Kelompok 25
PERIORAL CYANOSIS
Warna kebiruan di sekitar bibir dan philtrum
bayi (biasa terjadi setelah kelahiran).
https://www.grepmed.com/images/3662/clinical-cyanosis-perio
ral-pediatrics-newborn
RETRAKSI SUPRASTERNAL
cekungan atau tarikan kulit di atas sternum selama
inspirasi
RETRAKSI SUBSTERNAL
Cekungan atau tarikan kulit di bawah sternum selama inspirasi
https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/3.%20Gangguan_Napas_Pada_bayi_baru_lahir.pdf
PARASITOLOGI
CACING
TAMBANG
Terdapat 2 jenis cacing tambang yaitu Necator Americanus dan
Ancylostoma Duodenale
Hospes : Manusia
Cara Infeksi : Larva infektif/ larva filari menembus kulit
Morfologi : Cacing Dewasa
→ necartor americanus
- cacing dewasa berbentuk silindris dengan ujung anterior
melengkung tajam ke arah dorsal (seperti huruf S), warna kuning
keabu-abu atau sedikit kemerahan.
- cacing jantan panjang 7-9 mm dan diameternya 0,3 mm
- cacing betina panjang 9-11 mm dan diameternya 0,4 mm
- rongga mulut terdapat bentukan semilunar cutting plate
- ujung cacing jantan terdapat bursa kopulatrix celah dalam dan
bigida dan sepasang spikula
- ujung posterior cacing betina runcing, vulva terletak di bagian
tengah tubuh.
- tidak mempunyai mucron
Ancylostoma Duodenale
- bentuk silindris dan relative gemuk,
terdapat lengkungan cervical kearah
dorso-anterior(seperti huruf c),warna
merah muda atau cokelat muda
keabu-abuan
- cacing jantan panjang 8-11 mm dan
diameternya 0,4-0,5 mm
- cacing betina panjangnya 10-13 mm dan
diameternya 0,6 mm
- rongga mulut terdapat 2 pasang gigi
ventral
- ujung posterior cacing betina tumpul,
cacing jantan mempunyai bursa kopulatrix
celah dangkal, trigida
- mempunyai mucron
Ck Jayaram Paniker, Sougata Ghosh Paniker Medical Parasitology 2013
MORFOLOGI TELUR
● Bentuk → lonjong, dinding berkulit tipis jernih tidak berwarna
● Ukuran → 40 - 60 mikron
MORFOLOGI LARVA
Larva Rhabditifrom
Bentuk agak gemuk dan pendek, dengan ukuran 300 x 20
mikron, mulut sempit,panjang esophagus (1/4 panjang
badan).
Larva Filariform
Bentuknya langsing,panjang berekor runcing,ukuran 600x
25 mikron.
Telur
Telur kedua jenis spesies tidak dapat dibedakan:
Bentuk lonjong berdinding tipis, jernih tidak berwarna,
ukuran 60 x 40 mikron, telur berisi embrio yang terdiri
dari 2-8 sel
ASCARIS
Disebut juga cacing gelang
● Tersebar diseluruh dunia terutama daerah tropis dan subtropis yang kelembapanya
tinggi
● Tempat hidup cacing dewasa di usus halus manusia
Class : nematoda
Spesies : Ascaris Lumbricoides
Hospes : manusia
Penyebaran : Debu, dan tanah ( soil transmitted helminths) → Tanah liat, Iklim tropis
suhu 23-30°C
Habitat : usus halus
Nutrisi : sisa - sisa makanan hospes
Distribusi : oral
Jantan :
- Panjang 15-30 cm, tebal 2-4 mm
- Ujung posterior melengkung di bagian perut
Betina :
- Panjang 20-40 cm, tebal 3-6mm
- Vulva di tengah
- Bertelur 100.000 - 200.000/hari
MACAM - MACAM TELUR
Macam-macam telur:
1. Telur yang dibuahi (fertilised)
2. Telur yang tidak dibuahi (unfertilised)
3. Telur dekortikasi
4. Telur matang
MORFOLOGI (LARVA) MORFOLOGI CACING DEWASA
SCHISTOSOMA
SCHISTOSOMA (FLUKE WORM)
Class → Trematoda
Species → Schistosoma haematobium
Schistosoma japonicum
Schistosoma mansoni
Schistosoma mekongi
Schistosoma intercalatum
Hospes → manusia
Hospes reservoir → siput air
Habitat → pembuluh darah
Penyebaran → kontak dengan air yang
mengandung serkaria
Sumber :
https://parasito.fkkmk.ugm.ac.id/schistosomiasis/
https://www.cdc.gov/dpdx/schistosomiasis/index.html
SCHISTOSOMA HAEMATOBIUM
Cacing dewasa jantan
● Bentuk : gemuk
● Ukuran : 1,5 cm x 1 mm
● Kulit ditutupi duri-duri halus, batil isap kepala
lebih kecil dari pada batil isap perut, bagian
ventral melipat ke arah ekor membentuk
kanalis ginekofilik, di belakang batil isap perut
terdapat 4-5 testes, porus genitalis terletak di
bawah batil isap perut.
● Bentuk : langsing
● Ukuran : 2 cm x 0,2 mm
● batil isap kecil, ovarium di posterior
pertengahan tubuh, dan uterus panjang berisi
20-30 telur.
Sumber :
https://parasito.fkkmk.ugm.ac.id/schistosomiasis/
SCHISTOSOMA JAPONICUM
Cacing Dewasa Jantan
Sumber :
https://parasito.fkkmk.ugm.ac.id/schistosomiasis/
https://www.cdc.gov/dpdx/schistosomiasis/index.html
SCHISTOSOMA MANSONI
Cacing Dewasa Jantan
○ Bentuk : gemuk
○ Ukuran : panjangnya 6,4-12 mm
○ bagian ventralnya terdapat
ginekoforalis, testisnya 6-9 buah
dan kulit terdiri dari duri-duri kasar.
Sumber :
https://parasito.fkkmk.ugm.ac.id/schistosomiasis/
https://www.cdc.gov/dpdx/schistosomiasis/index.html
TAENIA
TAENIA (Tape Worm)
● Class → Cestoda
● Spesies → Taenia saginata
Taenia solium
● Hospes definitif → manusia
● Hospes intermediate → sapi (T.saginata), babi (T.solium)
● Habitat → usus halus
● penyebaran → konsumsi daging infektif yang
kurang/setengah matang
Sumber:
https://www.cdc.gov/dpdx/taeniasis/index.html
https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/index.html
https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/biology.html
TAENIA ( TAENIA SAGINATA )
Sumber:
https://www.cdc.gov/dpdx/taeniasis/index.html
https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/index.html
https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/biology.html
TAENIA ( TAENIA SOLIUM )
Sumber:
https://www.cdc.gov/dpdx/taeniasis/index.html
https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/index.html
https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/biology.html
Bentuk tubuh dari kedua Taenia SAMA.
Perbedaan:
● Taenia saginata lebih besar dari Taenia
solium.
● Taenia saginata tidak ada hook, Taenia
solium ada.
● Taenia saginata (6-10m) lebih panjang dari
Taenia solium (4-5m).
● Ukuran proglotid Taenia saginata (18x6mm)
lebih besar dari Taenia solium (5x10).
● Cabang uterus Taenia saginata (15-30) lebih
banyak dari Taenia solium (7-12)
Sumber:
https://www.cdc.gov/dpdx/taeniasis/index.html
https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/index.html
https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/biology.html
TELUR TAENIA
Sumber:
https://www.cdc.gov/dpdx/taeniasis/index.html
https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/index.html
https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/biology.html
Eggs of Taenia saginata and solium
. Similar in shapes.
Sumber:
https://www.cdc.gov/dpdx/taeniasis/index.html
https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/index.html
https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/biology.html
HELMINTHIASIS
Cacing Tambang
DEFINISI
Cacing tambang merupakan salah satu dari beberapa cacing
nematoda parasit (famili Ancylostomatidae) yang memiliki kait
atau pelat bukal yang kuat untuk menempel pada lapisan usus
inang dan termasuk hama pengisap darah yang serius.
https://www.merriam-webster.com/dictionary/hookworm
Etiologi
Parasit manusia:
● Ancylostoma duodenale
● Necator americanus
Essentials.of.Medical.Parasitology
Faktor Resiko
● Anak prasekolah
● Anak usia sekolah
● Orang dewasa dengan pekerjaan tertentu seperti pemetik teh atau
penambang.
● status sosial ekonomi rendah
Epidemiologi
Infeksi cacing tambang menyebar luas. Secara global, hampir 900 juta
orang terinfeksi. Infeksi N. americanus (835 juta) lebih banyak umum dari
A. duodenale (135 juta).
● A. duodenale lazim di selatan Eropa, Afrika Utara, dan Asia Utara
● N. americanus adalah spesies yang dominan di dunia Barat,
ditemukan di seluruh Afrika Tengah dan Selatan, Tengah dan Selatan
Amerika
● Di Asia Tenggara termasuk India, keduanya spesies hidup
berdampingan
Essentials.of.Medical.Parasitology
PATOGENESIS CACING TAMBANG
https://www.cdc.gov/dpdx/hookworm/index.html
http://eprints.undip.ac.id/43728/3/ANTONIUS_WH_G2A009031_Bab2KTI.pdf
Garcia S.L, DIAGNOSTIC MEDICAL PARASITOLOGY, 5th ed
PATOFISIOLOGIS & GEJALA KLINIS
1. Gejala akibat larva :
- Pada waktu menembus kulit → menimbulkan rasa gatal/pruritus biasanya
pada sela-sela kaki, dermatitis dengan eritema (“ground itch”)
- Paru-paru → Batuk, terkadang infeksi seperti pneumonia, demam,
malaise
- Faring → Faringitis
Demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala parah, kulit mengupas, dan ruam kulit merah;
atau
Essentials.of.Medical.Parasitology
Etiologi
Ascaris lumbricoides adalah nematoda usus yang ditularkan
melalui tanah sehingga menyebabkan ascariasis. transmisi:
secara faecal oral → terkontaminasi telur cacing infektif
Faktor Resiko
● faktor usia, lebih sering pada anak-anak
● Kebersihan pribadi dan sanitasi yang buruk
● Penggunaan tinja manusia sebagai pupuk tanaman
ataupun sayuran
● Kondisi sosial ekonomi yang rendah
Epidemiologi
● Paling sering terjadi pada daerah tropis dan subtropis -
● Lebih sering pada anak-anak dibandingkan orang dewasa
● dengan kelompok usia yang paling umum antara 3-8 tahun.
● Insidensi ascariasis dipengaruhi oleh keadaan sanitasi dan
kebersihan yang buruk
● south east asia 73% , afrika 12% , amerika tengah / selatan 8%.
prevalensi di indonesia 60-90%
PATOGENESIS Ascaris Lumbricoides
http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/html/Ascariasis.htm
http://eprints.undip.ac.id/43728/3/ANTONIUS_WH_G2A009031_Bab2KTI.pdf
PATOFISIOLOGIS & GEJALA KLINIS
Gejala Klinik akibat larva :
1. Migrasi larva melalui paru-paru -> gejala pneumonitis sampai loffler’s syndrome
(kumpulan gejala dari demam, sesak nafas, eosinofilia yang akan menghilang dalam 3
minggu)
2. Larva menembus jaringan paru masuk ke alveoli -> terjadi kerusakan pada epitel
bronkhial.
3. Larva Ascaris migrasi dari mukosa intestinal ke organ hati, paru-paru -> terjadinya
reaksi hipersensitivitas -> urtikaria
4. Investasi ascaris -> gejala di saluran cerna -> hilang nafsu makan, penyerapan buruk ->
gangguan tumbuh kembang -> kurang gizi & gagal tumbuh
6. Selain itu dapat juga bila cacing dewasa keluar melalui mulut atau hidung karena muntahan atau keluar melalui
tinja.
Diagnosa dapat dibantu juga dengan foto thorax dan ultrasonografi.
Penatalaksanaan
● Cuci tangan pakai sabun 5 waktu penting (setelah BAB, setelah membersihkan anak yang BAB,
sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, setelah memegang/menyentuh hewan)
● Menggunakan air bersih untuk keperluan rumah tangga
● Menjaga kebersihan dan keamanan makanan
● Menggunakan jamban sehat
● Mengupayakan kondisi lingkungan yang sehat
● Mengkonsumsi obat cacing secara rutin (6 bulan sekali), terutama bagi anak balita dan anak usia
sekolah
● Perbaikan gizi dan kesehatan
Penatalaksanaan
- Albendazole 400 mg po dosis tunggal, untuk segala usia → mengikat tubulin nematoda, mencegah
polimerisasinya selama perakitan mikrotubulus dan dengan demikian mengganggu pembelahan sel → tidak
boleh untuk ibu hamil. efek samping :
- Mudah memar atau pendarahan
- Demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala parah, kulit mengupas, dan ruam kulit merah;
atau
- Demam hingga menggigil, nyeri tubuh, atau gejala seperti flu
- Mebendazole 100 mg 2 kali sehari selama 3 hari atau 500 mg po dosis tunggal untuk segala
usia → mengikat tubulin nematoda, mencegah polimerisasinya selama perakitan mikrotubulus dan dengan
demikian mengganggu pembelahan sel. efek samping obat :
- Nyeri perut, diare, mual, dan muntah
- Pruritus, urtikaria, angioedema, dan kebotakan
- Batuk dan cegukan
- Hipotensi, hipoglikemia
- Kejang, dizziness, paraesthesia, dan baal
- Anemia, leukopenia, agranulositosis, trombositopenia
- Gangguan fungsi liver
- Hematuri
- Pyrantel pamoat 10 mg/kgBB dosis tunggal maksimum 1 gram → Menghambat Enzim
Kolinesterase. efek samping : Sistem saraf : Sakit kepala, pusing, rasa melayang. Sistem
gastrointestinal : Terasa kram pada lambung, lambung tidak nyaman, mual, muntah, diare,
anoreksia, peningkatan kadar enzim hepar transien
- Obstruksi berat → pembedahan
Taeniasis
Definisi
Taeniasis merupakan suatu infeksi parasit yang dapat disebabkan oleh cacing
Taenia sp ( Taenia saginata, Taenia solium ).
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537154/
Etiologi
● Taenia saginata(pita pita sapi) – dikenal juga sebagai
Taeniarhynchus saginatus’
● Taenia solium (pita pita babi)
Faktor Resiko
● Mengonsumsi daging mentah atau kurang matang
● Higenitas yang buruk
● Tinggal di kawasan endemik taeniasis
● Kontak dengan kotoran hewan
https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/epi.html
Epidemiologi
● Infeksi taeniasis menyebar di seluruh dunia terutama di negara sedang
berkembang dengan tingkat sanitasi yang rendah serta memiliki
kebiasaan makan daging sapi atau babi setengah matang/ mentah.
● Infeksi oleh Taenia saginata banyak terjadi di Eropa timur, Rusia, Afrika
timur, dan Amerika Latin.
● Taenia solium insidensi banyak terjadi di negara-negara dengan sanitasi
yang rendah, memiliki kebiasan makan daging babi ½ matang atau
mentah, seperti di Eropa Timur, Amerika Latin, sub-Sahara Afrika, India dan
Asia.
https://www.cdc.gov/parasites/taeniasis/epi.html
PATOGENESIS
PATOFISIOLOGIS & GK
Intestinal Taeniasis (T. saginata & T. solium)
- Cacing dewasa asimptomatis/sedikit menimbulkan gejala
- Apabila symptomatic → rasa tidak enak pada lambung, mual, badan lemah, berat badan
menurun, diare, sakit kepala, konstipasi, nafsu makan menurun
- Cemas, gelisah
- Komplikasi → acute intestinal obstruction, acute appendicitis, pancreatitis
- Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISAs) dan Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat digunakan untuk
membedakan jenis telur Taenia sp dan dapat digunakan untuk membedakan proglotid Taenia sp.3 Tinja yang diperiksa
adalah tinja sewaktu berasal dari defekasi spontan. Sebaiknya diperiksa dalam keadaan segar, bila tidak memungkinkan
tinja tersebut diberi formalin 5-10% sebagai pengawet.14
Sistiserkosis
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554434/
Etiologi
● Schistosoma adalah trematoda yang sistem reproduksinya tidak hermafrodit.
● Tiga spesies Schistosoma yang menimbulkan masalah kesehatan pada
manusia adalah
1. Schistosoma japonicum
2. Schistosoma haematobium
3. Schistosoma mansoni
https://www.cdc.gov/dpdx/schistosomiasis/index.html
Garcia S.L, DIAGNOSTIC MEDICAL PARASITOLOGY, 5th ed
GEJALA KLINIK SCHISTOSOMIASIS
Gejala Umum
1. Ruam
2. Demam Gejala Kronik
3. Menggigil 1. Sakit perut
4. Batuk 2. Pembesaran hati
5. Nyeri otot 3. Hematoschezia & Melena
https://www.cdc.gov/dpdx/schistosomiasis/index.html
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Hitung darah lengkap (CBC) - Dapat mengungkapkan eosinofilia perifer, terutama pada infeksi akut dan/atau
anemia
● Peningkatan level alkaline phosphatase dan level gamma-glutamyltransferase (GGT) - Diamati dengan
granulomatosis hati
● Tingkat transaminase - Umumnya tidak terpengaruh, dan peningkatan biasanya disebabkan oleh hepatitis yang
hidup bersama
● Fungsi ginjal - Dapat menurun jika nefropati obstruktif parah
● Kultur darah - Diindikasikan untuk pasien dengan demam persisten atau berulang dan untuk orang yang mungkin
mengalami infeksi Salmonella berulang dengan schistosomiasis enterik berat
● Mikrobiologi urin dan feses -> Mikrobiologi urin adalah kunci ketika mendiagnosis infeksi vesikular dari S
haematobium
● PCR → Menggunakan sampel urin pasien, uji polymerase chain reaction (PCR) sensitif 94,4% dan spesifik 99,9%
untuk diagnosis schistosomiasis. [43] PCR dapat mendeteksi dan mengukur asam deoksiribonukleat (DNA)
schistosome dalam tinja atau urin.
Penatalaksanaan
Tidak ada vaksin atau kemoterapi profilaksis untuk schistosomiasis saat ini tersedia. Namun, uji klinis
yang melibatkan sukarelawan manusia sedang dilakukan untuk mengembangkan vaksin yang efektif
melawan schistosomiasis. Selain itu, studi klinis menunjukkan bahwa artemeter dapat digunakan
sebagai agen profilaksis jika diberikan setiap 2-4 minggu sekali.
Wisatawan ke daerah endemik harus menghindari kontak dengan air tawar. Dugaan schistosomiasis
akut dalam keadaan kontak baru-baru ini dengan air tawar dan obati lebih awal jika hasil tes
diagnostik positif atau kecurigaan klinis tinggi. Perawatan dini setelah pajanan berisiko tinggi harus
meminimalkan morbiditas.
Orang yang kembali dari daerah endemik dengan riwayat pajanan air tawar harus diskrining dengan
uji serologis untuk schistosomiasis. Banyak infeksi yang diam dan mungkin tetap asimtomatik. Skrining
urin dan feses harus dilakukan pada pasien dengan serologi positif untuk identifikasi spesies. Tingkat
seropositif schistosomiasis telah tercatat sebesar 44% dan 23% pada pengungsi Afrika.
Formulasi lipid topikal N,N-dietil-m-toluamida , seperti LipoDEET, efektif dalam membunuh serkaria
schistosome. Penyerapan minimal, biaya rendah, dan berbagai aktivitas terhadap serangga dan
schistosomes membuat senyawa ini agen profilaksis yang sangat baik terhadap schistosomiasis
manusia dan hewan, terutama untuk pelancong.
Penatalaksanaan
Daerah endemik
● Pengendalian schistosomiasis di daerah endemik harus mencakup hal-hal berikut:
● Kemoterapi pencegahan berbasis populasi - WHO telah merekomendasikan kemoterapi
pencegahan untuk populasi berisiko di daerah endemik
● Penyediaan pasokan air yang aman
● Pendidikan kesehatan yang mencakup perbaikan sanitasi air dan menghindari urin atau feses
yang terkontaminasi schistosome
● Kontrol siput
PENATALAKSANAAN
Praziquantel paling efektif setelah cacing tumbuh sedikit, jadi pengobatan mungkin tertunda sampai
beberapa minggu setelah Anda terinfeksi, atau diulangi lagi beberapa minggu setelah dosis pertama
Anda. → 20-60 mg/kgBB, sebanyak 1-3 kali sehari. selluler —> mekanisme kerja :aktifitas otot cacing
kontraxi otot cacing naik —> paralysis spastic —> cacing lepas dari vena. vakuolisasi dan vesiculasi
—> integumen cacing ruptur hancur. efek samping : Mengantuk, pusing, dan kelelahan. · Mual, muntah,
dan sakit perut. · Tidak nafsu makan. · Badan pegal-pegal.
Obat steroid juga dapat digunakan untuk membantu meringankan gejala schistosomiasis akut, atau
gejala yang disebabkan oleh kerusakan otak atau sistem saraf.
PENCEGAHAN
● Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tanda dan gejala
cacingan serta cara penularan
● Meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan cara :
1. cuci tangan pakai sabun
2. menggunakan air bersih untuk keperluan rumah tangga
3. menjaga kebersihan dan keamanan makanan
4. menggunakan jamban sehat
5. mengupayakan kondisi lingkungan yang sehat
● Meningkatkan perilaku mengkonsumsi obat cacing secara rutin terutama
bagi anak balita dan anak usia sekolah
● Meningkatkan koordinasi institusi dan lembaga serta sumber daya untuk
terselenggaranya reduksi Cacingan.
2. Prognosis Taeniasis
Infeksi cacing T. saginata memiliki prognosis lebih baik karena jarang
menimbulkan komplikasi sementara T. solium menimbulkan komplikasi serius yaitu
neurosistiserkosis
4. Prognosis Schistosomiasis
Prognosis schistosomiasis secara umum cukup baik. WHO memaparkan bahwa
75% penderita schistosomiasis dapat sembuh dengan pemberian prazikuantel.
Pemeriksaan Penunjang
SADT
Pemeriksaan Serum Fe dan TIBC
Penatalaksanaan
Non-Farmakologi
● Memberi edukasi akan pentingnya kebersihan diri dan lingkungan
● Pastikan ruangan tempat tinggal mendapat cahaya matahari yang
cukup, karena telur cacing dapat rusak oleh cahaya matahari
● Menggunakan alas kaki saat berkontak dengan tanah
● Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktifitas dengan
menggunakan sabun dan air mengalir
● Makanan sayur hijau, protein
Penatalaksanaan
Farmakologi
➔ R/ Mebendazole syr. 100 mg/ 5mL Fls No.1
S 2 dd cth 1 → selama 3 hari
➔ R/ Sulfas Ferosus tab 200 mg No.XV
S 1 dd tab ½ tab → hingga Hb naik 2 gr/dL
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Ad Bonam
Quo ad Functionam : Ad Bonam
Quo ad Sanationam : Dubia Ad Bonam