Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kabupaten Pidie adalah salah satu kabupaten yang terletak di Aceh,

Indonesia. Negeri Pidie sudah ada pada zaman purbakala yang terdiri dari

kerajaan sendiri dan berbatas dari Kuala Batee sampai ke Kuala Ulim (Zainuddin,

1961:84). Masyarakat Pidie identik dengan budaya Merantau dan berdagang.

Mereka merantau ke penjuru negeri dengan tujuan tidak hanya untuk memperoleh

kesuksesan, akan tetapi konsep merantau bagi masyarakat Pidie mengembara

demi status sosial ekonomi yang lebih baik. Kehidupan yang lebih baik di sini

adalah juga dimaksud agar mereka sukses dalam dua hal, yaitu sukses dunia-

akhirat, ke barat dan ke timur, sukses berdagang dan juga belajar menuntut

ilmu.Konsep ini kemudian diterjemahkan dalam dua bentuk: Pertama, jak u

barat (pergi ke barat) atau menuntut ilmu agama dan belajar ilmu praktis

keduniaan melalui dayah atau instititusi pendidikan dan Kedua, jak u timu (pergi

ke timur) atau berdagang.

Sejak usia muda mereka sudah mulai merantau dan berdagang. Dalam

hal ini kabarnya masyarakat Pidie menerapkan apa yang disebut politik dagang.

Falsafah yang paling sering didengar adalah ‘modal siploh-dipeubloe sikureung,

lam tiep-tiep rueung na laba’. Artinya, modal sepuluh-dijual sembilan, dalam

setia pruang (transaksi pembelian) ada keuntungan (Akmal,2017:3).

1
2

Masyarakat Pidie Merantau ke wilayah lain disebabkan oleh beberapa

faktor, salah satunya adalah keterbatasan sumber daya alam yang ada di daerah

Pidie. Tidak hanya sebagai pedagang atau pengusaha, banyak orang pidie yang

sukses sebagai politisi atau birokrat yang memiliki peran penting di pemerintahan.

Masyarakat Pidie juga sering disebut sebagai “Cina Hitam” sebab mereka senang

merantau hingga sukses secara mandiri dan mampu membangun kampung

halaman mereka.

Berdasarkan wawancara dengan Zulkifli pada tanggal 22 Januari 2023

pada pukul 20:00 WIB, beliau menyatakan ada berbagai macam faktor yang

menyebabkan merantau salah satunya adalah untuk mencari nafkah, karena

terbatasnya pekerjaan dikampung sehingga beliau meninggalkan kampung

halaman dan memilih berdagang di perantauan. Beliau menyampaikan bahwa

alasan ia berdagang karena awal mula beliau bekerja sebagai pembuat mie di

salah satu restoran. Setelah beberapa tahun bekerja di restoran dan memiliki

modal, beliau memilih membuka usaha sendiri dengan membuka usaha milik

sendiri yaitu warung mie dipinggir jalan. Hingga saat ini, beliau telah berdagang

sebagai penjual mie hampir 30 tahun.

Salah satu tempat tujuan masyarakat Pidie merantau ialah Kota Langsa.

Kota Langsa merupakan kota pesisir yang terletak di Pesisir Timur Pulau

Sumatera dan memiliki garis pantai sepanjang 16 km. Kota Langsa merupakan

kota pemekaran Kabupaten Aceh Timur dan merupakan salah satu kota otonom

termuda di Provinsi Aceh.


3

Berdasarkan wawancara dengan Martunis pada tanggal 27 Januari 2023

pada pukul 10:15 WIB, beliau menyatakan bahwa memilih merantau ke Langsa

merupakan ajakan dari teman yang telah terlebih dahulu merantau ke Langsa.

Beliau juga mengatakan bahwa berjualan ikan di kota Langsa lebih menjanjikan

dibandingkan berjualan di Sigli sebab di Langsa mayoritas masyarakat tidak

hanya sebagai nelayan, adapun profesi lain-lain sehingga dagangan mereka mudah

terjual. Terutama pada masa Usman Abdullah, lokasi pajak ikan lebih rapi dan

tertata sehingga akses untuk jual-beli ikan lebih mudah dijangkau oleh konsumen.

Kota Langsa merupakan kota dengan perkembangan ekonomi yang pesat,

terutama pada pemerintahan Usman Abdullah dari tahun 2012 hingga tahun 2021.

Banyak kebijakan yang telah dibuat terutama di bidang ekonomi dan pariwisata.

Menurut Safrizal dalam Budiman (2020:24) salah satu pengembangan wisata di

Kota Langsa yang digagas oleh kepala daerah yaitu Walikota Langsa dan Wakil

Walikota Langsa yang dikenal dengan sebutan “UMARA”. Program

pengembangan wisata ini dibuat dari beberapa tahapan dan berlanjut pada masa

pemnerintahan Umara yang ke II. Hal inilah yang membuat banyak perantau

datang ke kota Langsa terutama masyarakat Pidie. Dari latar belakang tersebut

maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Kehidupan Ekonomi Masyarakat

Pidie di Perantauan (Studi Kasus di Kota Langsa Pada Masa Pemerintahan

Usman Abdullah 2012-2021).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:


4

1. Apa yang melatar belakangi masyarakat Pidie merantau ke Kota Langsa ?

2. Bagaimana Keadaan ekonomi masyarakat Pidie di Kota Langsa pada masa

pemerintahan Usman Abdullah 2012-2021 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini meliputi berbagai dimensi antara lain : dalam setiap

penelitian perlu diketahui maksud dan tujuan penelitian adapun tujuan penelitian

ini adalah :

1. Untuk mengetahui Latar belakang masyarakat Pidie merantau ke Kota Langsa.

2. Untuk mengetahui Keadaan ekonomi masyarakat Pidie di Kota Langsa pada

masa pemerintahan Usman Abdullah 2012-2021.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian penulisan sejarah berbasis Historiografi Sosiologis. Dengan

demikian di harapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada

penelitian mendatang tentang keadaan masyarakat Pidie di Kota Langsa

pada masa pemerintahan Usman Abdullah 2012-2021.

b. Secara akademis akan memberikan tambahan informan kepada para peneliti

tentang masyarakat Pidie di Perantauan.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan bagi mahasiswa dapat menambah wawasan, pengetahuan

sejarah terkhusus pada masyarakat Pidie di Perantauan. Juga dapat

digunakan sebagai bahan referensi pembelajaran.


5

b. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan

gambaran pada keadaan masyarakat Pidie di Kota Langsa pada masa

pemerintahan Usman Abdullah 2012-2021.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kehidupan Ekonomi

Secara terminologi, ekonomi berasal dari bahasa Yunani terdiri dari dua

kata, yaitu oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti, tata,

aturan. Dengan demikian secara sederhana ekonomi dalam pengertian bahasa

berartiekonomi atau tata aturan rumah tangga (Safri, 2018: 3).

Sementara, ekonomi menurut kamus Bahasa Indonesia berarti segala hal

yang bersangkutan dengan penghasilan, pembagian dan pemakaian barang-barang

dan kekayaan (keuangan). Menurut Nurcahyanti (2013:147) menyatakan bahwa,

Ekonomi adalah segala suatu kegiatan manusia individu maupun kelompok yang

berkaitan atau berhubungan secara langsung dengan sektor konsumsi, distribusi

dan produksi pada suatu barang dan jasa.

Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang upaya manusia dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya, baik secara individu maupun secara kelompok

dengan mempergunakan segala perangkat fasilitas yang berkaitan dan mendukung

usaha dilakukannya kegiatan ekonomi, dengan maksud agar memperoleh

kesejahteraan atau kemakmuran (Safri, 2018:9).

Selanjutnya, (Safri, 2018:8-9) ekonomi dalam pengertian dan istilah

terdapat beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi, adapun

definisi-definisi tersebut ialah sebagai berikut :

1. Pendapat Adam Smith, ekonomi adalah “Ilmu kekayaan atau ilmu yang khusus

mempelajari sarana-sarana kekayaan suatu bangsa dengan memusatkan perhatian


7

secara khusus terhadap sebab-sebab material dari kemakmuran, seperti hasil-hasil

industri, pertanian dan sebagainya”

2. Marshall mengemukakan : “Ekonomi adalah: Ilmu yang mempelajari usaha-

usaha individu dalam ikatan pekerjaan dalam kehidupannya sehari-hari. Ilmu

ekonomi membahas kehidupan manusia yang berhubungan dengan bagaimana ia

memperoleh pendapatan dan bagaimana pula ia mempergunakan pendapatan itu”

3. Menurut Ruenez : “Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku

manusia dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhannya dengan sarana-sarananya

yang terbatas yang memmpunyai berbagai macam fungsi”.

4. Mill J Smengungkapkan, Ekonomi ialah sains praktikal tentang pengeluaran

dan penagihan.

5. Menurut Abraham Maslow Ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang

mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui

penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip

serta teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.

6. Pendapat Hermawan Kartajaya, Ekonomi adalah platform Pengantar Ilmu

Ekonomi dimana sektor industri melekat diatasnya.

7. Sedangkan menurut Paul A. Samuelson : Ekonomi merupakan cara-cara yang

dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber

yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikannya

untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Sementara, jika mengulik tentang ekonomi juga tidak akan bisa terlepas

dari persoalan-persoalan sistem ekonomi yang diterapkan dalam suatu negara atau
8

dalam suatu daerah. Menurut Gilarso dalam Sumarsono (2016: 20) dikemukakan

bahwa sistem ekonomi merupakan tata cara untuk mengoordinasikan perilaku

masyarakat (para produsen, konsumen, pemerintah, bank, dan sebagainya) dalam

menjalankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi, investasi, dan

sebagainya) sehingga terbentuk satu kesatuan yang teratur dan dinamis serta

kekacauan dapat diminimalisir.

Di dunia ada beberapa sistem ekonomi yang diterapkan, namun yang

paling sering terdengar dalam telinga masyarakat ialah sistem ekonomi Islam,

kapitalisme dan sosialisme. Effendi (2019: 149-151) mendefinisikan ketiga sistem

ekonomi tersebut:

1. Sistem Ekonomi Islam, ialah ilmu ekonomi yang dilaksanakan dalam praktek

sehari-hari bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat maupun

pemerintah/penguasa dalam rangka mengorganisasikan faktor produksi, distribusi

dan pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan tunduk dalam

peraturan/perundangundangan islam (sunnatullah). Dengan demikian, sumber

terpenting peraturan/perundang-undangan perekonomian Islam adalah Al-Qur’an

dan Sunnah.

2. Sistem ekonomi Kapitalisme, merupakan suatu sistem yang memberikan

kebebasan yang cukup besar bagi pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan

kegiatan yang terbaik bagi kepentingan individual atas sumberdaya-sumberdaya

ekonomi atau faktor-faktor produksi. Pada sistem ekonomi ini terdapat

keleluasaan bagi perorangan untuk memiliki sumberdaya, seperti kompetisi antar

individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, persaingan antar badan usaha dalam
9

dalam mencari keuntungan.Dalam sistem eknomi ini campur tangan pemerintah

sangat minim perannya.

3. Sistem ekonomi sosialis, merupakan suatu doktrin politik yang menekankan

pemilikan kolektif dari alat-alat produksi, memberikan suatu peran yang besar

pada negara dalam menjalankan perekonomian dengan kepemilikan masyarakat

luas atas industri. Sistem ekonomi sosalisme adalah sistem ekonomi dimana

ekonomi diatur penuh oleh negara. Dalam sistem ini jalannya perekonomian

sepenuhnya menjadi tanggungjawab negara atau pemerintah pusat.Sistem

ekonomi sosialis biasa disebut juga dengan sistem ekonomi yang terpusat.Sistem

perekonomian ini merupakan sistem perekonomian yang menginginkan

kemakmuran dari masyarakatnya dan terlaksana merata sehingga tidak ada lagi

penindasan ekonomi yang terjadi guna mewujudkan kemakmuran yang merata di

masyarakat, perekonomian harus diatur oleh pemerintah.

Selain dari soal sistem ekonomi, terdapat juga soalkehidupan sosial

ekonomi. Kehidupan sosial ekonomi merupakan kegiatan seseorang yang

berhubungan dengan orang lain. Manusia merupakan makhluk sosial dimana

mereka tidak dapat hidup sendiri. Menurut Aristoteles, manusia merupakan zoon

politicon yaitu makhluk sosial yang menyukai hidup bergolongan atau lebih suka

mencari teman untuk hidup bersama daripada hidup sendiri. Manusia memerlukan

bantuan dari orang lain mulai dari manusia dilahirkan sampai meninggal dunia.

Manusia selalu berinteraksi, berelasi, berkomunikasi, saling membutuhkan dan

saling membantu. Setiap individu mempunyai keinginan untuk berhubungan

dengan orang lain (Kurniawan, 2013:3).


10

Maka dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwasanya

manusia tidak terlepas dari segala kegiatan ekonomi, yaitu dimana manusia

berusaha semaksimal dan sebaik mungkin untuk memperoleh keuntungan,

kesejahteraan serta kemakmuran dalam hidupnya.Tidak hanya demikian, manusia

juga membutuhkan bantuan dari orang lain untuk mencapai keinginannya.

2.2 Masyarakat Pidie

Kabupaten Pidie Jaya terletak pada koordinat 60"10'-50°30' Lintang

Utara dan 4500 97"-96fl35' Bujur Timur mempakan pemekaran dari Kabupaten

Pidie dengan jumlah penduduk pada tahun 2006 mencapai 139.779 jiwa yang

terdiri dari laki-laki 65.117 jiwa atau 46,59% dan perempuan 74.662 j iwa atau

53,41 %. Luas wilayah Kabupaten Pidie Jaya secara keseluruhan mencapai

1.162,84 km2 atau 116,284 hektar, dengan batas-batasnyasebagai berikut: 1.

Sebelah Utara dengan Selat Malaka; 2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pidie;

3. Sebelah Timur dengan Kabupaten Bireuen; dan 4. Sebelah Barat dengan

Kabupaten Pidie. Kota Meureudu merupakan ibukota Kabupaten Pidie Jaya. Kota

ini terletak di pesisir timur Kabupaten Pidie Jaya (Faisal, 2013:74).

Menurut Koentjaraningrat (2009:116) Masyarakat adalah sekumpulan

manusia yang saling berinteraksi sehingga memiliki prasarana agar dapat saling

terhubung antara satu sama lain. Masyarakat adalah sekumpulan individu ataupun

kelompok yang menetap dan tinggal disuatu tempat yang saling berhubungan

antar sesama individu.

Menurut Mananti dalam Hidayat (2013:2) Masyarakat adalah

sekumpulan manusia yang telah memiliki budaya tersendiri dan bertempat tinggal
11

di suatu daerah tertentu. Setiap anggota manusianya memiliki rasa kesatuan dan

pengalaman hidup bersama yang lama sehingga mereka menganggap memiliki

identitas sendiri yang berbeda dari masyarakat lainnya.

Masyarakat didefinisikan sebagai kumpulan daripada individu-individu

yang berinteraksi antara satu sama lain dalam suatu wilayah tertentu dan juga

menghayati kebudayaan yang serupa serta mendiami disuatu wilayah dalam

jangka waktu tertentu (Macionis dalam Bernard 2016:157).

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia ataupun sekumpulan

individu-individu yang tersebar dan menetap ke berbagai tempat atau wilayah dan

juga mempunyai suatu kesamaan yaitu berupa kebiasaan, tradisi, sikap, serta

perasaan yang sama antara satu sama lain. (Kusmanto 2014:86)

Adapun ciri-ciri kehidupan dari masyarakat. Soerjono Soekanto

mengemukakan bahwa ciri-ciri kehidupanmasyarakat adalah:

1. Manusia yang hidup bersama-sama sekurang-kurangnya terdiri dari dua


orang individu 2. Bercampur atau bergaul dalam waktu yang cukup lama
3. Menyadari kehidupan merekamerupakan satu kesatuan 4. Merupakan
sistem bersama yangmenimbulkan kebudayaan sebagai akibat dari
perasaan saling terkaitantara satu dengan lainnya. (Soerjono Soekanto
dalam Tejokusumo 2014:39)

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

masyarakat adalah suatu kumpulan individu yang saling terhubung satu sama lain

dalam suatu wilayah yang memiliki kebudayaan yang sama dan menghayati

kebudayaan mereka sebagai identitas tersendiri dari masyarakat lainnya.

Sedangkan yang dimaksud masyarakat Pidie adalah masyarakat yang

berada di bagian barat Aceh yang tergabung dalam Kabupaten Pidie. Masyarakat
12

Aceh termasuk masyarakat Pidieterkenal dengan ketaatanataupun kepatuhan

terhadap ajaran agama islam dan juga menjunjung tinggi budaya serta adat-

istiadatnya (Arifin, 2016:253).

Masyarakat Aceh sangat tunduk kepada ajaran syariat islam dan taat serta

memperhatikan fatwa ulama. Mereka menganggap ulama sebagai ahli waris dari

sosok Nabi Muhammad sehingga melahirkan budaya aceh yang tercermin dalam

kehidupan adat yang tak terlepas dari syariat islam (Jakfar 2012:81).

Menurut Faisal Ali dalam Sudiarti (2017:140) Masyarakat Aceh juga

memiliki peribahasa yang masih menjadi pedoman mereka yaitu “Adat bak Poe

Teu Meurehom, Hukom bak Syiah Kuala, Qanun bak Putro Phang, Reusam bak

Laksamana”.Makna tersebut merupakan sebuah anjuran untuk menyerahkan

segala urusan dan tanggungjawab kepada orang baik itu lembaga/pihak yang ahli

pada bidangnya atau berkompeten.

Adapun kebiasaan masyarakat Aceh yaitu berkumpul dan juga minum

kopi untuk mengeratkan tali silahturahmi. Budaya berkumpul ini sudah menjadi

kebiasaan turun temurun pada masyarakat Aceh. Hal ini dipengaruh oleh

nilai-nilai Islam yang begitu kuat pada kehidupan masyarakat Aceh yang

mengharuskan untuk menjaga dan menjalin silaturahmi dalam kehidupan

bermasyarakat (Putra 2015:2).

Masyarakat Aceh termasuk masyarakat Pidie terkenal dengan berdagang.

Berdagang merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat Pidie.

Berdagang sebagai mata pencaharian dapat dilihat dari dua perspektif, pertama

aktor dalam aktivitas ekonomi, dan kedua kebudayaan. Pedagang dilihat sebagai
13

seorang aktor atau pelaku usaha menjadi konfigurasi budaya yang menghasilkan

berbagai adat dan tradisi dalam masyarakat Aceh, seperti struktur Uroe Peukan

yang masih exis sampai hari ini dalam pengelola pasar tradisonal. Uroe Peukan

atau Uroe Gantoe atau dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai hari Pekan adalah

suatu hari khusus untuk berdagang yang terlaksana seminggu sekali di tengah

masyarakat. Semangat berdagang masyarakat juga tersebutkan dalam berbagai

hadist madja yang merupakan cerita rakyat lisan masyarakat Aceh, salah satunya

“peureule kaya beudeuh jak meukat” (perlu kaya, bangun untuk berdagang) yang

biasanya digunakan sebagai pembentuk aturan dalam berperilaku (Kamil dkk,

2002:190).

Maka dapat disimpulkan dari berbagai pendapat diatas bahwasanya

Masyarakat Pidie adalah masyarakat yang berada dibagian barat Aceh yang

tergabung di kabupaten Pidie yang menganut sistem syariat islam dan juga

menjunjung tinggi adat istiadat serta budaya mereka secara turun temurun. Tidak

hanya itu, masyarakat Aceh terkenal dengan dengan kebiasaan berdagang yang

merupakan mata pencaharian utama yang tidak terlepas dari anjuran Hadis Nabi

Muhammad Saw.

2.3 Budaya Masyarakat Pidie di Perantauan

Budaya merantau merupakan salah satuwujud budaya activities di

kalangan masyarakatindonesia. Sumaryadi (2010) menjelaskan bahwawujud

budaya activities akan menghasilkansistem sosial. Struktur sosial pada

suatukomunitas, individu ditempatkan dalam suatuposisi yang mempunyai suatu


14

fungsi yang sudahpasti melekat padanya. Fungsi tersebut secaraalamiah akan

menempel pada individu yang adadalam suatu komunitas. Hal tersebut

sangatmenekankan peran aktor, interaksi, lingkungan,optimalisasi, dan kultur

dalam aplikasi sebuahsistem. Pola aksi aktor ini kemudian dikembangkanmenjadi

Voluntaristic Theory of Action (Sholik dkk, 2016:145).

Merantau adalah suatu perpindahan tempat tinggal seseorang ataupun

kelompok secara permanen ataupun relatif permanen (sementara) dengan

menempuh jarak minimum tertentu. Dengan berpindah dari satu unit geografis ke

geografis yang lain. Unit geografis yang dimaksud adalah unit administratif

pemerintah baik berupa negeri atau bagian-bagian dari negeri tersebut (Said Rusli

dalam Sholik dkk 2016:144).

Sementara menurut Lucas dkk dalam Yusran (2017:8-9) mengemukakan

bahwa migrasi sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu kelompok

yang disebut kaum 9 migrant, dari suatu lokasi ke lokasi lainnya. Faktor yang

mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan untuk migrasi ke suatu

wilayah tertentu itu berkaitan dengan pandangan dan image suatu masyarakat

tentang ranah budaya (Cultural Domain). Ranah budaya itu adalah wilayah yang

secara kultural dipandang sebagai milik dari masyarakat pendukung kebudayaan

itu, sedangkan wilayah yang berada di luar ranah budaya dipandang sebagai

wilayah luar.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan orang-orang merantau ke daerah

atau wilayah lain. Menurut Chandra dalam Aprial (2020:230) sebab utama orang
15

merantau ialah untuk meraih sebuah kesuksesan dalam hidupnya serta

menumbuhkan jiwa keberanian agar lebih percaya diri dan lebih mandiri.

Menurut Muchtar dalam Yulanda (2022:1) Merantau memiliki enam

pokok unsur yaitu :

(1)meninggalkan kampung halaman, (2)dengankemauan sendiri, (3)


untuk jangka waktu lama atautidak, (4) dengan tujuan mencari
penghidupan,menuntut ilmu atau mencari pengalaman,(5)biasanya
dengan maksud kembali pulang, dan (6)merantau ialah lembaga sosial
yang membudaya (Muchtar dalam Yulanda 2022:1).’

Maka dapat disimpulkan merantau yaitu meninggalkan kampong

halaman atas kemauan sendiri yang bertujuan mencari penghidupan yang layak

dengan jangka waktu tertentu.

Berdasarkan Sahur (1988:14) Merantau dibagi menjadi 3 tipe yaitu

1. Tipe rantau musiman, yaitu merantau yang dilakukan dengan pada musim-

musim tertentu. Umumnya dilakukan oleh penduduk yang berprofesi sebagai

nelayan apabila tiba waktu yang kurang baik untuk menangkap ikan yaitu pada

musim barat, mereka menyambung hidupnya dengan mencari pekerjaan lain.

2. Tipe rantau tidak musiman, yaitu tipe merantau yang dilakukan setiap saat,

tergantung dari keinginan. Tipe ini juga memiliki jangka waktu pendek dan

panjang.Biasanya mereka memilih pergi dari kampong halaman untuk berjualan

atau berdagang seperti usaha angkutan, jual ikan, jual nasi, tukang jahit dan

sebagainya.

3. Tipe rantau tetap, yaitu tipe merantau yang menghabiskan waktu sampai tak

terbatas hingga jarang untuk kembali ke kampong halaman mereka kecuali pada

saat hari tertantu ataupun sesuatu yang istimewa.


16

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

merantau adalah kebiasaan atau budaya yang dilakukan orang-orang dengan

meninggalkan kampung halamannya ke wilayah lain, baik itu dengan waktu yang

sementara ataupun jangka panjang dengan tujuan beragam, hal itu dilakukan

untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Budaya merantau masyarakat Pidie dilatarbelakangi atas faktor ekonomi,

pendidikan dan kemauan untuk memperoleh kehidupan yang lebih layak dari

sebelumnya. Mayoritas masyarakat Pidie yang merantau berprofesi sebagai

pedagang kecil maupun pedagang besar. Di kota-kota besar diluar Aceh, seperti

Medan, Jakarta dan Bandung para pedagang makanan khas mie Aceh umumnya

berasal dari Pidie (di unduh pada 7/1/2023, Serambi.com).

Damsar (2002:83), mengatakan :

“Pedagang Pidie yang bermata pencaharian sebagai pedagang dalam


melaksanakan kegiatan jual-beli, mereka lebih memilih tempat yang
strategis yaitu tempat yang telah disediakan oleh pemerintah daerah seperti
pasar yang merupakan lembaga ekonomi. Pasar menjadi tempat
berkumpulnya orang dari berbagai lapisan masyarakat dan tempat untuk
kegiatan memperjual belikan suatu barang dagangan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Pasar merupakan salah satu lembaga yang paling
penting dalam institusi ekonomi dan juga salah satu penggerak utama
dinamika kehidupan ekonomi.”

Masyarakat Pidie yang berprofesi sebagai pedagang diperantauan,

biasanya memilih lokasi yang strategis, dimana banyaknya transaksi jual-beli

seperti pasar, ataupun tempat keramaian serta lapak yang disediakan oleh

pemerintah agar usaha yang diperdagangankan mudah diakses oleh para calon

konsumen.Selain memilih lokasi yang strategis dalam berdagang, masyarakat

Pidie juga memiliki prinsip dagang yaitu walaupun untung kecil namun uang tetap
17

harus berputar. Prinsip dagang itu diaplikasikan dalam bentuk menurunkan harga

dagangan atau memperkecil harga di pasaran, sehingga para konsumen berpotensi

besar melakukan proses jual beli di tempat mereka.

Maka dapat disimpulkan dari berbagai penjelasan diatas, merantau

merupakan salah satu kebiasaan atau budaya dari masyarakat pidie. Banyak faktor

yang melatarbelakangi masyarakat pidie, salah satunya adalah faktor ekonomi

yang menjadikan motivasi masyarakat pidie agar mendapatkan kehidupan yang

lebih layak dari sebelumnya.Merantau memiliki macam-macam tipe dan juga

jangka waktu tertentu.Serta masyarakat pidie dikenal dengan kemahiran mereka

dalam berdagang sebab mereka memiliki prinsip dagang yang dapat disandingkan

dengan etnis tionghoa.

2.4 Kota Langsa Pada Masa Usman Abdullah

Kota Langsa merupakan daerah dari pemekaran Kabupaten Aceh Timur.

Terletak lebih kurang 400 Km dari Kota Banda Aceh. Kota Langsa sebelumnya

berstatus Kota Administratif sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64

Tahun 1991 tentang pembentukan Kota Administratif. Langsa kemudian

ditetapkan statusnya menjadi kota dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2001.

Kota Langsa secara geografis mempunyai luas wilayah 262,41 km2, dengan letak

geografis 04o 24’35.68’’– 04o 33’47.03’’ Lintang Utara 97o 53’14.59’’– 98o

04’42.16’’ Bujur Timur (Miwanda dkk, 2021:410).

Kota langsa merupakan kota madya yang dipimpin oleh seorang

Walikota dan wakil walikota. Kota Langsa mengalami kemajuan pesat baik dalam

bidang ekonomi dan juga tata ruang kota pada tifmasa kepemimpinan Usman
18

Abdullah. Beliau menjabat mulai dari tahun 2012-2017 dan melanjutkan pada

periode kedua yaitu 2017-2022.

Pemerintah kota Langsa pada Usman Abdullah mulai mengembangkan

obyek wisata untuk menarik para wisatawan baik dari lokal maupun mancanegara.

Objek wisata ini tidak terlepas dari syariat islam yang sesuai dengan daerah Aceh

sebagai Serambi Mekkah dan juga meningkatkan aspek budaya dan ekonomi

kreatif masyarakat Aceh, terutama masyarakat Kota Langsa (Budiman dkk,

2020:18).

Salah satu kebijakan yang dilakukan Usman Abdullah atau dikanal

sebagai UMARA pada masa pemerintahan nya adalah pembangunan Ruang

Terbuka Hijau, yaitu Hutan Kota Langsa. Hutan kota Langsa merupakan salah

satu destinasi wisata dimulai pada tahun 2013 setahun di periode pertama masa

kepemimpinan bapak Usman Abdullah setelah dilantik menjadi Walikota Langsa.

Belaiu melirik hutan Kota yang merupakan paru-paru Kota Langsa memiliki

hutan lindung seluas 897 hektar yang terdiri dari hutan lindung desa Paya Bujuk

Seulemak dan Desa Kemuning. Di kecamatan Langsa Baro desa Paya Bujuk

Seulemak terdapat hutan lindung. Hutan lindung kota Langsa merupakan bagian

dari PT Perkebunan Nusantara 1 (PTPN 1) yang digarap oleh Belanda. Fungsi

hutan lindung ialah sebagai penyerapan air bagi perkebunan yang dikelola oleh

belanda pada masa itu. Pada awalnya luas hutan lindung adalah 120 Ha, tetapi

lama kelamaan luasnya mejadi 9,6 Ha. Sebenarnya luas dari keseluruhan hutan

lindung adalah 120 Ha. Setelah adanya pemekaran kabupaten Aceh Timur pada

tahun 2001 Kota Langsa berubah status menjadi kota madya. Hutan lindung pada
19

masa itu masih termasuk ke dalam aset pemerintahan Aceh Timur diserahkan

kepada pemko Langsa. Berbagai kebijakan yang berlaku pada dasarnya

memberikan kewenangan pengelolaan hutan lindung kepada daerah, undang-

undang No. 32 tahun 2004 (tentang pemerintahan daerah) menegaskan bahwa

kewenangan daerah atas sektor kehutanan (pengelolaan hutan lindung). Dan

kurang lebih 49 hektar dari jumlah hutan lindung disulap menjadi ruang terbuka

hijau hutan lindung serta dikembangkan menjadi destinasi ekowisata yang banyak

di minati pengunjung baik lokal maupun mancanegara (Mirza, 2021:43).

Pemerintah Kota Langsa juga terus melakukan percepatan pembangunan

yang tidak hanya berfokus di pusat kota, tetapi sudah mulai meluas sampai ke

pinggiran kota. Di pusat kota, Pemerintah Kota Langsa melakukan pembangunan

pusat perbelanjaan yang dapat memudahkan masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Termasuk membangun ruang publik yang ramah

lingkungan, seperti penghijauan taman, penertiban pedagang kaki lima di sekitar

jalan utama pusat perbelanjaan, lingkungan Masjid Raya Darul Falah dan sekitar

Ruang Terbuka Hijau Lapangan Merdeka Kota Langsa. Di daerah pinggiran,

pemerintah Kota Langsa membangun tempat rekreasi keluarga berupa taman

hutan kota, wisata mangrove, sarana pendidikan dan juga pertambakan (Siregar,

2019:5). Sebagaimana yang disampaikan oleh Samsuar dan Mediyanti (2019:103-

104) adalah sebagai berikut:

“Kota Langsa merupakan salah satu kota di provinsi Aceh yang terus
berbenah dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi
berupa peningkatan infrastruktur digitalisasi dan sumber daya 104
lainnya. Program Smart City menjadi prioritas pembangunan pada
Pemerintahan Usman Abdullahi-Marzuki di tahun 2020 untuk mencapai
tahapan perencanaan pembangunan yang efektif dan efisien melalui
20

Smart government. Capaian utama yang hendak dihasilkan melalui


program ini penyediaan satu data atau informasi yang akurat, terbuka,
mudah, serta saling terkait dengan sistem lainnya untuk pembangunan
dan pelayanan publik. Tujuan program Smart Government membangun
sistem informasi terpadu untuk menghindari perencanaan pembangunan
yang tidak efektif, tidak efisien, dan tidak tepat sasaran akibat dari
ketiadaan data yang valid dan terintegrasi. Pengembangan Smart City
merupakan satu rangkaian pencapaian Kota Langsa menuju digitalisasi
pengelolaan pemerintahan yang efektif dan efisien. Diharapkan kedepan
dengan terbentuk kota Langsa yang akan menjadi Smart City dan
terintegrasi dengan manajemen Smart province yang dikelola Pemerintah
Aceh sehingga terwujudnya cita-cita Aceh sebagai Provinsi yang cerdas
pemerintahannya, cerdas penduduknya, cerdas ekonominya, cerdas
mobilitas kegiatannya, cerdas lingkungannya, cerdas kehidupannya dan
sejahtera masyarakatnya. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi
kesiapan Pemerintah Kota Langsa dalam mendukung perencanaan
pengembangan Smart City. Sasaran adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatnya partisipasi Masyarakat dalam setiap kebijakan Pemerintah
Kota dan pembangunan. 2. Meningkatnya pelayanan publik dan sosial
oleh Pemerintah Kota kepada masyarakat. 3. Meningkatnya efisiensi dan
elektifitas penyelenggaraan Pemerintah Kota. 4. Tersedianya dokumen
perencanaan pembangunan daerah sektoral dan dokumen perencanaan-
perencanaan lainnya dalam bentuk e-dokumen. 5. Meningkatnya jaringan
komunikasi dan informasi sesuai kebutuhan.”

Dengan demikian, Pemerintahan Usman Abdullah sedang

mengembangkan Kota Langsa dengan menerapkan program Smart City, dimana

diharapkan kota Langsa sebagai kota yang dapat meningkatkan pelayanan publik,

meningkatkan efisiensi dan elektifitas serta meningkatnya jaringan komunikasi

dan informasi yang sesuai dengan kebutuhan.

Tidak hanya menerapkan kebijakan di bidang ekonomi dan pendidikan,

Pemerintahan UMARA juga menerapkan aturan yang mendorong masyarakat

agar tidak terlepas pada syariat islam. Seperti aturan berbusana yang sesuai

dengan syariat islam. Razia busana merupakan salah satu cara bagi Dinas

Syariat Islam di Aceh untuk mendistribusi dan mengaktualisasi kekuasaan merea

dengan didukung oleh peraturan daerah (qanun). Berbekal peraturan ini Dinas
21

Syariat Islam dapat memberikan sanksi dan hukuman bagi pelanggar yang

tidak mengikuti aturan (Febriandi, 2016:6).

Maka dapat disimpulkan dari berbagai penjelasan diatas, Kota Langsa

merupakan daerah yang terletak di Provinsi Aceh. Merupakan kota madya yang

dipimpin oleh seorang walikota dan wakil walikota. Pada masa pemerintahan

Usman Abdullah, banyak dilakukan perubahan dan kebijakan-kebijakan yang

membuat kota langsa menjadi kota yang ramah lingkungan dan juga menjadi

kawasan yang terkenal dengan syariat islam. Tidak hanya itu, Kota Langsa juga

dikenal sebagai kota pariwisata yang mulai dilirik wisatawan, baik lokal maupun

mancanegara. Salah satu objek wisata yang sangat ini terkenal ialah Wisata

Mangrove Pelabuhan Kuala Langsa dan Ruang Hutan Lindung. Dibidang

ekonomi, Pemerintah Kota Langsa juga menyediakan lokasi bagi pedagang kaki

lima agar dapat diakses bagi masyarakat Kota Langsa.

2.5 Penelitian Relevan

Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Yusran Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Makassar yang berjudul “Popularitas Merantau Sebagai Solusi

Mendapatkan Kehidupan Yang Layak (Studi Deskriptif Perantau Di Desa

Pepandungan, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang)”.Skripsi ini membahas

tentang mengapa masyarakat Pepandungan memilih untuk merantau. Metode

pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitiannya

yaitu dengan cara penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data

yaitu wawancara dan observasi.


22

Skripsi yang ditulis oleh Ely Desnalia Mahasiswa Universitas Sriwijaya

yang berjudul “Makna Merantau Bagi Orang Minangkabau Di Kota Palembang

(Studi Pada Perantau Minang Di Kelurahan Pipa Reja Kecamatan Kemuning)”.

Skripsi ini membahas tentang makna orang suku Minangkabau di Kelurahan Pipa

Reja terhadap tradisi merantau di Kota Palembang. Metode pengumpulan data

yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitiannya yaitu dengan cara

penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara

dan observasi. Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam

melakukan penelitiannya yaitu dengan cara penelitian kualitatif deskriptif dengan

teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan observasi.


23

2.6 Kerangka Berpikir

Kehidupan Ekonomi Masyarakat


Pidie di Perantauan

Rumusan Masalah

Apa yang melatar Bagaimana Keadaan


belakangi Masyarakat Ekonomi Masyarakat Pidie
Pidie Merantau ke Kota di Kota Langsa Pada Masa
Langsa ? Pemerintahan Usman
Abdullah 2012-2021 ?

Metode Penelitian Historis Metode Penelitian


Sosiologis

1. Heuristik
2. Kritik Sumber 1. Mengidentifikasi Masalah
3. Interpretasi 2. Merumuskan Masalah
4. Historiografi 3. Merumuskan Hipotesis
4. Pengumpulan data
5. Mengumpulkan Data
6. Menafsirkan Data
7. Membuat Kesimpulan

Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data


24

1. Wawancara 1. Reduksi Data


2. Observasi 2. Penyajian Data
3. Dokumentasi 3. Verifikasi
4. Informan

Hasil Penelitian

1. Faktor Ekonomi 1. Pemerintahan Usman


2. Faktor Sosial Budaya Abdullah Periode I
3. Faktor Pendidikan 2. Pemerintahan Usman
Abdullah Periode II
3. Perbedaan Antara kedua
periode

Dari kerangka berpikir diatas maka dapat disimpulkan bahwasanya

Latar Belakang Masyarakat Pidie merantau Ke kota Langsa adalah dengan tujuan

untuk mencari kesuksesan ataupun memperbaiki kualitas hidup yang lebih baik

dari sebelumnya. Maka dari itu muncul beberapa faktor dari berbagai macam

bidang. Beberapa faktor tersebut ialah seperti faktor Ekonomi, Sosial Budaya dan

Pendidikan.

Namun yang akan diteliti pada penelitian kali ini adalah dalam bidang

Ekonomi. Maka dari itu tujuan dari penilitian ini adalah untuk membahas dan

juga menggambarkan bagaimanakah kehidupan masyarakat Pidie di Perantauan

yaitu lokasi yang digunakan adalah di Kota Langsa pada masa pemerintahan

Walikota Usman Abdullah periode 2012-2021.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam fokus penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif

kualitatif.Penelitian ini menggunakan metode Historis Sosiologis dengan

pendekatan studi lapangan (field research). Metode Sejarah menurut Louis

Gottschalk, adalah merupakan proses menguji dan menganalisis secara kritis

rekaman, dokumen-dokumen dan peninggalan masa lampau yang autentik dan

dapat dipercaya serta membuat interpretasi dan sintesis atas fakta-fakta tersebut

menjadi sebuah kisah sejarah yang dapat dipercaya (Notosusanto, 2006:39).

Sosiologis adalah suatu ilmu yang mempelajari suatu kehidupan

masyarakat yang bersifat kritis, skeptis dan sistematis. Ilmu ini meneliti

bagaimana struktur manusia dalam kehidupan sosial (Sunarto, 2011:18).

Di dalam melaksanakan metode penelitian sejarah, ada empat langkah

yang harus dilakukan dalam menulis penelitian antara lain Heuristik, Kritik

sumber, Interpretasi dan yang terakhir adalah historiografi :

1. Heuristik

Heuristik adalah pengumpulan sebuah sumber sejarah dalam suatu

penelitian. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber tertulis ataupun lisan.

Heuristik adalah kegiatan dimana seorang penulis mencari dan mengumpulkan

sumber yang akan ditulis dan sesuai dengan tema penelitian. Sumber itu dibagi

menjadi dua yaitu sumber tertulis dann tidak tertulis (Kuntowijoyo, 2018:73).
26

2. Kritik Sumber

Kritik Sumber adalah penilaian atau tahap pengujian terhadap sumber-

sumber sejarah yang telah dikumpulkan agar dapat ditemukan keaslian sumber

tersebut. Kritik ini menyangkut verifikasi sumber yaitu pengujian mengenai

kebenaran atau ketetapan (akurasi) dari sumber tersebut. (Sjamsuddin, 2012:103-

104).

3. Intepretasi

Intepretasi adalah penafsiran yang dilakukan untuk menentukan antara

benar dan salah suatu sumber yang diperoleh, biasanya termasuk dalam

subjektivitas. Menurut Kuntowijoyo, Intepretasi dibagi menjadi dua macam yaitu

a. Analisis, yaitu menguraikan. Menguraikan yang dimaksud adalah memilah

dan memisahkan beberapa kemungkinan dari sumber yang ditemukan

sehingga menghasilkan sebuah data.

b. Sintesis, yaitu menyatukan. Menyatukan yang dimaksud adalah menyatukan

atau mengelompokkan data-data yang telah ditemukan pada analisis sehingga

dapat ditemukan fakta kebenaran dari data tersebut (Kuntowijoyo, 2018:79-

80).

4. Historiografi

Pada tahap terakhir dari metode Penelitian Sejarah adalah historiografi.

Historiografi adalah penulisan sejarah yang dilakukan setelah berhasil melakukan

tahapan-tahapan dalam pengumpulan sumber yaitu Heuristik, Kritik Sumber dan

Intepretasi. Ketika seorang penulis memasuki tahap menulis, maka ia harus


27

mengeluarkan seluruh daya pikirannya. Bukan hanya terpaku pada catatan-

catatan ataupun kutipan tetapi harus kritis dan analisis dari hasil penelitiannya

sehingga menghasilkan sintesis dalam hasil penelitiannya yang disebut

Historiografi (Sjamsuddin, 2012:121).

Sejarah dengan ilmu sosial memiliki keterkaitan. Menurut Kuntowijoyo

(2012:87) Pengaruh ilmu sosial pada sejarah dapat digolongkan ke dalam empat

macam yaitu, (1) Konsep, (2) Teori, (3) Permasalahan, dan (4) Pendekatan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Fokus penelitian yang akan dilakukan adalah terletak di Kota Langsa

pada masa pemerintahan Usman Abdullah 2012-2021.

3.3 Sumber Data

Data yang digunakan penelitian ialah menggunakan data yang jelas yaitu

1. Data Primer

Data Primer, data yang ditemukan secara langsung yang didapatkan

dengan informasi dari orang yang bersangkutan langsung terhadap masyarakat

Pidie yang merantau di Kota Langsa.

2. Data Sekunder

Data Sekunder, berupa penjelasan yang telah ada seperti literatur-literatur

tertulis dengan pokok masalah dalam penelitian, baik itu berupa jurnal, buku,

artikel, koran dan lainya yang menyangkut masyarakat Pidie di Perantauan.


28

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam studi kali ini diperlukan penelitian lapangan mendalam yang

mengacu pada pengumpulan informasi yang berlandasan kualitatif berbentuk

bacaan, dokumen, foto serta gambar. Objek ditentukan dalam melaksanakan studi

lapangan, kualitas pengumpulan informasi berkenaan ketepatan cara-cara yang

digunakan untuk mengumpulkan informasi dengan berbagai cara seperti sumber,

wawancara, eksperimen, responden, seminar, dialog (Sugiyono, 2018:193).

Dalam melakukan pengumpulan data diperlukan sumber informasi yang

akurat.Terdapat dua jenis sumber yaitu sumber primer dan sekunder.Sumber

primer adalah sumber data yang langsung diperoleh dari pemberi data, sedangkan

sumber sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan atau membutuhkan

pihak ketiga dalam mengumpul data (Sugiyono, 2018:193).

1. Wawancara

Wawancara atau interview adalah salah satu teknik yang digunakan

dalam pengumpulan data. Wawancara adalah melakukan pencarian data dengan

menemui atau menggali suatu masalah dengan orang yang paling tahu (mengenai

kebenaran sumber). Menurut Sugiyono (2018:194) wawancara dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu secara terstruktur atau pun tidak terstruktur dan dapat

dilakukan secara tatap muka (face to Face) ataupun dengan alat bantu pihak

ketiga (telepon).

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang memiliki ciri yang

lebih spesifik dibandingkan teknik wawancara sebab observasi tidak hanya


29

terpaku pada komunikasi dengan orang tetapi juga pada objek-objek lainnya.

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2018:203) Observasi adalah suatu

proses pengumpulan data yang kompleks, tersusun dari berbagai proses biologis

dan psikologis. Yang terpenting dalam observasi adalah proses pengamatan dan

juga ingatan.

3. Dokumentasi

Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan arsip-arsip yang berkaitan

dengan tema yang dikaji yang bertujuan untuk mendapatkan data sekunder agar

dapat mendukung keakuratan data penelitian dari data-data berupa foto, video

dan dokumen-dokumen lainnya.

4. Informan

Informan adalah salah satu pengumpulan data dengan memakai studi

lapangan dengan memakai narasumber atau pembicara yang sinkron dalam

mengetahui situasi keadaan dalam insiden yang akan diteliti. Bisa dikaitkan juga

umunya orang yang paham pada peristiwa suatu insiden tersebut, berkaitan

menggunakan tokoh rakyat atau orang-orang tua terdahulu.

3.5 Teknik Analisa Data


Analisis data dokumen, wawancara lebih cenderung mengemukakan

alasan yang logis (sebab-akibat) yang lebih terarah dalam deskriptif (masyarakat

Pidie diperantauan). Penelitian dilakukan menggunakan penelitian

yangberkesinambungan sebagai akibatnya pengumpulan data & pengolahan data

dilakukan secara bersamaan pada saat penelitian, kebalikannya pada pengumpulan

data dan pengolahan data tidak menutup kemungkinan buat balik lagi kelapangan
30

guna memperoleh yang dipercaya perlu dan mengolahnya balik. Analisis data

adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah dapat

dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono:

2018: 334).

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh di lapangan baik dari hasil Studi literatur dan

dokumentasikan sangat banyak, sehingga perlu direduksi yaitu dipilih dan

dirangkum bagian-bagian pokok dan yang sesuai dengan fokus penelitian.

Kemudian akan disusun secara sistematis, sehingga memberikan gambaran yang

jelas tentang hasil penelitian. Data-data di lapangan dicatat dalam bentuk catatan

lapangan yang bersifat deskriptif mengenai apa yang didengar, dilihat dan

dirasakan oleh peneliti. Catatan tersebut adalah catatan data alami, apaadanya

dari lapangan tanpa ada komentar atau interpretasi dari peneliti mengenai apapun

yang ditemui dilapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang

mengarahkan dan membuang yang tidak diperlukan sesuai dengan fokus

permasalahan penelitian. Kemudian peneliti membuat deskripsi data hasil

pengamatan dalam bentuk penafsiran yang telah dilengkapi dengan komentar

yang berkaitan dengan fokus permasalahan.

2. Penyajian Data (Display Data)

Data Display atau penyajian data digunakan sebagai bahan dalam

menafsirkan data hingga pengambilan kesimpulan. Penyajian data yang paling

sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah berbentuk teks naratif dari
31

catatan lapangan. Dalam penyajian data hasil penelitian, peneliti kemudian

memaknai data temuan dalam bentuk kata-kata yang komunikatif sesuai dengan

fokus penelitian. Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2018:341) mengatakan

“the most frequent from of display data from qualitative research data in the past

has been narrative text”. Dari pendapat tersebut dapat kita ketahui bahwa yang

paling penting dalam menyajikan data penelitian kualitatif adalah berupa teks

yang bersifat naratif. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif

sehingga penyajian data dan informasi tersusun dan akan memberikan arahan

dalam penarikan kesimpulan.

3. Verifikasi

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan gambaran suatu objek

yang dimana sebelumnya masih belum jelas hingga menemukan makna data yang

akan disajikan. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin

juga tidak, karena seperti yang dikemukakan bahwa masalah dan rumusan

masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat semenatara dan akan

berkembang setelah penelitian dilapangan.

Anda mungkin juga menyukai