Anda di halaman 1dari 41

DEPARTEMENT OF CARDIOLOGY

FACULTY OF MEDICINE
HASANUDDIN UNIVERSITY

LAPORAN KASUS

ATRIAL FIBRILASI
Al Fakhri Fauzan Mustahas
C014221008

Residen Pembimbing
dr. Abinisa

Supervisor Pembimbing
dr. Amelia Arindanie, Sp.JP
IDENTITAS

Nama : Ny. H
Umur : 72 tahun (19-10-1950)
Jenis Kelamin : Perempuan
No. Rm : 997327
Alamat : Antang
Pekerjaan : IRT
Tgl Masuk Rs : 03 Maret 2023
ANAMNESIS

Keluhan utama: Sesak

●Anamnesis Terpimpin:
Pasien masuk dengan keluhan sesak napas yang dirasakan sejak 1 minggu dan memberat sejak 1 hari
sebelum masuk ke IGD PJT. DOE (+), PND (+), Orthopnoe (+). Riwayat sesak napas ada sejak 10
tahun yang lalu. Nyeri dada tidak ada, riwayat nyeri dada tidak ada. Berdebar tidak ada, riwayat
berdebar tidak ada. Batuk tidak ada, Demam tidak ada. mual ada. Muntah tidak ada. Riwayat BAK
dan BAB tidak ada keluhan.
Pasien riwayat pengobat rutin dengan Candefar 8mg, Furosemide 20mg, Digoxin 0,25 mg, Simarc 1
mg.
Riwayat Penyakit Terdahulu

• Riwayat hipertensi ada >20 tahun, minum candefar 8mg


• Riwayat Diabetes Mellitus tidak ada
• Riwayat Merokok tidak ada
• Riwayat DM dan penyakit ginjal tidak ada

Riwayat Keluarga

• Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga tidak ada


• Riwayat PJK di keluarga tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK

Deskripsi umum
Keadaan Umum : Sakit berat
Kesadaran : Compos mentis/ GCS 15 E4M6V5

Tanda Vital
Tekanan Darah : 150/100 mmHg
Nadi : 94 kali/menit irregular
Suhu : 36,6 0C
Pernapasan : 20 kali/menit
SpO2 : 98% in room air
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normocephal

Mata : Konjungtiva pucat tidak ada, sklera ikterik tidak ada

Leher : JVP R+3 cm H2O, Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening, trakea midline
Kaku Kuduk : Negatif
Paru
• Inspeksi : Simetris kedua hemithorax saat statis dan dinamis
• Palpasi : Taktil fremitus sama di kedua hemitorax
• Perkusi : Sonor dikedua hemithorax
• Auskultasi : Vesikuler, ronkhi basal bilateral dan wheezing tidak ada

Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : S1, S2 irreguler, murmur sistolic grade III/IV di apex, murmur sistolic III/VL di LLSB
Abdomen : Datar ikut gerak napas, peristaltik kesan normal. hepar dan lien tidak teraba pembesaran

Ekstremitas : Akral hangat, Edema ekstremitas bilateral ada, CRT <2 detik
EKG

Tanggal pemeriksaan : 04-03-2023


Hasil :

Supraventricular rhythm, Heart Rate avg


90 bpm, irregulary irregular, unseen p
wave, QRS duration 0,08s, no ST T
changes, LVH strain
LABORATORIUM
● Darah Rutin (04-03-2023)
● Kimia Darah (27-02-2023)
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan

WBC 5.1 4.00-10.00 103/uL Glukosa Darah


HGB 11.7 12.0-16.0 g/dL GDS 94 140 mg/dL
PLT 236 150-400 103/uL Fungsi Hati
Neut 50.4 52.0-75.0 % SGOT 38 <38 U/L
Lymph 29.4 20.0-40.0 % SGPT 24 <41 U/L
Koagulasi
PT 12.2 10-14 Detik
APTT 28.5 22.0-30.0 Detik
INR 1.14 -
LABORATORI
UM
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan

● Darah Rutin (04-03-2023) Elektrolit


Natrium 138 136-145 mmol/l
Kalium 4.3 3.5-5.1 mmol/l
Klorida 106 97-111 mmol/l
Fungsi Ginjal
Ureum 69 10-50 mg/dl
Kreatinin 1,36 L<1.3; P<1.1 mg/dl
Asam 2.4-5.7 mg/dL
Urat
Pencitraan

Echocardiography
Foto Thorax 04/03/2023

- Severely abnormal LV systolic function EF 28.8 %


05/03/2023
(TEICH), 27.6 % (Biplane)

● Cardiomegaly disertai dilatatio et - Decreased RV systolic function TAPSE 1.4 cm, S lat
atherosclerosis aortae 7.08 cm/s

● Pulmo dalam batas normal - Severe MR, Severe TR, Mild PR

- All Chambers Dilatation

- Eccentric LVH

- Segmental Akinetic and Hypokinetic

- eRAP 15 mmHg (2.61/2.32)


Assessment

• Atrial Fibrilation Normoventricular Response


(CHA2DS2VAS score 4, HASBLED 2)
• Congestive Heart Failure NYHA III
• Heart Failure reduce Ejection Fraction
• Hypertensive Heart Disease
Tatalaksana
• IVFD NaCL 0.9% 20 TPM
• Furosemid 40mg/iv/bolus dilanjutkan dengan Furosemid
10mg/jam/sp
• Digoxin 0,25mg /24jam/oral
• Simarc 2mg/24jam/oral
• Candesartan 8mg/24jam/oral
●PEMBAHASAN
DEFINISI

● Atrial fibrilasi adalah takiaritmia supraventricular khas dengan aktivasi


atrium yang tidak terkoordinasi sehingga mengakibatkan kontraksi
ventrikel tidak efektir, ditandai dengan tidak adanya gelombang P yang
khas pada EKG dan digantikan dengan gelombang F.
EPIDEMIOLOGI
prevalensi AF 0.2%
pada populasi urban
Jakarta.

Peningkatan persentase
populasi usia lanjut →
peningkatan kejadian AF secara
signifikan
ETIOLOG
I
Predisposisi Peningkatan Proses Inflamasi Gangguan
Genetik Tekanan Atrial Dan Infiltratif Endokrin

Faktor Usia Sedentary Life Merokok Obesitas


Style
PATOFISIOLOGI

• Patofisiologis yang mendahului terjadinya AF

Proliferasi & diferensiasi fibroblas menjadi miofibroblas => deposisi jaringan


ikat dan fibrosis di atrium => Gangguan elektris antara serabut otot dan serabut
konduksi di atrium

Sistem saraf simpatis : Peningkatan Ca2+ intraselular


Sistem saraf parasimpatis (Vagal): Pemendekan periode refrakter efektif atrium

Faisal, I., 2020. Karakteristik Pasien Penderita Atrial Fibrilasi di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
PATOFISIOLOGI
• Mekanisme elektrofisiologis

Pemicu (trigger) /Mekanisme Fokal => Pemicu dari daerah-daerah tertentu


Substrat/ Mekanisme reentri mikro (multiple wavelet hypothesis) => Banyaknya
wavelet yang tersebar secara acak dan saling bertabrakan satu sama

Faisal, I., 2020. Karakteristik Pasien Penderita Atrial Fibrilasi di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Faisal, I., 2020. Karakteristik Pasien Penderita Atrial Fibrilasi di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Faisal, I., 2020. Karakteristik Pasien Penderita Atrial Fibrilasi di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Faisal, I., 2020. Karakteristik Pasien Penderita Atrial Fibrilasi di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
KLASIFIKASI
● Predisposisi Genetik Berdasarkan Respon Ventrikel
● Berdasarkan presentase dan 1. AF RVR
durasinya:
1. AF yang pertama kali terdiagnosis
2. AF paroksismal
3. AF persisten 2. AF NVR
4. AF persisten lama
5. AF permanen
3. AF SVR
AF menurut etiologi:
1. AF lone
2. AF non-valvular
3. AF sekunder
DIAGNOSIS

Anamnesis Pemeriksaan Fisis Pemeriksaan


Penunjang
Spektrum presentasi klinis AF sangat
bervariasi, mulai dari asimtomatik hingga
syok kardiogenik atau kejadian Anamnesis
serebrovaskular berat. Hampir > 50%
episode AF tidak menyebabkan gejala
(silent atrial fibrillation). Beberapa gejala
yang mungkin dikeluhkan pasien antara
lain:
• Palpitasi.
• Mudah lelah atau toleransi rendah
terhadap aktivitas fisik
• Presinkop atau sinkop
• Kelemahan umum,pusing
PERKI. Pedoman tata laksana fibrilasi atrium. 2019
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisis juga dapat memberikan informasi tentang dasar penyebab dan gejala sisa dari AF.
• Tanda Vital --> Pengukuran HR, tekanan darah, RR dan saturasi oksigen.
biasanya denyut nadi umumnya ireguler dan cepat, sekitar 110-140x/menit, tetapi jarang melebihi 160- 170x/menit.
• Kepala dan Leher
Pemeriksaan kepala dan leher dapat menunjukkan eksoftalmus, pembesaran tiroid, peningkatan tekanan vena jugular atau
sianosis dan bruit pada arteri karotis.
c. Paru
biasanya ditemuka tanda-tanda gagal jantung (misalnya ronki, efusi pleura). Mengi atau pemanjangan ekspirasi.
d. Jantung
Pada Palpasi dan auskultasi di dapatkan pergeseran dari punctum maximum atau adanya bunyi jantung tambahan (S3)
mengindikasikan pembesaran ventrikel dan peningkatan tekanan ventrikel
kiri.
e. Abdomen
Adanya asites, hepatomegali atau kapsul hepar yang teraba mengencang dapat mengindikasikan gagal jantung kanan atau
penyakit hati intrinsik.
f. Ekstremitas Bawah
dapat ditemukan sianosis, jari tabuh atau edema. Ekstremitas yang dingin dan melemahnya nadi perifer.

PERKI. Pedoman tata laksana fibrilasi atrium. 2019


Pemeriksaan Penunjang

Elektrokardiogram Pemeriksaan Lab Foto Thorax


Irama irregularly irregular, tidak ada Darah lengkap, elektrolitm ureum, Normal atau ada bukti gagal jantung
gelombang P, komleks QRS ireguler kreatinin serum, enzim jantung, atau tanda patologi parenkim atau
peptida natriuretik, D-dimer, fungsi vaskular paru
tiroid, kadar digoksin

Ekokardiografi Monitor Holter atau


Evaluasi trombus atrial sekunder dan CT dan MRI Event Recording
struktur jantung Menyingkirkan emboli paru
Menegakkan diagnosis atrial fibrilasi
paroksismal

Sumber : PERKI. Pedoman tata laksana fibrilasi atrium. 2019


Nesheiwat Z, Goyal A, Jagtap M. Atrial Fibrillation. StatPearls [Internet]. 2021 Nov 28
DIAGNOSIS BANDING

Multifocal Atrial
Junctional Tachycardia
Atrial Flutter Tachycardia
R-R interval reguler
Sawtooth appereance Ada gel P, namun
morfologinya berbeda-
beda.
TERAPI KASUS

● Nacl 0,9 % 500 cc/24 jam/IVFD


● Amiodarone 300 mg/250 ml/ dextrose 5% (habis dalam 30-60
menit)
● Aspilet 80 mg/24 jam/ oral
● Clopidogrel 75 mg/24 jam/ oral
● Atorvastatin 40 mg/24 jam/ oral
● Heparin 12 iu/KSBB/syringe pump
● Amlodipin 10 mg/24 jam/oral
● Nitrokaf Retard 2,5 mg/12 jam/oral
● ISDN 5 mg/Sublingual (jika nyeri dada)
● Furosemide 40 mg/12 jam/intravena
● Lansoprazole 30 mg/24 jam/oral
● Spironolactone 25 mg/24 jam/oral (tunda)
TATALAKSANA

TATALAKSANA
TERAPI TATALAKSANA
JANGKA
ANTITROMBOTIK FASE AKUT
PANJANG
TERAPI ANTITROMBOTIK
SKOR CHA2DS2-VASc

Congestive heart failure = 1


Hypertension = 1
Age ≥75 years = 2
Diabetes mellitus = 1
Stroke history = 2
Peripheral vascular disease = 1
Age between 65 to 74 yerars =1
Sex category (female) = 1

SKOR HAS-BLED
Hypertension
Abnormal
renal or liver function,
history of Stroke
history of Bleeding
Labile INR value
Elderly
antithrombotic Drugs and alcohol

skor HAS-BLED ≥3  pengawasan


berkala dan upaya untuk mengoreksi
faktor-faktor risiko yang dapat diubah.
TATALAKSANA FASE AKUT
Kendali laju fase akut

 beta blocker atau calcium channer blocker non-dihidropiridin dapat


diberikan pada pasien dengan hemodinamik stabil
 Digoksin atau amiodaron direkomendasikan untuk mengontrrol laju
ventrikel pada FA dengan gagal jantung atau FA dengan hipotensi
 Fibrilasi atrium dengan preeksitasi  antiaritmia kelas I (propafenon,
disopiramid, mexiletine) atau amiodaron.

Kendali irama fase akut


 Pasien yang masih simtomatik dengan gangguan hemodinamik
meskipun strategi kendali laju telah optimal, dapat dilakukan
kardioversi farmakologis dengan obat antiartimia IV atau kardioversi
elektrik

 Obat intravena untuk kardioversi farmakologis yang tersedia di


Indonesia adalah amiodaron.

Terapi Pil dalam Saku


 Propafenon oral (450-600 mg) dapat dipilih pada pasien dengan
symptom berat dan FA jarang (sekali dalam sebulan)
TATALAKSANA JANGKA PANJANG

KENDALI LAJU JANGKA PANJANG KARDIOVERSI ELEKTRIK

KENDALI IRAMA JANGKA PANJANG ABLASI ATRIUM KIRI


Kendali laju jangka panjang

● Beta blocker direkomendasikan sebagai pilihan


pertama pada pasien FA dengan gagal jantung dan
fraksi ejeksi rendah atau pasien dengan riwayat infark
miokard.
● Jika monoterapi tidak cukup, dapat ditambahkan
digoksin .
● Amiodaron untuk kendali laju hanya diberikan apabila
obat lain tidak optimal
Kendali irama jangka panjang

● Strategi kendali irama dipilih pada pasien yang masih


mengalami simtomp meskipun terapi kendali laju telah
oprimal.
● Pilihan pertama terapi kendali irama adalah obat
antiartimia.
● Obat antiaritmia yang ada di Indonesia untuk kardioversi
farmakologis adalah amiodaron dan propafenon.
● amiodaron dalam penggunaan jangka panjang
mempunyai efek toksik
● Propafenon tidak boleh diberikan pada pasien dengan
penyakit jantung koroner atau gagal jantung sistolik.
KARDIOVERSI
ELEKTRIK
ABLASI ATRIUM KIRI

● direkomendasikan pada pasien FA yang masih


simtomatik meskipun telah dilakukan terapi
medikamentosa optimal atau pasien memilih
strategi kendali irama karena menolak
mengonsumsi obat antiaritmia seumur hidup
Komplikasi
Pembekuan darah Dementia dan kerusakan Serangan jantung
fungsi kognitif

Gagal jantung Stroke Cardiac Arrest


PROGNOSIS

Prognosis pasien dengan atrial fibrilasi terutama pada


pasien gagal jantung adalah tetap buruk meskipun ada
kemajuan dalam pengobatan.
Thanks
Arigatou
Syukron
Danke
Xie Xie
Gracias
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai