Anda di halaman 1dari 70

PARASIT SISTEM GEH

PARASIT SISTEM GEH

PROTOZOA CACING
PROTOZOA SISTEM GEH
1. Entamoeba histolytica  Patogen
2. Entamoeba hartmanni
3. Entamoeba coli
4. Endolimax nana
5. Iodamoeba butschlii
6. Dientamoeba fragilis
7. Giardia lamblia  Patogen
8. Chilomastix mesnili
9. Enteromonas hominis
10. Retartomonas intestinalis
11. Trichomonas hominis
12. Balantidium coli  Patogen
13. Isospora belli/Isospora hominis  Patogen
14. Blastocystis hominis  Patogen
Entamoeba histolytica
 Hospes : Manusia
 Penyakit : Amebiasis
 Penyebaran geografik : kosmopolit (seluruh
dunia) terutama daerah tropik dan sub tropik
 Morfologi :
Entamoeba histolytica mempunyai 3 bentuk/
stadia :
1. Bentuk trofozoit
2. Bentuk prakista (minuta)
3. Bentuk kista
1. Bentuk Trofozoit
Bentuknya tidak tetap
Besarnya 20-40 mikron
Batas ektoplasma dan endoplasma jelas
Ektoplasma dibagian luar
Pseudopodium berasal dari ektoplasma
besar lebar seperti daun dibentuk dengan
cepat (mendadak) shg pergerakannya cepat.
Endoplasma dibagian dalam bergramula
halus mengandung sel darah merah
Intinya hanya satu, kariosom kecil dan
letaknya ditengah-tengah (sentral) inti.
Bentuk trofozoit bersifat patogen hidup dimukosa usus besar, hati, otak, kulit dan
vagina, berkembang biak secara belah pasang dan dapat merusak jaringan yang
ditempati
2. Bentuk prakista (minuta)
Bentuknya tidak tetap
Besarnya 10-30 mikron
Ektoplasma tidak jelas, hanya tampak
bila pseupodium dibentuk secara
perlahan-lahan shg gerakknya lambat.
Endoplasma bergranula halus
mengandung bakteri dan sisa-sisa
makanan,tdk mengandung sdm.
Inti satu, karisom kecil dan letaknya
sentral
Bentuk minuta hidup komensal dalam rongga usus besar
berkembangbiak secara belah pasang, merupakan bentuk
esensial (pokok) oleh karena dapat berubah menjadi bentuk
trofozoit atau yang menjadi bentuk kista.
3. Bentuk kista
Bentuk bulat/oval
Besarnya 10-20 mikron
Dinding tipis
Inti 1, 2 atau 4
Pada kista inti 1 dan 2 terdapat vakuol glikogen dan benda
kromatoid berbentuk lisong (benda lisong).
Pada kista inti 4 (kista matang) vakuol glikogen dan benda
lisong biasanya tidak ada.
Kista dibentuk dalam rongga usus besar tidak patogen tetapi
merupakan bentuk infektif.
Daur Hidup

Cara infeksi adalah menelan bentuk kista


yang terdapat dalam minuman dan makanan
yang tercemar
BENTUK KISTA

BENTUK TROFOZOIT

BENTUK MINUTA

BENTUK KISTA
Entamoeba coli
 Hospes : Manusia
 Bersifat apatogen (komensal) pada usus besar.
 Penyebaran geografik : kosmopolit (seluruh
dunia) terutama daerah tropik dan sub tropik
 Morfologi :
Entamoeba coli mempunyai 2 bentuk/stadia :
1. Bentuk trofozoit
2. Bentuk kista
1. Bentuk Trofozoit
Bentuknya tidak tetap
Besarnya 15-30 mikron
Batas ektoplasma dan endoplasma tidak jelas
Ektoplasma hanya nampak bila
mengeluarkan pseudopodium
Pseudopodium dibentuk secara perlahan-
lahan sehingga gerakannya lambat.
Endoplasma bervakuol mengandung bakteri
dan sisa-sisa makanan tidak mengandung sel
darah merah
Intinya hanya satu, kariosom besar dan
letaknya dipinggir (eksentis).
2. Bentuk kista
Bentuk bulat/oval
Besarnya 15-25 mikron
Dinding tebal
Inti 1, 2, 4 atau 8
Pada kista inti 1, 2 dan 4 terdapat vakuol glikogen dan
benda kromatoid berbentuk seperti lidi
Pada kista inti 8 (kista matang) vakuol glikogen dan
benda kromatoid biasanya tidak ada

Cara Infeksi : menelan bentuk kista


Giardia lamblia (Lamblia
intestinalis)
 Hospes : Manusia
 Penyakit : Giardiasis/Lambliasis
 Penyebaran geografik : kosmopolit (seluruh
dunia) terutama daerah tropik dan sub tropik
 Morfologi :
Giardia lamblia mempunyai 2 bentuk/stadia :
1. Bentuk trofozoit
2. Bentuk kista
1. Bentuk Trofozoit
Bentuk seperti buah jambu monyet, simetris kiri dan kanan
Bagian aterior bulat dan bagian posterior runcing.
Besarnya 14X8 mikron
Bagian ventral cekung, bagian dorsal cembung
Mempunyai 2 inti dibagian anterior
Mempunyai 4 pasang flagel
Mempunyai 1 pasang aksostil
Mempunyai 1 pasang benda parapasal
Pada bagian ventral terdapat batil isap

Bentuk trofozoit bersifat patogen berkembangbiak secara belah pasang, habitatnya


pada mukosa usus halus, kadang-kadang pada saluran kandung empedu
2. Bentuk kista
Bentuk oval/lonjong
Besarnya 8-12 x 4-6 mikron
Dinding tipis dan kuat
Inti 2 (kista muda),
Inti 4 (kista matang)
Terdapat 4 pasang benda sabit
(sisa-sisa flagel)

Cara Infeksi : menelan bentuk kista


Balantidium coli
 Hospes : Babi, Kera, Manusia
 Penyakit : Balantidiasis/balantidiosis
 Penyebaran geografik : kosmopolit (seluruh
dunia) terutama daerah tropik dan sub tropik
di Indonesia jarang ditemukan
 Morfologi :
Balantidium coli mempunyai 2 bentuk/stadia :
1. Bentuk trofozoit
2. Bentuk kista
1. Bentuk Trofozoit
Besarnya 60-70 mikron
Bentuknya seperti sendal
Bagian interior kecil, terdapat celah
yang disebut sitostom (peristom),
bagian posterior melebar terdapat celah
yang disebut sitopig.
Permukaan tubuh ditutupi silia (bulu getar)
pada sitostom dan sitopig silia lebih panjang
Mempunyai 2 inti : - Makronukleous bentuk ginjal
- Mikronukleus bentuk bulat kecil
Mempunyai 1-2 vakuol kontaktif dan banyak vakuol
makanan.
Bentuk trofozoit bersifat patogen, berkembangbiak secara belah
pasang dan konyugasi, habitatnya pada mukosa usus besar
2. Bentuk kista
Bentuk oval/bulat
Besarnya 60 mikron
Dinding tebal
Inti hanya 1 (makronukleus)
Terdapat 1-2 vakuol kontraktif
Bila masih hidup mempunyai silia
yang bergerak

Bentuk kista tidak patogen, tetapi


merupakan bentuk infektif.

Cara Infeksi : menelan bentuk kista


Daur hidup Balantidium coli
Isospora belli & Isospora hominis
 Hospes : Manusia
 Penyakit : Isosporiasis
 Penyebaran geografik : kosmopolit (seluruh dunia) terutama daerah
tropik dan sub tropik
 Morfologi :
Bentuk ookista : Bentuknya oval
Dinding tipis
Berisi 2 sporokista,
1 sporokista berisi 4 sporozoit
Ukurannya
25 – 33 x 12 – 16 mikron (I. belli)
16x10 mikron (I.hominis)

Cara Infeksi : Menelan ookista


CACING SISTEM GEH
 Ascaris lumbricoides  Fasciola hepatica
 Trichuris trichiura  Clonorchis sinensis
 Necator americanus  Opisthorchis felineus
 Ancylostoma duodenale  Opisthorchis viverrini
 Strongyloides stercoralis
 Dicrocoelium denditicum
 Oxyuris vermicularis
 Trichinella spiralis
 Taenia saginata
 Taenia solium
 Hymenolepis nana
 Hymenopelis diminuta
 Diphyllidium caninum
 Diphyllobothrium latum
 Echinostoma ilocanum
 Fasciolopsis buski
 Heterophyes heterophyes
 Metagonimus yokogawai
 Gastrodiscoides hominis
Ascaris lumbricoides
Roundworm, Cacing Gelang
 Hospes : Manusia Penyakit : Askariasis
 Habitat : Usus Halus
 Penyebaran gografis : Kosmopolit, terutama negara-negara tropis dan
sub tropis
 Morfologi :
- Cacing dewasa : * bentuk bulat panjang (silindris)
* kedua ujung lebih kecil
* Pada mulut terdapat 3 bibir
* Jantan 15 – 31 Cm
ekor melingkar dan mempunyai 2 spikula
* Betina 20 – 35 Cm
ekor lurus
Cacing betina bertelur 100.000 – 200.000 btr/hari
terdiri dari telur tidak dibuahi dan telur di buahi
 Telur Tidak Dibuahi  Telur Dibuahi
- Bentuk Lonjong - Bentuk agak bulat
- 90 x 40 mikron - 60 x 45 mikron
- Dinding diliputi lapisan luar - Lapisan luar albuminoid
albuminoid tipis tidak teratur agak tebal teratur
- Lapisan hialin bening, tebal - Lapisan hialin bening, tebal
- Lapisan vitellin tipis - Lapisan vitellin tipis
- Isi : granula yang atropis - Isi : Sel telur yang tidak
(penuh) bersegmen
- Antara sel telur dan dinding - Antara sel telur dan dinding
tidak ada rongga kosong telur ada rongga kosong
berbentuk bulan sabit
 Dalam tinja kadang-kadang ditemukan telur Ascaris
lumbricoides yang dinding albuminoidnya tidak ada
(telur dekortikasi)

 Bila telur telah berisi larva disebut telur matang


DAUR HIDUP

Cacing dewasa hidup dalam usus halus manusia.


Cacing betina mengeluarkan telur sebanyak
100.000 – 200.000 butir sehari terdiri dari telur
yang dibuahi dan telur yang tidak dibuahi, telur-
telur tersebut keluar bersama dengan tinja
penderita. Dalam lingkungan yang sesuai (tanah
liat, kelembaban tinggi dan suhu 25 – 30 °C), telur
yang dibuahi berkembang menjadi telur matang
(bentuk infektif) dalam waktu ± 3 minggu.
DAUR HIDUP
Bentuk infektif bila tertelan oleh manusia, menetas di
usus halus mengeluarkan larva, kemudian larva tersebut
menembus dinding usus halus masuk kepembuluh darah
atau saluran limfe, dialirkan kejantung kanan lalu ke
paru. Di paru larva menembus dinding pembuluh darah
alveolus, masuk ke rongga alveolus, kemudian naik ke
bronchiolus, bronchus, trakhea sampai ke faring. Dari
faring larva tertelan kedalam esofagus lalu menuju ke
usus halus. Di usus halus larva berkembang menjadi
cacing dewasa jantan atau betina. Waktu yang
diperlukan mulai telur matang tertelan sampai cacing
dewasa betina bertelur memerlukan waktu ± 2 bulan
( 8 - 10 minggu). Makanan cacing dewasa adalah zat-zat
makanan dalam rongga usus halus. Cacing dewasa
dapat hidup selama 1 – 1 ½ tahun dalam rongga usus
halus.
DAUR HIDUP Ascaris lumbricoides
Trichuris trichiura
(Trichocephalus dispar, Whipworm,cacing cambuk)
 Hospes : manusia Penyakit : Trikuriasis
 Habitat : Usus besar terutama sekum
 Penyebaran geografis : Kosmopolit, terutama negara tropis dan subtropis
 Morfologi
* cacing dewasa berbentuk seperti cambuk
* 3/5 bagian anterior, halus seperti benang
* 2/5 bagian posterior, lebih gemuk
- Cacing Jantan : * 3 - 4 cm
* Bagian posterior melingkar ke ventral (> 360°)
+ 1 spikulum

- Cacing Betina : * 4 - 5 cm
* Bagian posterior, membulat tumpul,
melengkung < 360°
* Bertelur : 3000 – 10.000 butir/hari
- Telur : * ± 50 x 32 
* seperti tempayan, pada kedua kutub terdapat
tonjolan jernih
* dinding : - Luar : kuning tengguli
- dalam : jernih
* Isi : Sel telur
DAUR HIDUP

Cacing dewasa hidup di sekum dan kolon asendens dengan bagian


anteriornya yang halus masuk kedalam mukosa usus. Cacing
dewasa betina mengeluarkan telur 3000 – 10.000 butir perhari, telur
tersebut keluar bersama tinja. Dalam lingkungan yang sesuai (tanah
liat, suhu 25 – 30 °C) telur tersebut berkembang menjadi telur
matang (bentuk infektif) dalam waktu 3 – 6 minggu. Telur matang
tersebut bila tertelan oleh makanan, menetas diusus halus
mengeluarkan larva lalu menjadi dewasa jantan dan betina. Setelah
dewasa, cacing menuju ke sekum dan kolon asendens. Waktu yang
diperlukan mulai tertelannya telur sampai menjadi cacing dewasa ±
30 – 90 hari (1 – 3 bulan). Cacing dewasa dapat hidup 1-2 tahun.
DAUR HIDUP Trichuris trichiura
CACING TAMBANG
(Hookworm)
 Pada Manusia :
- Necator americanus nekatoriasis
- Ancylostoma duodenale ankilostomiasis
 Habitat : Usus halus (jejenum dan duodenum)
 Penyebaran geografis :
Kosmopolit, terutama negara-negara tropis & subtropis
 Morfologi :
- Cacing Dewasa : * Berbentuk Silinder/selindrik
* Berwarna putih keabuan
- Cacing Jantan : * 5 – 11 mm
* Ekor melebar (bursa kopulatriles)
* Mempunyai 2 spikula
- Cacing Betina : * 9 – 13 mm
* Ekor Lancip
* Bertelur 9000 – 10.000 butir/hari
- Necator americanus : Bentuk badan seperti huruf S
Dalam mulut terdapat sepasang benda khitin
- Ancylostoma duodenale : Bentuk badan seperti huruf C
Dalam mulut terdapat 2 pasang gigi sama besar
 Telur :- Lonjong
- ± 60 x 40 mikron
- Dinding : tipis, bening, tidak berwarna
- Isi tinja segar : embrio stadium morula 2 – 16 sel telur
tinja lama : Larva
 Larva rhabditiform : - ± 250 mikron
- Oesophagus mempunyai bulbus ( rhabditoid)
1/3 panjang badan
- Mulut : terbuka, panjang dan sempit
- Genital premordial kecil

 Larva filariform : - ± 700 mikron


- esofagus : ¼ badan, lurus (filariform)
- mulut : tertutup
- ekor runcing
- mempunyai selubung (sarung)

Larva filariform adalah bentuk infektif


DAUR HIDUP
Cacing dewasa hidup melekat pada usus halus. Cacing betina
N americanus bertelur ± 9.000 butir perhari, sedangkan A duodenale
± 10.000 butir perhari. Telur-telur tersebut keluar bersama dengan tinja
penderita, setelah 1 – 1 ½ hari telur menetas mengeluarkan larva
rhabditiform. Dalam waktu 3 – 5 hari larva rhabditiform tumbuh
menjadi larva filariform (bentuk infektif) yang dapat menembus kulit
dan dapat hidup selama 7 – 8 minggu ditanah (tanah gembur tercampur
humus dan terlindung dari sinar matahari langsung). Suhu untuk N
americanus 28 – 32 °C, sedangkan untuk A duodenale 23 – 25 °C. larva
filiriform tersebut menembus kulit masuk kapiler darah, mengikuti aliran
darah kejantung kanan lalu ke paru. Setelah sampai diparu larva
filariform menembus dinding alveolus masuk ke alveolus kemudian naik
ke bronchiolus, bronchus, trachea sampai ke pharynx. Dari pharynx
larva tertelan masuk ke esofagus, lambung sampai usus halus. Setelah
sampai di usus halus larva filariform berkembang menjadi cacing
dewasa jantan dan betina yang melekat pada mukosa usus halus.
DAUR HIDUP

Waktu yang diperlukan sejak larva


filariform menembus kulit sampai menjadi
dewasa di usus halus kira-kira 10 – 12
minggu. Cacing dewasa dapat hidup
selama ± 5 tahun. Seekor cacing
N americanus dapat mengisap darah
0,005 – 0,1 cc perhari, sedangkan A
duodenale 0,008 – 0,34 cc perhari.
DAUR HIDUP Hookworm (Cacing Tambang)
Strongyloides stercoralis
Threadworm, Cacing benang
 Hospes : Manusia, kucing, anjing, kera, simpanse.
 Habitat : Usus halus
 Penyakit : Strongiloidiasis
 Penyebaran geografis : Kosmopolit terutama daerah tropis dan
subtropis
 Morfologi :
- Cacing dewasa ada 2 macam :
1. Cacing dewasa bentuk parasiter
* Hanya ditemukan cacing betina
* Panjang ± 2 mm
* Bentuk halus tidak berwarna
* Esofagus 1/3 panjang badan, bentuk filariform
* Uterus berisi telur
* Ekor berujung lancip
2. Cacing dewasa bentuk bebas
* Cacing ♂ : - Panjang ± 0,75 mm
- Esofagus : mempunyai bulbus, pendek
(bentuk rhabditoid), ¼ panjang badan
- Ekor : melengkung dgn 2 spikula
* Cacing ♀ : - Panjang ± 1 mm
- Esofagus : bulbus, pendek (rhabditoid),
¼ panjang badan
- Uterus : berisi telur
- Ekor : berujung lancip

Telur : Mirip telur cacing tambang, jarang ditemukan oleh karena telurnya
langsung pecah menghasilkan larva rhabditiform
 Larva rabditiform
- Panjang : ± 225 mikron
- Mulut : Terbuka, pendek dan lebar Genital premordial
- Esofagus : Bulbus dan pendek
¼ panjang badan
- Ekor : Berujung lancip
- Genital premordial besar

 Larva filariform
- Panjang : < 700 mikron
- Bentuknya lansing
- Tidak bersarung
- Mulut tertutup
- Esofagus : ½ panjang badan
- Ekor : Ujung bercabang dua,
menyerupai huruf W

Larva filariform adalah bentuk infektif


DAUR HIDUP

Cacing dewasa betina bentuk parasitik hidup di


mukosa usus halus (duodenum dan jejenum)
berkembang biak secara partenogenesis,
mengeluarkan telur beberapa lusin perhari,
kemudian telur tersebut menetas mengeluarkan
larva rhabditiform yang masuk kedalam rongga
usus halus lalu keluar bersama tinja penderita. S
stercoralis mempunyai 3 macam daur hidup.
DAUR HIDUP

1. Daur hidup langsung


Larva rhabditiform yang keluar bersama tinja penderita
setelah 2-3 hari ditanah/air berkembang menjadi larva
filariform (bentuk infektif) yang dapat menembus kulit.
Bila larva filariform tersebut menembus kulit manusia
masuk kekapiler darah, mengikuti aliran darah ke jantung
kanan lalu ke paru. Setelah sampai di paru, larva filariform
menembus dinding alveolus lalu masuk ke alveolus
kemudian ke bronchiolus, bronchus, trachea dan pharynx.
Dari pharynx larva tertelan masuk ke esofagus, lambung,
usus halus lalu menjadi dewasa di usus halus. Waktu yang
diperlukan saat larva filariform menembus kulit sampai
cacing betina mengeluarkan telur kira0kira 28 hari (4
minggu). Daur hidup langsung sering terjadi di negara
beriklim dingin.
DAUR HIDUP

2. Daur hidup tidak langsung


Bila daur hidup tidak langsung,larva rhabditiform ditanah
akan berubah/berkembang menjadi cacing jantan dan
cacing betina bentuk bebas. Kemudian cacing jantan akan
membuahi cacing betina. Cacing betina mengeluarkan
telur, kemudian telur tersebut menetas mengeluarkan larva
rhabditiform, kemudian berkembang menjadi larva
filariform yang infektif yang dapat menembus kulit atau
berkembang lagi menjadi cacing dewasa bentuk bebas. Bila
larva filariform dari bentuk bebas tersebut menembus kulit,
maka proses selanjutnya seperti pada daur langsung,
sampai menjadi cacing dewasa betina bentuk parasitik
diusus halus.
DAUR HIDUP

3. Oto-infeksi
Pada oto infeksi, larva rhabditiform berkembang
menjadi larva filariform didalam usus halus atau
disekitar anus (perianal). Bila larva filariform tersebut
menembus mukosa usus halus atau kulit perianal
penderita, maka proses selanjutnya seperti pada daur
langsung, sampai menjadi cacing betina parasitik di
usus halus.
Oto infeksi tersebut penyebabnya belum diketahui.
Adanya oto infeksi dapat menyebabkan
Strongyloidiasis menahun pada seseorang.
DAUR HIDUP Strongyloides stercoralias

 Daur hidup ada 3 macam


1. Daur hidup langsung
2. Daur hidup tidak langsung
3. Otoinfeksi
Oxyuris vermicularis
Enterobius vermicularis
Pinworm, Seatworm, Cacing kremi
 Hospes : Manusia Penyakit : oksiuriasis/enterobiasis/infeksi
cacing kermi
 Habitat : Sekum
 Penyebaran geografis : Kosmopolit
 Morfologi :
- Cacing Dewasa : * Kecil berwarna putih, pada ujung anterior mempunyai
pelebaran kutikulum seperti sayap (cervical alae)
* Bulbus esofagus jelas sekali (rhabditoid)
* Cacing Jantan :
- Panjang 2 – 5 mm
- Ekor melingkar sehingga bentuknya nampak
seperti tanda tanya (?) mempunyai 2 spikula
* Cacing Betina
- Panjang 10 - 13°mm
- Ekor panjang dan runcing sehingga
nampak seperti jarum
- Uterus cacing betina yang gravid melebar dan
berisi telur
- Bertelur 11.000 butir/hari
 Telur :
- 50 – 60 mikron
- Bentuk asimetris
- Dinding tipis tidak berwarna
- Berisi larva
DAUR HIDUP

Cacing dewasa jantan dan betina hidup pada rongga sekum, usus besar
dan usus halus yang berdekatan dengan sekum. Setelah cacing jantan
membuahi cacing betina, maka cacing betina yang gravid bermigrasi ke
daerah peri anal pada malam hari untuk mengeluarkan telurnya yang
berjumlah 11.000 – 15.000 butir. Dalam waktu ± 6 jam setelah telur
dikeluarkan oleh cacing betina, telur-telur tersebut menjadi matang
(bentuk infektif). Cara infeksi adalah menelan telur matang atau bila
larva dari telur yang menetas didaerah perianal bermigrasi kembali ke
sekum.Bila telur matang tersebut tertelan, telur akan menetas di usus
halus mengeluarkan larva lalu menjadi cacing dewasa di sekum. Waktu
yang diperlukan mulai telur tertelan sampai menjadi cacing dewasa ±
2 minggu sampai 2 bulan.Bila telur matang pecah didaerah perianal
maka keluar larva kemudian larva tersebut bermigrasi kembali kesekum,
melalui anus, rektum, kolon sigmoid, kolon desendens, koloon
transversum dan kolon asendens. Proses tersebut disebut retrograde
infeksi atau retro infeksi atau oto infeksi.Cacing jantan mati setelah
kopulasi (membuahi yang betina), sedangkan cacing betina mati setelah
mengeluarkan telur-telurnya.
DAUR HIDUP Enterobius vermicularis
Trichinella spiralis
Trichina spiralis, Cacing Trichina
 Hospes : Manusia, babi, tikus, anjing, kucing, beruang
 Habitat : Cacing dewasa hidup dalam mukosa usus halus
(duodeum, jejenum)
Larva ( bentuk kista) hidup dalam otot
 Penyakit : Trichinelliasis, Trichinosis, Trichiniasis
 Distribusi geografik : Kosmopolit, terutama negara-negara yang
penduduknya suka makan babi yang
kurang matang
 Morfologi :
- Cacing dewasa halus seperti benang
- Cacing Jantan : * 1,4 – 1,6 mm
* Bagian posterior melengkung ke ventral
mempunyai 2 papil
- cacing Betina : * 3 – 4 mm
* Bagian posterior membulat dan tumpul
* Uterus berisi larva
* Bersifat vivipar melahirkan larva ± 1500 ekor
- Larva berukuran ± 100 mikron, pada otot larva menjadi kista
DAUR HIDUP

Cacing betina bersifat vivipar dan biasanya masuk ke mukosa


vilus usus, mulai dari duodenum sampai ke sekum. Seekor
cacing betina dapat mengeluarkan ± 1500 larva. Larva
tersebut dilepaskan di jaringan mukosa, masuk kedalam
limfe dan peredaran darah, kemudian disebarkan keseluruh
tubuh, terutama otot diafragma, iga, lidah, laring, mata,
perut biseps dan lain-lain. Kira0kira pada awal minggu ke-4
larva yang telah tumbuh hanya menjadi kista dalam otot
bergaris lintang.
Kista dapat hidup di otot selama kira-kira 18 bulan, kemudian
terjadi perkapuran dalam waktu 6 bulan sampai 2 tahun.
Infeksi terjadi bila daging babi yang mengandung larva
infektif yang terdapat dalam kista termakan. Di usus halus
bagian proksimal dinding kista tercernakan dan dalam
waktu beberapa jam larva dilepaskan, dan segera masuk
mukosa, kemudian menjadi dewasa dalam waktu 1,5 – 2
hari.
Taenia saginata
Beef tapeworm, Cacing pita sapi
 Hospes definitif : Manusia
 Penyakit : Teniasis saginata
 Hospes perantara : Sapi, kerbau dan hewan mamalia lainnya
 Habitatnya : Cacing dewasa hidup dalam usus halus
 Penyebaran geografis : Kosmopolit
 Morfologi :
- Cacing dewasa : * Berbentuk pita terdiri atas :
- Kepala (skoleks)
- Leher (Collum)
- Badan (strobila) : proglotid immature
proglotid mature
proglotid gravida
- Panjang 4 – 12 m terdiri dari 1000 – 2000 proglotid
* Skoleks : - Bulat 1 – 2 mm
- Mempunyai 4 batil isap, tanpa rostelum dan
kait-kait.
* Proglotid gravida: - Berbentuk segi empat, panjang > lebar
- Uterus mempunyai 15 – 30 cabang lateral
- Lubang genital di bagian lateral (unilateral)
- Lubang uterus tidak ada

 Telur : - Bentuk agak bulat


- (30 – 40) x (20 – 30) mikron
- Dinding bergaris radial
- Isi heksakan embrio (embrio dengan 6 kait-kait)

 Larva (sistiserkus bovis) : - Gelembung


- ½ - 1 cm
- Berisi cairan dan skoleks
DAUR HIDUP Taenia saginata
Taenia solium
Pork tapeworm, Cacing pita babi
 Hospes defenitif : Manusia
 Hospes perantara : Babi dan kadang-kadang Manusia
 Penyakit : - Cacing dewasa Teniasis solium
- Larva Sistiserkosis
 Habitat : Cacing dewasa dalam rongga usus halus
Larva dalam otot, otak, mata, hati
 Penyebaran geografis : Kosmopolit, terutama pada negara-negara
yang penduduknya suka makan daging babi
kurang matang
 Morfologi :
* Cacing dewasa : * Berbentuk pita terdiri atas :
- Kepala (skoleks)
- Leher (collum)
- Badan (strobila) : proglotid immature
proglotid mature
proglotid grafida
- Panjang 2-4 m kadang-kadang 8 m
- Jumlah proglotid < 1000
* Skoleks : - Bulat, kecil
- ± 1 mm
- 4 batil isap dan rostelum dengan
2 baris kait-kait
* Proglotid gravida :
- Berbentuk segi empat, panjang > lebar
- Uterus mempunyai 7 – 12 cabang lateral
- Lubang genital di bagian lateral (unilateral)
- Lubang uterus tidak ada

 Telur : - Bentuk agak bulat


- (30 – 40) x (20 – 30) mikron
- Dinding bergaris radial
- Isi heksakan embrio (embrio dengan 6 kait-kait)

 Larva (sistiserkus sellulose) : - Gelembung


- ½ - 1 cm
- Berisi cairan dan skoleks dengan kait-kait
DAUR HIDUP Taenia solium
Hymenolepis nana
Dwarf tapeworm, Cacing pita kerdil
 Hospes defenitif : Manusia, tikus, mencit
 Hospes perantara : Tidak ada
 Penyakit : - Himenolepiasis nana
 Habitat : Usus halus
 Penyebaran geografis : Kosmopolit
 Morfologi :
* Cacing dewasa : * Berbentuk pita terdiri atas :
- Kepala (skoleks)
- Leher (collum)
- Badan (strobila) : proglotid immature
proglotid mature
proglotid gravida
- Panjang 2 ½ - 4 cm
- Jumlah proglotid 100 - 200
* Skoleks : - Bulat, kecil
- 4 batil isap dan rostelum dengan 1 baris
kait-kait
- Rostellum bisa evaginasi atau invaginasi
* Proglotid gravida :
- Berbentuk trapesium, panjang > lebar
- Uterus berisi telur
- Lubang genital dibagian lateral (unilateral)
- Lubang uterus tidak ada

 Telur : - Bentuk oval


- 47 X 37 mikron
- Dindingnya dua lapis yang tipis
- Isi heksakan embrio (embrio dengan 6 kait-kait)
- Dinding dalam mempunyai penebalan pada
dua kutubnya, dimana pada tiap kutub keluar 4 – 8 filament
* Telur adalah bentuk infektif
DAUR HIDUP Hymenolepis nana
Cacing dewasa di Telur berisi embrio
Usus halus

Tetap dalam Keluar bersama


usus tinja

Termakan manusia

Skoleks melekat Onkosfer menetas


Pada mukosa usus dan menembus vilus

Sistiserkoid pecah Sistiserkoid


Masuk ke rongga usus
Fasciolopsis buski
Giant Intestinal fluke
 Hospes defenitif : Manusia, Babi, anjing, kucing
 Penyakit : Fasciolopsiasis
 Habitat : Usus halus
 Hospes perantara pertama : Keong air tawar (Segmentina, Hippeutis)
 Hospes perantara kedua : tumbuh-tumbuhan air (Eichornia grassipes,
Trapa natans, T. bicornis, Morning glory,
Elichoris tuberosa, Zizania)
 Penyebaran geografis : China, Taiwan, Thailand, Malaysia, Laos, India
Vietnam dan Indonesia (Kalimantan Selatan)
 Morfologi :
- Cacing dewasa :* Bentuk ovoid berwarna kemerahan
* Ukuran (20 – 75) x( 8 – 20) x (1 – 3) mm
* Batil isap mulut < batil isap perut
* Testes bercabang-cabang, atas bawah
* Ovarium bercabang-cabang
* Kelenjar vitalaria bagian lateral
* Sekum tidak bercabang
* Uterus berkelok kelok
 Telur : * Bentuk lonjong
* Mempunyai operculum
* Dinding transparant
* Ukuran (130 – 140) x (80 – 85) mikron
* Isi sel telur (unembryonated)
DAUR HIDUP Fasciolopsis buski
Echinostoma ilocanum
 Hospes defenitif : Manusia, anjing, burung, tikus, ikan
 Penyakit : Ekinostomiasis
 Hospes perantara pertama : Keong air tawar ( Gyraulus, Anisus)
 Hospes perantara kedua : Keong air tawar (Pila, Corbicula)
 Distribusi geografik : Filipina, China, Indonesia, India
 Morfologi : * Bentuk lonjong
* Ukuran (2,5 – 15) x (0,4 – 0,7) mm
* Terdapat duri-duri leher seperti bentuk tapal kuda
* Batil isap mulut < dari batil isap perut
* Testis letaknya atas bawah
* Ovarium diatas testis
* Kelenjar vitallaria bagian lateral
* Kutikula berduri-duri halus
 Telur : * Bentuk oval
* Mempunyai operculum
* Dinding transparant
* Ukuran (103 – 137) x (60 – 75) mikron
* Isi sel telur (unembryonated)
DAUR HIDUP Echinostoma ilocanum
Fasciola hepatica
Sheep liver flude
 Hospes defenitif : Biri-biri, sapi, kambing, kuda, babi, unta, gajah,
keledai dan Manusia
 Habitat : Saluran empedu dan hati
 Penyakit : Fascioliasis
 Hospes perantara pertama : Keong air tawar (Lymnea, Physa)
 Hospes perantara kedua : Tumbuh-tumbuhan air
 Penyebaran geografis : Kosmopolit
 Morfologi : * Bentuk pipih seperti daun
* Ukuran (20 -30) x (8 – 13) mm
* Mempunyai kerucut kepala (Conus cephalicus)
* Sekum bercabang-cabang ( Diverticulum)
* Testis dendritik, atas bawah
* Ovarium dendritik diatas testis
* Batil isap mulut < batil isap perut
* Kelenjar vitallaria bercabang-cabang bgn lateral
* Uterus pendek berkelok-kelok
 Telur : * Bentuk lonjong
* Mempunyai operculum
* Dinding transparant
* Ukuran (130 – 140) x (80 – 85) mikron
* Isi sel telur (unembryonated)
DAUR HIDUP Fasciola hepatica

Anda mungkin juga menyukai