Rayhand Mubarakh
102018157
Pembimbing :
dr. Mochamad Soewandi, Sp.M
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA DR ESNAWAN ANTARIKSA
PERIODE 8 FEBRUARI – 13 MARET 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
BAB I Latar Belakang
BAB II Definisi
Outline
BAB III Kesimpulan
BAB I
Pendahuluan
Glaukoma Kronis
Latar Belakang
• Glaukoma menimpa hampir 67 juta penduduk di dunia dimana 10% (6,6
juta)
• Efek sosial dan ekonomi dari glaukoma sangat besar
• Prevalensi POAG di Amerika Serikat diperkirakan 2,22 juta penduduk
(1,86%)
• Proporsi terbesar penderita di Asia (25%) mengalami kebutaan bilateral
yang disebabkan Primary Closed Angle Glaucoma (PACG) dan 10%
disebabkan POAG
• Berdasarkan Survey Nasional tahun 1996, glaukoma merupakan
penyebab kebutaan nomor 2 setelah katarak di Indonesia
Latar Belakang
02 Bilateral
Referensi :
Sitorus RS, Sitompul R,
Widyawati S, et all. Buku ajar
oftamologi. Edisi 1. Universitas
Indonesia. Jakarta; 2020: 228-41.
Kematian neuron kemudian berlanjut pada kematian akson. Oleh Atrofi papil optik
Cedera baik melalui mekanisme mekanik karena papil saraf optik pada dasarnya merupakan kumpulan glaukomatosa merupakan
ataupun iskemik berakibat pada penurunan serabut akson, lama kelamaan akan terjadi penipisan rima kerusakan papil optik
aliran aksoplasma, gangguan penghantaran neuroretina dan penggaungan/ekskavasio cawan optik akibat berbentuk karakteristik berupa
nutrien atau pembuangan produk metabolik, tertekannya lamina kribosa, serta nasalisasi yaitu bergesernya rasio cup-disc >0,5,
deprivasi faktor pertumbuhan neuron, cedera arteri/vena retina ke arah nasal Semakin banyak kematian sel nasalisasi,
oksidatif, dan atau dimulainya kerusakan ganglion serabut saraf retina, maka semakin banyak terjadi penggaungan/ekskavasio,
berbasis imunologik. kehilangan serabut saraf, yang akan sejalan dan berkorespondensi dan menipisnya rima
dengan bentuk defek lapang pandangan permanen yang terjadi. neuroretina disertai warna
papil yang pucat.
Referensi :
Sitorus RS, Sitompul R, Widyawati S, et all. Buku ajar oftamologi. Edisi 1.
Universitas Indonesia. Jakarta; 2020: 228-41.
Peningkatan resistensi saluran keluar humor akuos
1 Serabut-serabut
nasal: retina nasal
– papil optik bagian
nasal
2 Maculopapillary
bundle: makula – papil
optik bagian temporal
Serabut-serabut arkuata:
3
makula perifer dan retina
temporal di luar
makula – papil optik
bagian superior dan
inferior
Glaukoma sudut terbuka tanpa Glaukoma sudut terbuka juvenilis
01 02
peningkatan TIO
Kelainan yang ditemukan sama dengan Istilah ini digunakan apabila GPSTa yang
POAG tetapi tanpa peningkatan TIO, dan didiagnosis terjadi pada usia muda, yakni
disebut sebagai glaukoma tensi normal 10 – 30 tahun.
(normotension glaucoma)
Pemeriksaan lampu
Riwayat Keluarga celah/loupe:
Glaukoma
Kedalaman BMD & Atrofi
papil glaukomatosa
Usia
TIO
Ras Tonometri Schiotz/digital
Kampimetri/defek lapang
Miopia
pandangan
lini pertama adalah penghambat adrenergik-beta Lini kedua adalah tetes mata penghambat
anhidrase karbonat
Tatalaksana non-medikamentosa
Laser Trabekuloplasti Tindakan Bedah
Kronis (GPSTp)
Patofisiologi GPSTp
Perlekatan pangkal iris mendorong pangkal iris Pangkal iris tersebut
di anyaman trabekulum ke arah depan (iris menutup anyaman
(blok pupil) bombe fisiologis) trabekulum
Berangsur-angsur
Perbedaan tekanan
melekat antara pangkal
Sudut bilik mata depan antara bilik mata
iris ke anyaman
tertutup (mid-dilatasi) belakang dan bilik mata
trabekulum (sinekia
depan
anterior perifer)
Pemeriksaan Sederhana
Dokter umum cukup menilai apakah
sudut BMD pasien sempit atau tidak,
dengan melakukan penyinaran
menggunakan senter Referensi :
Sitorus RS, Sitompul R, Widyawati S, et all. Buku ajar
oftamologi. Edisi 1. Universitas Indonesia. Jakarta; 2020: 228-
41.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang pasti adalah Anterior segment ocular coherence tomografie (AC-OCT)
melalui gonioskopi, yang dapat
memberikan gambaran struktur
sudut BMD
pemeriksaan
sudut bilik mata Residual
depan pasien glaukoma
terlihat sempit
TIO akan
glaukomflecken atau katarak Vogt :
meningkat secara
pemeriksaan mata terlihat tanda-tanda
bertahap, dan
pasca serangan glaukoma akut spt pupil
struktur anyaman
mid-dilatasi, iris atrofi, n kekeruhan lensa
trabekulum menjadi
anterior
tidak normal
Tatalaksana GPSTp
Dasar penanganan GPSTp
adalah menyingkirkan Iridektomi perifer
penyebab penutupan sudut
Pustaka
2. Ismandari F, Helda. Kebutaan pada Pasien Glaukoma Primer di Rumah Sakit Umum
Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2015. 4(5).
3. Sitorus RS, Sitompul R, Widyawati S, et all. Buku ajar oftamologi. Edisi 1. Universitas
Indonesia. Jakarta; 2020: 228-41.
4. Eva PR, Augsburger JJ. Vaughan & Ashbury’s: General Ophtamology. 19 th ed. Mcgraw-
hill education. United States; 535-41.
5. Suhardjo, Agni AN. Buku ilmu kesehatan mata. Ed 3. Yogyakarta: Departemen Ilmu
Kesehatan Mata Universitas Gadjah Mada, 2017.
6. Lang, GK. 2015. Glaucoma In Ophthalmology A Pocket Textbook Atlas 3 rd edition .
Germany. 239-277
7. Kwon, Young & Fingert, John & Kuehn, Markus & Alward, Wallace. Primary Open-Angle
Glaucoma. New England Journal of Medicine.2019. 360. 1113-24.
8. Weinreb RN, Aung T, Medeiros FA. The pathophysiology and treatment of glaucoma: a
review. JAMA. 2014 May 14;311(18):1901-11. doi: 10.1001/jama.2014.3192. PMID:
24825645;PMCID:PMC4523637.
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4523637/)
9. Dizayang, F., Bambang, H., & Purwoko, M. (2020). Karakteristik Penderita Glaukoma di
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Periode Januari 2017-April 2018. Journal of
Health Sciences, 13(01), 66–73. https://doi.org/10.33086/jhs.v13i01.1146
10. Ilahi F, Vera. Tampilan Klinis pada Glaukoma Primer Sudut Terbuka di RSUP DR M
Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2018; 7(1).
11. Sari YP. Penatalaksanaan glaukoma akut primer sudut terbuka. Jurnal Kedokteran
Syiah Kuala. Des 2018; 18 (3): 172-175. https://doi.org/10.24815/jks.v18i3.18021
12. Wirayudha A, Rahmi FL, Maharani, et all. Perbandingan keberhasilan terapi
trabekulektomi pada glaukoma primer sudut terbuka dan glaukoma primer sudut
tertutup. Jurnal Kedokteran Diponegoro. Semarang. Okt 2019; 8(4): 1105-1113.
THANK YOU
For Your Attention