Burst lobe adalah pendarahan intrakranial yang mempengaruhi lobus otak (bagian dari
hemisfer otak) dan ditandai oleh pendarahan intraserebral kemudian berlanjut menjadi
perdarahan subdural. Burst lobe ini memiliki efek yang cukup fatal, karena biasanya
disebabkan adanya hematoma intraserebral yang disertai dengan hematoma subdural,
kontusio atau laserasi pada daerah yang sama. Paling sering terjadi pada lobus frontal dan
temporal. 1
- Perdarahan intraserebral
Perdarahan dapat terjadi segera, dapat pula beberapa hari atau minggu
kemudian, khususnya pada pasien lanjut usia. Sehingga dapat saja terdapat periode
lucid interval yang cukup lama yang kemudian diikuti dengan munculnya gejala
secara progresif. Defisit neurologis yang didapatkan sangat bervariasi dan tergantung
pada lokasi dan luas perdarahan. Gambaran klinis yang berat akan seperti perdarahan
otak akibat hipertensi, yaitu terjadi koma, hemiplegia, dilatasi pupil, tanda Babinski
positif bilateral, dan pernafasan yang menjadi iregular. Perdarahan pada lobus
temporal memberikan risiko besar terjadinya herniasi uncal yang berakibat fatal.
Manifestasi Klinik dari ICH ditentukan oleh ukuran dan lokasi dari
perdarahan, tetapi dapat meliputi beberapa gejala dibawah ini :
- Hipertensi, demam, atau aritmia
- Kaku kuduk
- Perdarahan subhyaloid retina
- Perubahan tingkat kesadaran
- Anisokoria (ukuran kedua pupil tidak sama)
- Defisit neurologis fokal
- Subdural hematoma
Subdural hematom diartikan sebagai penumpukan darah di antara dura dan
arachnoid. Lesi ini lebih sering ditemukan daripada epidural hematom. Angka
mortalitas subdural hematom 60-70 %. Hematoma ini lebih sering dibandingkan
hematoma epidural dan biasanya tidak terkait dengan fraktur kranium. Hematoma
subdural biasanya disebabkan oleh kerusakan bridging veins yang menyebabkan
perdarahan di ruang antara duramater dan araknoid. Hematoma subdural akut
memberikan gambaran lesi hiperdens berbentuk bulan sabit (konkaf) yang dapat
melewati sutura dan masuk ke dalam fisura interhemisfer namun tidak melewati garis
tengah. Jika hematoma ini menjadi subakut atau darah bercampur cairan LCS,
gambarannya bisa menjadi lesi isodens (terlihat berupa pergeseran sulkus). Sedangkan
hematoma subdural kronis (setelah 3 minggu) memberi gambaran hipodens.4
Berdasarkan waktu perkembangan lesi ini hingga memberikan gejala klinis,
dibedakan atas4:
1) Akut, gejala timbul dalam tiga hari pertama setelah cedera. Pada gambaran
CT-Scan, terdapat daerah hiperdens berbentuk bulan sabit. Jika penderita
anemis atau terdapat cairan serebro spinal yang mengencerkan darah di
subdural, gambaran tersebut bisa isodens atau bahkan hipodens.
2) Subakut, gejala timbul antara hari keempat sampai hari ke 20. Gambaran CT
berupa campuran hiper, iso dan hipodens.
3) Kronis, jika gejala timbul setelah tiga minggu. Sering timbul pada usia lanjut,
dimana terdapat atropi otak sehingga jarak permukaan korteks dan sinus vena
semakin menjauh dan rentan terhadap goncangan. Kadang-kadang benturan
ringan pada kepala sudah dapat menimbulkan SDH kronis. SDH kronis dapat
terus berkembang karena terjadinya pendarahan ulang (rebleeding) dan
tekanan osmotik yang lebih tinggi dalam cairan SDH kronis sebagai akibat
dari darah yang lisis, akan menarik cairan ke dalam SDH.
Gambar 4. Hematoma subdural akut (A), subakut (B), dan kronis (C). A,
Terdapat gambaran lesi hiperdens berbentuk bulan sabit (tanda panah putih) dengan
herniasi otak yang ditunjukkan oleh dilatasi temporal horn kontralateral (tanda panah
terputus). B, Hematoma menjadi isodens yang ditunjukkan oleh tidak tampaknya
sulkus (tanda panah putih) dibandingkan sisi sebelahnya (tanda panah hitam). C,
Gambaran hematoma menjadi hipodens (tanda panah putih) dan masih terdapat
pergeseran fisura interhemisfer (tanda panah terputus) dan kompresi ventrikel lateral.4
DAFTAR PUSTAKA
1. Wahjoepramono E. Cedera kepala. Fakultas kedokteran Universitas Pelita Harapan,
Karawaci, Tangerang. 2005:1-2.
2. D RWEM. Neurology and Trauma: Oxford University Press; 2006.
3. Grafman J, Salazar AM. Traumatic brain injury: Elsevier; 2015.
4. Herring W. Learning Radiology E-Book: Recognizing the Basics: Elsevier Health
Sciences; 2015.