D 1
17 Maret 2021
PROTOZOA
Protozoa merupakan hewan bersel satu yang hidup sendiri atau berkoloni. Pada umumnya memiliki dua stadia
atau dua bentuk yaitu :
Ukuran dari protozoa cukup kecil dengan ukuran maximal adalah Balantidium coli dengan ukuran sekitar 70
mikton.
- Bulan/lonjong
- Simetris bilateral
- Tidak teratur
- Inti
- Sitoplasma
Struktur dari protozoa terdiri atas inti dan sitoplasma. Inti dari protozoa sendiri memiliki ciri-ciri berikut :
- 1 atau lebih
- Membrane atau selaput inti
- Reticulum halus yang akromatik
- Cairan inti
- Kariosom atau endosoma atau nucleolus
- Butir-butir kromatin
Struktur ini terutama susunan butir-butir kromatin dan kariosom penting untuk membedakan spesies,
Gambar diatas merupakan gambar dari struktur stadium kista yaitu trofozoit dan kista, beserta gambaran dari
inti dari protozoa.
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 2
Alat pergerakan protozoa adalah bagian dari ektoplasma yang menonjol dan memanjang dan dapat berupa :
Benda yang tidak dicernakan akan dikeluarkan kepermukaan melalui sitopig. System ekskresi protozoa
dilakukan dengan :
- Tekanan osmosis
- Difusi
- Vakuol kontraktil
- Pada bentuk trofozoit, terdapat selaput tipis yang tidak memberikan bentuk tetap
- Pada bentuk kista, terdapat selaput yang kuat dinding kista, yang dibentuk oleh ektoplasma bila keadaan
tidak menguntungkan
- Untuk bertahan
- Untuk reproduksi
Sistem Reproduksi :
Kelangsungan hidup protozoa tergantung dari kemampuan reproduksi, yang berlangsung dengan cara :
Transmisi
Penularan secara :
Dengan :
1. Bentuk kista
2. Trofozoit
3. Ookista
Patogenesis
1. Perkembangbiakannya
2. Penyerangan
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 3
3. Perusakan sel
4. Dengan pengaruh toksin dan enzimnya
Pembagian Protozoa
1. Protozoa usus :
- Rhizopoda
- Flagellata usus dan genital
- Ciliata
- Sporozoa-Coccidia
2. Protozoa darah dan jaringan
AMOEBIASIS
Penyebabnya adalah Entamoeba hostilytica.
Struktur Entamoeba
Entamoeba histolytica
- Hospes : hanya manusia
- Penyebaran geografis : di seluruh dunia/kosmopolit. Banyak didaerah tropis dan subtropics.
- Morfologi dan lingkaran hidup
Memiliki 3 stadia :
1. Bentuk histolitica --- tropozoit
2. Bentuk minuta ---- tropozoit
3. Bentuk kista
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 4
Bentuk minuta
enkistasi
E. Histolytica kista
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 5
Keterangan :
E : Minuta E. histolytica
F – H : Tropozoit E. coli
• Bentuk histolytica mukosa usus besar yang utuh mengeluarkan 1 enzim dapat merusak jaringan (lisis)
kemudian bersarang dibagian submukosa menyebabkan kerusakan lebih luas, kerusakan tersebut
menyebabkan luka ulkus amuba : ulkus kecil, menggaung --- tersebar di mukosa usus (proses nekrosis dan
lisis sel jaringan)
• Infeksi sekunder → peradangan meluas ke submukosa dan ke bagian lateral sepanjang sumbu usus →
meluas sekali → ulkus ulkus saling berhubungan → sinus-sinus dibawah mukosa
• Bentuk histolitika → banyak di dasar dan dinding ulkus dengan adanya peristaltic usus keluar bersama tinja
o Tempat predileksi → caecum, rectum, sigmoid
o Bila infeksi berat → seluruh kolon dan rectum
AMOEBIASIS INTESTINALIS
1. Amoebiasis intestinal/kolon/usus dasar penyakit : radang usus besar dengan ulkus-ulkus yang
menggaung → colitis (radang pada colon) ulserosa (karena ulkus) amoebik (yang disebabkan oleh
amoeba)
A. Amoebiasis kolon akut/disentri amoeba (dysentri amoebica)
- Gejala <1 bulan
- Gejala-gejala jelas : sindrom disentri = diare, tinja yang berlendir dan berdarah, tenemus
- Pada pemeriksaan tinja segar --- ditemukan bentuk histolitika
B. Amoebiasis kolon menahun (bisa menjadi kronis)
- Gejala >1 bulan/gejala tak begitu jelas atau ringan, diikuti gejala akut secara periodic
- Pada pemeriksaan tinja segar --- bentuk histolitica sulit --- teteapi harus → pemeriksaan tinja
berulang
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 6
- Disekitar ulkus yang ada peradangan dan dapat terjadi penebalan/granuloma → disebut :
ameboma
Terjadi sebagai komplikasi dari amoebiasis kolon yang tidak diobati sehingga akan keluar dari usus, karena
sebenarnya merupkaan hewan-hewan yang kecil. Cara keluarnya bisa dengan :
• Hematogen : masuk dan ikut dialiran darah, jadi bisa sampai di organ-organ yang jauh seperti
hati, otak dan paru
• Perikontinuitatum : melalui jaringan tubuh, jadi akan langsung tembus kesuatu organ tertentu.
- Abses hati yang pecah akan menembus jaringan diafragma sehingga akan masuk kedalam paru-paru, lalu
terbentuk lagi abses yang jika pecah lagi akan menembus rongga perut sehingga menyebabkan peritonitis.
- Jika amoebiasis rectum tidak diobati, maka akan terjadi amoebiasis perianal dan/atau amoebiasis vagina
(dikulit dan vagina) yang bisa menyebabkan ulkus.
Di Indonesia, amoebiasis masih menjadi endemic yang artinya masih selalu ada ditemukan kasus-kasusnya.
Yang terbanyak adalah amoebiasis kolon. Untuk amoebiasis hati kadang-kadang saja, sedangkan yang jarang
ditemukan adalah amoebiasis paru, kulit, vagina dan amoebiasis otak jarang sekali.
Penegakan diagnosis (khususnya untuk membedakan jenis-jenis amoebiasis) bisa dilakukan dengan melihat
gejala klinis yang terjadi.
- Amoebiasis kolon akut : terjadi sindrom disentri dan sakit perut diara ≤10x/hari. Dari pemeriksaan
laboratorium ditemukan didalam tinja E. histolytica bentuk histolitika
- Amoebiasis kolon menahun : berupa gejala-gejala ringan, seperti diare ringan yang kadang diselingi.
dengan obstipasi atau sindrom disentri. Dari pemeriksaan bisa ditemukan
E. histolytica bentuk histolitika didalam tinja. Namun jika tidak, kita ulangi
3 hari berturut-turut. Bisa dilakukan pemeriksaan radiologi protoskop
untuk rectum dan sigmoidoskop untuk sigmoid.
- Amoebiasis hati : terjadi penurunan berat badan, badan terasa lemah, ada demam, tidak nafsu
makan, ditemukan hepatomegaly dan juga ada nyeri tekan. Dari
pemeriksaan radiologi dilihat ada peninggian diafragma. Dalam darah
terjadi leukositosis. Jika sudah terjadi abses bisa dilakukan aspirasi (akan
berisi nanah) dan biopsi, bisa didapatkan adanya bentuk histolitika.
Terapi yang banyak digunakan hingga saat ini adalah metronidazole (nitronimidazol) karena obat ini efektif
terhadap bentuk histolitika maupun bentuk kista. Dosis untuk dewasa adalah 2 gr/hari selama beberapa hari.
Slide 35 adalah contoh kasus yang terjadi dalam bentuk case report
ENTAMOEBA COLI
- Menjadikan manusia sebagai host dan bersifat kosmopolit yang artinya ada dimana-mana. Di Indonesia
sendiri frekuensi kejadiannya mencapai 8-18%
- Ada 2 bentuk, yaitu bentuk vegetative atau trofozoit
- Bergerak menggunakan kaki semu, tapi secara perlahan-lahan
- Ektoplasma : tidak tampak, hanya bila pseudopodium dibentuk perlahan maka bisa dilihat adanya pergerakan
perlahan-lahan
- Endoplasma : bervakuol berisi bakteri sisa makanan
- Sulit dibedakan dengan bentuk minuta Entamoeba histolitika, jadi bisa dilihat dari koriosomnya
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 7
Bentuk Kista :
Infeksi :
Keterangan :
GIARDIASIS
Giardiasis merupakan penyakit yang diakibatkan oleh Giardia lamblia.
Daur hidup dari parasite ini biasanya ditemukan di usus halus yaitu kripta duodenum, apabila terinfeksi dengan
parasite ini bisa mengakibatkan adanya radang usus, dan apabila parasite terseut menuju kantung empedu maka
akan mengakibatkan penyumbatan bilirubin. Untuk diagnosis parasite ini biasanya pada tinja yang encer
ditemukan trofozoit, sedangkan pada tinja yang padat ditemukan bentuk kista.
BALANTIDIAIS
Penyebabnya adalah Balantidium coli.
Pada salah satu jurnal di Tropical Parasitology dari laporan kasus, balantidiasis ditemukan pada seorang
manusia 37 tahun.
Balantidium coli adalah satu-satunya ciliate yang menyerang manusia (ciliated pathogen)
BALANTIDIUM COLI
A. Hospes
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 9
Pada Balantidium coli manusia bukan satu-satunya host, tapi juga pada babi dan beberapa spesies kera pada
darah tropis. Jika menginfeksi manusia maka akan menyebabkan penyakit Balantidiasis atau Disentri
balantidium,
B. Penyebaran geografik
Daerah subtropics dan tropis tetapi insidennya rendah. Di Indonesia sendiri jarang terjadi.
C. Morfologi
1. Bentuk Trofozoit
- Lonjong dengan ukuran 60-70µ
- Mempunyai sitostom di anterior yang sempit (sebagai mulut)
- Mempunyai sitopig di posterior yang melebar (sebagai tempat ekskresi)
- Terdapat silia di seluruh permukaan (sebagai alat gerak)
- Pada sitoplasma terdapat dua inti, yaitu :
• Makronukleus yang berbentuk ginjal
• Mikronukleus yang berbentuk bulat kecil
- Mempunyai 1-2 vakuol kontraktil
- Banyak vakuola makanan
- Berkembang biak dengan cara belah pasang
2. Bentuk Kista
- Lonjong dengan ukuran 60 µ
- Berdinding tebal untuk bertahan
- Inti satu yaitu makronukleus
- Kista yang hidup mempunyai bulu getar yang masih bergerak
- Bentuk infektif
- Tidak bekembang biak, tetapi untuk bertahan
Adapun untuk lebih jelasnya gambar masing-masing dari trofozoit B. Coli dengan kista B. Coli dapat
dilihat pada gambar berikut :
D. Patologi
• Balantidium Coli hidup di selaput lender usus besar
Cara Infeksi :
• Pada kasus-kasus fatal biasanya menunjukkan gejala sindrom disentri (diare disertai lender dan darah)
• Penyakitnya bisa menahun dengan gejala diare diselingi konstipasi, sakit perut, tidak ada nafsu makan,
hingga cachexia
• Pada kasus infeksi ringan biasanya tidak menunjukkan gejala
• Infeksi extraintestinal biasanya didapati peritonitis atau urethritis
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 11
E. Daur Hidup
Ket:
Pengobatan :
• Tetrasiklin
• Nitrimidazin
• Diiodohidraksikuinolon
• Metronidazole
G. Prognosis
• Penderita dengan infeksi ringan dapat sembuh
• Pada kasus infeksi menahun harus dilakukan pengobatan
• Pada penderita yang lemah bisa menjadi kasus fatal
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 12
Kasus
PENYUSUN
Ketua :
Besse Awalia C011181071
Anggota:
Irvan Usemahu C011181069
Tirta Arruan Bulawan Ma’dika C011181070
Reztu Tri Octaviani Palureng C011181072
Ainil Maksura C011181073
Nurul Fadila C011181074
Ahmad Abu Basir C011181075
Nurfadilah C011181076
Nurul Asy’ariyah Ramli C011181077
Andi Rifa Pitabuana C011181078
Nur Ainunnisa Mansur C011181079