Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Situasi pasca perang dunia I (1914-1918) mempengaruhi hubungan Nederland dan
Indonesia. Pergerakan nasional menjadi makin radikal. Budi Utomo memperluas kegiatannya
dengan masuk politik, dimana bersama SI menuntut diadakannya milisi bagi bumi putera Hindia
Belanda. Pemerintah kolonial mengeluarkan UU tentang pembentukan Volksraad di tingkat
pusat. Realisasinya pada waktu gubernur jendral Limburg Stirum berpidato pada pembentukan
Volksraad tanggal 18 Mei 1918. Disamping itu juga disebabkan masuk dan berkembangnya
aliran sosialisme ke Indonesia melalui ISDV. Sehingga strategi pergerakan meliputi:
a. Tuntutan diadakannya milisi bagi bumi putra (Inlandsche Militie) dirintis SI dan BU.
b. Pembentukan Radicale Consentratie (Konsentrasi radikal) pada Nopember 1918.
Setelah perang dunia I, perasaan anti kolonialisme dan anti imperialisme dalam bangsa
terjajah di Asia Afrika makin menonjol. Hal ini didukung seruan presiden Wilson (AS) tentang
hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa-bangsa. Kematangan dalam perjuangan dan sikap
keras yang diambil pemerintah kolonial menyebabkan sikap moderat makin ditinggalkan dan
sikap radikal makin menonjol. Sikap ini ditandai oleh taktik non kooperasi dari pergerakan
kebangsaan. Dalam arti dalam memperjuangkan cita-citanya mereka tidak mau bekerjasama
dengan pemerintah kolonil terutama bidang politik.Berbagai upaya dilakukan sendiri misal
memperkokoh persatuan nasional, memajukan pendidikan, meningkatkan  kegiatan sosial untuk
kesejahteraan rakyat.1

1
Sardiman A.M. Kusriyantinah,Sejarah Nasional Indonesia Dan Umum : kendang sari 1996

1
Konsentrasi Radikal terdiri dari BU, SI, ISDV dan Insulinde (organisasi pengganti IP).
Gerakan ini menuntut diadakannya perubahan ketatanegaraan yang meliputi:
a. Pembentukan Dewan Kerajaan yang terdiri dari wakil wilayah kerajaan dengan kedudukan
dan hak yang sama.
b. Mengubah Volksraad menjadi parlemen dengan hak perundangan dan hak bugjet.
c. Mengubah Raad van Indië (Dewan India) menjadi Raad van Staat/ Senat.
d. Kepala departemen bertanggung jawab kepada Volksraad yang telah dubah menjadi
parlemen.
e. Perluasan otonomi sampai ke desa dan luar Jawa.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana perkembangan pergerakan-pergerakan nasional yang bergerak di bidang
politik masa/priode 1920-1930?
b. Bagaimana perkembangan pergerakan-pergerakan organisasi pemuda masa/priode 1920-
1930?

1.3 Tujuan Penelitian


a. Untuk mengidentifikasi perkembangan pergerakan-pergerakan nasional yang bergerak di
bidang politik masa/priode 1920-1930.
b. Untuk mengetahui perkembangan pergerakan-pergerakan organisasi pemuda masa/priode
1920-1930.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pergerakan-Pergerakan Nasional Yang Bergerak Dalam Bidang Politik (PKI, SI, BU,
PI, PNI, PPPKI), Dan Pemuda Pada Masa/Periode 1920-1930
Pergerakan pada masa 1920-1930 adalah masa gerakan radikal/non-kooprasi. Taktik non
kooperasi pada masa ini dilakukan organisasi SI, Perhimpunan Indonesia, PNI dan PKI.
Radikalisasi bertambah kuat sejak tahun 1921, yang disebabkan oleh:
a. Timbulnya krisis ekonomi tahun 1921 dan krisis perusahaan gula sejak 1918.
b. Penggantian kepala pemerintahan dengan gubernur jendral Fock yang bersikap reaksioner.
Pada masa ini organisasi pergerakan yang berkembang adalah Perhimpunan Indonesia
yang semula bernama Indische Vereneiging (1908). Kegiatan PI (1925) meliputi propaganda di
Indonesia danluar negeri. Organisasi PI bersifat nasional demokratis dan anti kolonial. PI pernah
mewakili Indonesia dalam kegiatan Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial, Liga
Demokrasi Internasionl, Konggres Wanita Internasional dan berhubungan dengan Komunis
Internasional. Kegiatan ini dilakukan dalam kurun waktu 1926-1927. Kegiatan PI di Eropa dan
pengaruh yang makin kuat  mulai dicurigai Belanda. Tuduhan akan mengadakan pemberontakan
dijadikan dalih untuk melakukan penggeledahan terhadap pemimpin PI (Juni 1927). Empat
pemimpinnya ditangkap dan diadili: M. Hatta, Nazir Datuk Pamuncak, Ali Sastroamijoyo dan
Abdul Majid Joyoadiningrat. Mereka tidak terbukti dan dibebaskan, namun gerak geriknya
diawasi dengan ketat. Organisasi PKI juga berkembang pesat dengan menyusup ke dalam SI.
Setelah merasa cukup kuat, tahun 1926-1927 dilakukan gerakan pemberontakan di Jawa barat,
Jawa tengah dan Sumatra. Pemberontakan dapat dipadamkan dengan korban dalam jumlah besar.
Dalam situasi demikian muncul PNI yang didirikan di Bandung pada 4 Juli 1927. PNI bersikap
anti kolonialisme dan non kooperasi, tetapi berusaha menggalang persatuan dengan partai lain
untuk mencapai cita-cita.2

2
Tugiyono,KS,Sutrisno Kutoyo,Alex Peta,Atlas dan Lukisan Sejarah nasional 1 indonesia jilid
II ,CV,Baru,Jakarta,1985

3
PNI mengadakan pembelaan terhadap pimpinan PI dan menyebarluaskan konsep
nasionalismenya.Usaha PNI:
a. Membentuk PPPKI (Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia.
b. Federasi ini dibentuk dalam konferensi 17-18 Desember 1927 di Bandung. PPPKI
beranggotakan PNI, SI, Budi Utomo, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi,
Indonesische Studieclub dan Algemeene Studieclub.
PPPKI berusaha mencapai:
1. Persamaan arah aksi kebangsaan, memperkuatnya dengan memperbaiki organisasi dan
melakukan kerjasama dalam perjuangan.
2. Menghindarkan perselisihan antar anggota yang hanya akan merugikan perjuangan.
Kemajuan yang dicapai organisasi pergerakan menimbulkan kecemasan kalangan reaksioner
Belanda di Indonesia. Isu PNI akan mengadakan pemberontakan dijadikan dasar untuk
penggeledahan dan penangkapan pemimpinnya (24 Des 1929).Terhadap peristiwa ini, kalangan
pergerakan kebangsaan melakukan protes. Para pimpinan PNI diadili dan dijatuhi hukuman
penjara. Soekarno melakukan pembelaan dengan pidato Indonesia Menggugat. Peristiwa ini
mengakibatkan banyak pimpinan PNI dipenjara. Sehingga atas inisiatif Mr. Sartono, PNI
dibubarkan pada 25 April 1930. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut:
1. PKI (Partai Komunis Indonesia)
PKI merupakan salah satu organisasi pergerakan nasional, walaupun dalam perjalanannya
termasuk dalam kelompok organisasi yang radikal, Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi
berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa
oleh Sneevliet. Iabersama teman-temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma,
mendirikan Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang padatanggal 4 Mei
1914.Tokoh-tokoh Indonesia yang bergabungdalam ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin,
dan lain-lain.PKI terusberupayamendapatkanpengaruhdalammasyarakat.Salah satuupaya yang
ditempuhnyaadalahmelakukaninfiltrasidalamtubuhSarekat Islam (SI).3

3
S.W Siswoyo, Sejarah yang sederajat,P.T Intan Pariwara,1980

4
Infiltrasi dapat dengan mudah dilakukan karena ada beberapa factor berikut:
a.Adanya kemelut dalam tubuh SI, di mana pemerintah Belanda lebih member pengakuan
kepada cabang Sarekat Islam lokal.
b. Adanya disiplin partai dalam SI, di mana anggota SI yang merangkap anggota ISDV harus
keluar dari SI. Akibatnya SI terpecah menjadi SI Merah dan SI Putih.
Setelah berhasil menyusup dalam tubuh SI, jumlah anggota PKI semakin besar.PKI
berkembang pesat.Berikut ini ada beberapafaktor yang menyebabkan PKI berkembang pesat.
a. Propagandanya yang sangat menarik.
b. Memiliki pemimpin yang berjiwa kerakyatan.
c. Pandai merebut massa rakyat yang tergabung dalam partai lain.
d. Sikapnya yang tegas terhadap pemerintah colonial dan kapitalis.
e. Di kalangan rakyat terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan Ratu Adil.
Organisasi PKI makin kuat ketika pada bulan Februari 1923 Darsono kembali dari Moskow.
Ditambah dengan tokoh-tokoh Alimin dan Musso, maka peranan politik PKI semakin luas. Pada
tanggal 13 November 1926, Partai Komunis Indonesia mengadakan pemberontakan di Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pemberontakan ini sangat sia-sia karena massa sama
sekali tidak siap di samping organisasinya masih kacau. PKI telah mengorbankan ribuan orang
yang termakan hasutan untuk ikut sertadalam pemberontakan. Dampak buruk lainnya yang
menimpa para pejuang pergerakan di tanah air adalah berupa pengekangan dan penindasan yang
luar biasa dari pemerintah Belanda sehingga samasekali tidak punya ruang gerak. Walaupun PKI
dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara illegal mereka masih melakukan kegiatan
politiknya. Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propaganda untuk tetap memperjuangkan
aksi revolusioner di Indonesia.4

4
Nico thamiend dan MPB Manus,Sejarah nasional,yudhistira:Jakarta2000

5
2. SI (Serikat Islam)
Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama
Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi
sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI adalah kooperasi,
dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam. Keanggotaan SDI
masih terbatas pada ruang lingkup pedagang, maka tidak memiliki anggota yang cukup banyak.
Oleh karena itu agar memiliki anggota yang banyak dan luas ruang lingkupnya, maka pada
tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam).
Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S
Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat Islam berkembang pesat karena
bermotivasi agama Islam. Latar belakang ekonomi berdirinya Sarekat Islam adalah:
a. perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina,
b. isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya, dan
c. membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
Tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan anggaran dasarnya adalah:
a. mengembangkan jiwa berdagang,
b. memberi bantuan kepada anggotanya yang mengalami kesukaran,
c. memajukan pengajaran dan semua yang mempercepat naiknya derajat bumi putera,
d. menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama Islam,
e. tidak bergerak dalam bidang politik, dan
f. menggalang persatuan umat Islam hingga saling tolong menolong.
Kecepatan tumbuhnya SI bagaikan meteor dan meluas secara horizontal. SI merupakan
organisasi massa pertama di Indonesia. Antara tahun 1917 sampai dengan 1920 sangat terasa
pengaruhnya di dalam politik Indonesia. Untuk menyebarkan propaganda perjuangannya,
Sarekat Islam menerbitkan surat kabar yang bernama Utusan Hindia. Pada tanggal 29 Maret
1913, para pemimpin SI mengadakan pertemuan dengan Gubernur Jenderal Idenburg untuk
memperjuangkan SI berbadan hukum. Jawaban dari Idenburg pada tanggal 29 Maret 1913, yaitu
SI di bawah pimpinan H.O.S Cokroaminoto tidak diberi badan hukum. Ironisnya yang mendapat

6
pengakuan pemerintah kolonial Belanda (Gubernur Jenderal Idenburg) justru cabang-cabang SI
yang ada di daerah.5
Ini suatu taktik pemerintah kolonial Belanda dalam memecah belah persatuan SI.
Bayangan perpecahan muncul dari pandangan yang berbeda antara H.O.S Cokroaminoto dengan
Semaun mengenai kapitalisme. Menurut Semaun yang memiliki pandangan sosialis, bergandeng
dengan kapitalis adalah haram. Dalam kongres SI yang dilaksanakan tahun 1921, ditetapkan
adanya disiplin partai rangkap anggota. Setiap anggota SI tidak boleh merangkap sebagai
anggota organisasi lain terutama yang beraliran komunis. Akhirnya SI pecah menjadi dua yaitu
SI Putih dan SI Merah.
a. SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalisme dan Islam. Dipimpin oleh H.O.S.
Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta.
b. SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri (komunis). Dipimpin oleh Semaun, yang berpusat di
Semarang.
Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI).
Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama menjadi Sarekat Rakyat (SR) yang merupakan
pendukung kuat Partai Komunis Indonesia (PKI).
3. BU (Budi Utomo) 20 Mei 1908
Pada tahun 1906 Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo, merintis mengadakan kampanye
menghimpun dana pelajar (Studie Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa. Upaya dr. Wahidin
ini bertujuan untuk meningkatkan martabat rakyat dan membantu para pelajar yang kekurangan
dana. Dari kampanye tersebut akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri organisasi Budi Utomo
dengan ketuanya Dr. Sutomo. Organisasi Budi Utomo artinya usaha mulia.Pada mulanya Budi
Utomo bukanlah sebuah partai politik.Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi Hindia Belanda.
Hal ini terlihat dari tujuan yang hendak dicapai yaitu perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah,
mendirikan badan wakaf yang mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja anak-anak
bersekolah, membuka sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri, menghidupkan kembali
seni dan kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka
mencapai kehidupan rakyat yang layak. Politik etis awal abad ke-20 membawa dampak
munculnya "priyayi jawa baru" atau priyayi rendahan, mereka memiliki pandangan bahwa

5
Ensiklopedia Nasional Indonesia 1990 PT Mutiara Sumber widya 2001

7
pendidikan adalah kunci kemajuan. Dilatar belakangi situasi ekonomi yang buruk di pulau Jawa
karena eksploitasi penjajah Belanda, menyebabkan banyak anak priyayi rendahan yang pandai
tapi tidak dapat meneruskan sekolah karena tidak ada biaya.

Pada tahun 1906 Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo, merintis mengadakan kampanye
menghimpun dana pelajar (Studie Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa. Upaya dr. Wahidin
ini bertujuan untuk meningkatkan martabat rakyat dan membantu para pelajar yang kekurangan
dana. Dari kampanye tersebut akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri organisasi Budi Utomo
dengan ketuanya Dr. Sutomo. Organisasi Budi Utomo artinya usaha mulia. Pada mulanya Budi
Utomo bukanlah sebuah partai politik. Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi Hindia Belanda.
Hal ini terlihat dari tujuan yang hendak dicapai yaitu perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah,
mendirikan badan wakaf yang mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja anak-anak
bersekolah, membuka sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri, menghidupkan kembali
seni dan kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka
mencapai kehidupan rakyat yang layak. Kongres Budi Utomo yang pertama berlangsung di
Yogyakarta pada tanggal 3 Oktober – 5 Oktober 1908. Kongres ini dihadiri beberapa cabang
yaitu Bogor, Bandung, Yogya I, Yogya II, Magelang, Surabaya, dan Batavia. Dalam kongres
yang pertama berhasil diputuskan beberapa hal berikut.
a. Membatasi jangkauan geraknya kepada penduduk Jawa dan Madura.
b. Tidak melibatkan diri dalam politik.
c. Bidang kegiatan adalah bidang pendidikan dan budaya.
d. Menyusun pengurus besar organisasi yang diketuai oleh R.T. Tirtokusumo.
e. Merumuskan tujuan utama Budi Utomo yaitu kemajuan yang selaras untuk negara dan bangsa.
Terpilihnya R.T. Tirtokusumo yang seorang bupati sebagai ketua rupanya dimaksudkan
agar lebih memberikan kekuatan pada Budi Utomo. Kedudukan bupati memberi dampak positif
dalam rangka menggalang dana dan keanggotaan dari Budi Utomo. Untuk usaha memantapkan
keberadaan Budi Utomo diusahakan untuk segera mendapatkan badan hukum dari pemerintah
Belanda. Hal ini terealisasi pada tanggal 28 Desember 1909, anggaran dasar Budi Utomo
disahkan. Dalam perkembangannya, di tubuh Budi Utomo muncul dua
aliran berikut.

8
a. Pihak kanan, berkehendak supaya keanggotaan dibatasi pada golongan terpelajar saja, tidak
bergerak dalam lapangan politik dan hanya membatasi pada pelajaran sekolah saja.
b. Pihak kiri, yang jumlahnya lebih kecil terdiri dari kaum muda berkeinginan ke arah gerakan
kebangsaan yang demokratis, lebih memerhatikan nasib rakyat yang menderita.
Adanya dua aliran dalam tubuh Budi Utomo menyebabkan terjadinya perpecahan. Dr. Cipto
Mangunkusumo yang mewakili kaum muda keluar dari keanggotaan. Akibatnya gerak Budi
Utomo semakin lamban. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan semakin lambannya
Budi Utomo.
a. Budi Utomo cenderung memajukan pendidikan untuk kalangan priyayi daripada penduduk
umumnya.
b. Lebih mementingkan pemerintah kolonial Belanda dari pada kepentingan rakyat Indonesia.
c. Menonjolnya kaum priyayi yang lebih mengutamakan jabatan menyebabkan kaum terpelajar
tersisih.
Ketika meletus Perang Dunia I tahun 1914, Budi Utomo mulai terjun dalam bidang politik.
Berikut ini beberapa bentuk peran politik Budi Utomo.
a. Melancarkan isu pentingnya pertahanan sendiri dari serangan bangsa lain.
b. Menyokong gagasan wajib militer pribumi.
c. Mengirimkan komite Indie Weerbaar ke Belanda untuk pertahanan Hindia.
d. Ikut duduk dalam Volksraad (Dewan Rakyat).
e. Membentuk Komite Nasional untuk menghadapi pemilihan anggota volksraad.
Budi Utomo mampu menerbitkan majalah bulanan Goeroe Desa yang memiliki kiprah
masih terbatas di kalangan penduduk pribumi. Sejalan dengan kemerosotan aktivitas dan
dukungan pribumi pada Budi Utomo, maka pada tahun 1935 Budi Utomo mengadakan fusi ke
dalam Partai Indonesia Raya (Parindra). Sejak itu BU terus mengalami kemerosotan dan mundur
dari arena politik. Sang priyayi baru, Dr Wahidin Sudirohusodo berusaha mencari dana untuk
memberi bantuan kepada anak-anak yang tidak dapat sekolah. Propagandanya disambut antara
lain oleh salah seorang mahasiswa kedokteran sekolah Dokter Jawa, School Taf Opleiding Van
Indische Arsten (Stovia) yaitu Sutomo. Tujuan Budi Utomo adalah melakukan pengajaran bagi
orang Jawa dan berusaha untuk membangkitkan kembali budaya Jawa, Jadi pendidikan barat
dipadukan dengan tradisi dan budaya Jawa. Tentu saja berdirinya Budi Utomo ini menimbulkan
banyak reaksi baik dari orang Belanda maupun kaum priyayi Jawa. Karena kelahiran dan cita-

9
cita Budi Utomo dianggap mengganggu kestrabilan kedudukan sosial mereka. Mereka merasa
terancam posisinya oleh gerakan anak muda tersebut. 6

Untuk mencegah cita-cita Budi Utomo tersebut mereka mendirikan regent Bond Setia
Mulya di Semarang, tapi ada pula kaum priyayi yang progresif seperti bupati Karang Anyar yang
bernama Tirto Kusumo yang mendukung Budi Utomo. Walaupun tujuan Budi Utomo masih
samar-samar yaitu kemajuan bagi Hindia, tetap menarik perhatian masyarakat, hanya dalam
waktu enam bulan jumlah anggota Budi Utomo sudah mencapai ribuan orang dan cabang-
cabangnya tersebar di kota-kota besar pulau Jawa tapi anggota Budi Utomo terbatas hanya dari
suku Jawa dan Madura. Dalam waktu satu tahun Budi Utomo berhasil menarik 10.000 anggaran
yang berasal dari 40 cabang, seperti Yogyakarta, Madura, Bandung, Surabaya, Jakarta, dll.
Untuk konsolidasi organisasi pada tanggal 3 - 5 Oktober 1908 Budi Utomo menyelenggarakan
kongres yang pertama di Yogyakarta yang menghasilkan keputusan yaitu:
a.Memajukan pendidikan dan pengajaran
b.Mempertinggi cita-cita kemanusiaan
c.Menggali kembali kebudayaan bangsa dan ilmu pengetahuan
Dalam perkembangan selanjutnya anggoata Budi Utomo kebanyakan terdiri dari kaum
priyayi dan pegawai negeri,akibatnya Tujuan organisasi lebih diarahkan untuk kepentingan
mereka dan mengabaikan kepentingan rakyat banyak. Ketua Umum BU yang juga sebagai bupati
lebih memperhatikan reaksi pemerintah kolonial dari pada reaksi anggota atau rakyat banyak.
Dengan keanggotaan para priyayi Jawa, maka sulit untuk memobilisasi anggotanya. Lalu
bagaimana reaksi golongan muda? Dengan perkembangan yang demikian akibat terbatasnya
jaringan interaksi atau hubungan organisasi, golongan muda merasa kecewa dan memutuskan
keluar dari Budi Utomo. Gerakan muda yang keluar diantaranya adalah Soetomo, Goenawan
Mangunjusumo dan Cipto Mangunkusumo. Golongan pemuda di luar kultur Jawa membentuk
organisasi pemuda diantaranya Jong Ambon Jong Celebes Jong Minahasa dan sebagainya. Di
kalangan pemuda Jawa berdiri Sedyo Tomo dan Narpo Pendowo. Sementara itu Budi Utomo
memperoleh status badan hukum dari pemerintah kolonial karena tidak memiliki tujuan politik
dan dianggap tidak berbahaya. 7

6
Tim Sejarah P.T Galaxy puspa Mega,Jakarta 2002
7
Idris,Z.H.Sejarah.Mutiara Sumber widya,1986

10
Sesuai pekembangan jaman BU akhirnya juga terjun dalam kegiatan politik, hal ini
terbukti ketika terjadi Perang dunia 1 pada tahun 1915, Budi Utomo turut memikirkan cara
mempertahankan Indonesia dari serangan BU mengusulkan kepada pemerintah untuk
membentuk Indiandsche Militie (Milisi untuk Bumiputera) untuk mempertahankan Indonesia
dari serangan yang dikemukakan dalam rapat umum di Bandung pada tanggal 5-6 Agustus di
Bandung. Menurut BU, untuk tujuan itu harus dibentuk dewan perwakilan rakyat terlebih
dahulu. Atas usulan BU tersebut maka pada akhir Perang dunia 1 dibentuklah Volksraad. Ketika
dibentuk Volksraad (Dewan Rakyat), wakil-wakil Budi Utomo duduk di dalamnya dalam jumlah
yang cukup banyak. Tahun-tahun berikutnya usaha untuk memajukan organisasi ini tidak begitu
berhasil karena mulai muncul organisasi-organisasi baru sebagai saingannya yang harus
nasionalis dan lebih progres. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Budi Utomo
merupakan organisasi. Pada tahun 1935 Budi Utomo berfusi atau bergabung dengan Partai
Indonesia Raya (Parindra). Coba Anda tulis tiga organisasi yang progresif tersebut. Walaupun
kegiatan Budi Utomo lebih bersifat sosial kultural, tapi kelahiran Budi Utomo merupakan
pelopor pergerakan nasional Indonesia pertama, sehingga tanggal berdirinya ditetapkan sebagai
hari kebangkitan nasional Indonesia. Secara politik dapat dikatakan Budi Utomo kurang begitu
pentingnya akan tetapi pergerakan inilah yang menyebar lebih semangat nasionalisme untuk
pertama kalinya.
4. PI (Perhimpunan Indonesia)
Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindia adalah organisasi pelajar dan mahasiswa
Hindia di Negeri Belanda yang berdiri pada tahun 1908. Indische Vereeniging berdiri atas
prakarsa Soetan Kasajangan Soripada dan R.M. Noto Soeroto yang tujuan utamanya ialah
mengadakan pesta dansa-dansa dan pidato-pidato. Sejak Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi
Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) masuk, pada 1913, mulailah mereka memikirkan mengenai
masa depan Indonesia. Mereka mulai menyadari betapa pentingnya organisasi tersebut bagi
bangsa Indonesia. Semenjak itulah vereeninging ini memasuki kancah politik. Waktu itu pula
vereeniging menerbitkan sebuah buletin yang diberi nama Hindia Poetera, namun isinya sama
sekali tidak memuat tulisan-tulisan bernada politik.

11
Semula, gagasan nama Indonesisch (Indonesia) diperkenalkan sebagai pengganti indisch
(Hindia) oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi)
diganti dengan indonesiër (orang Indonesia). Pada September 1922, saat pergantian ketua antara
Dr. Soetomo dan Herman Kartawisastra organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische
Vereeniging. Saat itu istilah "Indonesier" dan kata sifat "Indonesich" sudah tenar digunakan oleh
para pemrakarsa Politik Etis. Para anggota Indonesische juga memutuskan untuk menerbitkan
kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta sebagai pengasuhnya. Majalah ini
terbit dwibulanan, dengan 16 halaman dan biaya langganan seharga 2,5 gulden setahun.
Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan ide-ide antikolonial.
Dalam 2 edisi pertama, Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktik sewa tanah
industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani.
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923, Indonesische mulai menyebarkan
ide non-kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan
Belanda. Tahun 1924, saat M. Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua, nama majalah Hindia
Poetra berubah menjadi Indonesia Merdeka. Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama
organisasi ini resmi berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Hatta menjadi Voorzitter
(Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930, sebelumnya setiap ketua hanya
menjabat selama setahun. Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara terencana
propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda. Tokoh-tokoh lain yang
menjadi anggota organisasi ini antara lain: Achmad Soebardjo, Soekiman Wirjosandjojo, Arnold
Mononutu, '''Soedibjo Wirjowerdojo''', Prof Mr Sunario Sastrowardoyo, Sastromoeljono, Abdul
Madjid, Sutan Sjahrir, Sutomo, Ali Sastroamidjojo, dll.
Pada 1926, Mohammad Hatta diangkat menjadi ketua Perhimpunan Indonesia/Indische
Vereeniging. Di bawah kepemimpinannya, PI memperlihatkan perubahan. Perhimpunan ini lebih
banyak memperhatikan perkembangan pergerakan nasional di Indonesia dengan memberikan
banyak komentar di media massa di Indonesia.[4]Semaun dari PKI datang kepada Hatta sebagai
pimpinan PI untuk menawarkan pimpinan pergerakan nasional secara umum kepada PI. Stalin
membatalkan keinginan Semaun dan sebelumnya Hatta memang belum bisa percaya pada PKI.

12
Di masa kepemimpinannya, majalah PI, yakni Indonesia Merdeka banyak disita pihak
kepolisian, maka masuknya majalah ini dengan cara penyelundupan.
Sejak tahun 1923 Indonesische Vereeniging aktif berjuang dan mempelopori dari jauh
perjuangan kemerdekaan untuk seluruh rakyat Indonesia. Majalah Hindia Poetra pada tahun
1924 diubah menjadi Indonesia Merdeka, dan pada tahun 1925 organisasi Indonesische
Vereeniging diubah menjadi Perhimpunan Indonesia dan meninggalkan sikap kerja sama dengan
kaum penjajah, bahkan lebih bersifat internasional dan anti kolonial. Jadi asas perjuangan PI
adalah self help dan non kooperatif yakni berjuang dengan kekuatan sendiri dan tidak minta
bantuan pemerintah kolonial Belanda. Dalam kongres ke-6 Liga Demokrasi Internasional untuk
Perdamaian di Paris (Prancis) bulan Agustus 1926, Moh. Hatta dengan tegas menyatakan
tuntutan untuk kemerdekaan Indonesia. Hal ini menambah kecurigaan pemerintah Belanda
terhadap PI. Moh. Hatta atas nama PI menandatangani perjanjian rahasia dengan Semaun (tokoh
PKI) pada tanggal 5 Desember 1926. Isinya perjanjian menyatakan bahwa PKI mengakui
kepemimpinan PI dan akan dikembangkan menjadi suatu partai rakyat kebangsaan Indonesia,
selama PI secara konsekuen tetap menjalankan politik untuk kemerdekaan Indonesia. Semakin
aktif nya tokoh-tokoh PI berhubungan dengan tokoh-tokoh politik bangsa Indonesia maupun
kegiatan internasional sejak adanya manifesto politik tahun 1925, menimbulkan reaksi keras dari
pemerintah Belanda. Pada tanggal 10 Juni 1927 empat anggota PI yakni Moh. Hatta, Nazir
Pamuncak, Abdul Majid Joyodiningrat, dan Ali Sastroamijoyo ditangkap dan ditahan pemerintah
Belanda. Mereka akhirnya dibebaskan karena tidak terbukti bersalah. Inilah sikap dari para
pejuang yang memegang teguh prinsip berani karena benar.
PI merupakan organisasi politik bangsa Indonesia yang berada di luar negeri yang berhasil
mempengaruhi pergerakan kebangsaan Indonesia secara berangsur-angsur. Lebih-lebih setelah
munculnya pernyataan politik tahun 1925. PI ternyata berperan sebagai penyemangat kepada
pergerakan nasional di tanah air. Lahirnya Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) tahun
1926, Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927, dan Jong Indonesia (Pemuda Indonesia) tahun
1927 secara langsung mendapat ilham dari Perhimpunan Indonesia.

13
5. PNI (Partai Nasional Indonesia)
Pada tahun 1925, Ir. Soekarno mendirikan perkumpulan Algeemene Studie Club di
Bandung. Atas inisiatif perkumpulan ini maka pada tanggal 4 Juli 1927 berdiri lah partai politik
baru yaitu Partai Nasional Indonesia. Para pendiri nya adalah Ir. Soekarno, Dr. Tjipto
Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. IskaqTjokrohadisuryo, Mr. Sunaryo, Mr.
Budiarto, dan Dr. Samsi. Dari 8 orang pendiri ini, 5 orang merupakan mantan anggota
Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda. Tujuan PNI adalah untuk mencapai Indonesia
Merdeka. Adapun asas nya adalah Self help, non kooperatif, dan marhaenisme. Pada waktu rapat
di Bandung tanggal 17 – 18 Desember 1927, PNI dapat menggalang persatuan dengan Partai
Sarekat Islam Indonesia, Budi Utomo, Pasundan, Sumatranche Bond, Kaum Betawi,
Indonesische Studieclub, dan Algeemene Studieclub dengan membentuk Pemufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPKI). Permufakatan ini bertujuan
menyatukan aksi dalam menghadapi imperialisme Belanda. Dalam Kongres PNI yang pertama di
Surabaya (27 – 30 Mei 1928) disahkan susunan pengurus seperti berikut:
1) Ketua : Ir. Soekarno
2) Sekretaris/Bendahara : Mr. Iskaq Tjokrohadisuryo
3) Anggota : Dr. Samsi Sastrowidagdo, Mr. Sartono, Mr. Sunaryo,dan Ir. Anwari.
Dalam kongres ini juga disahkan program kegiatan yang meliputi bidang politik, ekonomi,
dan sosial. Dengan program yang jelas diperkuat dengan propaganda-propaganda Ir. Soekarno
sebagai seorang ahli pidato, maka PNI dalam waktu singkat banyak memperoleh dukungan
massa mulai dari Jawa Barat sampai seluruh Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Kongres PNI yang kedua tanggal 18 - 20 Mei 1929 di Jakarta, menetapkan untuk memilih
kembali pengurus PB PNI yang lama. Di samping itu juga memutuskan program kegiatan di
bidang ekonomi/sosial dan politik. Di bidang ekonomi/sosial antara lain menyokong
perkembangan Bank Nasional Indonesia, mendirikan koperasi-koperasi, mendirikan sekolah-
sekolah, rumah sakit rumah sakit, dan lain-lain. Sedangkan di bidang politik, mengadakan
hubungan dengan Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda dan menunjuk Perhimpunan
Indonesia sebagai wakil PPPKI di luar negeri. Melihat sepak terjang PNI yang gigih dan semakin
memperoleh simpati rakyat Indonesia, pemerintah kolonial Belanda menjadi semakin cemas.

14
Pada akhir tahun1929 tersebar desas-desus PNI akan melakukan pemberontakan pada awal
tahun 1930. Maka berdasarkan desas-desus ini pada tanggal 24 Desember 1929, pemerintah
Hindia Belanda mengadakan penggeledahan dan menangkap empat tokoh PNI, yaitu Ir.
Soekarno, Gatot Mangkuprodjo, Maskoen, dan Soepriadinata. Mereka diajukan di depan
pengadilan Bandung. Dalam proses peradilan itu Ir. Soekarno melakukan pembelaan dengan
judul ”Indonesia Menggugat” akan tetapi hakim kolonial tetap menjatuhi hukum penjara kepada
keempat tokoh ini. Penangkapan terhadap para tokoh PNI merupakan pukulan berat dan
menggoyahkan partai. Pada kongres luar biasa tanggal 25 April 1931 diputuskan untuk
membubarkan PNI. Hal ini menyebabkan pro dan kontra. Mereka yang setuju PNI dibubarkan
mendirikan Partai Indonesia (Partindo) dipimpin Mr. Sartono. Sedangkan yang tidak setuju PNI
dibubarkan masuk ke dalam Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) dipimpin Moh. Hatta
dan Syahrir.
6. PPPKI (Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia)

PPPKI dibentuk di Bandung pada tanggal 17 - 18 Desember 1927. Beranggotakan


organisasi-organisasi seperti Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), Budi Utomo (BU), PNI,
Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kaum Studi Indonesia. PPPKI (Permufakatan
Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia) dibentuk dengan dilatarbelakangi
oleh sebuah pemikiran para tokoh pergerakan nasional bahwa berjuang melalui masing-masing
organisasi pergerakan atau partai politik tidak akan membawa hasil yang maksimal.Sehingga
muncullah ide untuk menggabungkan beberapa organisasi pergerakan nasional saat itu untuk
tujuan Indonesia merdeka.
Tujuan dibentuknya PPPKI yaitu:
a. menghindari segala perselisihan di antara anggota-anggotanya;
b. menyatukan organisasi, arah, serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia; dan
c. mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia.

15
Pembentukan organisasi PPPKI sebagai ide persatuan sejak awal mengandung benih-benih
kelemahan dan keretakan.Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan keretakan tersebut.
a. Masing-masing anggota lebih mementingkan loyalitas pada masing-masing kelompoknya.
b. Kurangnya kontrol pusat terhadap aktivitas lokal.
c. Perbedaan gaya perjuangan di antara organisasi-organisasi anggota PPKI tersebut.
Dalam perkembangan selanjutnya, PPPKI tidak mampu mewujudkan cita-citanya, hal ini
disebabkan adanya pertentangan antara tokoh-tokoh partai yang tergabung di dalamnya.
Tekanan dari pemerintah Hindia Belanda juga menjadi salah satu sebab semakin menurunnya
peran perhimpunan ini dalam pergerakan nasional Indonesia.
Upaya untuk meraih kemerdekaan terus dilakukan, baik melalui perjuangan kooperatif maupun
non kooperatif. Coba Anda pikirkan mengapa hal ini terjadi?
Ya benar, Belanda selalu menutup jalan dan melakukan penekanan terhadap gerakan non
kooperatif sementara terhadap gerakan yang kooperatifpun diwajibkan selalu minta izin apabila
akan mengadakan kegiatan. Hal tersebut membuat kesal para tokoh pergerakan, sehingga melalui
Volksraad (dewan rakyat), partai-partai yang tergabung dalam PPPKI mengeluarkan petisi
tanggal 15 Juli 1936. Petisi yang dikenal sebagai Petisi Sutardjo itu ditanda tangani oleh Sutarjo,
IJ. Kasimo, Sam Ratulangi, Datuk tumenggung dan Kwo Kwat Tiong, berisi usulan kepada
pemerintah Belanda untuk membahas status politik Hindia Belanda 10 tahun mendatang. Hal
ini tentu membuat para tokoh pergerakan kecewa. Gagalnya petisi Sutarjo merupakan tantangan
bagi para tokoh pergerakan nasional. Untuk mengatasi kekecewaan tersebut di atas maka para
tokoh pergerakan nasional mendirikan organisasi baru, yaitu Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
pada tanggal 21 Mei 1939. Gapi merupakan gabungan dari Parindra (Partai Indonesia raya),
Gerakan Indonesia (Gerindo), Persatuan Minahasa, Partai Islam Indonesia (PII), Partai Katolik
Indonesia, Pasundan dan (PSII) Partai Serikat Islam Indonesia. Langkah yang ditempuh GAPI
adalah mengadakan Kongres Rakyat Indonesia (KRI). Adapun tujuan dari kongres ini adalah
“Indonesia Berparlemen” Keputusan penting lain setelah “Indonesia berparlemen adalah
penetapan merah putih sebagai bendera Indonesia, lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan
dan penggunaan bahasa Indonesia bagi seluruh rakyat di Hindia Belanda.

16
GAPI ditanggapi oleh pemerintah Belanda dengan Komisi Visman. Komisi ini bertujuan
untuk menyelidiki keinginan bangsa Indonesia. Ternyata komisi ini bekerja tidak jujur dan lebih
memihak kepada Belanda. Pemerintah Hindia Belanda” hanya berjanji akan memberikan status
dominion kepada Indonesia dikemudian hari”. pergerakan Nasional Indonesia tidak terlepas dari
peranan pers dan peranan wanita. Pada tahun 1909, E.F.E Douwes Dekker (Danudirja Setya
budi) memberikan sebuah uraian awal tentang pers di Indonesia, bahwa kedudukan pers
berbahasa Melayu lebih penting daripada pers Belanda. Karena dengan berbahasa Melayu
simpati dari kalangan pembaca pribumi lebih besar. Perkembangan pers bumiputera yang
berbahasa melayu menimbulkan pemikiran di kalangan pemerintah kolonial untuk menerbitkan
sendiri suratkabar berbahasa Melayu yang cukup besar dengan sumber-sumber pemberitaan yang
baik.
Menurut Douwess Dekker secara kronologis suratkabar berbahasa Melayu yang tertua
adalah Bintang Soerabaja (1861) dengan pokok pemberitaan mengenai usaha menentang
pemerintah dan pengaruhnya terhadap orang-orang Cina di Jawa Timur. Kemudian berikutnya
adalah Pewarta Soerabaja (1902) dengan pembacanya terbanyak dari masyarakat Cina. Salah
satu surat kabar yang terpenting adalah Kabar Perniagaan (1902), ada pula mingguan oposisi Ho-
Po. Pelopor Pers Nasional adalah Medan Prijaji yang dipimpin oleh R.M. Tirtoadisuryo, terbit
tahun 1907 sebagai mingguan, dan sejak 1910 menjadi surat kabar harian. Sementara surat kabar
yang membawa suara pemerintah dalam bahasa melayu adalah Pancaran Warta (1901) dan
Bentara Hindia (1901). Peranan Pers dalam usaha membantu menumbuhkembangkan kesadaran
nasional cukup besar artinya bagi langkah perjuangan rakyat Indonesia menuju kemerdekaan.
Ada keterkaitan yang erat antara pers nasional dengan pergerakanpergerakan kebangsaan sebagai
penerus ide-ide nasionalisme. Sejalan dengan pergerakan pemuda dalam pergerakan nasional,
timbul pula pergerakan yang dipelopori oleh kaum wanita. Pelopor gerakan kaum wanita adalah
RA Kartini yang menyerukan agar wanita Indonesia diberi pendidikan karena wanita juga
memikul tugas suci. Pendidikan untuk wanita Indonesia adalah untuk mengangkat derajat
sosialnya karena selama ini wanita dianggap rendah oleh bangsa Indonesia.8

8
Idris,Z.H.Sejarah.Mutiara Sumber widya,1986

17
Setelah sebagian wanita Indonesia mendapatkan pendidikan barat dan bergaul dengan
tokoh-tokoh emansipasi Barat bermunculanlah perkumpulan atau organisasi wanita, diantaranya
Putri Mardika, kemudian sekolah Kautamaan Istri yang didirikan oleh Raden Dewi Sartika di
Bandung pada tahun 1904. Selanjutnya pada tahun 1920 muncul perkumpulan wanita yang
bergerak di bidang sosial dan kemasyarakatan, seperti De Gorontalo Mohammedaanshe Vrowen
Vereeniging di Minahasa dan wanito Utomo di Yogyakarta. Dalam perkembangan selanjutnya,
wanita mulai mendirikan perkumpulan sendiri untuk memperjuangkan cita-citanya. Organisasi
yang terkenal antara lain Perserikatan Perempuan Indonesia, Istri Sedar, dan Istri Indonesia.
Organisasiorganisasi ini kemudian mengadakan kongres perempuan Indonesia yang
menanamkan semangat kebangsaan.
A. Pergerakan Pemuda Masa/Periode 1920-1930
Organisasi kepemudaan yang terbentuk pada masa kebangkitan nasional merupakan akibat
langsung berdirinya Budi Utomo, sehingga menyadarkan para pemuda untuk ikut
memperjuangkan nasib bangsa Indonesia, namun organisasi kepemudaan ini masih bersifat
kedaerahan. Ada beberapa organisasi yang berdiri di Indonesia antara lain :
1. Tri KoroDharmo
Organisasi kepemudaan yang pertama muncul adalah Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan
Mulia), yang didirikan oleh R. SatimanWiryoSandjojo, Kadarman, dan Sunardi pada 7 maret
1915 di Jakarta. Tujuan didirikannya Tri Koro Dharmo ialah agar pemuda Jawa ikut berjuang
mewujudkan kemerdekaan Indonesia.Asas perjuangan Tri Koro Dharmo yaitu :
1.Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah menengah, kursus
perguruan sekolah guru, dan sekolah kejuruan.
2.Menambah pengetahuan bagi anggotanya.
3.Membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala bahasa dan budaya Indonesia,
khususnya Jawa.9

9
I Wayan Badrika, Sejarah Nasional Indonesia Dan Umum, Erlangga , Jakarta 2000

18
Karena Jawa yang sifatnya sentries, Tri Koro Dharmo kurang berkembang maka Tri Koro
Dharmo diubah menjadi Jong Java pada tahun 1918. Berdirinya Jong Java makalahirlah
organisasi kepemudaan daerah lainnya di Indonesia, seperti Jong Sumatera, Jong Ambon, Jong
Minahasa, dansebagainya. Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo.
Organisasi ini berdiri pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo.
Diprakarsai oleh dr. Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Mereka mufakat untuk
mendirikan organisasi kepemudaan yang anggotanya berasal dari siswa sekolah menengah di
Jawa dan Madura. Perkumpulan ini diberi nama Tri Koro Dharmo yang berarti tiga tujuan mulia
(sakti, budhi, bakti). Dalam perkembangannya, Tri Koro Dharmo membuka cabang di Surabaya.
Dalam rangka mengefektifkan perjuangan, diterbitkan sebuah majalah yang juga diberi nama Tri
Koro Dharmo.
Berikut ini tujuan Tri Koro Dharmo secara nyata dalam anggaran dasarnya.
a. Ingin menghidupkan persatuan dan kesatuan, di antara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali,
dan Lombok.
b. Kerja sama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk ke-Indonesiaan.
Keanggotannya terbatas pada para pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok.
Tri Koro Dharmo memiliki asas-asas seperti berikut.
a. Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah dan kursus perguruan
kejuruan.
b. Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya.
c. Membangkitkan dan mempertajam bahasa dan budaya Indonesia.
Organisasi kepemudaan lainnya yang bersifat kedaerahan banyak bermunculan seperti
Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon, Jong Celebes,
Timorees Ver Bond, PPPI (Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia), Pemuda Indonesia, Jong
Islamienten Bond, kepanduan, dan sebagainya. Di samping gerakan para pemuda, kaum wanita
juga tidak mau ketinggalan. Pergerakan wanita dipelopori oleh R.A.Kartini dari Jepara dengan
mendirikan Sekolah Kartini. Perkumpulan wanita yang didirikan sebelum tahun 1920 antara lain
Putri Mardika yang didirikan atas bantuan Budi Utomo. Perkumpulan ini bertujuan untuk
memajukan pengajaran terhadap anak-anak perempuan dengan cara memberi penerangan dan
bantuan dana, mempertinggi sikap yang merdeka, dan melenyapkan tindakan malu-malu yang
melampaui batas.

19
Perkumpulan Kautamaan Istri didirikan pada tahun 1913 di Tasikmalaya, lalu pada tahun
1916 di Sumedang, Cianjur, dan tahun 1917 di Ciamis, menyusul di Cicurug tahun 1918. Tokoh
Kautamaan Istri yang terkenal adalah Raden Dewi Sartika, seorang pengajar Kautamaan Istri di
tanah Pasundan. Di Yogyakarta pada tahun 1912 didirikan perkumpulan wanita yang benafaskan
Islam dengan nama Sopa Tresna, yang kemudian pada tahun 1914 menjadi bagian wanita dari
Muhammadiyah dengan nama Aisyah. Di Yogyakarta selain Aisyah juga ada perkumpulan
wanita yang bernama Wanito Utomo, yang mulai memasukkan perempuan ke dalam kegiatan
dasar pekerjaan ke arah emansipasi. Di samping R.A.Kartini dan Dewi Sartika, masih terdapat
seorang tokoh wanita yaitu Ibu Maria Walanda Maramis dari Minahasa. Beliau mendirikan
perkumpulan yang bernama Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT) pada tahun
1917. PIKAT dalam kegiatannya mendirikan Sekolah Kepandaian Putri. Dalam
perkembangannya, perkumpulan-perkumpulan wanita itu melaksanakan kongres yang dikenal
dengan ‘Kongres Perempuan Indonesia”.
“Sumpah Pemuda”
Sumpah pemuda, tidak dapat lepas dari organisasi kepemudaan yang bernama PPPI
(Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) yang didirikan pada tahun 1926. PPPI mendapat
dukungan dari sejumlah organisasi kepemudaan seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong
Ambon, Sekar Rukun, Jong Minahasa, Jong Batak, dan Jong Islamienten Bond dengan penuh
keyakinan ingin mencapai tujuannya yaitu persatuan Indonesia. Para pemuda ini menginginkan
suatu upaya penyatuan peletakan dasar untuk kemerdekaan dengan menentang ketidakadilan
yang dialami selama masa penjajahan. Pertemuan awal dilaksanakan tanggal 15 November 1925
dengan membentuk panitia Kongres Pemuda I, yang bertugas menyusun tujuan kongres.
Diputuskan pelaksanaan kongres I mulai tanggal 30 April sampai dengan 2 Mei 1926.
Tujuan Kongres Pemuda I adalah membentuk badan sentral, memajukan paham persatuan
kebangsaan, dan mempererat hubungan di antara semua perkumpulan pemuda kebangsaan. Hal
yang menjadi agenda pembicaraan adalah tentang usulan bahasa Indonesia yaitu bahasa Melayu
sebagai bahasa persatuan. Mengenai usulan fusi untuk semua perkumpulan pemuda, tidak ada
keputusan. Setelah berlangsungnya kongres pertama, para pemuda semakin tergerak untuk
menindaklanjuti dengan melakukan kongres berikutnya.

20
Oleh karena itu, setelah diawali pertemuan pendahuluan terbentuklah susunan panitia
seperti berikut.
Ketua : Sugondo Joyopuspito
Wakil ketua : Djoko Marsaid
Sekretaris : Mohammad Yamin
Bendahara : Amir Syarifudin
Pembantu : Djohan Tjain, Kotjo Sungkono, Senduk, J. Leimena, Rohjani.
Kongres Pemuda II berlangsung sejak tanggal 27 Oktober 1928 dan berakhir tanggal 28
Oktober 1928. Kongres Pemuda II diadakan sebanyak tiga kali rapat.
a. Rapat pertama, di gedung Katolik Jonglingen Bond di Waterloopein.
b. Rapat kedua, tanggal 28 Oktober pagi, di gedung Oost Java Bioscoop, di Koningsplein Noord.
c. Rapat ketiga, tanggal 28 Oktober malam, di gedung Indonesische Clubhuis di Jl. Kramat Raya
106 Jakarta.
Kongres menetapkan ikrar/sumpah pemuda yang selanjutnya menjadi landasan
perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka. Pada malam itu juga, untuk pertama kali
diperdengarkan lagu Indonesia Raya oleh penggubahnya Wage Rudolf Supratman. Sebagai
tindak lanjut dari Sumpah Pemuda 1928, pada tanggal 24 - 28 Desember 1928 di Yogyakarta
para pemuda menyepakati pembentukan Komisi Besar Indonesia Muda (KBIM). Tugas komisi
ini adalah mempersiapkan terbentuknya satu wadah bagi semua Pemuda Indonesia. Hasil kerja
komisi ini terlihat dalam kongres pemuda di Surakarta pada tanggal 31 Desember 1936 yang
berhasil membentuk organisasi Indonesia Muda (IM), yang merupakan fusi (peleburan) dari
berbagai organisasi pemuda di Indonesia. Asas IM adalah kebangsaan Indonesia dan bertujuan
untuk mewujudkan Indonesia Raya. Para anggota IM dilarang bekerja sama dengan pemerintah
Belanda (bersifat nonkooperatif).

21
2. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
Semakin banyaknya organisasi kepemudaan yang berdiri pada masa kebangkitan nasional,
mengilhami para mahasiswa di Bandung membentuk Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia
(PPPI) padatahun 1925.Anggota-anggotanya terdiri atas para pelajar di Bandung dan Jakarta
untuk bersama-sama memerdekakan tanah air Indonesia.
3.Jong Indonesia
Jong Indonesia berdiri di Bandung pada tahun 1927. Organisasi ini merupakan
perkumpulan dari organisasi-organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia.Tujuan dibentuknya
Jong Indonesia untuk menyatukan seluruh pamuda di Indonesia dan yang mempelopori
penyelenggaraan Kongres Pemuda di Jakarta yang di ikuti oleh seluruh organisasi kepemudaan
di Indonesia yang menghasilkan Sumpah Pemuda. PPPKI diharapkan mampu mempersatukan
dan menjadikan gerakan politik nasional berada dalam satu koordinasi yang baik.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pergerakan-Pergerakan Nasional Yang Bergerak Dalam Bidang Politik (PKI, SI, BU,
PI, PNI, PPPKI), Dan Pemuda Pada Masa/Periode 1920-1930 . Pergerakan pada masa 1920-
1930 adalah masa gerakan radikal/non-kooprasi. Taktik non kooperasi pada masa ini dilakukan
organisasi SI, Perhimpunan Indonesia, PNI dan PKI. PKI merupakan salah satu organisasi
pergerakan nasional, walaupun dalam perjalanannya termasuk dalam kelompok organisasi yang
radikal, Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei 1920.
Berdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Sarekat Islam
adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada
tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi sebagai suatu koperasi pedagang
batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI adalah kooperasi, dengan tujuan memajukan
perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam.
Pada tahun 1906 Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo, merintis mengadakan kampanye
menghimpun dana pelajar (Studie Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa. Upaya dr. Wahidin
ini bertujuan untuk meningkatkan martabat rakyat dan membantu para pelajar yang kekurangan
dana. Indische Vereeniging berdiri atas prakarsa Soetan Kasajangan Soripada dan R.M. Noto
Soeroto yang tujuan utamanya ialah mengadakan pesta dansa-dansa dan pidato-pidato. Sejak
Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) masuk, pada 1913,
mulailah mereka memikirkan mengenai masa depan Indonesia. Mereka mulai menyadari betapa
pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Semenjak itulah vereeninging ini
memasuki kancah politik. Waktu Tujuan PNI adalah untuk mencapai Indonesia Merdeka.
Adapun asas nya adalah Self help, non kooperatif, dan marhaenisme. PPPKI (Permufakatan
Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia) dibentuk dengan dilatarbelakangi
oleh sebuah pemikiran para tokoh pergerakan nasional bahwa berjuang melalui masing-masing
organisasi pergerakan atau partai politik tidak akan membawa hasil yang maksimal

23

Anda mungkin juga menyukai