abdomen
Inspeksi : Soepel
Palpasi : Nyeri tekan perut kanan bawah
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus melemah

Ekstremitas : hangat, CRT <2dtk, Edema (-/-)


Pemeriksaan USG Upper Lower Abdomen
Laboratorium Kesan :
• Appendisitis akut
Hb : 15,2 g/dL • Tak tampak kelainan pada hepar, vesica
Ht : 45,2% felea, lien, pancreas, kedua ren, vesica
Leukosit : 10.100 mm3 urinaria dan prostat
Trombosit : 352.000 mm3 • Tak tampak urolitiasis
GDS : 89 mg/dL

Diagnosis Banding
• Appendisitis Akut
• Kolitis
• Divertikulitis
• Peritonitis
• Nefrolitiasis
Diagnosa Kerja
Appendisitis Akut
 
Penatalaksanaan
IGD :
IVFD Asering 20 gtt x/i
Puasa minimal 8 jam
Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam
Inj. Ketoroloc 30mg/8 jam
Inj. Ranitidine 50mg/12 jam

Planning :
Appendektomy
Follow Up
01/10/2
S O A P
2
Nyeri luka OP TD : 120/80 mm/Hg Post Bed Rest
menurun (+) R : 20 x/i Appendectomy IVFD Asering 20 gtt x/i
mual (-) N : 100 x/i Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
muntah (-) T : 37oC Inj. Ketorolac 30mg/8 jam
demam (-), Inj. Ranitidine 50mg/12 jam
Inspeksi : Luka OP kering
(+)
Palpasi : Nyeri tekan
berkurang
Perkusi :Timpani
Auskultasi : Bising usus +)
Follow Up
02/10/2
S O A P
2
Nyeri luka OP TD : 110/70 mm/Hg Post Bed Rest
menurun (+) R : 20 x/i Appendectomy IVFD Asering 20 gtt x/I
mual (-) N : 80 x/i AFF Kateter
muntah (-) T : 36,5oC Mobilisasi duduk - jalan
demam (-), Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Inspeksi : Luka OP kering Inj. Ketorolac 30mg/8 jam
(+) Inj. Ranitidine 50mg/12 jam
Palpasi : Nyeri tekan
berkurang
Perkusi :Timpani
Auskultasi : Bising usus +)
Obat Pulang
• Cefadroxil 2x500mg
• Asam Mefenamat 3x500mg
• Ranitidine 2x150mg
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai