Disusun oleh :
dr. Cynthia Ayu Permatasari
Pendamping :
dr. Anita Dini Rianti
RSUD PATUT PATUH PATJU
INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PERIODE 2015 2016
Laporan Kasus
No. ID dan Nama Peserta
No. ID dan Nama Wahana
Topik
OMI AnteroSeptal
16 Juni 2016
Aq. Jumirah S
Tanggal (kasus)
Nama Pasien
No. RM
33.95.19
Tanggal Presentasi
Pendamping
dr. Anita Dini Rianti
Tempat Presentasi
RSUD Patut Patuh Patju
Objektif Presentasi
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi
Tn. J, usia 51 tahun, sesak nafas 1 minggu SMRS disertai batuk tidak berdahak
Mendiagnosis dan memberikan penatalaksanaan yang tepat pada pasien
CHF (Cardiac Heart Failure), Oedem Pulmo, syok kardiogenik dan OMI
Tujuan
Diagnosis : Congestive Heart Failure FC IV, Oedem Pulmo, Syok Kardiogenik dan Riwayat Old
Miokard Infark
Gambaran Klinis :
Sesak sejak 2 minggu SMRS, sesak nafas tidak berbunyi menciut, tidak dipengaruhi oleh cuaca,
makanan, suhu, lingkungan dan emosi. Sesak nafas dirasakan saat beraktivitas terutama aktivitas sedang
juga aktivitas ringan, terkadang pasien tidak dapat diajak berbicara lama, karena akan memicu
serangan sesak tersebut. Sesak muncul saat berjalam kurang lebih 5 langkah, menaiki tangga,
dan saat berjalan biasa. Sesak dirasakan saat berbaring dan beraktivitas dan berkurang dengan
isthirahat. Riwayat terbangun pada malamhari karena sesak nafas (+). Pasien mengaku lebih
nyaman dengan posisi bantal ditinggikan ketika istirahat (minimal 3 bantal).
Riwayat kaki bengkak (+) sejak 1 minggu yang lalu. Riwayat batuk berdahak sejak 1 minggu yang lalu,
dahak sulit dikeluarkan. Riwayat nyeri dada tidak ada. Riwayat penurunan nafsu makan sejak 3 hari yang lalu.
Riwayat demam sebelumnya disangkal. Riwayat mual,muntah tidak ada. Riwayat BAK warna dan
frekuensi biasa. Riwayat BAB biasa.
Keadaan umum tampak sedang, CM, TD : 80/55 mmhg, Hr : 62x/menit, RR : 38x/ menit, suhu :
36,70C, SpO2 : 99% dengan O2 Nasal kanul BB : 65 Kg, pada pemeriksaan thorax di dapatkan
ronchi halus pada kedua basal paru, Oedem minimal pada kedua punggung kaki, dan kesan
padapemeriksaan EKG terdapat LVH dan Q patologis.
2 Riwayat Pengobatan :
Pasien sudah dikenal menderita hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, kontrol tidak rutin, riwayat minum obat
tidak teratur.
Riwayat menderita penyakit DM tidak ada
Riwayat Kesehatan / Penyakit :
Riwayat Sesak seperti ini sebelumnya dan di rawat di RS Patut Patuh Patju, 3 bulan yang lalu.
Dengan diagnosis pembengkakan jantung.
Riwayat Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit jantung, kelainan ginjal, kencing manis dan
asma.
Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik : Kondisi rumah dan lingkungan social sekitar tidak
diketahui
Lain-lain :
-
Hasil pemeriksaan EKG : Sinus Takikardi, Hr 105, RAD, LVH dan Q Patologis di V1-V3
penyakitdalam jilid 1, edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan IPD FKUI, 2006; p1511-4
Grady KL, Dracus K, Kennedy G, at al. Team management of patients with heart failure.
Subjektif :
Sesak sejak 2 minggu SMRS, sesak nafas tidak berbunyi menciut, tidak dipengaruhi oleh
cuaca, makanan, suhu, lingkungan dan emosi. Sesak nafas dirasakan saat beraktivitas terutama
aktivitas sedang juga aktivitas ringan, terkadang pasien tidak dapat diajak berbicara
lama, karena akan memicu serangan sesak tersebut. Sesak muncul saat berjalam
kurang lebih 5 langkah, menaiki tangga, dan saat berjalan biasa. Sesak dirasakan saat
berbaring dan beraktivitas dan berkurang dengan isthirahat. Riwayat terbangun pada
malamhari karena sesak nafas (+). Pasien mengaku lebih nyaman dengan posisi
bantal ditinggikan ketika istirahat (minimal 3 bantal).
Riwayat kaki bengkak (+) sejak 1 minggu yang lalu. Riwayat batuk berdahak sejak 1 minggu
yang lalu, dahak sulit dikeluarkan. Riwayat nyeri dada tidak ada. Riwayat penurunan nafsu makan
sejak 3 hari yang lalu. Riwayat demam sebelumnya disangkal. Riwayat mual,muntah tidak
ada. Riwayat BAK warna dan frekuensi biasa. Riwayat BAB biasa.
Dilakukan pada tanggal 16 Juni 2016 di ruang Irna 3 RSUD Patut Patuh Patju pukul 09.45
WITA.
Kesan Umum : tampak sakit sedang, perdarahan spontan (-), tampak pucat (-), bengkak pada
kaki (+), tampak sesak (+)
Kesadaran: Compos Mentis GCS E4M6V5 15
Tanda Vital
Nadi
Laju Nafas
Tekanan darah
Suhu
: 36,7 C (aksila)
Data Antropometri
BB : 65 Kg
TB : 160 cm
IMT : 25,4 Kg/m2 (Overweight)
Status Gizi : Baik
Status Internus
Kepala
: Normocephaly
Rambut
Mata
Hidung
Mulut
(-)
Tenggorok
Leher
Axilla
Thorax
o Pulmo:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
o Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Batas jantung
Atas : RIC II
Auskultasi
Abdomen
o Auskultasi
o Palpasi
o Perkusi
: Timpani
Ekstremitas
:
Superior
Inferior
Akral Dingin
-/-
-/-
Akral Sianosis
-/-
-/-
CRT
<2
<2
Oedem
+/+
+/+
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Rontgen Thorax PA
Hasil pemeriksaan EKG : Sinus Takikardi, Hr 105, RAD, LVH dan Q Patologis di V1V3 (Anteroseptal)
3. Laboratorium
Laboratorium tgl. 20/04/2016
Jenis
Hasil
Nilai rujukan
Leukosit
9,6
4.5 11.00
Eritrosit
5,5
4.0 5.2
Hemoglobin
14,8
11.5 15.5
Hematokrit
26,9
35 45
MCV
62,3
76 96
MCH
24
23 31
MCHC
38,6
33.0 37.0
Trombosit
608
150-400
Netrofil
52,0
50 70
Limfosit
36,9
25 40
Monosit
7,7
28
Diff Count
Eosinofil
24
Basofil
3,1
01
Urea
46,8
21,4 49,2
Creatinin
0,86
0.50 1,10
Kimia klinik
I.
I.I. Definisi
Gagal jantung merupakan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah sehingga
tidak dapat memenuhi metabolism tubuh. Gagal jantung kongestif merupakan suatu keadaan
sirkulasi yang abnormal yaitu adanya kongesti atau bendungan pada organ, akibat dari gagal
jantung.
I.II. Etiologi
Penyebab gagal jantung kongestif dapat dibagi menjadi dua, yaitu penyakit miokard
sendiri dan gangguan mekanik pada miokard.
I.II.1. Penyakit pada miokard sendiri antara lain: penyakit jantung koroner, kardiomiopati,
miokarditis dan penyakit jantung reumatik, penyakit infiltrative, iatrogenic akibat obat-obatan
atau akibat radiasi.
I.II.2. Gangguan mekanik pada miokard, dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Kelebihan beban tekanan (pressure overload), seperti hipertensi, aorta stenosis, dan
koarktasio aorta.
b) Kelebihan beban volume (volume overload), seperti insufisiensi aorta atau mitral,
penyakit jantung bawaan (left to right shunt) atau transfuse berlebihan.
c) Hambatan pengisian, seperti constrictive pericarditis atau tamponade.
I.III. Patofisiologi
Adanya faktor-faktor presipitasi yang menyebabkan gagal jantung, seperti adanya
penyakit jantung koroner dan primer infark miokard menyebabkan penurunan kontraktilitas
ventrikel yang akan diikuti penurunan curah jantung yang selanjutnya terjadi penurunan
tekanan darah dan volume darah arteri yang efektif. Hal ini akan merangsang kompensasi
Kriteria Minor
Kardiomegali
Batuk nocturnal
Gallop S3
Hepatojugular reflux
Efusi pleura
Ada ronki
Takikardi ( 120xpm)
Edema paru
Waktu sirkulasi yang lama (> 25 detik)
Dyspnea on deffort
tergantung pada penyakit yang mendasari. Pada gagal jantung kongestif akut karena selalu
terjadi iskemik dan gangguan fungsi konduksi ventrikel, maka selain takikardia dapat pula
ditemukan gambaran left bundle branch block (LBBB).
Pada foto thoraks sering ditemukan pembesaran jantung dan tanda-tanda bendungan
paru.
I.V. Pengobatan
Merokok
Dislipidemia
Hipertensi
Diabetes melitus
Jenis kelamin
Obesitas
Kurang beraktifitas
pembuluh darah, plak tersebut semakin lama semaki besar dan menyumbat aliran darah
dipembuluh darah. Akibat dari hal tersebut aliran darah menjadi tidak lancar pada arteri
koroner, yang akan menyebabkan kurangnya suplai oksigen pada otot jantung. Akibat
berkurangnya suplai oksigen, lama kelamaan otot jantung menjadi hipoksia yang kemudian
dapat menjadi iskemik. Semakin lama otot jantung kekurangan suplai oksigen dan darah
menyebabkan tidak dapat dibentuknya ATP pada otot jantung sehingga dapat terjadi infark
miokard.
2. Non medikamentosa
Bed rest
PROGNOSA
Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad sanam
Quo ad fungsionam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam