0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan limbah medis padat di rumah sakit yang meliputi proses pemilahan, pewadahan, pengangkutan, penyimpanan, dan pemusnahan limbah. Tahapan pengelolaan limbah medis padat di rumah sakit harus sesuai dengan peraturan kementerian kesehatan dan meliputi pemisahan sampah medis dan non medis, penggunaan label warna untuk jenis sampah, serta penyimpanan sementara sampah sesuai
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan limbah medis padat di rumah sakit yang meliputi proses pemilahan, pewadahan, pengangkutan, penyimpanan, dan pemusnahan limbah. Tahapan pengelolaan limbah medis padat di rumah sakit harus sesuai dengan peraturan kementerian kesehatan dan meliputi pemisahan sampah medis dan non medis, penggunaan label warna untuk jenis sampah, serta penyimpanan sementara sampah sesuai
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan limbah medis padat di rumah sakit yang meliputi proses pemilahan, pewadahan, pengangkutan, penyimpanan, dan pemusnahan limbah. Tahapan pengelolaan limbah medis padat di rumah sakit harus sesuai dengan peraturan kementerian kesehatan dan meliputi pemisahan sampah medis dan non medis, penggunaan label warna untuk jenis sampah, serta penyimpanan sementara sampah sesuai
Pada dasarnya pengelolaan limbah medis akan berbeda – beda antar tiap fasilitas pelayanan kesehatan, namun umumnya proses tersebut ialah berupa pemilahan, pewadahan, pengangkutan, tempat penampungan sementara, dan pemusnahan. Berdasarkan Permenkes RI No. 07 Tahun 2019 berikut tahapan dalam pengelolaan limbah medis padat di Rumah Sakit : 1. Pemilahan a. Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan limbah. b. Dilakukan pemisahan sampah medis dan non medis. 2. Pewadahan a. Tempat sampah anti bocor dan anti tusuk. b. Memiliki tutup dan tidak dibuka orang. c. Sampah medis padat yang akan dimanfaatkan harus melalui sterilisasi. d. Pewadahan sampah medis menggunakan label (warna kantong plastik/container). e. Sampah radioaktif menggunakan warna merah. f. Sampah sangat infeksius menggunakan warna kuning. g. Sampah/limbah infeksius, patologi dan anatomi menggunakan warna kuning. h. Sampah sitotoksis menggunakan warna ungu. i. Sampah/limbah kimia dan farmasi menggunakan warna cokelat. 3. Pengumpulan, Pengangkutan, dan Penyimpanan Limbah Medis Padat di Lingkungan Rumh Sakit a. Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan penghasil limbah menggunakan troli khusus yang tertutup. b. Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam. 4. Pengelolaan dan Pemusnahan a. Limbah medis padat tidak diperbolehkan membuang langsung ke tempat pembuangan akhir limbah domestic sebelumaman bagi kesehatan. b. Cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan limbah medis padat disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit dan jenis limbah medis padat yang ada, dengan pemanasan menggunakan otoklaf atau dengan pembakaran menggunakan incenerator.
2.2. Dampak Limbah Rumah Sakit
Dampak dari limbah rumah sakit dapat menyebabkan banyak kerugian bagi masyarakat dan juga lingkungannya. Adapun dampak tersebut berupa : (Sandra D, 2021) 1. Dampak terhadap Kesehatan a. Pengelolaan sampah rumah sakit yang kurang baik akan menjadi tempat yang baik bagi vektor-vektor penyakit seperti lalat dan tikus. b. Kecelakaan pada pekerja atau masyarakat akibat tercecernya jarum suntik dan bahan tajam lainnya. c. Insiden penyakit demam berdarah dengue akan meningkat karena vektor penyakit hidup dan berkembangbiak dalam sampah kaleng bekas ataupun genangan air 2. Dampak terhadap Lingkungan a. Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang. b. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan mengjhasilkan gas-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk. c. Adanya partikel debu yang beterbangan akan menganggu pernapasan, menimbulkan pencemaran udara yang akan menyebabkan kuman penyakit mengkontaminasi peralatan medis dan makanan rumah sakit. d. Apabila terjadi pembakaran sampah rumah sakit yang tidak saniter asapnya akan menganggu pernapasan, penglihatan, dan penurunan kualitas udara. 3. Dampak terhadap Rumah Sakit a. Keadaan lingkungan rumah sakit yang tidak saniter akan menurunkan hasrat pasien berobat di rumah sakit tersebut. b. Keadaan estetika lingkungan yang lebih saniter akan menimbulkan rasa nyaman bagi pasien, petugas, dan pengunjung rumah sakit. c. Keadaan lingkungan yang saniter mencerminkan mutu pelayanan dalam rumah sakit yang semakin meningkat.