DISCUSSION
Disusun oleh:
Pembimbing/ penguji :
– Delapan bulan SMRS (November 2015), pasien mengeluh bengkak di kedua kaki yang dirasakan semakin membesar.
Terdapat keluhan nyeri di sendi terutama kedua lutut saat berjalan. Keluhan demam disangkal oleh pasien. Pasien
mengaku saat itu hanya minum obat penghilang nyeri dari klinik dokter praktek namun keluhan belum membaik.
– Enam bulan SMRS, pasien mengeluh perut semakin membesar, terasa begah, mual dan muntah hilang timbul.
Terdapat keluhan rambut rontok. Sariawan yang tidak nyeri, serta kemerahan di wajah, saat terkena matahari, pasien
mengaku keluhan mual dan muntah bertambah berat, kemudian dibawa ke RS UKI, dirawat selama 18 hari dan
dikatakan sakit lupus dengan gangguan ginjal. Pasien diberikan furosemide 1x40 mg, Metilprednisolon 3x4 mg,
captopril 3x12.5 mg.
Tiga bulan SMRS, pasien mengeluh seluruh tubuh semakin membengkak, wajah bengkak didahului dengan bengkak
pada kelopak mata saat bangun tidur. Bengkak berkurang setelah minum obat pelancar kencing namun kembali lagi
keesokan hari. Pasien dirawat kembali di RS UKI, dalam perawatan pasien sempat bicara meracau, dikatakan Lupus
mengenai saraf. Pasien kejang empat kali selama perawatan. Seiring dengan perawatan, pasien perbaikan. Pasien dirujuk
ke RSCM untuk biopsi ginjal.
Dua bulan SMRS, pasien datang ke Poli Ginjal RSCM, dilakukan USG ginjal dikatakan normal. Pasien juga telah
dilakukan biopsi ginjal. Penurunan nafsu makan diakui, berat badan turun namun tidak tahu berapa.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Sosial
Abdomen Datar, supel, nyeri tekan epigastrium (+) , shifting dullness negatif, bising usus
normal
Ekstremitas Akral hangat, CRT < 2’’, edema pitting pada kedua tungkai
Januari 2016
Hb/Ht 7/22.5
Hasil lab: 3 Januari 2016
Eri
MCV/MCH/MCHC 95/29/31
Urinalisis Kuning, jernih, BJ 1010 ,pH 7 ,albumin +1 ,Hb +1
Lekosit 7,800
Trombosit 337,000 lekosit esterase +1, epitel +1, lekosit 8-10 /lpb, sedimen
Diff count 0.1/0/83.9/12.2/3.8 eritrosit 4-5/lpb
PT 13.5/10.5
APTT 27.1/30.9
LED 90
SGOT/SGPT 19/14
Pro tot/Alb/Glob 3.8/1.62/2.18
Retikulosit absolut/relatif 100.000/3.86
Ddimer 4700
Fibrinogen 332
Ureum/kreatinin (eGFR) UR 22/0.5 (124)
Asam urat 7.2
Na/K/Cl 144/3.58/113.4
Ca ion 1.06
Fosfat darah 4
PUK 24 jam 6165
Mikroalbumin sewaktu
ANA 1/100
Anti dsDNA 302.7 N (< 100)
Lupus antikoagulan Negatif
C3/C4 65/31
5 April 2016
Hb/Ht
Hasil lab: 5 April 2016
Eri
MCV/MCH/MCHC
Lekosit
urinalisis Kuning, keruh, BJ 1015 pH 7 albumin +2 Hb +1 sedimen
Trombosit
Diff count eritrosit +1/lpb, lekosit esterase +1
PT
APTT
LED
SGOT/SGPT 20/15
Pro tot/Alb/Glob Biopsi ginjal
Retikulosit absolut/relatif Mikroskopik cahaya: sediaan biopsi ginjal terdiri atas 2 keping jaringan
Ddimer
korteks ginjal yang mengandung glomerulus yang viable dan sebagian
Fibrinogen
Ureum/kreatinin (eGFR)
besar hiperseluler, 1 glomerulus yang sklerotik. Tampak penambahan
Asam urat sel dan matriks mesangial serta proliperasi endokapiler pada 8
Na/K/Cl glomerulus. Lumen kapiler paten, dinding kapiler sebagian menebal.
Ca ion Tampak gambaran wire loops dan hipersegmentasi. Ditemukan
Fosfat darah endapan imun subendotel dan subepitel dinding kapiler glomerulus.
PUK 24 jam
Tampak gambaran nekrosis fibrinoid pada 2 glomerulus dan debris inti.
Mikroalbumin sewaktu 2688
Kapsula bowman tidak menebal, ruang bowman sebagian menyempit.
ANA
Anti dsDNA
Tidak ditemukan gambaran crescent. Setempat tampak tubulus yang
Lupus antikoagulan atrofik, sitoplasma epitel tubulus proksimal mengandung granul
C3/C4 eosinofilik. Interstitium bersebukan sedang sel radang kronik dan
netrofil. Ditemukan 2 buah arteri yang satu tampak menebal.
Mei 2016
Hasil lab: 7 Mei 2016
Hb/Ht 10.9/33
Eri 3.67
MCV/MCH/MCHC 92/29/32
C 14.920 urinalisis Kuning, keruh, BJ 1015 pH 7 albumin +2 Hb +1 sedimen
Trombosit 188.000 eritrosit +1/lpb, lekosit esterase +1
Diff count 0.6/0.3/86.9/6.6/5.6
PT
APTT
LED 40
SGOT/SGPT
Pro tot/Alb/Glob
Retikulosit absolut/relatif
Ddimer
Fibrinogen
Ureum/kreatinin (eGFR)
Asam urat
Na/K/Cl
Ca ion
Fosfat darah
PUK 24 jam
Mikroalbumin sewaktu
ANA
Anti dsDNA
Lupus antikoagulan
C3/C4
RESUME
Pasien wanita usia 37 tahun datang ke poliklinik Ginjal Hipertensi dengan keluhan nyeri
uluhati dan terdapat keluhan mual namun tidak disertai muntah. Nyeri berkurang
dengan diisi makanan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan ada di
epigastrium, pada mata konjungtiva pucat.
Pasien mempunyai riwayat didiagnosa sakit lupus sejak 6 bulan yang lalu. Pemeriksaan
fisik, konjungtiva pucat. Pemeriksaan laboratorium Hb 10 g/dL, leukosit : 14.920.
Daftar Masalah
Dispepsia Uninvestigated
SLE
1. Dispepsia Uninvestigated
Pasien mengeluh nyeri ulu hati yang disertai mual. Nyeri ulu hati berkurang dengan diisi makanan.
Pasien terdapat penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis. Dari
pemeriksaan penunjang terakhir didapatkan Hb 10,9 g/dL.
• Dasar diagnosis ditegakkan mulai dari anamnesis pasien mengaku enam bulan SMRS terdapat keluhan rambut
rontok, sariawan yang tidak nyeri, serta kemerahan di wajah, saat terkena matahari . Pasien juga mengaku
keluhan mual dan muntah bertambah berat, kemudian dibawa ke RS UKI, dirawat selama 18 hari dan dikatakan
dikatakan sakit lupus dengan gangguan ginjal. Pasien diberikan furosemide 1x40 mg, Metilprednisolon 3x4 mg,
captopril 3x12.5 mg. Dari hasil laboratorium, didapatkan Anti dsDNA 302.7 N (< 100), Lupus antikoagulan
Negatif dan C3/C4 65/31.
• Tiga bulan SMRS Pasien dirawat kembali di RS UKI, dalam perawatan pasien sempat bicara meracau, dikatakan
lupus mengenai saraf. Pasien kejang empat kali selama perawatan.
• Dua bulan SMRS tidak ada keluhan batuk, tidak demam, bengkak di perut dan kaki sudah jauh berkurang.
Penurunan nafsu makan diakui, berat badan turun namun tidak tahu berapa. Nyeri sendi saat ini tidak ada.
Rencana edukasi
Rencana diagnostik Rencana terapi Melakukan diet khusus sesuai organ yang
terkena, Menghindari pajanan sinar
1. Darah lengkap Hidroksiklorokuin 200 mg/hari
matahari secara langsung khususnya UV
2. Urinalisis Metylprednisolon 3x4 mg/hari
pada pukul 10.00 – 15.00
Kasus ini adalah seorang wanita usia 37 tahun dengan dyspepsia uninvestigated dan systemic lupus erythematosus.
Tujuan dari perawatan adalah untuk menghilangkan keluhan nyeri ulu hati dan mengontrol penyakit SLE yang sudah
terdiagnosis sebelumnya
Prognosis