Anda di halaman 1dari 3

2.1.

Penerapan Pengelolaan Limbah Medis Padat


Pada dasarnya pengelolaan limbah medis akan berbeda – beda antar tiap fasilitas
pelayanan kesehatan, namun umumnya proses tersebut ialah berupa pemilahan,
pewadahan, pengangkutan, tempat penampungan sementara, dan pemusnahan.
Berdasarkan Permenkes RI No. 07 Tahun 2019 berikut tahapan dalam pengelolaan
limbah medis padat di Rumah Sakit :
1. Pemilahan
a. Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan
limbah.
b. Dilakukan pemisahan sampah medis dan non medis.
2. Pewadahan
a. Tempat sampah anti bocor dan anti tusuk.
b. Memiliki tutup dan tidak dibuka orang.
c. Sampah medis padat yang akan dimanfaatkan harus melalui sterilisasi.
d. Pewadahan sampah medis menggunakan label (warna kantong
plastik/container).
e. Sampah radioaktif menggunakan warna merah.
f. Sampah sangat infeksius menggunakan warna kuning.
g. Sampah/limbah infeksius, patologi dan anatomi menggunakan warna kuning.
h. Sampah sitotoksis menggunakan warna ungu.
i. Sampah/limbah kimia dan farmasi menggunakan warna cokelat.
3. Pengumpulan, Pengangkutan, dan Penyimpanan Limbah Medis Padat di
Lingkungan Rumh Sakit
a. Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan penghasil limbah
menggunakan troli khusus yang tertutup.
b. Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim
hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam.
4. Pengelolaan dan Pemusnahan
a. Limbah medis padat tidak diperbolehkan membuang langsung ke tempat
pembuangan akhir limbah domestic sebelumaman bagi kesehatan.
b. Cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan limbah medis padat
disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit dan jenis limbah medis padat
yang ada, dengan pemanasan menggunakan otoklaf atau dengan pembakaran
menggunakan incenerator.

2.2. Dampak Limbah Rumah Sakit


Dampak dari limbah rumah sakit dapat menyebabkan banyak kerugian bagi
masyarakat dan juga lingkungannya. Adapun dampak tersebut berupa : (Sandra D,
2021)
1. Dampak terhadap Kesehatan
a. Pengelolaan sampah rumah sakit yang kurang baik akan menjadi
tempat yang baik bagi vektor-vektor penyakit seperti lalat dan tikus.
b. Kecelakaan pada pekerja atau masyarakat akibat tercecernya jarum
suntik dan bahan tajam lainnya.
c. Insiden penyakit demam berdarah dengue akan meningkat karena
vektor penyakit hidup dan berkembangbiak dalam sampah kaleng
bekas ataupun genangan air
2. Dampak terhadap Lingkungan
a. Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang.
b. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan
mengjhasilkan gas-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk.
c. Adanya partikel debu yang beterbangan akan menganggu
pernapasan, menimbulkan pencemaran udara yang akan
menyebabkan kuman penyakit mengkontaminasi peralatan medis
dan makanan rumah sakit.
d. Apabila terjadi pembakaran sampah rumah sakit yang tidak saniter
asapnya akan menganggu pernapasan, penglihatan, dan penurunan
kualitas udara.
3. Dampak terhadap Rumah Sakit
a. Keadaan lingkungan rumah sakit yang tidak saniter akan
menurunkan hasrat pasien berobat di rumah sakit tersebut.
b. Keadaan estetika lingkungan yang lebih saniter akan menimbulkan
rasa nyaman bagi pasien, petugas, dan pengunjung rumah sakit.
c. Keadaan lingkungan yang saniter mencerminkan mutu pelayanan
dalam rumah sakit yang semakin meningkat.

Anda mungkin juga menyukai