Anda di halaman 1dari 1

AKU HANYALAH AKU

Sungguh tak terpahami


Sampai mata tertutup dan hati menggurui
Aku terjebak dalam diri ku sendiri
Terbelenggu oleh banyaknya tuntutan duniawi

Sempat terpikir bahwa aku kuat


Sebelum keputusasaan mengikat
Ketika kelemahan menguasai
Dan hati yang penuh harapan ternodai

Tepat ketika aku berpikir aku mampu


Saat itu juga keberuntungan meninggalkanku
Campakkan dalam hari kelabu
Asingkan dalam sunyi dan bisu

Aku tersesat
Aku butuh penyemangat
Tapi apa yang kudadapat ?
Hanyalah tawa kecil yang bertahan sesaat

Aku ditatap tajam oleh banyak mata


Yang diam tak bersuara namun mengisyaratkan banyak makna
Mereka diam berusaha tak bersuara di depanku
Namun, intimidasi menusuk menembus tulang dan dagingku

Salahkah jika aku ingin di terima ?


Apakah aku mengotori tanah dengan hidupku yang fana ?
Tak bolehkah aku ikut tertawa bersama ?
Haruskah aku menjauh dan tinggalkan tempat dimana kini aku berada ?

Aku hanyalah aku


Yang mungkin tidak lebih dari abu
Aku hanya ingin di pahami
Tidak untuk di junjung tinggi

Aku hanyalah aku


Yang kesehariannya di penuhi dengan pilu
Untuk makan terlebih dahulu aku perlu untuk mengais
Dan sebelum minum cawanku harus diisi oleh isak tangis

Aku hanyalah aku


Yang sedang berusaha untuk tetap maju
Dan berlari tanpa tahu
Arah mana yang di tuju

Anda mungkin juga menyukai