Anestesi Umum
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. J Diagnosis pre-op : Tonsilitis
Jenis Pembedahan : Tonsilektomi
Usia : 16 tahun
Jenis Anestesi : General Anestesi
Jenis Kelamin : Laki – laki Tanggal Masuk RS : 1 Juli 2019
Pekerjaan : Pelajar
ILUSTRASI KASUS
ANAMNESIS (Autoanamnesis)
TANGGAL : 2 JULI 2019
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis Tanda Vital Antropometri
Keadaan umum : Baik TD : 120/80 mmHg Berat badan : 52 kg
H R : 8 4 x / m e ni t Tinggi badan : 170 cm
Kesan sakit : Sakit ringan
Suhu : 36,5˚C BMI : 18
Kesadaran : Compos mentis RR : 20 x/menit Status gizi : K u r a ng
(GCS 15)
STATUS LOKALIS
Kepala : Normocephali
Mata : CA -/-, SI -/-
Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-)
Telinga : Normotia, MT intak, liang telinga lapang, hiperemis -/-, edema -/-, serumen
prop -/-
Mulut : Hygiene baik, gigi utuh, gigi palsu (-)
Tenggorokan : Tonsil T3/T3, hiperemis (-/-),kripta melebar (-/-)
STATUS LOKALIS (2)
Leher : Pembesaran KGB dan tiroid (-)
Toraks : Gerak dada simetris, retraksi (-)
Jantung : S1/S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : SNV, Rh -/-, Wh -/-
Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-), venektasi (-), massa (-)
Auskultasi : bising usus (+)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), pembesaran hepar & lien (-)
Perkusi : timpani pada 4 kuadran
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi Rutin Nilai Satuan Nilai Rujukan
FISIOLOGI PERNAFASAN
GENERAL ANESTHESIA
VOLATIL NON-VOLATIL
Inhalasi Injeksi/parenteral
GENERAL ANESTHESIA
GENERAL ANESTHESIA
TINJAUAN PUSTAKA
PREMEDIKASI
- selektif terhadap reseptor antagonis 5-Hidroksi-Triptamin (5-HT3)
- mencegah mual dan muntah setelah operasi dan radioterapi.
Ondansetron - 4 mg IV (dosis maksimal 8 mg)
- Di eliminasi dengan cepat dari tubuh
- Efek samping yang umum ditemukan adalah konstipasi
TINJAUAN PUSTAKA
INDUKSI
- hipnotik-sedatif
- sukar larut dalam air atau bersifat hidrofobik, diformulasikan dalam bentuk
emulsi
- mula kerja/onset yang cepat (sekitar 3 menit setelah injeksi bolus) dan lama
kerja yang relatif lebih singkat
PROPOFOL - Efek Samping:
- menimbulakn nyeri saat injeksi Lidokain, Depresi Nafas, Hipotensi,
Bradikardi, Bronkospasme, Laringospasme
- di metabolisme di hati, ekskresi melalui ginjal
TINJAUAN PUSTAKA
OBAT EMERGENSI
- golongan adredergik (simpatomimerik)
- MK: mengaktivasi reseptor neurotransmitter norepinefrin α dan β
Efedrin - Indikasi : jika sistol < 90 mmHg
- Dosis dewasa; 2,5 mg/kgBB (IV)
- Reseptor α1 : kontraksi otot polos pemb darah vasokonstriksi TD naik
- Gol. Antikolinergik
- Dosis: 0,4 – 0,6 mg (IV)
Sulfas - Lama kerja : 4-6 jam
- Reseptor kolinergik merangsang saraf parasimpatis sekresi kelenjar
atropin keringat, saliva, dan kelenjar bronkus meningkat, spasme bronkus,
menurunkan kontraktilitas jantung, dan menyebabkan efek hipotensi.
- Tujuan : untuk mengatasi bradikardi dan mengurangi hipersalivasi
TINJAUAN PUSTAKA
MAINTENANCE
bersifat anestetik lemah,
N2O tetapi analgesianya kuat
ANESTESI INTRAVENA
Anestesi umum intravena adalah anestesi yang diberikan melalui jalur intravena,
baik untuk tujuan hipnotik, analgetik ataupun pelumpuh otot.
Fungsi dari mesin anesthesia adalah menyalurkan gas atau campuran gas
anestetik yang aman ke rangkaian sirkuit anestetik yang kemudian akan dihirup
oleh pasien.
SISTEM LINGKAR (CIRCLE SYSTEM)
Sistem ini menggunakan dua katup ekspirasi, satu di dekat sungkup muka dan satu
lagi di dekat kantung cadang
Ada kanister berisi kapur soda yang berfungi sebagai penyerap CO2
Keuntungan dari sistem lingkar adalah aliran yang digunakan rendah sehingga lebih
ekonomis dan tingkat polusi udara rendah.
Kerugian dari sistem lingkar adalah resistensi tinggi.
SIRKUIT ANASTESI
Sirkuit anastesia ada beberapa macam yang telah digunakan yaitu sirkuit lingkat
(circle system), sistem tetes terbuka, sistem insuflasi, dan sistem maple.
CIRCULAR CIRCUIT SYSTEM
TINJAUAN PUSTAKA
• Gangguan pernapasan
etiologi : obstruksi total atau parsial
• Gangguan kardiovaskular
hipertensi, hipotensi
• Gelisah
etiologi : hipoksia, hipotensi, kesakitan
• Nyeri
analgesik
• Mual muntah
anti emetik
• Mengigil
efek dari obat anastesi, suhu ruangan yang dingin, bedah abdomen
yang luas dan lama
ANALISIS KASUS
ANALISIS KASUS
Tn. J (16 tahun)
ASA 2, yaitu pasien dengan keluhan penyakit sistemik ringan
Akan dilakukan tonsilektomi dengan anastesi umum
2
Nilai
2 Respirasi:
Mampu napas dalam, batuk dan tangis kuat 2
Sesak atau pernapasan terbatas 1
Henti napas 0
3 Tekana darah:
Berubah sampai 20% dari prabedah 2
Berubah 20%-50% dari prabedah 1
Berbubah > 50% dari prabedah 0
4 Kesadaran:
Sadar baik dan orientasi baik 2
Sadar setelah dipanggil 1
Tak ada tanggapan terhadap rangsangan 0
5 Warna kulit:
Kemerahan 2
Pucat agak suram 1
Sianosis 0
Keterangan :
Pasien dapat dipindah ke ruangan jika jumlah nilai 10
LAPORAN ANESTESI
Pre Operatif
3 Tekana darah:
Berubah sampai 20% dari prabedah 2
Berubah 20%-50% dari prabedah 1
Berbubah > 50% dari prabedah 0
4 Kesadaran:
Sadar baik dan orientasi baik 2
Sadar setelah dipanggil 1
Tak ada tanggapan terhadap rangsangan 0
5 Warna kulit:
Kemerahan 2
Pucat agak suram 1
Sianosis 0
Keterangan :
Pasien dapat dipindah ke ruangan jika jumlah nilai 10
KESIMPULAN
• Pemeriksaan pra anastesi untuk mengetahui kondisi pasien dan
memperkirakan masalah yang mungkin timbul saat perioperatif.
• Tn. J dengan ASA II, dan mallampati 1, dengan teknik anestesi General
Anesthesia dengan menggunakan intubasi Endotracheal tube no. 07
• Dalam kasus Tn. J selama operasi berlangsung tidak ada hambatan
yang berarti baik dari segi anestesi maupun dari tindakan.
• Di recovery room, pasien kembali compos mentis dan dikirim ke
bangsal setelah memenuhi kriteria aldrette score
DAFTAR PUSTAKA
1. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s 8. Daabiss M. American society of anesthesiologists physical status classification.
Clinical Anesthesiology. 5th ed. Mc Graw Hill: United States. 2013; US National Library of Medicine. 2011;55(2):111-15.
793-863.
9. Brown EN, Lydic R, Schiff ND. General Anesthesia, Sleep, and Coma. US
2. Donohue C. An Introduction of Anesthesia. British Journal of Hospital
Medicine. 2013;4:(5):71-5. National Library of Medicine. 2010;363(27):2638-50. (dari no 7 yang
lama)
3. Baugh RF, Archer SM, Mitchell, RB, et al. Clinical Practice
Guideline: Tonsillectomy in Children. American Academy of 10. Desai, Arjun M. Anestesi. Stanford University School of Medicine. 2010. At:
Otolaryngology Head and Neck Surgery. 2011;144(IS) SI-S30.
http://emedicine.medcape.com (dari no 8)
4. Nurrobbi, Kusantri. Tonsilitis kronis. Jakarta. 2012 (diakses 11. Soenarjo, dkk. Anestesiologi. Semarang: Ikatan Dokter Anestesi dan
November 2012). Diunduh dari: URL: http://96570032-Tonsilitis-
Kronis.pdf Reanimasi Cabang Jawa Tengah. 2010 (dari no 9)
5. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed 6. Jakarta : 12. Brockwell RC, Andrews JJ. Inhaled Anesthetic Delivery Systems. In: Miller‟s
EGC. 2012. Anesthesia.7th ed. San Fransisco : Elsevier, 2010. ebook
6. Christopher D Press. General Anesthesia. 2015. At : 13. Eisenkraft JB, Longnecker DE, Brown DL, Newman MF, Zapol WM. Anesthesia
https://emedicine.medscape.com/article/1271543-overview.
Accesed May 20, 2018. Delivery System. In: Anesthesiology. New York : McGraw-Hill, 2008; 767 –
820
7. Lundstorm LH, et al. Poor prognostic value of the modified
Mallampati score : a meta analysis involving 177.088 patients. 14. Janet M, Torpy, Lynm C, Golub RM. General Anesthesia. JAMA Network.
Bristish Journal of Anesthesia. 2011;107(5):659-67.
2011;305(10):1050.
TERIMA KASIH