Anda di halaman 1dari 15

Diagnosis dan

Penatalaksanaan
pada
Hepatitis - A
Oleh:

Maria Agustina Dee (112020008)

Pembimbing:

dr. Suzanna Ndraha., Sp.PD, KGEH FINASIM


Definisi

 Peradangan organ hati


 Sejak zaman Hippocrates  HAV ditemukan tahun 1973 oleh Purcell
 Penyakit endemis di negara berkembang
Etiologi

 Virus Hepatitis A (HAV)  enterovirus


 Genus Hepatovirus, family Picornaviridae
 HAV dineutralisasi baik oleh imunoglobulin-G (IgG) & imunoglobulin-M (IgM)
anti-HAV
Epidemiologi

 Masih menjadi penyakit utama di dunia dengan 1,5 juta kasus/tahun.


 Indonesia menempati peringkat ke tiga penderita hepatitis setelah China dan India.
 Kemenkes RI (2013)  KLB di 6 provinsi dan 11 kabupaten/kota dengan 495 kasus,
 Tahun 2014 di 3 provinsi dan 4 kabupaten/kota dengan 282 kasus.
 WHO memperkirakan pada tahun 2016, sebanyak 7.134 orang meninggal akibat
hepatitis A di seluruh dunia (0,5% dari kematian akibat virus hepatitis).
Klasifikasi

 Akut
Sembuh spontan atau sempurna tanpa gejala sisa dan tidak menyebabkan infeksi
kronik.
Patofisiologi

 Infeksi melalui jalur fekal-oral


 Selama dicerna di saluran pencernaan, virus hepatitis A
berpenetrasi ke dalam mukosa lambung
 Setelah masuk ke dalam sitoplasma hepatosit, virus tersebut
bereplikasi
Perjalanan Penyakit

 IgM anti-HAV dapat dideteksi saat sebelum hingga


timbulnya penyakit klinis
 IgG anti-HAV muncul segera sesudah IgM timbul
 Viremia terjadi dalam 1-2 minggu sesudah pajanan
HAV
 Diekskresikan dalam empedu dengan shedding dalam
feses orang yang terinfeksi
 Puncak ekskresi feses dan infektivitasnya 2 minggu
sebelum timbulnya ikterus, gejala, atau peningkatan
enzim hati
Manifestasi Klinis

 Gejala non-spesifik, seperti malaise, kelelahan, anoreksia, muntah, rasa tidak nyaman di
perut, dan diare.
 Khasnya peningkatan transaminase dan ikterus dengan urin gelap dan terkadang feses
berwarna seperti tanah liat.

Fase ikterik
Fase Prodromal / Pra-ikterik muncul urin berwarna gelap (bilirubinuria), kadang
mengalami gejala seperti flu ringan, berupa diikuti feses berwarna pucat. Icterus terjadi pada 70-
anoreksia, mual, muntah, rasa lelah, malaise, 85% penderita hepatitis A akut dewasa. Umumnya
demam ringan (biasanya <39,5 °C), myalgia disertai rasa gatal (pruritus) yang derajatnya
dan nyeri kepala ringan meningkat sesuai usia. Nyeri abdomen, Ruam lebih
sering pada tungkai bawah berupa vasculitis.
Diagnosis

 Anamnesis  Riwayat Penyakit (Selain keluhan serta keparahan dan sekuelenya, harus dicari
sumber pajanan)
 Pemeriksaan Fisik  seperti sklera ikterik, nyeri tekan abdomen kanan atas dan hepatomegali.
Penderita dapat mengalami demam hingga 40°C.
 Pemeriksaan Laboratorium  kadar SGOT dan SGPT meningkat.
 Penegakan diagnosis hepatitis A akut didukung dengan pemeriksaan serologi IgM anti-HAV.
akan positif saat timbul gejala, biasanya menyertai kenaikan awal kadar SGPT. Pemeriksaan ini
sensitif dan spesifik, serta akan tetap positif selama 3-6 bulan pasca infeksi primer
 Ultrasonografi (USG) dan Biopsi Hati
Tatalaksana

 Kasus tanpa komplikasi akut  cukup dengan perawatan suportif, berupa tirah baring,
diet, dan terapi simptomatik. Dianjurkan mengonsumsi diet tinggi kalori, menghindari
alkohol dan obat-obat hepatotoksik
 Perawatan di RS  terdapat mual dan muntah disertai dehidrasi yang memerlukan
pemberian cairan intravena.
 Paracetamol dosis maksimum 3-4 g/hari pada orang dewasa
 Omeprazol 2x20mg
Pencegahan

Jangka Pendek : mengontrol sumber penularan. Edukasi mengenai cara penularan dan pencegahannya (misalnya,
mencuci tangan, sumber makanan yang aman) terhadap penderita dan kontaknya.

Jangka Panjang : vaksinasi untuk meningkatkan herd immunity dan mengurangi risiko wabah pada kelompok risiko
tinggi.

Imunisasi Pasif dengan Human Normal Serum Imunoglobulin (HSIg) dosis 0,02 mL/Kg, diberikan dalam waktu tidak
lebih dari 1 minggu setelah kontak.

Imunisasi aktif diberikan dengan vaksin yang dibuat dari virus hidup yang telah dilemahkan. Vaksin untuk dewasa
dapat diberikan Havrix (1440u) 2 dosis dengan interval 6-12 bulan.
Komplikasi

 Penderita usia lanjut cenderung mengalami disfungsi hati yang lebih berat, sering dengan ikterus dan
koagulopati, dengan insidens komplikasi, seperti prolonged cholestasis, pankreatitis, dan asites yang lebih
tinggi.
Prognosis

 Remisi spontan (> 90%)


 Sembuh sempurna setelah 2-6 bulan
 Prolonged cholestatis (10-20%)
 Tidak menjadi kronik
 Relapsing hepatitis (3-20%)
 Mortalitas 0,3%
 Fulminant hepatitis (<1%)
 Mortalitas pada dewasa >40 tahun sebesar 2%
Kesimpulan

Hepatitis A disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai Virus Hepatitis A (HAV). Virus ini ditularkan secara fecal-
oral. HAV berdistribusi diseluruh dunia dan endemisitas tinggi di negara yang berkembang. Diagnosis hepatitis A
ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan penunjang. Gejala prodromal tidak spesifik (flu-like symptoms)
disertai gejala gastrointestinal seperti anoreksia, mual muntah dan malaise. Pada pemeriksaan fisik biasanya
ditemukan hepatomegaly dan nyeri tekan pada hati. Pada pemeriksaan laboratorium enzim SGOT dan SGPT
meningkat dan IgM anti HAV (+). Penatalaksanaan umum berupa perawatan suportif dan terapi komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai