Anda di halaman 1dari 14

7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.

D 1

BCB ANGKATAN 2018


GASTROHEPATOLOGI

7. PARASITOLOGI SISTEM GEH


dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D

17 Maret 2021

KOMPETENSI SKDI dalam Kuliah ini: 4A

PROTOZOA

Protozoa merupakan hewan bersel satu yang hidup sendiri atau berkoloni. Pada umumnya memiliki dua stadia
atau dua bentuk yaitu :

- Bentuk aktif : bentuk vegetative / trofozoit / proliferative


- Bentuk tidak aktif : bentuk kista.
Bentuk kista merupakan bentuk infektif dari protozoa dimana kista ini mempunyai
dinding yang kuat untuk menahan asam atau panas sehingga dapat hidup di dalam
air atau menjadi waterbone disease.

Ukuran dari protozoa cukup kecil dengan ukuran maximal adalah Balantidium coli dengan ukuran sekitar 70
mikton.

Bentuk dari protozoa :

- Bulan/lonjong
- Simetris bilateral
- Tidak teratur

Protozoa terdiri atas :

- Inti
- Sitoplasma

Struktur dari protozoa terdiri atas inti dan sitoplasma. Inti dari protozoa sendiri memiliki ciri-ciri berikut :

- 1 atau lebih
- Membrane atau selaput inti
- Reticulum halus yang akromatik
- Cairan inti
- Kariosom atau endosoma atau nucleolus
- Butir-butir kromatin

Struktur ini terutama susunan butir-butir kromatin dan kariosom penting untuk membedakan spesies,

Gambar diatas merupakan gambar dari struktur stadium kista yaitu trofozoit dan kista, beserta gambaran dari
inti dari protozoa.
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 2

Alat pergerakan protozoa adalah bagian dari ektoplasma yang menonjol dan memanjang dan dapat berupa :

1. Pesudopodium atau kaki semu


2. Flagel atau bulu cambuk
3. Membrane bergelombang
4. Cilium atau bulu getar

Protozoa mengambil makanannya menggunakan 2 cara, yaitu :

- Makanan cair (osmosis)


- Makanan padat (ektoplasma atau sitostom)

Benda yang tidak dicernakan akan dikeluarkan kepermukaan melalui sitopig. System ekskresi protozoa
dilakukan dengan :

- Tekanan osmosis
- Difusi
- Vakuol kontraktil

Cara bernafas dari protozoa dengan cara :

- Secara langsung yaitu mengambil O2 dari udara dan keluarkan CO2


- Secara tak langsung yaitu mengambil O2 yang dilepaskan oleh aktivitas enzim dari persenyawaan kompleks

Bentuk Kista dan Tropozoit

- Pada bentuk trofozoit, terdapat selaput tipis yang tidak memberikan bentuk tetap
- Pada bentuk kista, terdapat selaput yang kuat dinding kista, yang dibentuk oleh ektoplasma bila keadaan
tidak menguntungkan

Fungsi daripada kista yaitu :

- Untuk bertahan
- Untuk reproduksi

Sistem Reproduksi :

Kelangsungan hidup protozoa tergantung dari kemampuan reproduksi, yang berlangsung dengan cara :

1. Pembiakan aseksual → pembelahan sel


2. Pembiakan seksual → pembuahan gamet membentuk zigot
3. Pembiakan seksual dan aseksual bergantian

Transmisi

Penularan secara :

1. Langsung : yaitu dari satu hospes ke hospes yang lain


2. Tidak langsung : yaitu melalui makanan (foodborne), air (waterborne), vector.
(Contoh : lalat yang hinggap di feses yang mengandung kista kemudian hinggap di
makanan manusia).

Dengan :

1. Bentuk kista
2. Trofozoit
3. Ookista

Patogenesis

Protozoa pathogen dapat merugikan hospes dengan cara :

1. Perkembangbiakannya
2. Penyerangan
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 3

3. Perusakan sel
4. Dengan pengaruh toksin dan enzimnya

Pembagian Protozoa

Protozoa yang merupakan parasit pada manusia dibagi dalam 4 kelas :

1. Rhizopoda (kaki semu)


2. Mastigophora/Flagellata
a. Flagellata usus dan genitalia
b. Flagella darah
3. Ciliophora/ciliate
4. Sporozoa (tidak memiliki alat gerak)

Berdasarkan tempat, dibagi 2 :

1. Protozoa usus :
- Rhizopoda
- Flagellata usus dan genital
- Ciliata
- Sporozoa-Coccidia
2. Protozoa darah dan jaringan

AMOEBIASIS
Penyebabnya adalah Entamoeba hostilytica.

Struktur Entamoeba

Terdiri dari inti sel dan sitoplasma

- Inti sel, dibedakan atas 4 macam :


• Inti entamuba
• Inti endolimaks
• Inti lodamuba
• Inti dientamuba
- Sitoplasma, terdiri dari endoplasma dan ektoplasma
• Endoplasma :
Keruh atau berbutir-butir. Berisi inti, vakuol makanan, makanan cadangan, benda asing, benda
kromatid. Berfungsi : mengatur nutrisi dari sel dan reproduksi.
• Ektoplasma :
Jernih dan homogen.
Berfungsi : alat pergerakan, mengambil makanan, ekskresi, bertahan diri.

Entamoeba histolytica
- Hospes : hanya manusia
- Penyebaran geografis : di seluruh dunia/kosmopolit. Banyak didaerah tropis dan subtropics.
- Morfologi dan lingkaran hidup
Memiliki 3 stadia :
1. Bentuk histolitica --- tropozoit
2. Bentuk minuta ---- tropozoit
3. Bentuk kista
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 4

Histolitika Minuta Kista


- Mempunyai ukuran 20-40 mikron - 10-20 mikron - Dibentuk dalam rongga usus besar
- Inti satu entamoeba - Endoplasma : berbutir-butir. - Ukuran 10-20 mikron.
- Butir kromatin halus tersebar
merata. Berisi : inti satu amoeba, - Bulat/lonjong.
- Kariosom kecil dan letak sentral bakteri dan sisa makanan. - Dinding kista tebal
- Endoplasma : berbutir - Inti entamoeba, bisa berinti 1 atau
- Ektoplasma : tak Nampak.
halus, mengandung sel
darah merah. Hanya nyata bila 2 disebut kista muda, berisi vakuol
- Ektoplasma : nyata. pseudopodium dibentuk glikogen dan benda kromatoid
- Pseudopodium : besar, lebar perlahan-lahan. Jadi berbentuk lisong (alu, alat tumbuk
seperti daun.
pergerakannya lambat. padi)
- Dibentuk dengan
mendadak, jadi - Hidup sbg komensal dalam - Dapat juga berinti 4 disebut
pergerakannya cepat. rongga usus besar. kista matang (bentuk infektif)
- Pathogen : dpt hidup di
- Berkembang biak - Tidak bergerak. Infektif.
jaringan hati, paru, otak, kulit,
dan vagina. dengan belah pasang.
- Berkembang biak dengan belah
pasang di jaringan dan dapat
merusak jaringan, shg memiliki
sel darah merah

Bentuk minuta

enkistasi

Ekskitasi terjadi (setelah melalui lambung


yang asam) diusus halus karena telah dapat
hidup sebagai tropozoit.

E. Histolytica kista
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 5

Bulat hitam = Sel Darah Merah

Tropozoit histolytica kista merupakan satu-satunya parasite yang


mempunyai sel darah merah.

Keterangan :

A – C : Tropozoit E. histolytica mengandung sel darah merah.

D : Tropozoit. E. histolytica (sendiri)

E : Minuta E. histolytica

F – H : Tropozoit E. coli

I dan J : Kista E. coli

Ada dua tropozoit yang susah untuk dibedakan yaitu :

1. E. hystolitica yang dapat menyebabkan penyakit


2. E. coli yang tidak dapat menyebabkan penyakit

Bentuk Tropozoit, Kista, Inti E. Histolytica

1. Tropozoit memiliki alat gerak


2. Kista memiliki 4 inti
3. Kista matang, intinya ditengah

Patologi dan Gejala-Gejala

• Bentuk histolytica mukosa usus besar yang utuh mengeluarkan 1 enzim dapat merusak jaringan (lisis)
kemudian bersarang dibagian submukosa menyebabkan kerusakan lebih luas, kerusakan tersebut
menyebabkan luka ulkus amuba : ulkus kecil, menggaung --- tersebar di mukosa usus (proses nekrosis dan
lisis sel jaringan)
• Infeksi sekunder → peradangan meluas ke submukosa dan ke bagian lateral sepanjang sumbu usus →
meluas sekali → ulkus ulkus saling berhubungan → sinus-sinus dibawah mukosa
• Bentuk histolitika → banyak di dasar dan dinding ulkus dengan adanya peristaltic usus keluar bersama tinja
o Tempat predileksi → caecum, rectum, sigmoid
o Bila infeksi berat → seluruh kolon dan rectum

AMOEBIASIS INTESTINALIS

1. Amoebiasis intestinal/kolon/usus dasar penyakit : radang usus besar dengan ulkus-ulkus yang
menggaung → colitis (radang pada colon) ulserosa (karena ulkus) amoebik (yang disebabkan oleh
amoeba)
A. Amoebiasis kolon akut/disentri amoeba (dysentri amoebica)
- Gejala <1 bulan
- Gejala-gejala jelas : sindrom disentri = diare, tinja yang berlendir dan berdarah, tenemus
- Pada pemeriksaan tinja segar --- ditemukan bentuk histolitika
B. Amoebiasis kolon menahun (bisa menjadi kronis)
- Gejala >1 bulan/gejala tak begitu jelas atau ringan, diikuti gejala akut secara periodic
- Pada pemeriksaan tinja segar --- bentuk histolitica sulit --- teteapi harus → pemeriksaan tinja
berulang
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 6

- Disekitar ulkus yang ada peradangan dan dapat terjadi penebalan/granuloma → disebut :
ameboma

Amoebiasis Ekstra Instestinalis

Terjadi sebagai komplikasi dari amoebiasis kolon yang tidak diobati sehingga akan keluar dari usus, karena
sebenarnya merupkaan hewan-hewan yang kecil. Cara keluarnya bisa dengan :

• Hematogen : masuk dan ikut dialiran darah, jadi bisa sampai di organ-organ yang jauh seperti
hati, otak dan paru
• Perikontinuitatum : melalui jaringan tubuh, jadi akan langsung tembus kesuatu organ tertentu.
- Abses hati yang pecah akan menembus jaringan diafragma sehingga akan masuk kedalam paru-paru, lalu
terbentuk lagi abses yang jika pecah lagi akan menembus rongga perut sehingga menyebabkan peritonitis.
- Jika amoebiasis rectum tidak diobati, maka akan terjadi amoebiasis perianal dan/atau amoebiasis vagina
(dikulit dan vagina) yang bisa menyebabkan ulkus.

Di Indonesia, amoebiasis masih menjadi endemic yang artinya masih selalu ada ditemukan kasus-kasusnya.
Yang terbanyak adalah amoebiasis kolon. Untuk amoebiasis hati kadang-kadang saja, sedangkan yang jarang
ditemukan adalah amoebiasis paru, kulit, vagina dan amoebiasis otak jarang sekali.

Penegakan diagnosis (khususnya untuk membedakan jenis-jenis amoebiasis) bisa dilakukan dengan melihat
gejala klinis yang terjadi.

- Amoebiasis kolon akut : terjadi sindrom disentri dan sakit perut diara ≤10x/hari. Dari pemeriksaan
laboratorium ditemukan didalam tinja E. histolytica bentuk histolitika
- Amoebiasis kolon menahun : berupa gejala-gejala ringan, seperti diare ringan yang kadang diselingi.
dengan obstipasi atau sindrom disentri. Dari pemeriksaan bisa ditemukan
E. histolytica bentuk histolitika didalam tinja. Namun jika tidak, kita ulangi
3 hari berturut-turut. Bisa dilakukan pemeriksaan radiologi protoskop
untuk rectum dan sigmoidoskop untuk sigmoid.
- Amoebiasis hati : terjadi penurunan berat badan, badan terasa lemah, ada demam, tidak nafsu
makan, ditemukan hepatomegaly dan juga ada nyeri tekan. Dari
pemeriksaan radiologi dilihat ada peninggian diafragma. Dalam darah
terjadi leukositosis. Jika sudah terjadi abses bisa dilakukan aspirasi (akan
berisi nanah) dan biopsi, bisa didapatkan adanya bentuk histolitika.

Terapi yang banyak digunakan hingga saat ini adalah metronidazole (nitronimidazol) karena obat ini efektif
terhadap bentuk histolitika maupun bentuk kista. Dosis untuk dewasa adalah 2 gr/hari selama beberapa hari.

Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan :

- Sanitasi yang baik, baik perorangan ataupun lingkungan


- Makanan dan minuman disterilkan dengan baik untuk mencegah penyebaran
- Obati penderita dengan baik karena bisa menjadi sumber penyebaran
- Mencari dan mengisoler orang-orang yang termasuk carrier (orang tanpa gejala, tapi ada parasite dalam
tubuhnya)

Slide 35 adalah contoh kasus yang terjadi dalam bentuk case report

ENTAMOEBA COLI

- Menjadikan manusia sebagai host dan bersifat kosmopolit yang artinya ada dimana-mana. Di Indonesia
sendiri frekuensi kejadiannya mencapai 8-18%
- Ada 2 bentuk, yaitu bentuk vegetative atau trofozoit
- Bergerak menggunakan kaki semu, tapi secara perlahan-lahan
- Ektoplasma : tidak tampak, hanya bila pseudopodium dibentuk perlahan maka bisa dilihat adanya pergerakan
perlahan-lahan
- Endoplasma : bervakuol berisi bakteri sisa makanan
- Sulit dibedakan dengan bentuk minuta Entamoeba histolitika, jadi bisa dilihat dari koriosomnya
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 7

Bentuk Kista :

- Bulat/lonjong; 15-22 mikron; dinding tebal


- Dalam tinja --- berinti 2
--- vakuol glikogen
• Benda kromotoid --- seperti jarum
• Berinti 8 --- kista matang

Infeksi :

- Menelan kista matang


- E. coli – tak pathogen (penting untuk membedakan dari E. Histolytica)

Diagnosis : bentuk trfozoit/kista dalam tinja

E. Coli Tropozoit E. Coli Kista Inti 8 E. Coli Kista Inti 8

(Pewarnaan Iodine) (Pewarnaan Trichrome)

Bentuk Tropozoit, Kista dan Inti E. Coli


7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 8

Keterangan :

8 dan 9 = Tropozoit E. Coli

10. 11 dan 14 = Kista E. Coli

15 dan 16 = Tropozoit E. Hartmanni

17 dan 18 = Kista E. Hartmanni

GIARDIASIS
Giardiasis merupakan penyakit yang diakibatkan oleh Giardia lamblia.

Terdapat 2 morfologi nya yaitu :

Bentuk Trofozoit Bentuk Kista

Daur hidup dari parasite ini biasanya ditemukan di usus halus yaitu kripta duodenum, apabila terinfeksi dengan
parasite ini bisa mengakibatkan adanya radang usus, dan apabila parasite terseut menuju kantung empedu maka
akan mengakibatkan penyumbatan bilirubin. Untuk diagnosis parasite ini biasanya pada tinja yang encer
ditemukan trofozoit, sedangkan pada tinja yang padat ditemukan bentuk kista.

BALANTIDIAIS
Penyebabnya adalah Balantidium coli.

Pada salah satu jurnal di Tropical Parasitology dari laporan kasus, balantidiasis ditemukan pada seorang
manusia 37 tahun.

Balantidium coli adalah satu-satunya ciliate yang menyerang manusia (ciliated pathogen)

BALANTIDIUM COLI

A. Hospes
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 9

Pada Balantidium coli manusia bukan satu-satunya host, tapi juga pada babi dan beberapa spesies kera pada
darah tropis. Jika menginfeksi manusia maka akan menyebabkan penyakit Balantidiasis atau Disentri
balantidium,
B. Penyebaran geografik
Daerah subtropics dan tropis tetapi insidennya rendah. Di Indonesia sendiri jarang terjadi.
C. Morfologi
1. Bentuk Trofozoit
- Lonjong dengan ukuran 60-70µ
- Mempunyai sitostom di anterior yang sempit (sebagai mulut)
- Mempunyai sitopig di posterior yang melebar (sebagai tempat ekskresi)
- Terdapat silia di seluruh permukaan (sebagai alat gerak)
- Pada sitoplasma terdapat dua inti, yaitu :
• Makronukleus yang berbentuk ginjal
• Mikronukleus yang berbentuk bulat kecil
- Mempunyai 1-2 vakuol kontraktil
- Banyak vakuola makanan
- Berkembang biak dengan cara belah pasang
2. Bentuk Kista
- Lonjong dengan ukuran 60 µ
- Berdinding tebal untuk bertahan
- Inti satu yaitu makronukleus
- Kista yang hidup mempunyai bulu getar yang masih bergerak
- Bentuk infektif
- Tidak bekembang biak, tetapi untuk bertahan

Gambar Balantidium coli berbentuk trofozoit dengan pewarnaan


iodine

Bagaimana mengidentifikasi Balantidium Coli?


7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 10

Pada dua gambar diatas, kit adapt mengidentifikasi dengan melihat :

- Pada anterior terdapat sitostom


- Ditemukan seperti ginjal (makronukleus)
- Ada silia

Adapun untuk lebih jelasnya gambar masing-masing dari trofozoit B. Coli dengan kista B. Coli dapat
dilihat pada gambar berikut :

D. Patologi
• Balantidium Coli hidup di selaput lender usus besar
Cara Infeksi :

• Pada kasus-kasus fatal biasanya menunjukkan gejala sindrom disentri (diare disertai lender dan darah)
• Penyakitnya bisa menahun dengan gejala diare diselingi konstipasi, sakit perut, tidak ada nafsu makan,
hingga cachexia
• Pada kasus infeksi ringan biasanya tidak menunjukkan gejala
• Infeksi extraintestinal biasanya didapati peritonitis atau urethritis
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 11

E. Daur Hidup

Ket:

• Kista tertelan bersama makanan/minuman masuk


kedalam tubuh.
• Kista tereksitasi di dalam usus halus membentuk
trofozoit.
• Trofozoit terbawa menuju usus besar, berkembang
biak dan membelah diri yang bisa mengakibatkan
ulkus menggaung pada caecum.
• trofozoit terbawa oleh aliran isi usus ke colon
kemudian akan melakukan enkistasi karena
suasana yang tidak menguntungkan di colon
sehingga kembali membentuk kista yang keluar
bersama tinja akibat gerakan peristaltik.

Gambar diatas menunjukkan daur hidup Balantidium Coli


F. Diagnosis dan Terapi
Diagnosis :
• Bentuk vegetative : tinja menjadi encer
• Bentuk kista : tinja menjadi padat

Pengobatan :

• Tetrasiklin
• Nitrimidazin
• Diiodohidraksikuinolon
• Metronidazole
G. Prognosis
• Penderita dengan infeksi ringan dapat sembuh
• Pada kasus infeksi menahun harus dilakukan pengobatan
• Pada penderita yang lemah bisa menjadi kasus fatal
7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 12

Kasus

1. Pemeriksaan parasitologi feses menunjukkan struktur berikut


A. Struktur lonjong >50 m dengan inti berbentuk ginjal disertai sitostom
B. Struktur lonjong kecil (10 m ) berinti 2
C. Struktur bulat berdinding tebal berinti 8
D. Struktur lonjong berinti bulat jumlah inti 1 dengan bbrp sel darah merah
2. Struktur tersebut adalah
A. Trofozoid
B. Kista
C. Kista
D. Trofozoid
3. Spesies parasite tersebut adalah
A. Balantidium coli
B. Giardia Lamblia
C. Entamoeba coli
D. Entamoeba histolytica
4. Alat gerak parasite tersebut adalah
A. Silia
B. Flagel
C. Kaki semu
D. Ektoplasma
5. Penyakit akibat parasite tersebut adalah
A. Balantidiasis
B. Giardiasis
C. Amoebiasis
D. Amoebiasis
6. Moda transmisi/penularan penyakit akibat parasite tersebut adalah Fecal-Oral

Balantidium coli stadium trofozoit

Entamoeba histolytica stadium trofozoit


7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 13

Entamoeba coli stadium kista inti-8 Giardia lamblia stadium trofozoit

Giardia lamblia stadium trofozoit


7. PARASITOLOGI SISTEM GEH dr. Yenni Yusuf, MID, Ph.D 14

PENYUSUN
Ketua :
Besse Awalia C011181071
Anggota:
Irvan Usemahu C011181069
Tirta Arruan Bulawan Ma’dika C011181070
Reztu Tri Octaviani Palureng C011181072
Ainil Maksura C011181073
Nurul Fadila C011181074
Ahmad Abu Basir C011181075
Nurfadilah C011181076
Nurul Asy’ariyah Ramli C011181077
Andi Rifa Pitabuana C011181078
Nur Ainunnisa Mansur C011181079

Anda mungkin juga menyukai