Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset
Daerah Kota Bima
Megasuciati Wardani1; Dwi Arini Nursansiwi2
1,2Program Studi Ilmu Administrasi Negara STISIP Mbojo Bima
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak pada Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bima”. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini yakni untuk mengetahui upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak pada
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bima. Untuk membahas Penelitian ini
penulis menggunakan jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Informannya adalah kepala
dan staf pegawai Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bima, serta masyarakat
wajib pajak. Penentuan informan dalam penelitin ini penulis menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis secara deskriptif kualitatif, yang
dimulai dari reduksi data, display data, dan verifikasi dan pengambilan kesimpulan. Hasil
penelitiannya yakni: pertama, berdasarkan sosialisasi/penyuluhan dalam upaya
meningkatkan kepatuhan wajib pajak pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kota Bima, maka hasilnya sudah cukup efektif. Kedua, berdasarkan upaya pemberian
pelayanan dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak pada Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Bima, maka hasilnya sudah cukup efektif. Ketiga,
berdasarkan kegiatan pengendalian dalam upaya meningkatkan kepatuhan wajib pajak pada
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Bima, hasil sudah cukup baik dan telah
meningkatkan target pemasukan Pendapatan Asli Daerah. Keempat, terdapat sedikitnya
tujuh alasan dari rendahnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak, yaitu: masyarakat
tidak taat pada Undang-Undang perpajakan; kurang percaya pada aparat pajak; ada
masyarakat yang masih mencoba-coba, bayar pajak; uang pajak dipakai untuk apa dan banyak
masyarakat belum paham; karena adanya sistem bebas pajak dari beberapa Negara; dan
karena masih sulitnya untuk melakukan pelaporan perpajakan. Kelima, faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kesadaran dan kepedulian sukarela wajib pajak, di antaranya: faktor-
faktor yang mempengaruhi kesadaran masyarakat untuk membayar Pajak Bumi dan
Bangunan. Faktor yang cukup menonjol adalah kepemimpinan, kualitas pelayanan, dan
motivasi. Selanjutnya, faktor ekonomi /tingkat pendapatan. Masyarakat tidak akan menemui
kesulitan dalam memenuhi kewajiban membayar pajaknya kalau nilai yang harus dibayar itu
masih di bawah penghasilan yang sebenarnya mereka peroleh secara rutin. Faktor ekonomi
merupakan hal yang sangat fundamental dalam hal melaksanakan kewajiban.
Kata Kunci: Kepatuhan Wajib Pajak Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
59
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
pernah mengemukakan : “...... rakyat akan segala sektor. Peranan pihak masyarakat
membayar pajak kalau mutu dan maupun pemerintah, dalam mendukung
pelayanan pemerintah itu baik. Kalau pembangunan secara menyeluruh fisik
tidak, mereka akan menolak membayar maupun non-fisik sangat diharapkan,
pajak. Pelayanan di sini kami artikan khususnya untuk peningkatan pendapatan
sebagai pelayanan dari pemerintah pada asli daerah.
umumnya.” Pandangan senada Efektivitas dan efiesiensi merupakan
dikemukakan pula oleh Djamaluddin suatu tujuan untuk mendapatkan yang hak
Ancok (Abdul Asri Harahap, 2004 : 51), maupun penggunaan sistem bagi
bahwa “......kepatuhan masyarakat untuk peningkatan pendapatan daerah sehingga
membayar pajak dapat ditingkatkan dapat meningkatkan pembangunan dan
apabila seluruh aparat pemerintah perekonomian serta taraf hidup yang baik
meningkatkan dan memperbaiki mutu yang ada di perkotaan maupun di
pelayanan.” perdesaan.
Memang terdapat empat faktor Peranserta masyarakat diharapkan
pokok yang mempengaruhi penerimaan dalam kegiatan pelaksanaan
pajak, yakni : “1. Situasi dan kondisi pembangunan, terutama dalam partisipasi
perekonomian; 2. Sistem perpajakan yang dan kesadaran masyarakat dalam
diatur dalam Undang-Undangnya; 3. membayar Pajak Bumi dan Bangunan
Aparat pelaksana; dan 4. Sikap dan tingkah (PBB).
laku wajib pajak” (Depkeu RI Dirjen Pajak, Hal lain yang perlu adalah perbaikan
1988 : 16). dan penataan administrasi dan
Akhir-akhir ini pemerintah daerah manajemen yang mempunyai peranan
sedang giat-giatnya melaksanakan penting pada Kantor Badan Pengelolaan
pembangunan yang berkesinambungan di Keuangan dan Aset Daerah Kota Bima,
segala bidang. Tujuannya adalah untuk terutama dalam sistem pemungutan Pajak
membentuk masyarakat Indonesia yang Bumi dan Bangunan (PBB), sehingga dapat
berkualitas, meningkatkan pembangunan menyediakan informasi yang berdaya guna
guna ikut mencerdaskan kehidupan dan berhasil guna baik bagi pimpinan
bangsa yang dilandasi moral idiologi maupun bagi pihak lain yang memerlukan.
Pancasila. Adanya penataan administasi dan
Berangkat dari hal tersebut, manajemen yang baik, maka sistem
pemerintah memberikan kesempatan pengendalian interen pada Kantor Badan
pada masyarakat untuk meningkatkan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
pendidikan, swadaya masyarakat dengan Kota Bima dapat berjalan dan dilaksanakan
meningkatkan daya guna dari semua dengan baik sehingga efektivitas dan
sumber daya yang tersedia. Dengan efisiensi tercapai sesuai dengan yang
sumber daya manusia diharapkan adanya diharapkan guna meningkatkan
kesadaran bahwa perlu adanya mengenai pendapatan
peningkatan efektivitas dan efisiensi di
60
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
61
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
62
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
63
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
64
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
Dari beberapa pengertian pajak yang sesuai dengan nilai jual menurut
sebagaimana diutarakan di atas, maka klasifikasi bumi dan bangunan.”
dapatlah disimpulkan sebagai berikut: Soemitro (1987 : 11) mengemukakan
a. Pajak adalah iuran kepada negara sebagai berikut : “PBB adalah konstruksi
sebagai suatu kewajiban bagi setiap teknik yang ditanam atau yag diletakkan
warga negara, tanpa adanya secara tetap pada tanah yang
diskriminasi. diperuntukkan sebagai tempat yang telah
b. Dalam pemungutan pajak dapat diusahakan dan merupakan harta yang tak
dilakukan dengan paksa karena bergerak yang akan membayar pajak.”
dilakukan atas dasar undang-undang Slamet Munawir, Dkk. (1990 : 213)
yang dibuat oleh wakil-wakil rakyat menjelaskan pengertian Pajak Bumi dan
bersama dengan pemerintah. Bangunan sebagai berikut : “Pajak Bumi
c. Dalam pembayaran pajak tidak ada dan Bangunan (lebih dikenal dengan PBB)
jasa yang secara langsung timbul, adalah pajak tidak langsung yang
artinya pembayaran pajak tidak ada dikenakan atas harta tak bergerak berupa
hubungannya dengan prestasi negara. bumi dan bangunan. Pajak ini termasuk
d. Dana atau uang yang terkumpul pajak obyektif karena yang dipentingkan
tersebut untuk membiayai segala adalah keadaan obyeknya, bukan
pengeluaran umum negara yang subyeknya.”
dimanfaatkan bagi kemakmuran,
kesejahteraan, dan kemashlahatan 4. Jenis-jenis Wajib Pajak
masyarakat. Wajib pajak (WP) terdiri atas
e. Pungutan pajak tersebut akan sesorang yang telah dinyatakan mampu
digunakan oleh pemerintah secara dan berpenghasilan diatas rata-rata, dan
efektif dan efisien dan dikembalikan adapun jenis-jenis wajib pajak sebagai
kepada masyarakat. berikut.
a. Wajib Pajak Orang Pribadi; Wajib pajak
Oleh karena itu, untuk menjamin di
orang pribadi adalah subjek pajak yang
dalam pelaksanannnya paling sedikit harus
memiliki penghasilan atas usaha
memenuhi persyaratan-persyaratan
sendiri atau memiliki pekerjaan tidak
tertentu, misalnya sebagaimana
bebas (karyawan) yang
dikemukakan poin ke 2 di atas, harus
penghasilannya di atas pendapatan
ditetapkan dengan undang-undang atau
tidak kena pajak (PTKP), yaitu Rp
peraturan lain yang sederajat dengan
15.840.000,00. Setiap orang Wajib
undang-undang tersebut.
Pajak mendaftarkan diri dan
Mardiasno (1995 : 191)
mempunyai nomor pokok wajib pajak
mengemukakan sebagai berikut : “PBB
(NPWP), kecuali ditentukan dalam
adalah pajak yang diperoleh melalui tanah
Undang – Undang. Jumlah wajib pajak
maupun air serta tempat tinggal, tempat
orang pribadi yang terdaftar pada KPP
usaha dan berupa konstruksi bangunan
65
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
66
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
67
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
68
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
69
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
70
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
71
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
Dinas Penerangan atau Mobil Dinas Camat Strategi peningkatan penerimaan Pajak
sudah jarang dilakukan lagi. Bumi dan Bangunan yang rincian
Berdasarkan strategi kegiatannya sebagai berikut : strategi
sosialisasi/penyuluhan dalam usaha “jemput bola” atau penagihan dari rumah
peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan ke rumah; penyertaan pelunasan PBB pada
Bangunan, baik penyuluhan, imbauan setiap pengurusan surat-surat keperluan
melalui Masjid/Musholla, melalui masyarakat; membuka loket pembayaran
pertemuan pada acara-acara masyarakat, pada Kantor Lurah/ Desa; pemberian
maupun penerangan/pengumuman undangan kepada wajib pajak yang
melalui Mobil Dinas Penerangan atau dikategorikan nilai pembayaran PBB-nya
Mobil Dinas Camat, maka hasilnya sangat besar; melibatkan pengurus Dusun/
efektif. RT/RW; dan penyederhanaan prosedur
Berdasarkan strategi administrasi.
sosialisasi/penyuluhan dalam usaha
peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan a. Strategi pemungutan/penagihan PBB
Bangunan, baik penyuluhan, imbauan dengan strategi “Jemput Bola”
melalui Masjid/Musholla, melalui Salah satu strategi dalam bentuk
pertemuan pada acara-acara masyarakat, pelayanan yakni Strategi
maupun penerangan/pengumuman pemungutan/penagihan PBB dengan
melalui Mobil Dinas Penerangan atau strategi “Jemput Bola” Juru pungut
Mobil Dinas Camat, maka rata-rata merupakan salah satu unsur yang sangat
hasalnya sangat efektif. menentukan dalam strategi keberhasilan
pemungutan/penagihan Pajak Bumi dan
2. Strategi penerimaan PBB melalui Bangunan (PBB) pada wajib pajak. Olehnya
pemberian pelayanan itu, para juru pungut selalu menggunakan
Pelayanan sering diberikan kepada strategi yang berbeda-beda dalam
seseorang, kelompok, lembaga kegiatan, menagih PBB di masyarakat. Banyak cara
instansi pemerintah, yang membutuhkan yang ditempuh juru pungut dalam strategi
layanan dari seseorang, lembaga dan memenuhi pencapaian target Pemasukan
instansi lainnya yang dalam aktifitas Asli Daerah melalui sektor Pajak Bumi dan
sehari-hari untuk memberikan pelayanan Bangunan (PBB), salah satu di antaranya
kepada masyarakat. adalah melalui strategi atau cara
Pelayanan merupakan proses penagihan dengan mengunjungi rumah-
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas rumah atau sistem “jemput bola” terhadap
orang lain yang langsung. Pelayanan para wajib pajak.
adalah membantu/menyiapkan mengurus Untuk mengetahui bahwa dalam
apa-apa yang diperlukan seseorang. memenuhi pencapaian target PAD melalui
Pemberian pelayanan dimaksudkan pemungutan/penagihan Pajak Bumi dan
dalam penelitian yakni serangkaian Bangunan (PBB) pada masyarakat wajib
kegiatan atau usaha pelayanan dalam pajak, apakah sebagai juru pungut
72
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
73
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
74
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
75
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
nilai pajak dikategorikan besar dalam Kelalaian bukan karena tidak mau
wilayah kelurahan. Bahasa lainnya, membayar PBB, akan tetapi
saya selaku petugas pemungut pajak menyangkut persoalan
melakukan penyisiran penagihan waktu/kesempatan untuk pergi
PBB terhadap wajib pajak yang membayar pajak pada bank persepsi
mempunyai nilai NJOP (Nilai Jual yang telah ditentukan, dan di
Obyek Pajak) yang dikategorikan samping itu karena kelupaan
besar. Ini sangat efektif, terutama mereka, mengingat pembayaran PBB
untuk mencapai target per bulan” ini hanya sekali setahun, yang tidak
(Hasil Wawancara, 5 Agustus 2019). menutup kemungkinan warga lalai.
Mengantisipasi kelalaian para wajib
Berdasarkan pada hasil wawancara pajak tersebut, petugas pemungut
tersebut, mengindikasikan bahwa dalam PBB kelurahan yang lihai menurut
saya, berusaha membuka loket pada
memenuhi pencapaian target PAD melalui
kantor kelurahan yang bersangkutan
pemungutan/penagihan Pajak Bumi dan atau pada kantor camat. Menurut
Bangunan (PBB) pada masyarakat wajib saya, sangat efektif dengan cara
pajak di Badan Pengelolaan Keuangan dan seperti” (Hasil Wawancara, 5
Aset Daerah Kota Bima, di mana dominan Agustus 2019).
sebagai juru pungut sangat efektif strategi
penyisiran. d. Mengadakan Pekan Pembayaran PBB
Pelayanan yang lain yakni Dalam rangka memaksimalkan
pemungutan/penagihan PBB dengan pemasukan daerah melalui PBB
strategi membuka loket pembayaran pada Kecamatan di Kota Bima melalui Seksi
Kantor Lurah atau kantor camat. Pemerintahan di masing-masing
Untuk mengetahui apakah dalam kecamatan bekerjasama dengan seluruh
memenuhi pencapaian target PAD melalui pemerintah desa di wilayah kecamatan
pemungutan/penagihan Pajak Bumi dan melaksanakan pekan PBB selama tiga kali
Bangunan (PBB) pada masyarakat wajib dalam satu tahun. Pekan pembayaran PBB
pajak, sebagai juru pungut menempuh adalah pelaksanaan pembayaran PBB-P2
strategi penagihan dengan membuka loket dalam jangka waktu satu minggu yang
pada kantor desa/lurah atau kantor camat, dilakukan di masing-masing kecamatan
maka akan tergambar dengan jelas sebagai salah satu pelayanan DPPKAD
sebagaimana sajian hasil wawancara dalam mempermudah pemungutan PBB
berikut ini. bagi masyarakat. Didalam pekan
Berdasarkan wawancara dengan pembayaran PBB ini Badan Pengelolaan
“BIA”, selaku salah seorang wajib pajak di Keuangan dan Aset Daerah Kota Bima
Kelurahan Sadia, hasilnya sebagai berikut: bekerjasama dan berkoordinasi dengan
“Berdasarkan pengamalan dan kecamatan untuk memungut PBB-P2 dan
pengamatan sepintas saya, waktunya dapat berbeda di setiap
tertunggaknya pembayaran PBB kecamatan. Diharapkan dengan Pekan PBB
pada sebagian para wajib pajak, ini, pembayaran PBB di wilayah Kota Bima
biasa disebabkan kelalaiannya. dapat mencapai target. Selain diadakan di
76
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
77
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
78
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
79
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
80
Megasuciati; Kepatuhan Wajib Pajak…. Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan
ISSN.2443-3519
Volume 7 Nomor 1 Januari-Juni 2020
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, P.J.A., 1980, Keuangan Negara dan Kebijaksanaan Fiskal, Alumni, Bandung.
Brotodihardjo, R. Santoso, 1993, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT. Bina Aksara, Jakarta.
Devas, Nick, Dkk., 1989, Keuangan Pemerintah dii Daerah Di Indonesia, UI Press, Jakarta.
Kartasapoetra, G. dan E. Komaruddin, 1989, Pajak Bumi dan Bangunan, Bina Aksara, Jakarta.
Marsono, 1986, Himpunan Peraturan Tentang Pemerintah Di Daerah, Djambatan, Jakarta.
Soemitro, Rakhmat, 1974, Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan, Eroesco,
Bandung.
Sugiyono, 1989, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung.
Suratno, Mulyowigeno, 1985, Pajak Bumi dan Bangunan, PB. Bina Pajak, Jakarta.
Salusu, J., 1996, Pengambilan Keputusan Strategik : Untuk Organisasi Publik dan Nonprofit,
Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.
Tambunan, A., 1982, Undang-Undang RI Nomor : 5 Tahun 1974, Tentang Pokok-Pokok
Pemerintah Di Daerah, Latar Belakang Beserta Proses Pembentukannya, Bina
Cipta, Jakarta.
Zauhar, Soesilo, 1996, Reformasi Administrasi : Konsep, Dimensi dan Strategi, Jakarta : Bumi
Aksara.
81