Anda di halaman 1dari 8

Florence Meliawaty : Stevens Johnson Syndrome Disebabkan oleh...

Medika Kartika

LAPORAN KASUS

STEVENS JOHNSON SYNDROME DISEBABKAN OLEH DRUG ERUPTION


OBAT ANALGETIK
Florence Meliawaty1, Wivda Putriani2
1
Bagian Bedah Mulut dan Maksilofasial, Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Achmad Yani, 2Mahasiswa Program Profesi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas
Kedokteran Unjani
e-mail: florencemeliawaty@gmail.com

ABSTRAK
Stevens Johnson Syndrome adalah satu bentuk reaksi obat pada kulit yang parah, yang
ditandai dengan demam dan luka mukokutan yang berlanjut menjadi nekrosis dan epidermis
terkelupas. Laporan kasus ini merupakan tipe observasi di ruangan perawatan rumah sakit,
yang disebabkan penggunaan asam mefenamat setelah ekstraksi gigi. Reaksi obat yang parah
seperti Stevens Johnson Syndrome dapat berpotensi mengancam jiwa yang memerlukan
perawatan ekstra.
Kata kunci : Stevens Johnson Syndrome, reaksi obat, ekstraksi gigi

ABSTRACT
Stevens Johnson Syndrome is one of the severe forms of cutaneous adverse drug reactions,
which is characterized by fever and mucocutaneous lesions leading to necrosis and sloughing
of the epidermis. This is an observational type of case report which we observed in hospital
on ward, a case of mefenamic acid induced Stevens Johnson Syndrome after tooth extraction.
Severe hypersensitivity reaction like Stevens Johnson Syndrome can be potentially life
threatening which needs the additional treatment.
Key words : Stevens Johnson Syndrome, drug reaction, tooth extraction

MK | Vol. 1 | No. 1 | PIT 2018 69


PENDAHULUAN Penyebab pasti dari Stevens Johnson
Stevens Johnson Syndrome (SJS) Syndrome saat ini belum diketahui, namun
merupakan kumpulan gejala penyakit akut ditemukan beberapa hal sebagai pemicu
dan berat, hipersensitivitas mediasi kompleks seperti obat-obatan atau infeksi virus. Stevens
imun yang kompleks, terdiri dari erupsi kulit, Johnson Syndrome biasanya muncul tidak
kelainan mukosa, dan lesi pada mata.1,2 lama setelah pemberian obat suntik atau oral
Stevens Johnson Syndrome berupa lesi target dan besarnya kerusakan yang ditimbulkan
dengan bentuk tidak teratur, disertai makula, tergantung reaksi tubuh pasien.7
vesikel, bulla, dan purpura yang tersebar luas
pada rangka tubuh, terjadi pengelupasan
epidermis kurang lebih 10% dari area LAPORAN KASUS
permukaan tubuh, serta melibatkan membran Seorang pasien perempuan berusia 34
mukosa dari 2 organ atau lebih.3 Stevens tahun datang ke UGD Rumah Sakit Dustira
Johnson Syndrome pertama kali ditemukan dengan keluhan demam, kulit mengelupas
pada tahun 1922 oleh dua orang dokter, yaitu dan terdapat benjolan-benjolan yang berisi
dr. Albert Mason Stevens dan dr. Frank cairan dan rasa gatal pada leher, punggung,
Chambliss Johnson pada dua pasien anak lengan kiri bawah, perut, kaki dan
laki-laki namun belum diketahui selangkangan. Enam hari sebelumnya pasien
penyebabnya.4 dilakukan pencabutan gigi kiri belakang atas
Insidensi kasus Stevens Johnson di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unjani,
Syndrome terjadi antara 1,2 sampai 6 juta kemudian diberikan resep obat amoksisilin,
kasus per tahun. Insidensi naik seiring asam mefenamat, deksametason. Awal mula
dengan pertambahan usia dan lebih tinggi pasien mengatakan timbul ruam-ruam merah
pada pasien dengan Human dan bibir menjadi perih, kemudian pasien
Immunodeficiency Virus (HIV) atau Acquired mengunjungi dokter spesialis kulit kelamin
Immunodeficiency Syndrome (AIDS).5,6 dan menolak untuk dilakukan perawatan,
Stevens Johnson Syndrome dapat sehingga pasien diberi obat. 3 hari kemudian
menyebabkan kematian dengan rata-rata ruam berubah menjadi benjolan-benjolan
tingkat kematian antara 30 sampai 100% berisi air dan bibir menjadi kering
tergantung dari umur dan kesehatan pasien, menghitam serta vagina terasa gatal dan sakit
menyerang pada anak-anak dan dewasa, bila tersentuh. Enam hari kemudian muncul
jarang dijumpai pada anak-anak berusia 3 keluhan kulit mengelupas dan timbulnya
tahun ke bawah.2 benjolan-benjolan yang berisi cairan dan rasa

70 MK | Vol. 1 | No. 1 | PIT 2018


Florence Meliawaty : Stevens Johnson Syndrome Disebabkan oleh...

gatal pada leher, punggung, lengan kiri dan ekstemitas regio antebrachia sinistra
bawah, perut, kaki dan selangkangan. Pasien terdapat bulla. Pemeriksaan bibir terdapat
diketahui memiliki riwayat alergi obat- krusta kehitaman pada sepanjang bibir atas
obatan, tetapi tidak mengetahui nama obat dan bibir bagian bawah kering. Mukosa
tersebut. bukal terlihat lesi ulser dangkal ditutupi
Pemeriksaan fisik pada dada, pseudomembran berwarna putih dengan
punggung terdapat bulla, eritema. Abdomen batas eritema. (Gambar 1)

Gambar 1 Dada, punggung, abdomen, antebrachia kiri, bibir, mukosa bukal

MK | Vol. 1 | No. 1 | PIT 2018 71


Pasien dirawat inap, dilakukan bulla yang pecah dengan NaCl 0,9%.
perawatan dengan pemasangan infus intra Perawatan hari ketiga bulla mengempes dan
vena ringer laktat, dexametason injeksi 5 mg mengering, lesi pada mukosa bukal sinistra
2 kali sehari, Cetirizine injeksi 10 mg 1 kali berkurang, krusta pada bibir bagian atas
sehari, Ranitidine injeksi 30 mg 2 kali sehari, masih ada. (Gambar 2)
Kenalog 0,1% in orabase, pengompresan

Gambar 2 Krusta pada bibir, lesi mukosa bukal sinistra berkurang

Pasien dirawat selama 7 hari, kerusakan area permukaan tubuh


diberikan obat rawat jalan metilprednisolon 6 antara 10 – 30%
mg, Cetirizine 10 mg, Ranitidine 150 mg, 3. Toxic Epidermal Necrolysis (TEN):
Betametason oint 0,1% 5 mg selama 5 hari. kerusakan area permukaan tubuh
lebih dari 30%
Stevens Johnson Syndrome dan TEN
PEMBAHASAN mempunyai spektrum yang sama dengan
Stevens Johnson Syndrome (SJS) erythema multiforme (EM). Kondisi
dapat dikelompokan menjadi 3 berdasarkan mukokutan ini memiliki persamaan pada
luas kerusakan area permukaan tubuh, yaitu gambaran klinis dengan Stevens Johnson
:2,5,6 Syndrome /TEN tetapi memiliki beberapa
1. Stevens Johnson Syndrome : bentuk perbedaan yang jelas, seperti yang dilihat
minor dari Toxic Epidermal pada Tabel 1 dan Gambar 3.
Necrolysis (TEN), kerusakan area
permukaan tubuh kurang dari 10%
2. Stevens Johnson Syndrome/ Toxic
Epidermal Necrolysis overlap :

72 MK | Vol. 1 | No. 1 | PIT 2018


Florence Meliawaty : Stevens Johnson Syndrome Disebabkan oleh...

Tabel 1 Perbedaan Gambaran Klinis EM dan SJS/TEN2


Karakteristik EM SJS SJS/TEN- TEN
overlap
% Kerusakan area permukaan tubuh < 10% < 10% 10- 30% > 30%
Berefek pada ≥ 1 membran mukosa > 70% > 90% > 90% > 90%
Bintik-bintik tidak ya ya ya
Target yang lazim terkena meningkat rata rata rata
Mortalitas jarang 10% 30% 50%
Penyebab yang sering timbul Infeksi obat obat obat
Rekurensi 30% tidak tidak tidak
Gejala sisa jarang sering sering sering

Gambar 3 Perbedaan tingkat keparahan penyakit 2

Etiologi SJS bersifat multifaktorial, dengan infeksi bakteri, virus, jamur,


sedangkan etiologi belum diketahui secara protozoa, neoplasma, reaksi pascavaksinasi,
pasti. Faktor yang diduga sebagai etiologi terapi radiasi, alergi makanan, bahan-bahan
SJS adalah 50% ditimbulkan oleh reaksi kimia dan penyakit kolagen. Beberapa
alergi obat secara sistemik, sisanya berkaitan kelompok obat yang dikenal sebagai pemicu
MK | Vol. 1 | No. 1 | PIT 2018 73
umum SJS seperti sulfonamid antibakteri, Antibiotik paling sering menyebabkan SJS,
antikonvulsan, dan obat anti inflamasi non- diikuti analgetik, obat flu dan batuk, NSAID,
steroid (NSAID) diikuti oleh antimalaria, psychoepileptics, dan obat-obatan anti asam
allopurinol, tuberculostatics, dan jamu. 7,8 urat. Antibiotik yang sering menimbulkan
Etiologi SJS dapat dibagi menjadi SJS yaitu golongan penisilin dan obat-obatan
tiga kategori, yaitu :2,6,7 sulfat, dan ciprofloxacin. Obat-obatan
1. Infeksi2,6,7 antikonvulsan yaitu: phenytoin,
Infeksi yang dapat menimbulkan SJS dapat carbamazepine, oxcarbazepine (trileptal),
berupa infeksi virus dan bakteri. Penyakit valproic acid, lamotrigine, dan barbiturates.
virus yang dapat menyebabkan SJS Obat-obatan antiretroviral yaitu : nevirapine
termasuk: dan non-nucleoside reverse transcriptase
a. Herpes Simplex Virus (HSV) inhibitor. NSAIDs yaitu : devirat salisilat,
b. AIDS pirazolon, metamizol, metamphiron, dan
c. Infeksi virus coxsackie paracetamol. Obat-obatan lain yaitu :
d. Influenza a. Allopurinol
e. Hepatitis b. Mirtazapine
f. Mumps c. TNF alpha antagonis ( contoh :
Pada anak-anak, virus Epstein-Barr dan infliximab, etanercept, adalimumab)
enterovirus dapat menyebabkan SJS. Lebih d. Cocaine
dari setengah pasien dengan SJS dilaporkan e. Sertraline
mengalami infeksi saluran pernafasan atas. f. Pantoprazob
Bakteri yang dapat menyebabkan SJS, yaitu : g. Tramadol
a. Grup A beta-hemolytic 3. Faktor Genetik2
streptococci Pembawa antigen leukosit dapat
b. Difteri meningkatkan kemungkinan timbulnya SJS.
c. Brucellosis Alel HLA berhubungan dengan peningkatan
d. Lymphogranuloma venereum timbulnya SJS dengan eksposur pada obat-
e. Mycobacterium obatan yang spesifik. HLA yang mungkin
f. Mycoplasma pneumonia menyebabkan SJS adalah :
g. Rickettsial infection a. HLA-B*1502
h. Tularemia b. HLA-B*44
i. Thypoid c. HLA-A29
2. Obat-Obatan2,6,7 d. HLA-B12
e. HLA-DR7

74 MK | Vol. 1 | No. 1 | PIT 2018


Florence Meliawaty : Stevens Johnson Syndrome Disebabkan oleh...

f. HLA-A2 menyebabkan timbulnya bula, eritema,


g. HLA-B*5801 krusta, dan pseudomembran.
h. HLA-A*0206 Perawatan yang dilakukan selama
i. HLA-DQB1*0601 pasien dirawat inap adalah berupa pemberian
HLA-B*5801 berkaitan dengan obat kortikosteroid dexametason secara injeksi
allopurinol. HLA-A29, HLA-B12, dan HLA- karena mempunyai efek antiinflamasi dan
DR7 berkaitan dengan obat sulfonamide. imunoregulator. Selain itu, pasien juga diberi
HLA-B12 dan HLA-A2 berkaitan dengan antihistamin, yaitu cetirizine secara injeksi
obat-obatan NSAID. HLA-A*0206 dan untuk mengurangi reaksi alergi disertai
HLA-DQB1*0601 berkaitan dengan obat- pemberian obat penurun asam lambung
obatan penyakit mata. ranitidine karena pasien memiliki riwayat
SJS merupakan jenis reaksi gastritis. Untuk penanganan bula, pasien
hipersensitivitas obat yang tertunda, dengan dikompres dengan NaCl 0.9% dan diberi
masa laten yang khas antara 4 sampai 28 salep betametason 0,1%. untuk krusta di bibir
harus dan kasus yang jarang terjadi selama 8 dan lesi pseudomembran di mukosa bukal
minggu setelah inisiasi obat.9 Obat-obatan kiri, pasien dikompres dengan NaCl 0,9%
dengan berat molekul rendah dan sering untuk mengurangi kering pada bibir dan
berfungsi sebagai antigen asing yang diakui diolesi kenalog 0,1% pada bibir dan mukosa
oleh reseptor sel T (TCRs) untuk bukal kiri. Pasien juga diberi tambahan infus
mengaktifkan respon imun adaptif. Dalam untuk menjaga keseimbangan metabolisme
beberapa kasus, obat berinteraksi langsung dan cairan tubuh pasien.
dengan TCRs yang terlibat dalam
menyajikan molekul HLA antigent
presenting cell (APC). Model ini dikenal KESIMPULAN
sebagai konsep p-i ( interaksi farmakologis Berdasarkan anamnesis dan
obat dengan reseptor imun).9 pemeriksaan klinis, diagnosis untuk kasus ini
Penyebab timbulnya SSJ pada pasien adalah Stevens Johnson Syndrome. Penyebab
ini adalah akibat reaksi alergi obat NSAIDs, SJS pada kasus ini adalah penggunaan obat
yaitu asam mefenamat dimana ikatan HLA- analgetik yaitu asam mefenamat.
B12 dan HLA-A2 dengan obat dan TCRs
mengaktifkan CD8+ dan sel NK sehingga
menyebabkan apoptosis keratinosit yang

MK | Vol. 1 | No. 1 | PIT 2018 75


DAFTAR PUSTAKA general hospital in singapore:
1. Siregar RS. Sindrom stevens johnson. Treatment outcomes. Acta Derm
Saripati penyakit kulit. 2nd edition. Venereol 2012; 92: 62–66
Jakarta: EGC; 2004. p. 141-2. 7. Suprohaita MA, Wardhani WI,
2. Anne S, Kosanam S, Prasanthi L. Setiowulan W. Erupsi alergi obat.
Steven johnson syndrome and toxic Kapita Selekta Kedokteran Edisi
epidermal necrolysis: A review. ketiga Jilid 2. Jakarta: Fakultas
International Journal of Kedokteran Universitas Indonesia.
Pharmacological Research 2014 : Media Aesculapius; 2000
4(4) : 158-65. 8. Smelik M. Stevens-johnson
3. Sharma VK, Sethuraman GG. syndrome: a case study. arch dis
Adverse cutaneous reaction to drugs; child 2005 53: 247
an overview. J Postgard Med. 1996 ; 9. Djuanda A, Hamzah M. Sindrom
42((1)). stevens johnson. In : Bagian Ilmu
4. Adithan C. Stevens-johnson Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas
syndrome. In: Drug alert. JIPMER. Kedokteran Universitas Indonesia. 5th
2006 ; 2(1). ed. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
5. Roongpisuthipong W, Prompongsa S, Kedokteran Universitas Indonesia;
Klangjareonchai T. Retrospective 2007. p. 163-6
Analysis of Corticosteroid Treatment 10. Labreze. Diagnosis, classification,
in stevens-johnson syndrome and/or and management of erythema
toxic epidermal necrolysis over a multiforme and stevens-johnson
period of 10 years in vajira hospital, syndrome. arch dis child 2005 : 83:
Navamindradhiraj University, 347-52
Bangkok. Hindawi Publishing 11. Dodiuk RP, Chung WH, Allanore
Corporation Dermatology Research LV, Shear NH. Stevens–johnson
and Practice 2014 : p.1-5 syndrome and toxic epidermal
6. Siew KT, Yong KT. Profile and necrolysis: an update. American
pattern of stevens-johnson syndrome Journal of Clinical
and toxic epidermal necrolysis in a Dermatology. 2015;16(6):475-93

76 MK | Vol. 1 | No. 1 | PIT 2018

Anda mungkin juga menyukai