Anda di halaman 1dari 95

Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LINGKUP PELATIHAN PEMELIHARAAN BANGUNAN PELENGKAP


JALAN
Modul pemeliharaan bangunan pelengkap jalan ini menjelaskan mengenai
pengertian, proses dan hal penting lainnya dalam pelaksanaan
pemeliharaan dan perbaikan bangunan pelengkap jalan yang menjadi dasar
dalam pelaksanaan pemeliharaan bangunan pelengkap jalan.

Secara umum modul pemeliharaan bangunan pelengkap jalan yang akan


dijelaskan dalam waktu sekitar 4 jam pelajaran ini mencakup hal-hal
sebagai berikut:

a. pengertian bangunan pelengkap jalan


b. pemeliharaan rutin bangunan pelengkap jalan
c. pemeliharaan berkala bangunan pelengkap jalan
d. Pemeliharaan rutin dan berkala jembatan sederhana

1.2. TUJUAN MODUL


Tujuan modul ini dapat dibagi menjadi dua yaitu Tujuan Umum dan Tujuan
Khusus. Tujuan umum bersifat kemampuan akhir peserta setelah
mempelajari modul, dan Tujuan Khusus adalah tujuan yang bersifat lebih
spesifik dan mendalam mengenai pekerjaan pemeliharaan bangunan
pelengkap jalan sesuai dengan modul yang disiapkan.

Pelatihan dalam diklat pemeliharaan jalan bertujuan untuk meningkatkan


kemampuan pengetahuan secara umum mengenai pemeliharaan jalan.
Yang diharapkan para peserta setelah mengikuti mata diklat ini peserta
diharapkan mampu menjelaskan cara pemeliharaan bangunan pelengkap
jalan dan jembatan sederhana.

Pemeliharaan Jalan 1
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

1.2.1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti mata diklat ini peserta diharapkan mampu mejelaskan
cara pemeliharaan bangunan pelengkap jalan

1.2.2. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setalah mengikuti mata diklat ini peserta mampu mampu :
a. menjelaskan pengertian bangunan pelengkap jalan
b. menjelaskan pemeliharaan rutin bangunan pelengkap jalan
c. menjelaskan pemeliharaan berkala bangunan pelengkap jalan
d. menjelaskan pemeliharaa rutin dan berkala jembatan sederhana

1.3. MODUL PEMELIHARAAN BANGUNAN PELENGKAP JALAN


Modul ini terbagi dalam beberapa bab sebagai berikut:
a. Jenis dan fungsi bangunan pelengkap jalan
b. Pemeliharaan rutin pada bangunan pelengkap jalan
c. Pemeliharaan berkala pada bangunan pelengkap jalan
d. Pemeliharaan rutin dan berkala jembatan sederhana

Pemeliharaan Jalan 2
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

BAB II
JENIS DAN FUNGSI BANGUNAN PELENGKAP JALAN

2.1. UMUM
Bangunan pelengkap jalan adalah suatu bangunan atau bagian dari suatu
struktur jalan yang akan memberikan rasa kenyamanan dan keamanan bagi
para pengguna jalan. Jenis-jenis bangunan pelengkap jalan adalah rambu
jalan, patok pengarah, patok kilometer, patok hektometer, pagar pengaman,
paku jalan, mata kucing, kerb, lampu pengatur lalu lintas, lampu penerangan
jalan, marka jalan, gorong-gorong, tembok penahan tanah serta jembatan
sederhana dengan bentang kurang dari 6 meter.

Bangunan pelengkap jalan ini mempunyai suatu standar yang harus dipenuhi
oleh para pelaksana jalan dan harus tetap dipelihara melalui pemeliharaan rutin
atau berkala, sebelum perlengkapan jalan tersebut tidak dapat lagi
dipertahankan dan kemudian diganti.

Pada pemeliharaan jalan, bangunan pelengkap merupakan bagian yang tetap


harus diperhatikan dan dipellihara, walaupun tidak termasuk dalam struktur
utama jalan tetapi berkaitan secara langsung dengan para pengguna jalan
yang akan memberikan informasi dan rasa kenyamanan serta keamanan.

Jadi, bangunan pelengkap jalan dipasang dengan tujuan meningkatkan


keselamatan jalan dan menyediakan pergerakan yang teratur terhadap
pengguna jalan. Fasilitas perlengkapan jalan memberi informasi kepada
pengguna jalan tentang peraturan dan petunjuk yang diperlukan untuk
mencapai arus lalu lintas yang selamat, seragam dan beroperasi dengan
efisien.

Pemeliharaan Jalan 3
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

2.1. DEFINISI JENIS-JENIS BANGUNAN PELENGKAP JALAN

Jenis-jenis bangunan pelengkap jalan dapat dikelompokkan dalam beberapa


kelompok sebagai berikut:
a. Informasi umum
 Patok hektometer
 Patok kilometer
 Rambu jalan
b. pengatur lalu lintas
 rambu lalu lintas
 patok pengarah
 marka jalan
 paku jalan
 mata kucing
 lampu pengatur lalu lintas
c. kenyamanan dan keamanan
 lampu penerangan
 pagar pengaman
 kerb

Definisi bangunan pelengkap jalan adalah sebagai berikut:


a. Alat pemberi isyarat adalah peraqngkat peralatan teknisyang
menggunakan isyarat lampu untuk mengatur lalu lintas orang dan/atau
kendaraan di persimpangan atau pada ruas jalan.
b. Badan jalan adalah bagian jalan yang meliputi seluruh jalur lalu lintas.
Median, dan bahu jalan.
c. Bahu jalan adalah bagian daerah manfaat jalan yang berdampingan
dengan jalur lalu lintas untuk menampung kendaraan yang berhenti,
keperluan darurat, dan untuk pendukung samping bagi lapis pondasi
bawah, pondasi atas, dan permukaan.
d. Bundaran adalah persimpangan yang dilengkapi jalur lingkar dan
mempunyai desai spesifik, dilengkapi dengan perlengkapan lalu lintas.
e. Daun rambu adalah pelat aluminium atau bahan logam lainnya tempat
ditempelkan/dilekatkannya rambu.

Pemeliharaan Jalan 4
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

f. Jalan adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.


g. Jalur adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas
kendaraan.
h. Kerb adalah struktur yang terbuat dari beton yang diletakkan pada sisi
perkerasan jalan untuk menuntun kendaraan dan dapat berupa median
jalan pemisah dan pulau jalan.
i. Lajur adalah bagian jalur yang memanjang, dengan atau tanpa marka
jalan, yang memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor
sedang berjalan, selain sepeda motor.
j. Lampu penerangan adalah peralatan teknis atau alat pemberi isyarat
lalu lintas berupa isyarat lampu yang dapat dilengkapi dengan bunyi
untuk memberi peringatan atau mengatur lalu lintas orang dan/atau
kendaraan di persimpangan, persilangan sebidang ataupun pada ruas
jalan.
k. Lampu pengatur lalu lintas adalah peralatan yang berupa lampu
berwarna merah, kuning dan hijau atau hanya kuning berkedip yang
merupakan pengatur ketertiban lalu lintas yang diletakkan pada
persimpangan jalan.
l. Marka jalan suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas
permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk
garis membujur, garis melintang, garis serong serta lambang lainnya
yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi
daerah kepentingan lalu lintas.
m. Marka melintang adalah tanda yang tegak lurus terhadap sumbu
jalan.
n. Marka lambang adalah tanda yang mengandung arti tertentu untuk
menyatakan peringatan, perintah dan larangan untuk melengkapi atau
menegaskan maksud yang telah disampaikan oleh rambu atau tanda
lalu lintas lainnya.
o. Marka membujur adalah tanda yang sejajar dengan sumbu jalan.
p. Marka serong adalah tanda yang membentuk garis utuh yang tidak
termasuk dalam pengertian marka membujur atau marka melintang,
untuk menyatakan suatu daerah permukaan suatu daerah permukaan
jalan yang bukan merupakan jalur lalu lintas kendaraan.

Pemeliharaan Jalan 5
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

q. Mata kucing adalah bentuk lain dari marka jalan yang mempunyai
reflektor dan akan memantulkan cahaya pada malam hari akibat
adanya sinar lampu kendaraan.
r. Pagar pengaman adalah suatu bangunan berupa pagar yang terbuat
dari bahan baja dengan dimensi atau ukuran tertentu dan umumnya
yang diletakkan di bahu jalan sepanjang jarak tertentu untuk
memberikan rasa aman pengguna jalan. Pada umumnya pagar
pengaman diletakkan pada daerah timbunan atau daerah-daerah yang
dianggap dapat membahayakan keamanan pengguna jalan.
s. Paku jalan adalah salah satu bentuk lain dari marka jalan yang
berbentu paku dengan ukuran tertentu yang dipasangkan ke dalam
perkerasan jalan dengan bagian atasnya menonjol dan memberikan
pengaturan lajur atau jalur lalu lintas.
t. Papan tambahan adalah papan yang dipasang di bawah daun rambu
yang memberikan penjelasan lebih lanjut dari suatu rambu.
u. Patok hektometer adalah patok yang memberikan informasi jarak
setiap 100 meter dan diletakkan pada daerah di kiri/kanan jalan pada
bagian bahu jalan.
v. Patok kilometer adalah patok yang memberikan informasi jarak ke,
dan dari kota tertentu di suatu ruas jalan tertentu pada setiap 1000
meter atau 1 kilometer yang diletakkan pada kiri/kanan jalan pada
bagian bahu jalan.
w. Patok pengaman adalah patok yang diletakkan di bahu jalan pada
bagian jalan tertentu seperti tikungan, sebelum dan sesudah jembatan
atau gorong-gorong.
x. Patok pengarah adalah patok berreflektor yang mengarahkan lalu
lintas dengan menunjukkan arah yang harus ditempuh dan umumnya
diletakkan pada daerah tikungan atau jalan yang menyempit,
y. Pengguna jalan adalah pengemudi kendaraan dan/atau pejalan kaki.
z. Persimpangan adalah titik pertemuan atau percabangan jalan, baik
yang sebidang maupun yang tidak sebidang.

Pemeliharaan Jalan 6
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

aa. Pulau jalan adalah bagian dari persimpangan yang ditinggikan dengan
kerb, yang dibangun sebagai pengarah arus lalu lintas serta merupakan
tempat untuk pejalan kaki pada saat menunggu kesempatan
menyeberang.
bb. Pulau lalu lintas adalah bagian jalan yang tidak dapat dilalui oleh
kendaraan, dapat berupa tanda permukaan jalan yang ditandai dengan
marka atau bagian jalan yang ditinggikan.
cc. Rambu adalah salah satu dari perlengkapan jalan, berupa lambang,
huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan diantaranya sebagai
peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pengguna jalan.
dd. Rambu larangan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan
perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pengguna jalan.
ee. Rambu peringatan adalah rambu yang digunakan untuk memberi
peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat berbahaya di bagian
jalan di depannya.
ff. Rambu perintah adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan
perintah yang wajib dilakukan oleh pengguna jalan.
gg. Rambu petunjuk adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan
petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan,
fasilitas dan lain-lain bagi pengguna jalan.
hh. Ruang manfaat jalan adalah ruang tertentu pada jalan yang meliputi
badan jalan, saluran tepi dan ambang pengamannya.
ii. Ruang milik jalan adalah ruang tertentu pada jalan yang meliputi
ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat
jalan.
jj. Ruang pengawasan jalan adalah ruang tertentu di luar ruang milik
jalan yang ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan.
kk. Trotoar adalah bagian dari badan jalan yang khusus disediakan untuk
pejalan kaki

Pemeliharaan Jalan 7
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

2.3. FUNGSI BANGUNAN PELENGKAP JALAN


Fungsi bangunan pelengkap jalan ditujukan untuk keselamatan, keamanan,
ketertiban dan kelancaran lalu lintas serta untuk mencapai hasil guna dan daya
guna dalam pemanfaatan jalan untuk lalu lintas serta kemudahan bagi
pengguna jalan dalam berlalu lintas.

Bangunan pelengkap jalan seringkali diabaikan oleh para pemelihara jalan. Hal
tersebut dimungkinkan karena para pemelihara jalan belum atau tidak mengerti
akan fungsi dari setiap bangunan pelengkap jalan atau mengapa bangunan
pelengkap jalan tersebut harus dipasang atau dibangun pada suatu lokasi
tertentu.

Bangunan pelengkap jalan dipasang dengan maksud untuk melindungi para


pengguna jalan, baik yang berkendaraan atau pejalan kaki terhadap
kecelakaan atau tersesat yang mungkin dapat terjadi akibat tidak adanya
tanda, rambu atau suatu informasi pada ruas jalan tertentu.

2.3.1. Marka jalan


Marka jalan mempunyai fungsi penting dalam menyediakan petunjuk dan
informasi terhadap pengguna jalan. Pada beberapa kasus, marka digunakan
sebagai tambahan alat kontrol lalu lintas yang lain seperti rambu-rambu, alat
pemberi sinyal lalu lintas dan marka-marka yang lain. Marka pada jalan secara
tersendiri digunakan secara efektif dalam menyampaikan peraturan, petunjuk,
atau peringatan yang tidak dapat disampaikan oleh alat kontrol lalu lintas yang
lain.

2.3.1.1. Marka membujur


1. Marka membujur garis utuh
Marka membujur berupa garis utuh berfungsi sebagai larangan
kendaraan melintasi garis tersebut. Marka membujur berupa satu garis
utuh juga dipergunakan untuk menandakan tepi jalur lalu lintas (lihat
gambar 1)

Pemeliharaan Jalan 8
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

2. Marka membujur berupa garis utuh harus digunakan pada lokasi:


- menjelang persimpangan sebagai pengganti garis putus-putus
pemisah arah lajur. Garis utuh harus didahului dengan garis
putus-putus sebagau peringatan (lihat gambar 2)

Pemeliharaan Jalan 9
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

- pada jalan yang jarak pandangnya terbatas seperti pada


tikungan atau lereng bukit atau pada bagian jalan yang sempit,
marka garis utuh berfungsi untuk melarang kendaraan yang
akan melewati kendaraan lain pada lokasi tersebut (gambar 3 )

Pemeliharaan Jalan 10
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

3. Marka membujur berupa garis putus-putus berfungsi untuk :


- mengarahkan lalu lintas

- memperingatkan akan ada marka membujur berupa garis utuh di


depan dan pembatas jalur pada jalan 2 ( dua) arah,

4. Marka Membujur Garis Ganda


Marka membujur berupa garis ganda yang terdiri dari garis utuh dan
garis putus-putus memiliki arti:
- lalu lintas yang berada pada sisi garis putus-putus dapat melintasi
garis ganda tersebut;

Pemeliharaan Jalan 11
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

- lalu lintas yang berada pada sisi garis utuh dilarang melintasi garis
ganda tersebut.

Gambar 6 - menunjukkan ukuran marka membujur garis ganda utuh dan


putus-putus

Gambar 7- menunjukkan ukuran marka membujur garis ganda utuh

Pemeliharaan Jalan 12
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

2.3.1.2. Marka Melintang


1. Marka Melintang Garis Utuh
a). Marka melintang berupa garis utuh menyatakan batas berhenti
kendaraan yang diwajibkan oleh alat pemberi isyarat lalu lintas atau
rambu larangan sebagaimana pada Gambar 8. Gambar 9 menunjukkan
ukuran marka melintang pada persimpangan dengan APILL

b). Marka melintang ditempatkan bersama dengan rambu larangan wajib


berhenti sesaat, dan/atau alat pemberi isyarat lalu lintas pada tempat

Pemeliharaan Jalan 13
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

yang memungkinkan pengemudi dapat melihat dengan jelas lalu lintas


yang datang dari cabang persimpangan lain. Marka Melintang berupa
garis berhenti juga dapat dilengkapi dengan garis membujur atau
tulisan “STOP” pada permukaan jalan.

Gambar 10

2.3.1.3. Marka Melintang Garis Ganda Putus-Putus


a). Marka melintang berupa garis ganda putus-putus menyatakan batas
berhenti kendaraan sewaktu mendahulukan kendaran lain, yang
diwajibkan oleh rambu larangan pada Gambar 11 (Lampiran I Tabel 2
A Nomor 1b Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993
tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas di Jalan).
b) Gambar 11 juga menunjukkan ukuran marka melintang garis ganda
putus-putus pada persimpangan yang dilengkapi oleh rambu
larangan. Pada saat mendekati persimpangan permukaan jalan dapat
dilengkapi dengan garis putus-putus dan tanda panah untuk
menunjukan arah yang ditempuh.

Pemeliharaan Jalan 14
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

c). Marka melintang apabila tidak dilengkapi dengan rambu larangan


seperti pada Gambar 12, harus didahului dengan marka lambang
berupa segi tiga yang salah satu alasnya sejajar dengan marka
melintang tersebut.

Pemeliharaan Jalan 15
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

2.3.1.4. Marka Serong


1. Marka serong berupa garis utuh dilarang dilintasi kendaraan. Marka
serong yang dibatasi dengan rangka garis utuh digunakan untuk
menyatakan:
- daerah yang tidak boleh dimasuki kendaraan
- pemberitahuan awal sudah mendekati pulau lalu lintas. Pada saat
mendekati pulau lalu lintas, permukaan jalan harus dilengkapi marka
lambang berupa chevron sebagai tanda mendekati pulau lalu lintas
(Gambar 13 dan Gambar 14).

2. Marka serong untuk menyatakan pemberitahuan awal atau akhir pemisah


jalan, pengarah lalu lintas dan pulau lalu lintas.

Pemeliharaan Jalan 16
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 13 – Marka chevron

Gambar 14

Pemeliharaan Jalan 17
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

2.3.1.5. Marka Lambang


1. Marka lambang berupa panah, segitiga, atau tulisan, dipergunakan untuk
mengulangi maksud rambu-rambu lalu lintas atau untuk memberitahu
pengguna jalan yang tidak dinyatakan dengan rambu lalu lintas jalan.
2. Marka lambang untuk menyatakan tempat pemberitahuan mobil bus,
untuk menaikkan dan menurunkan penumpang;

3. Marka lambang untuk menyatakan pemisahan arus lalu lintas sebelum


mendekati persimpangan yang tanda lambangnya berbentuk panah.

Pemeliharaan Jalan 18
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

4. Marka Peringatan Mendekati Perlintasan Sebidang Dengan Kereta Api.


Apabila mendekati jalan kereta api yang tidak menggunakan pintu
perlintasan, harus diberi marka melintang berupa garis dan marka
lambang berupa tanda di permukaan jalan.

5. Daerah tepi jalan dengan marka berupa garis berbiku-biku berwarna


kuning pada sisi jalur lalu lintas menyatakan dilarang parkir pada jalan
tersebut.

Pemeliharaan Jalan 19
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

6. Marka berupa garis utuh berwarna kuning pada bingkai jalan menyatakan
dilarang berhenti pada daerah tersebut.

2.3.1.6. Paku Jalan


Paku Jalan berfungsi sebagai reflektor marka jalan khususnya pada cuaca gelap dan
malam hari. Paku jalan dengan pemantul cahaya berwarna kuning digunakan untuk
pemisah jalur atau lajur lalu lintas. Paku jalan dengan pemantul cahaya berwarna
merah ditempatkan pada garis batas di sisi jalan. Paku jalan dengan pemantul
berwarna putih ditempatkan pada garis batas sisi kanan jalan.
Paku jalan dapat ditempatkan pada :
- Batas tepi jalur lalu lintas ;
- Marka membujur berupa garis putus-putus sebagai tanda peringatan ;
- Sumbu jalan sebagai pemisah jalur;

Pemeliharaan Jalan 20
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

- Marka membujur berupa garis utuh sebagai pemisah lajur bus;


- Marka lambang berupa chevron;
- Pulau lalu lintas

2.3.2. RAMBU-RAMBU LALU LINTAS


Rambu adalah alat yang utama dalam mengatur, memberi peringatan dan
mengarahkan lalu lintas.
Rambu yang efektif harus memenuhi hal-hal berikut:
a. memenuhi kebutuhan.
b. menarik perhatian dan mendapat respek pengguna jalan.
c. memberikan pesan yang sederhana dan mudah dimengerti.
d. menyediakan waktu cukup kepada pengguna jalan dalam memberikan
respon.

Pemeliharaan Jalan 21
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pertimbangan-pertimbangan yang harus


diperhatikan dalam perencanaan dan pemasangan rambu adalah:
a. Keseragaman bentuk dan ukuran rambu
Keseragaman dalam alat kontrol lalu lintas memudahkan tugas
pengemudi untuk mengenal, memahami dan memberikan respon.
Konsistensi dalam penerapan bentuk dan ukuran rambu akan
menghasilkan konsistensi persepsi dan respon pengemudi.
b. Desain rambu
Warna, bentuk, ukuran, dan tingkat retrorefleksi yang memenuhi standar
akan menarik perhatian pengguna jalan, mudah dipahami dan
memberikan waktu yang cukup bagi pengemudi dalam memberikan
respon.
c. Lokasi rambu
Lokasi rambu berhubungan dengan pengemudi sehingga pengemudi
yang berjalan dengan kecepatan normal dapat memiliki waktu yang
cukup dalam memberikan respon.
d. Operasi rambu
Rambu yang benar pada lokasi yang tepat harus memenuhi kebutuhan
lalu lintas dan diperlukan pelayanan yang konsisten dengan memasang
rambu yang sesuai kebutuhan.
e. Pemeliharaan rambu
Pemeliharaan rambu diperlukan agar rambu tetap berfungsi baik.

2.3.2.1. Jarak Penempatan


a. Rambu di sebelah kiri (Gambar 21)
1. Rambu ditempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas, di luar
jarak tertentu dan tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas
kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan
kaki.
2. Jarak penempatan antara rambu yang terdekat dengan bagian tepi
paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan minimal 0,60
meter.
3. Penempatan rambu harus mudah dilihat dengan jelas oleh pemakai
jalan.

Pemeliharaan Jalan 22
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 21

b. Rambu di sebelah kanan (Gambar 22)


1. Dalam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan lokasi dan
kondisi lalu lintas rambu dapat ditempatkan disebelah kanan atau di
atas daerah manfaat jalan.
2. Penempatan rambu di sebelah kanan jalan atau daerah manfaat
jalan harus mempertimbangkan faktor-faktor antara lain geografis,
geometris jalan, kondisi lalu lintas, jarak pandang dan kecepatan
rencana.
3. Rambu yang dipasang pada pemisah jalan (median) ditempatkan
dengan jarak 0,30 meter dari bagian paling luar dari pemisah jalan.

Pemeliharaan Jalan 23
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

2.3.2.2. Tinggi rambu


a. Ketinggian penempatan rambu pada sisi jalan minimum 1,75 meter
dan maksimum 2,65 meter diukur dari permukaan jalan sampai
dengan sisi daun rambu bagian bawah, atau papan tambahan bagian
bawah apabila rambu dilengkapi dengan papan tambahan.

b. Ketinggian penempatan rambu di lokasi fasilitas pejalan kaki


minimum 2,00 meter dan maksimum 2,65 meter diukur dari
permukaan fasilitas pejalan kaki sampai dengan sisi daun rambu
bagian bawah atau papan tambahan bagian bawah, apabila rambu
dilengkapi dengan papan tambahan.

Pemeliharaan Jalan 24
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

c. Khusus untuk rambu peringatan pada Gambar 25 (Lampiran I Tabel 1


Nomor 1i dan Nomor 1j Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61
tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas di Jalan) ditempatkan
dengan ketinggian 1,20 meter diukur dari permukaan jalan sampai
dengan sisi rambu bagian bawah. diukur dari permukaan jalan sampai
dengan sisi daun rambu bagian bawah.

d. Ketinggian penempatan rambu di atas daerah manfaat jalan adalah


minimum 5,00 meter diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi
daun rambu bagian bawah.

Pemeliharaan Jalan 25
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

2.3.2.3. Posisi Rambu


a. Pada kondisi jalan yang lurus atau melengkung ke kiri, rambu yang
ditempatkan pada sisi jalan, pemasangan posisi rambu digeser 30
(derajat) searah jarum jam dan posisi tegak lurus sumbu jalan (gambar
27)

b. Rambu petunjuk pada Gambar 28e (Lampiran I Tabel 3 Nomor 5, 6k,


6r, 8 dan rambu petunjuk fasilitas Tabel 3 Nomor 9 Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas
di Jalan), pemasangan posisi rambunya sejajar dengan sumbu jalan.

Pemeliharaan Jalan 26
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Pemeliharaan Jalan 27
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

c. Pada kondisi jalan yang melengkung ke kanan, rambu petunjuk yang


ditempatkan pada sisi jalan, pemasangan posisi rambu tegak lurus
terhadap sumbu jalan.

d. Rambu jalan yang ditempatkan pada awal pemisah jalan dan di atas daerah
manfaat jalan pada jalan 1 arah, pemasangan posisi rambu tegak lurus
terhadap sumbu jalan dan ditempatkan ditengah-tengah dari lebar median.

Pemeliharaan Jalan 28
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

e. Posisi rambu tidak boleh terhalangi oleh bangunan, pepohonan atau benda-
benda lain yang dapat berakibat mengurangi atau menghilangkan arti
rambu tersebut.

Pemeliharaan Jalan 29
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

f. Daun rambu harus dipasang pada tiang yang khusus disediakan untuk
pemasangan daun rambu
g. Pemasangan daun rambu pada satu tiang maksimum 2 (dua) buah daun
rambu.

2.3.3. RAMBU PERINGATAN


Rambu peringatan digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada
bahaya atau tempat berbahaya di depan pengguna jalan.
Warna dasar rambu peringatan berwarna kuning dengan lambang atau tulisan
berwarna hitam (Gambar 33).

Pemeliharaan Jalan 30
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

2.3.3.1. Penempatan Rambu Peringatan


a. Rambu peringatan ditempatkan pada sisi jalan sebelum tempat atau
bagian jalan yang berbahaya dengan jarak sesuai dengan Tabel 1.

Tabel 1. Jarak Penempatan Rambu Peringatan

Pemeliharaan Jalan 31
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

b. Rambu peringatan pada Gambar 35 (Tabel 1 Nomor 1i dan 1j Keputusan


Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu
Lintas di Jalan) ditempatkan pada sisi sebelah luar bahu jalan atau jalur lalu
lintas dimulai pada awal tikungan sampai dengan akhir tikungan, jarak
antara masing-masing rambu sesuai dengan kebutuhan.

Pemeliharaan Jalan 32
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

c. Untuk rambu peringatan pada Gambar 36 (Lampiran I Tabel 1 Nomor 22a


Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-
Rambu Lalu Lintas di Jalan), jarak penempatannya diukur dari perlintasan
kereta api yang terdekat.

d. Rambu peringatan Tabel 1 Nomor 22b jarak penempatannya diukur dari rel
kereta api yang terdekat serta dapat dilengkapi dengan rambu peringatan
seperti pada Gambar 37 (Tabel 1 Nomor 24a, 24b, dan 24c Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu
Lintas di Jalan).

Pemeliharaan Jalan 33
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

2.3.4. Bentuk Rambu Peringatan


a. Bujur Sangkar

b. Empat Persegi Panjang

2.3.5. Ukuran Rambu Peringatan

Gambar 40

Pemeliharaan Jalan 34
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Pemeliharaan Jalan 35
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Pemeliharaan Jalan 36
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

2.3.5. RAMBU LARANGAN


Warna dasar rambu larangan berwarna putih dan lambang atau tulisan
bewarna hitam atau merah.

Pemeliharaan Jalan 37
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

2.3.5.1. Penempatan Rambu Larangan


a. Rambu larangan ditempatkan sedekat mungkin pada awal bagian
jalan dimulainya rambu larangan.

b. Rambu larangan pada Gambar 46b (Tabel 2A Nomor l e, 4a, dan 4b


Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-
Rambu Lalu Lintas di Jalan) ditempatkan pada sisi jalan pada awal bagian
jalan dimulainya rambu larangan.

Pemeliharaan Jalan 38
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

c. Rambu larangan pada Gambar 47 (Tabel 2A Nomor 11a, 11b, dan 11c
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-
Rambu Lalu Lintas di Jalan) ditempatkan pada bagian jalan berakhirnya
rambu larangan.

d. Rambu larangan pada Gambar 48 (Tabel 2A Nomor 4a dan 4b Keputusan


Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu
Lintas di Jalan) yang ditempatkan secara berulang dengan jarak lebih dari
15 meter, dapat dilengkapi dengan papan tambahan yang menyatakan
jarak tertentu

Pemeliharaan Jalan 39
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

2.3.5.2. Ukuran Rambu Larangan

Gambar 49

Pemeliharaan Jalan 40
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 50

Gambar 51

Pemeliharaan Jalan 41
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 52

Ukuran A B C D E F
Sangat 450 9 150 150 75 188
kecil 600 16 200 200 100 250
Kecil 750 19 250 250 125 313
Sedang 900 25 300 300 150 375
Besar

2.3.6. RAMBU PERINTAH


Warna dasar rambu perintah berwarna biru dan lambang atau tulisan berwarna putih
serta merah untuk garis serong sebagai batas akhir perintah.

Gambar 53

2.3.6.1. Penempatan Rambu Perintah


a. Rambu perintah wajib ditempatkan sedekat mungkin dengan titik
kewajiban dimulai

Pemeliharaan Jalan 42
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

b. Rambu perintah pada Gambar 59 (Tabel 2B Nomor 4a Keputusan Menteri


Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas di
Jalan) ditempatkan sedekat mungkin pada awal bagian jalan dimulainya
perintah.

Gambar 54

d. Rambu perintah pada gambar 60 (Tabel 2B Nomor la dan lb Keputusan


Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu
Lalu Lintas di Jalan) ditempatkan pada sisi seberang jalan dari arah lalu
lintas datang.

Gambar 55

Pemeliharaan Jalan 43
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

d. Rambu perintah pada Gambar 61 (Tabel 2B Nomor lc, ld, le, dan lf, 2a
dan 2b Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang
Rambu-Rambu Lalu Lintas di Jalan) ditempatkan pada sisi jalan sesuai
perintah yang diberikan oleh rambu tersebut.

Gambar 56

e. Rambu perintah pada Gambar 62 (Tabel 2B Nomor 3a, 3b dan 3c


Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-
Rambu Lalu Lintas di Jalan) ditempatkan di sisi jalan pada bagian awal lajur
atau bagian jalan yang wajib dilewati.

Pemeliharaan Jalan 44
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 57

f. Rambu perintah sebagaimana dalam Tabel 2B Nomor 5b dan 6b


ditempatkan di sisi jalan pada batas akhir berlakunya rambu perintah
Tabel 2B Nomor 5a dan 6a Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61
tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas di Jalan.

Gambar 58

Pemeliharaan Jalan 45
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

2.3.6.2. Ukuran Rambu Perintah

Gambar 59

2.3.7. RAMBU PETUNJUK


a. Rambu petunjuk yang menyatakan tempat fasilitas umum, batas wilayah
suatu daerah, situasi jalan, dan rambu berupa kata-kata serta tempat
khusus dinyatakan dengan warna dasar biru.

Pemeliharaan Jalan 46
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 60

b. Rambu petunjuk pendahulu jurusan, rambu petunjuk jurusan dan dan


rambu penegas jurusan yang menyatakan petunjuk arah untuk mencapai
tujuan antara lain kota, daerah/wilayah serta rambu yang menyatakan
nama jalan dinyatakan dengan warna dasar hijau dengan lambang
dan/atau tulisan warna putih.

Gambar 61

c. Rambu petunjuk jurusan menggunakan huruf kapital pada huruf pertama,


dan selanjutnya menggunakan huruf kecil dan/atau seluruhnya
menggunakan huruf kapital dan/atau huruf kecil.

Pemeliharaan Jalan 47
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 62

d. Khusus rambu petunjuk jurusan kawasan dan objek wisata dinyatakan


dengan warna dasar coklat dengan lambang dan/atau tulisan warna putih

Gambar 63

Pemeliharaan Jalan 48
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

2.3.7.1. Penempatan Rambu Petunjuk


a. Rambu petunjuk ditempatkan pada sisi jalan, pemisah jalan atau di
atas daerah manfaat jalan sebelum tempat, daerah atau lokasi yang
ditunjuk
b. Rambu petunjuk pada Gambar 64 Tabel 3 Nomor 1a sampai dengan
1g Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang
Rambu-Rambu Lalu Lintas di Jalan) ditempatkan sedekat mungkin
pada lokasi yang ditunjuk dengan jarak maksimum 50 meter.

Gambar 64

c. Rambu petunjuk pada Gambar 65Tabel 3 Nomor Id Keputusan Menteri


Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas di
Jalan) apabila diperlukan penempatannya dapat diulang dengan jarak
minimum 250 meter.

Pemeliharaan Jalan 49
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 65

Pemeliharaan Jalan 50
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

d. Rambu petunjuk pada Gambar 66(Tabel 3 Nomor 2a sampai dengan


Nomor 3 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang
Rambu-Rambu Lalu Lintas di Jalan) ditempatkan sebelum lokasi yang
ditunjuk dan jarak menuju lokasi dinyatakan dalam rambu tersebut.

Gambar 66

e. Rambu petunjuk pada Gambar 67 Tabel 3 Nomor 4a, 4c, 5, 6a, 6b 6c, 6g
6i dan 6k, 6r, 7 dan 8 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun
1993 tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas di Jalan) ditempatkan pada awal
petunjuk tersebut dimulai.

Pemeliharaan Jalan 51
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 67

f. Rambu petunjuk pada Gambar 68 (Tabel 3 Nomor 4b. 4d, 6h, 6j, dan 6q
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-
Rambu Lalu Lintas di Jalan) ditempatkan pada bagian jalan pada akhir
berlakunya rambu yang bersangkutan.

Pemeliharaan Jalan 52
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 68

g. Rambu petunjuk sebagaimana pada Gambar 69 (Tabel 3 Nomor 6c, 6k


sampai dengan 6p, dan 6s, 9a sampai dengan 9w Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas di
Jalan), ditempatkan pada lokasi yang ditunjuk dan untuk petunjuk awal
sebelum lokasi yang ditunjuk tersebut dapat dipasang rambu yang sama
dilengkapi dengan papan tambahan yang menyatakan jarak.

Pemeliharaan Jalan 53
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 69

h. Rambu petunjuk pada Gambar 70 (Tabel 3 Nomor 6e dan 6f Keputusan


Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu
Lintas di Jalan) ditempatkan pada awal bagian jalan

Gambar 70

i. Rambu petunjuk pada gambar 71 (Tabel 3 Nomor 6k Keputusan Menteri


Perhubungan Nomor 61 tahun 1993 tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas
di Jalan) yang dilengkapi dengan papan tambahan dengan tulisan
'Terminal', dapat digunakan sebagai petunjuk awal lokasi terminal.

Pemeliharaan Jalan 54
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 71

j. Khusus rambu petunjuk pada Gambar 72 (Tabel 3 Nomor 8 sampai


dengan Nomor 9 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 61 tahun 1993
tentang Rambu-Rambu Lalu Lintas di Jalan) dapat ditempatkan sebelum
lokasi dalam 1 (satu) rambu sesuai dengan fasilitas yang tersedia pada
lokasi.

Pemeliharaan Jalan 55
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 72

Pemeliharaan Jalan 56
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

2.4. Rambu Pendahulu Petunjuk Jurusan


2.4.1. Umum
Rambu pendahulu petunjuk jurusan adalah bagian dari rambu petunjuk yang
menyediakan informasi kepada pengemudi tentang tujuan dan fasilitas-fasilitas
sepanjang jalan.
Rambu pendahulu petunjuk jurusan sangat penting dalam keselamatan jalan.
Pengemudi yang belum mengenal tujuannya sangat bergantung kepada rambu
pendahulu petunjuk jurusan.
Rambu pendahulu petunjuk jurusan yang baik harus jelas dan mudah dipahami
dan memberi informasi kepada pengemudi dalam memilih jalan.
Pengemudi yang ragu-ragu dengan arah yang harus diikuti, dapat
menimbulkan bahaya pada saat menyadari kesalahannya dalam memilih jalan,
misalnya dengan melakukan pengereman, pemberhentian, mundur, atau
memutar kendaraan.

Prinsip-prinsip yang diperlukan dalam memasang rambu pendahulu petunjuk


jurusan yang baik:
- Seluruh rambu petunjuk harus direncanakan dengan baik. Rencana rute
harus ditetapkan pada jalan-jalan primer dan sekunder
- Harus terdapat kesinambungan pada pemilihan jurusan untuk setiap
rambu. Suatu tujuan, ketika sudah dinyatakan pada satu rambu pendahulu
petunjuk jurusan, harus muncul pada rambu berikutnya sepanjang jalan
menuju tujuan.
- Jumlah tujuan dalam satu rambu harus dibatasi. Tidak lebih dari 4 (empat)
tujuan pada rambu yang sama atau pada kombinasi rambu. Hal ini berarti
seluruh perencanaan rambu pendahulu petunjuk jurusan harus
berdasarkan asumsi bahwa pengemudi memiliki peta jalan dan mengetahui
pengetahuan secara umum dalam memilih rute.
- Rambu identifikasi lokasi harus selalu memastikan tujuan yang diberikan
pada rambu pendahulu petunjuk jurusan kecuali lokasi tujuan tersebut
sudah sangat jelas.
- Lokasi-lokasi atau situasi yang sama harus diberi rambu secara konsisten.

Pemeliharaan Jalan 57
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Desain rambu juga harus sama untuk lokasi yang serupa.


Bentuk rambu pendahulu petunjuk jurusan pada umumnya bujur sangkar atau
persegi panjang, dengan tulisan dan simbol putih pada latar belakang hijau.
Rambu pendahulu petunjuk jurusan, untuk selanjutnya disebut RPPJ, harus
ditempatkan pada jarak tertentu dari persimpangan, sehingga efektif baik pada
siang hari maupun pada malam hari, mempertimbangkan kondisi jalan dan
kondisi lalu lintas, termasuk kecepatan normal dan jarak dimana rambu dapat
terlihat. RPPJ dapat diulang jika diperlukan.

2.4.2. Jenis Rambu Petunjuk Pendahulu Jurusan


a. Rambu Diagramatik
• Rambu diagramatik harus digunakan jika volume kendaraan berbelok
tinggi atau bila informasi awal diperlukan untuk pertimbangan
keselamatan lalu lintas.
• Rambu diagramatik harus menunjukkan arah lokasi secara diagramatis
dari persimpangan di depan. Diperlukan papan tambahan yang
menunjukkan jarak antara rambu dengan persimpangan.
• Rambu diagramatik dipasang di sisi kiri jalan. Rambu seharusnya tidak
mengandung lebih dari tiga jurusan pada tiap arah. Diperlukan simbol
untuk mengatasi hal tersebut.
Rambu diagramatik harus diikuti dengan rambu petunjuk pada persimpangan
atau simpang susun.

Gambar 73 Gambar 74

Pemeliharaan Jalan 58
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 75 Gambar 76

b. Rambu Bersusun
• Rambu bersusun dapat digunakan sebagai RPPJ pada jalan dengan
volume lalu lintas yang lebih rendah, namun memerlukan informasi
awal.
• Jika digunakan rambu bersusun sebagai RPPJ, harus dilengkapi
dengan papan tambahan yang menunjukkan jarak rambu dengan
persimpangan. Jarak antara rambu dengan persimpangan adalah
200-400 m di luar kota dan 50-200 m di dalam kota.
• Anak panah yang menunjukkan arah kiri dan kanan harus memiliki
tangkai dan berbelok 45 derajat atau 90 derajat mengikuti desain dari
persimpangan.
Rambu harus menunjukkan arah dengan urutan sebagai berikut:
- lurus
- kiri
- kanan

Gambar 77

Pemeliharaan Jalan 59
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Contoh Tipikal Penggunaan Rambu Petunjuk Jurusan pada persimpangan di dalam


kota disajikan pada Gambar 84 dan Gambar 85 untuk persimpangan di luar kota.

Gambar 78

Pemeliharaan Jalan 60
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 79

c. Rambu Pendahulu Petunjuk Jurusan - Arah Lajur


- RPPJ arah lajur digunakan untuk memberi informasi tujuan dari lajur yang
berbeda pada persimpangan berlajur banyak.
- RPPJ arah lajur harus dipasang di atas daerah manfaat jalan. Jumlah anak
panah pada rambu harus sama dengan jumlah lajur.

Pemeliharaan Jalan 61
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

- Apabila mungkin, anak panah pada rambu harus ditempatkan di atas garis
tengah lajur yang ditunjuk atau paling tidak di dalam batas lajur yang ditandai
dengan marka jalan.
- Anak panah pada rambu harus menunjuk ke arah bawah.
- Keputusan penggunaan rambu di atas daerah manfaat jalan didasarkan pada
kriteria berikut:
1. terdapat lebih dari tiga lajur pendekat
2. volume lalu lintas tinggi
3. desain persimpangan cukup rumit
4. jarak pandang terbatas
5. kecepatan kendaraan tinggi
6. persentase kendaraan truk tinggi
7. tidak terdapat ruang untuk menempatkan rambu di bawah

Gambar 80

Gambar 81

Pemeliharaan Jalan 62
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 82

d. Rambu Pendahulu Petunjuk Jurusan - Pilihan Lajur


RPPJ pilihan lajur digunakan untuk memberi informasi pengaturan arah
pergerakan pada lajur di depan. Rambu petunjuk pemilihan lajur meliputi:

Gambar 83

Gambar 84

Pemeliharaan Jalan 63
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 85

Gambar 86

d. Rambu Pendahulu Petunjuk Jurusan - Arah Keluar

Gambar 87

- Rambu petunjuk ke luar harus digunakan pada titik ke luar dari jalan
dengan lajur perlambatan.

- Rambu petunjuk ke luar harus ditempatkan pada awal taper. Rambu


pada umumnya ditempatkan di sisi kiri jalan, Anak panah pada rambu
harus miring ke atas pada sisi kiri dari rambu.

Pemeliharaan Jalan 64
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 88

Pemeliharaan Jalan 65
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

2.4.3. Rambu penegasan

Gambar 89

- Rambu ini digunakan pada jalan untuk memastikan tujuan yang


sebelumnya telah disebutkan pada rambu petunjuk. Pada daerah
perkotaan rambu ini tidak digunakan, kecuali pada jalan bebas hambatan.
- Rambu ini penting karena akan mengurangi keragu-raguan pengemudi
dalam memilih jalan.
- Rambu ditempatkan 200 meter dari persimpangan, atau jika terdapat
lajur percepatan, 200 meter dari berakhirnya lajur percepatan. Rambu
penegasan dapat diulangi sepanjang jalan pada jarak setiap 10-20 km.
- Rambu harus mengandung tujuan utama dari jalan dan kota terdekat
serta jarak ke tujuan tersebut.

2.5. PAPAN TAMBAHAN


a. Papan tambahan digunakan untuk memuat keterangan yang diperlukan untuk
menyatakan hanya berlaku untuk waktu-waktu tertentu, jarak-jarak dan jenis
kendaraan tertentu ataupun perihal lainnya sebagai hasil manajemen dan
rekayasa lalu lintas.
b. Papan tambahan ditempatkan dengan jarak 5 sentimeter sampai dengan 10
sentimeter dari sisi terbawah daun rambu dengan ketentuan lebar papan
tambahan secara vertikal tidak melebihi sisi daun rambu
c. Persyaratan papan tambahan :
- Papan tambahan menggunakan warna dasar putih dengan tulisan dan
bingkai berwarna hitam.
- Papan tambahan tidak boleh menyatakan suatu keterangan yang tidak
berkaitan dengan rambunya sendiri.

Pemeliharaan Jalan 66
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

- Pesan yang termuat dalam papan tambahan harus bersifat khusus, singkat,
jelas dan mudah serta cepat dimengerti oleh pengguna jalan
- kuran perbandingan papan tambahan antara panjang dan lebar adalah 1
(satu) berbanding 2 (dua).

Gambar 90

2.6. JENIS ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS


Alat pemberi isyarat lalu lintas terdiri dari:
a. Lampu 3 (tiga) warna, untuk mengatur kendaraan;
• Lampu tiga warna terdiri dari warna merah, kuning dan hijau.
• Lampu tiga warna dipasang dalam posisi vertikal atau horizontal.
• Apabila dipasang secara vertikal, susunan lampu dari atas ke bawah
dengan urutan merah, kuning, hijau.
• Apabila dipasang secara horizontal, susunan lampu dari kiri ke kanan
menurut arah datangnya lalu lintas dengan urutan merah, kuning, hijau.
• Lampu tiga warna dapat dilengkapi dengan lampu warna merah dan/atau
hijau yang memancarkan cahaya berupa tanda panah.

Pemeliharaan Jalan 67
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 91

b. Lampu 2 (dua) warna, untuk mengatur kendaraan dan/atau pejalan kaki;


• Lampu dua warna terdiri dari warna merah dan hijau.
• Lampu dua warna dipasang dalam posisi vertikal atau horizontal.
• Apabila dipasang secara vertikal, susunan lampu dari atas ke bawah
dengan urutan merah, hijau.
• Apabila dipasang secara horizontal, susunan lampu dari kiri ke kanan
menurut arah datangnya lalu lintas dengan urutan merah, hijau.

Gambar 92

c. Lampu 1 (satu) warna, untuk memberikan peringatan bahaya kepada pemakai


jalan.
 Lampu satu warna, berwarna kuning atau merah.
 Lampu satu warna dipasang dalam posisi vertikal atau horizontal.

Pemeliharaan Jalan 68
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 93

2.6.1. PENEMPATAN ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS


a. Penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dilakukan sedemikian rupa, sehingga
mudah dilihat dengan jelas oleh pengemudi, pejalan kaki dan tidak merintangi
lalu lintas kendaraan.
b. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas yang ditempatkan pada persimpangan di sisi
jalur lalu lintas, tinggi lampu bagian yang paling bawah sekurang-kurangnya 3,00
meter dari permukaan jalan.

Gambar 94

c. Alat pemberi isyarat lalu lintas pada persimpangan, ditempatkan pada sisi kiri
jalur lalu lintas menghadap arah datangnya lalu lintas dan dapat diulangi pada
sisi kanan atau di atas jalur lalu lintas

Pemeliharaan Jalan 69
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 95

d. Alat pemberi isyarat lalu lintas pada persilangan sebidang dengan jalan kereta
api, ditempatkan pada sisi kiri jalur lalu lintas menghadap arah datangnya lalu
lintas dan dapat diulangi pada sisi kanan jalur lalu lintas.

Gambar 96

Pemeliharaan Jalan 70
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

e. Alat pemberi isyarat lalu lintas pada tempat penyeberangan pejalan kaki
ditempatkan pada sisi kiri dan/atau kanan jalur lalu lintas menghadap ke arah
pejalan kaki yang dilengkapi dengan tombol permintaan untuk menyeberang.

Gambar 97

f. Apabila alat pemberi isyarat lalu lintas ditempatkan di atas permukaan jalan
tinggi lampu bagian paling bawah sekurang-kurangnya 5,50 meter dari
permukaan jalan.

Pemeliharaan Jalan 71
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 98

2.7. FASILITAS PENERANGAN JALAN


Fasilitas penerangan jalan harus memenuhi persyaratan perencanaan dan penempatan
sebagai berikut :

Dimana :
H = tinggi tiang lampu
L = lebar badan jalan, termasuk median jika ada
e = jarak interval antar tiang lampu
s1 + s2 = proyeksi kerucut cahaya lampu
s1 = jarak tiang lampu ke tepi perkerasan
s2 = jarak dari tepi perkerasan ke titik penyinaran terjauh
i = sudut inklinasi pencahayaan/ penerangan

Pemeliharaan Jalan 72
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 99

Pemeliharaan Jalan 73
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 100

Gambar 101

Pemeliharaan Jalan 74
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Gambar 102

Gambar 103

2.8. FUNGSI JEMBATAN SEDERHANA


Jembatan sederhana yang berfungsi sebagai struktur yang melewati suatu
halangan yang berupa lembah, sungai atau lain sebagainya dengan bentang

Pemeliharaan Jalan 75
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

kurang dari 6 meter. Batasan ini diberikan karena dalam suatu pekerjaan
pemeliharaan jalan, jembatan dengan bentangan kurang dari 6 meter
merupakan tanggung jawab pemelihara jalan dan masuk dalam pekerjaan
pemeliharaan rutin atau berkala jalan. Jembatan dapat berupa jembatan
gelagar atau pelat beton bertulang, gelagar baja komposit ataupun bukan
komposit. Pemeliharaan jembatan akan sangat tergantung pada jenis bahan
yang digunakan dan juga untuk jembatan yang menyeberangi sungai, masalah
sungai ini sangat perlu pemeliharaan terutama untuk masalah gerusan dan
sampah yang sering menumpuk pada sisi kiri atau kanan jembatan.

Pemeliharaan Jalan 76
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

BAB III
PEMELIHARAAN RUTIN BANGUNAN PELENGKAP JALAN

3.1. Umum
Pemeliharaan rutin adalah pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan secara rutin
atau harian dan terus menerus selama struktur ada dan menjaga agar
bangunan pelengkap tersebut tetap berfungsi dan tetap dapat melayani
pengguna jalan dengan optimal.
Pada pekerjaan pemeliharaan rutin diperlukan suatu kelompok orang atau
organisasi tertentu yang bertanggung jawab terhadap berfungsinya bangunan
pelengkap jalan tersebut yang berada pada suatu ruas jalan tertentu.

3.2. Lingkup Pemeliharaan Rutin


Pekerjaan pemeliharaan rutin yang merupakan pekerjaan rutin untuk menjaga
agar bangunan pelengkap jalan berfungsi dan siap melayani pengguna jalan
secara optimal mencakup pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:
a. pembersihan semua bangunan pelengkap jalan
b. perbaikan kecil pada semua bangunan pelengkap jalan

3.3. Pelaksanaan Pemeliharaan Rutin


a. Pelaksanaan pemeliharaan rutin tergantung pada jenis bangunan
pelengkap yang dipelihara.
b. Bangunan pelengkap jalan, walaupun merupakan bagian dari bagian
yang bukan merupakan tanggung jawab pemelihara rutin pada
Departemen PU, tetapi hal tersebut perlu diperiksa dan dilaporkan
kepada Departemen yang berkaitan, karena menyangkut akan
keselamatan, kelancaran lalu lintas.

3.4. Pemeliharaan Rutin Bangunan Pelengkap Jalan – Informasi Umum


Bangunan pelengkap jalan yang termasuk dalam kelompok informasi umum
mempunyai kerusakan ringan atau pekerjaan pemeliharaan yang secara rutin
harus dilaksanakan, untuk menjaga agar para pengguna jalan mendapat
informasi secara jelas tanpa menimbulkan keraguan.

Pemeliharaan Jalan 77
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Pemeliharaan rutin bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai informasi


umum, adalah:
a. Pembersihan tanda-tanda yang kotor yang terkena debu atau kotoran yang
menempel pada patok-patok hektometer dan kilometer agar tulisan atau
angka yang berupa informasi dapat kembali terbaca dengan jelas.
b. Pengecatan sederhana dalam rangka menjelaskan beberapa tulisan atau
angka dapat kembali jelas terbaca
c. Pembersihan rambu jalan yang berfungsi sebagai penuntun pengguna jalan
dapat jelas terbaca yaitu dengan pembersihan pada lempeng, apabila perlu
memperjelas tulisan pada rambu jalan yang terdiri atas beberapa huruf
atau angka saja sehingga rambu jalan berfungsi kembali.
d. Meluruskan lempeng yang bengkok atau rusak yang masih dapat ditangani
secara rutin dan merupakan perbaikan kecil, atau meletakkan kembali
tanda penunjuk pada arah yang tepat.

3.5. Pemeliharaan Rutin Bangunan Pelengkap Jalan – Pengatur lalu Lintas


Pekerjaan pemeliharaan rutin pada bangunan pelengkap jalan yang berfungsi
sebagai pengatur lalu lintas ini merupakan pekerjaan koordinasi antara
Departemen PU dan Departemen Perhubungan. Disini diperlukan adanya saling
pengertian dan koordinasi pada waktu atau sebelum pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan rutin khususnya untuk pengatur lalu lintas.

Walaupun demikian pekerjaan pemeliharaan rutin ini dapat dijelaskan sebagai


berikut:
a. Peralatan teknis seperti pengatur lalu lintas, pemeliharaan rutin adalah
membersihkan kotoran yang menempel pada kaca lampu sehingga warna
lampu penerangan menjadi jelas kembali, hal ini dilakukan hanya sebatas
membersihkan, dan apabila adanya kondisi lampu pengatur yang tidak
berfungsi maka perbaikan dilaksanakan oleh Dinas LLAJR dengan masukan
dari pemeliharan rutin bangunan pelengkap jalan.
b. Rambu lalu lintas, pemeliharaan rutin untuk rambu lalu lintas ini hanya
sebatas pembersihan rutin dan memperjelas tulisan saja dan tidak
melakukan penulisan atau pengubahan tulisan pada lempengan rambu.
Apabila ada kondisi rambu yang rusak atau diluar kewenangan departemen

Pemeliharaan Jalan 78
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

PU, maka pelaksana pemelihara rutin ini akan memberikan masukan


kepada Departemen Perhubungan terkait melalui jalur yang sesuai dengan
ketentuan.
c. Marka jalan, paku jalan dan mata kucing. Pekerjaan pemeliharaan rutin
untuk marka jalan adalah pembersihan atau pengecatan kembali pada
beberapa tempat saja dan masih dapat dilaksanakan secara manual dengan
menggunakan cat sesuai ketentuan yang berlaku. Untuk pemeliharaan
paku jalan dan mata kucing adalah pembersihan terhadap kotoran atau
aspal yang menempel pada permukaan paku jalan dan mata kucing. Pada
mata kucing perlu pembersihan pada bagian reflektornya, karena mata
kucing lebih ditekankan pada perlunya tanda reflektor pada ruas jalan
tersebut.
d. Patok pengarah adalah bagian pelengkap jalan yang berfungsi untuk
mengarahkan pengguna jalan, pada umumnya patok ini terdiri atas tiang
dan lempengan kecil yang menunjukkan arah kemana arah kendaraan
menuju, tanda atau simbol arah pada umumnya menggunakan cat yang
bersifat reflektor. Patok pengarah ini juga dapat berupa tiang yang pada
bagian ujungnya diberi reflektor. Pekerjaan pemeliharaan rutin untuk ini
adalah pembersihan terhadap kotoran yang menempel pada patok agar
refleksi sinar kendaraan dapat berfungsi kembali.

3.6. Pemeliharaan Rutin Bangunan Pelengkap jalan – Pelengkap


Keamanan dan Kenyamanan
Pemeliharaan rutin bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai
pelengkap untuk keamanan dan kenyamanan pengguna jalan adalah lampu
penerangan, pagar pengaman, kerb dan trotoar. Secara umum pemeliharaan
rutin untuk bangunan pelengkap jalan ini adalah pembersihan saja sedangkan
untuk penggantian lampu penerangan bukan menjadi tanggung jawab
pemelihara rutin jalan.

Lingkup pekerjaan pemeliharaan rutin untuk bangunan pelengkap ini adalah


sebagai berikut:
a. Lampu penerangan, lakukan pembersihan pada tiang dan lampu
penerangan, dan berikan informasi kepada instansi yang berwenang

Pemeliharaan Jalan 79
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

apabila adanya kerusakan lampu, tiang atau bagian lampu horizontal


yang mengalami kerusakan seperti bengkok atau patah.
b. Pagar pengaman dibersihkan dari kotoran yang menempel, karena pagar
pengaman ini terbuat dari baja, maka harus diusahakan selalu dalam
kondisi bersih agar tidak timbul karat. Hindari pembersihan yang merusak
permukaan pagar pengaman agar lapisan pelindung (umumnya galvanis)
tidak rusak. Periksa semua baut pengencang yang ada dan apabila ada
baut pengikat antara bagian horizontal dan tiang pagar pengaman yang
longgar, perlu dikencangkan kembali. Periksa alinyemen pagar
pengaman, periksa apakah ada yang amblas atau bengkok atau miring,
maka perbaiki segera dan luruskan serta bagian yang amblas atau miring
diperbaiki dudukannya dengan memperkuatnya dengan adukan semen
sebagai pengikat antara tanah dan tiang. Bagian lapisan pelindung
apabila ada yang lecet atau tergores yag menyebabkan akan timbulnya
korosi, maka bersihkan dan beri lapisan cat dengan bahan dasar epoxy .

Pemeliharaan Jalan 80
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

BAB IV
PEMELIHARAAN BERKALA BANGUNAN PELENGKAP JALAN

4.1. UMUM
Pemeliharaan berkala pada bangunan pelengkap jalan adalah pekerjaan
perbaikan yang tidak dapat dicakup dalam pemeliharaan rutin dan
dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi bangunan pelengkap jalan yang
rusak. Pemeliharaan berkala ini tidak dilakukan setiap tahun atau rutin,
melainkan dilaksanakan dalam tenggang waktu tertentu yang direncanakan
sesuai data pemeriksaan dari lapangan pada saat pemeilharaan rutin
dilaksanakan.

4.2. Lingkup Pemeliharaan Berkala


Kegiatan pemeliharaan berkala ini mencakup :
a. Kegiatan pemeliharaan yang direncanakan dalam tenggang waktu
tertentu
b. Perbaikan kecil seperti perbaikan bangunan pelengkap yang rusak dan
memerlukan biaya cukup besar dibandingkan pemeliharaan rutin

4.3. Pemeliharaan Berkala Bangunan Pelengkap Jalan – Informasi Umum


Informasi umum pada bangunan pelengkap jalan, yang mempunyai umur
rencana terbatas perlu pemeliharaan berkala, selain dari pemeliharaan rutin.
Pada pekerjaan pemeliharaan berkala bangunan pelengkap jalan yang
berfungsi sebagai informasi umum, pemeliharaan berkala adalah:
a. Mengganti bagian-bagian atau tidak adanya patok-patok hektometer
atau kilometer pada beberapa tempat
b. Memperbaiki tulisan pada patok hektometer atau kilometer yang sudah
hilang atau memudar, yang terjadi pada suatu ruas jalan, dengan
jumlah lebih dari 40%
c. Mengganti pelat rambu jalan yang hilang sebagian serta memperbaiki
tulisan yang hilang
d. Memperbaiki tiang rambu jalan yang rusak atau bengkok yang sudah
mengganggu pengguna jalan

Pemeliharaan Jalan 81
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

4.4. Pemeliharaan Berkala Bangunan Pelengkap Jalan – Pengatur lalu


Lintas
Pemeliharaan berkala pada bangunan pelgnakap jalan yang berfungsi sebagai
pengatur lalu lintas ini sangat penting, karena akan secara langsung
berpengaruh terhadap keamanan dan ketertiban pengguna jalan dan lalu lintas.
Pekerjaan pemeliharaan berkala pada bangunan pelengkap jalan yang
berfungsi sebagai pengatur lalu lintas adalah:
a. mengganti rambu lalu lintas pada suatu ruas jalan yang rusak parah
dengan jumlah tidak lebih dari 50%
b. Memperbaiki rambu lalu lintas yang tidak tercakup dalam pemeliharaan
rutin seperti mengganti pelat informasi yang berisi lambang, simbol, dan
lain sebagainya karena sobek atau hilang dicuri.
c. Memperbaiki tiang rambu lalu lintas yang rusak parah, bengkok parah
sehingga tidak dapat diluruskan kembali sehingga harus diganti.
d. Mengganti dan/atau memperbaiki patok pengarah yang rusak parah
seperti bengkok, patah dan lain sebagainya
e. Mengecat marka jalan kembali pada suatu ruas jalan tertentu
f. Mengganti pada jalan, mata kucing pada suatu ruas jalan
g. Memperbaiki tiang dan/atau lampu atau kaca lampu pengatur lalu lintas
sehingga berfungsi kembali.

4.5. Pemeliharaan Berkala Bangunan Pelengkap jalan – Pelengkap


Keamanan dan Kenyamanan
Bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai pelengkap untuk keamanan
dan kenyamanan pengguna jalan yaitu lampu penerangan, pagar pengaman,
kerb perlu diperlihara secara berkala. Pemeliharaan berkala untuk bangunan
pelengkap jalan ini adalah:
a. tiang lampu penerangan yang bengkok, patah diganti dan dicat kembali
sesuai dengan seharusnya
b. mengganti penutup lampu yang pecah dan lampu penerangan yang
tidak berfungsi
c. mengganti tiang dan pagar pengaman yang rusak atau hilang.

Pemeliharaan Jalan 82
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

d. Memperbaiki bagian kerb yang gompal dengan jumlah lebih dari 50%
terhadap jumlah kerb yang ada pada suatu ruas jalan atau suatu bagian
jalan tertentu.

Pemeliharaan Jalan 83
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

BAB V
PEMELIHARAAN RUTIN DAN BERKALA JEMBATAN SEDERHANA

5.1. UMUM
Pekerjaan pemeliharaan jembatan mencakup jenis-jenis pekerjaan
 Pemeliharaan rutin
 Pemeliharaan berkala
 Rehabilitasi dan perbaikan besar

Pekerjaan pemeliharaan rutin pada jembatan dibatasi dalam hal pembersihan


secara umum dan pembersihan tumbuh-tumbuhan, melancarkan aliran di
saluran dan perbaikan kerusakan kecil.

Pemeliharaan berkala mencakup pekerjaan pemeliharaan secara berkala seperti


pengecatan, perbaikan lapisan lantai jembatan dan sebagainya serta
perbaikan-perbaikan kecil pada jembatan, bangunan pengaman dan perkuatan
struktur jembatan.

Rehabilitasi dan perbaikan besar yang berarti adalah pekerjaan pemeliharaan


dalam skala yang lebih besar dan biasanya lebih mengarah pada pekerjaan
pengaturan aliran sungai, penggantian dan perbaikan besar pada lantai beton
atau perbaikan besar pada bangunan bawah yang mana memerlukan
pemasangan turap (cofferdam) serta perbaikan betonan dengan jumlah yang
cukup banyak.

Sebagai tambahan, Pekerjaan Penunjangan kadang kala dilakukan agar


jembatan tetap berfungsi sampai menunggu adanya dana untuk perbaikan atau
penggantian. Tingkat pelayanan jembatan yang mendapat penunjangan
biasanya lebih rendah daripada jembatan asalnya dan hal ini dilaksanakan
untuk sementara waktu saja, tergantung dari pelaksanaan perbaikan besar
atau perencanaan untuk penggantian jembatan baru.

Kegiatan ini mencakup pekerjaan menunjang jembatan dengan pilar sementara


atau jenis penunjangan lainnya, pembatasan lebar, pembatasn muatan dan

Pemeliharaan Jalan 84
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

lain-lain. Dalam beberapa hal, pekerjaan penunjangan jembatan meme_rlukan


penyelidikan dan perencanaan sebelum dilaksanakan.

Perbaikan darurat kadang-kadang memerlukan pembatasan kecepatan


kendaraan agar jembatan tetap aman.

5.2. PEMELIHARAAN RUTIN

5.2.1. Umum

Pemeliharaan Rutin pada dasarnya menjaga jembatan dalam keadaan seperti


semula dan mencakup beberapa pekerjaan yang berulang, yang secara teknis
cukup sederhana. Pemeliharaan rutin harus dimulai pada waktu jembatan
selesai dibangun (jembatan masih dalam keadaan baru) dan dilanjutkan
seumur jembatan tersebut. Hal ini merupakan suatu pengalokasian dana yang
efektif dalam hal pemeliharaan.

Pemeliharaan Rutin Jembatan biasanya dimasukkan dalam pekerjaan


Pemeliharaan rutin jalan dan dilaksanakan bersamaan dengan pemeliharaan
rutin jalan tersebut.

Lingkup pekerjaan pemeliharaan rutin jembatah adalah sebagai berikut:


 Pembersihan secara umum
 Membuang tumbuhan liar dan sampah
 Pembersihan dan melancarkan
 drainase Penanganan kerusakan ringan
 Pengecatan sederhana
 Pemeliharaan permukaan lantal kendaraan

5.2.2 Pelaksanaan Pembersihan

Jembatan harusdibersihkan dengan baik/tepat untukmenjamin bahwa


penumpukan kotoran tidak akan menyebabkan kerusakan elemen jembatan
atau jembatan secara keseluruhan dikemudian hari.

Kegiatan pembersihan mencakup:

Pemeliharaan Jalan 85
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

 Membersihkan tanah, kerikil, pasir dan sebagainya dari tempat-tempat


yang seharusnya tidak ada dan yang mungkin , mempunyai pengaruh yang
membahayakan
 Semua drainase
 lantai Expansion joint
 Daerah sekitar perletakan/landasan dan expansion joint
 Semua komponen rangka yang menahan kotoran dan sampah
 Tiang sandaran dan sandarannya
 Gelagar melintang
 Ikatan angin horisontal
 Flens pada gelagar dan diaphragma yang berbentuk rangka
 Kabel pendukung pada pylon jembatan gantung
 Bagian atas balok kepala
 Lubang suling-suling di kepala jembatan
 Pembersihan sampah-sampah yang masih sedikit di bagian aliran sungai

 Pembersihan tumbuhan liar, terutama pada daerah perletakan/landasan


dan expansion joint, pada dinding batu atau beton dan sekitar struktur
kayu. Pembersihan tersebut harus dilakukan pada daerah kurang lebih 3
meter dari setiap sisi jembatan. Pada setiap pekerjaan pembersihan harus
diingat adanya pengaruh yang mungkin terjadinya erosi yang disebabkan
oleh pembabatan tumbuhan yang ada.
 Membersihan/mencuci tanaa-tanaa, papan nama jembatan dan sandaran
yang dicat.

Pada umumnya kegiatan tersebut diatas dilaksanakan dengan menggunakan


sapu atau sekop.
Untuk membersihkan tumbuhan dapat dipakai parang pembabat, kapak
dan/atau gergaji.
Pembersihan biasanya dilakukan pada elemen-elemen jembatan seperti
tercantum pada Tabel 5.1.

Pemeliharaan Jalan 86
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Tabel 5.1 – Elemen yang perlu dibersihkan

Daftar elemen
No. Uraian No. Uraian No. Uraian
4.211 Tebing sungai
2.200 3.210 Aliran sungai
Aliran sungai /
tanah timbunan 4.231 Timbunan oprit
3.230 Timbunan 4.232 Drainase-timbunan
4.233 Lapisan perkerasan
4.323
2.300 3.320 Dinding penahan tanah /
Bangunan bawah Kepala jembatan / pilar kepala jembatan
4.324 Dinding/tembok
sayap
4.325 Balok kepala
4.329 Drainase dinding
3.450 Rangka 4.462 Batang tepi bawah
2.400 4.505
Bangunan atas 3.500 Sistem lantai Papan jalur roda kendaraan
4.506 Trotoir/kerb
4.507 Pipa cucuran
3.600 Deck Joints 4.602 Joint profil baja
3.610 Perletakan 4.611 Perletakan baja
4.711 Rambu-rambu
3.700 Perlengkapan 4.713 Pelat nomor
4.714 Patung
4.721 Penerangan
4.722 Tiang lampu
3.801
2.800 Culverts Gorong-gorong persegi
3.802
Gorong-gorong pipa
3.803
Gorong-gorong pelengkung

5.2.3 Pengecatan sederhana

Pengecatan-pengecatan sederhana atau sedikit pada sandaran dan parapet


tercakup dalam pemeliharaan rutin.

5.2.4 Penanganan kerusakan

Yang termasuk dalam pekerjaan adalah penangan lubang-lubang dan


kerusakan pada permukaan lantai kendaraan serta jalan pendekat.

Pemeliharaan Jalan 87
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

5.2.5 Pemeliharaan Permukaan Jalan

Pemeliharaan Permukaan Jalan terdiri dari penambalan lubang-lubang dan


perbaikan kerusakan lapisan aspal pada jembatan serta jalan pendekatnya.
Dan hat ini pada dasarnya merupakan kelanjutan -dari pekerjaan pemeliharaan
jalan.

5.3 PEMELIHARAAN BERKALA

5.3.1 Umum

Pemeliharaan berkala adalah usaha untuk menjaga jembatan tetap dalam


kondisi dan daya layan yang baik setelah pembangunan yang mencakup
beberapa kegiatan yaitu
 Kegiatan pemeliharaan berkala yang diduga
 Perbalkan sederhana

Kegiatan pemeliharaan berkala diduga mencakup hal-hal sebagai berikut:


 Pengecatan ulang
 Penggantian lapisan permukaan
 Penggantian lantai kayu
 Penggantian kayu jalur roda .kendaraan
 Pembersihan jembatan secara keseluruhan
 Pemeliharaan peletakan/landasan
 Penggantian expansion joint

Perbalkan sederhana mencakup hal-hal


 Penggantian bagian-bagian kecil dan elemen yang kecil
 Perbaikan tiang dan sandaran
 Perbaikan bagian-bagian yang bergerak
 Perkuatan bagian yang struktural
 Perbaikan tebing yang longsor dan terkena erosi
 Perbaikan bangunan pengaman yang sederhana

Pemeliharaan Jalan 88
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

5.3.2 Pemeliharaan Berkala yang Terencana

5.3.2.1 Pengecatan

Kegiatan pengecatan dilakukan dengan maksud:


 Melindungi bagian-bagian baja terhadap karat
 Memberi tanda pada elemen tertentu
 Mengarahkan lalu-lintas
 Melindungi kayu terhadap pembusukan dan serangga
 Melindungi beton terhadap kelembaban
Elemen-elemen dalam Tabel 5.1. biasanya memerlukan pengecatan. Elemen
level 4 yang berada dibawah level 3 tertulis dalam tabel dibawah ini termasuk
dalam pekerjaan diatas.

Tabel 5.2 - Elemen yang memerlukan pengecatan

Daftar Elemen
No. Uraian No. Uraian
3.310 Fundasi
2.300 Bangunan bawah 3.320 Kepala jembatan/ pilar
3.610 Perletakan
3.410 Gelagar
3.450 Rangka
3.480 Jembatan gantung
2.400 Bangunan atas
3.600 Sistem lantai
3.620 Sandaran
3.700 Perlengkapan

5.3.2.2 Penggantian Lapisan Aspal Permukaan

Lapisan permukaan jalan pada jembatan memerlukan pen ggantian secara


berkala.

Permukaan aspal yang berada diatas lantai baja atau lantai beton akan tahan
sekitar 5 tahun sampai 8 tahun sebelum memerlukan penggantian. Lapisan
aspal permukaan sebaiknya dikupas terlebih dulu dari lantai sebelum lapisan
yang baru dipasang. Ketebalan lapisan aspal tidak boleh melebihi 50 mm.

Pemeliharaan Jalan 89
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Permukaan lantai kendaraan yang menggunakan kerikil dengan semprotan


bahan pengikat biasanya mengalami perubahan bentuk (deformasi) atau
pecah, untuk mengatasi hal tersebut maka lapisan tersebut harus digali
kemudian ditambah 'kerikil dan dipadatkan kembali sebelum diberi lapisan atas
yang memakai bahan pengikat aspal yang disemprotkan.

5.3.2.3 Penggantian lantai kayu dan jalur roda kendaraan

Papan lantai kayu yang melintang jembatan biasanya dapat bertahan sampai
kurang lebih 5 tahun. Bilamana lantai papan digunakan diatas gelagar baja
maka bersamaan dengan mengganti papan lantainya harus dikerjakan
pengecatan gelagar bajanya, masa penggantian papan lantai dengan masa
pengecatan ulang gelagar kurang lebih sama.

Juga diharapkan penggantian papan jalur roda kendaraan bersamaan dengan


penggantian papan lantai karena hal itu akan merupakan pekerjaan
pemeliharaan yang efisien dipandang dari sudut gangguan terhadap lalu-lintas
dan kemudahan pembangunan lantai baru.

Papan jalur roda kendaraan yang terbuat dari kayu memerlukan penggantian
setiap 2 tahun. Papan baru tersebut harus dibaut pada lantainya.

5.3.2.4 Pembersihan Utama

Pembersihan utama suatu struktur akan memerlukan pembersihan yang


memakai sistem pembersihan dengan air bertekanan tinggi, lebih disukai
apabila alat tersebut dapat dipindah-pindah dengan truk. Daya tekan
semprotan tersebut disarankan mempunyai tekanan hingga 35.000 kPa.

Volume pekerjaan pembersihan tidak selalu sama antara jembatan yang satu
dengan jembatan yang lain tetapi pada umumnya, mencakup pembersihan
bagian luar gelagar, flens gelagar dimana banyak kotoran yang menumpuk,
dudukan perletakan/landasan dan bagian lain yang tidak dapat terjangkau
pada waktu diadakan pemeliharaan rutin.

Pemeliharaan Jalan 90
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Jenis pekerjaan ini mungkin memerlukan tangga/perancah dan sebaiknya


kelompok pekerja pemeliharaan ini dilengkapi dengan tangga.

5.3.2.5 Landasan/perletakan

Landasan harus dibersihkan dengan baik dari tumbuh-tumbuhan, lumut dan


kotoran. Pencucian, penyikatan dan penggosokan hendaknya dilakukan apabila
diperlukan.

Jenis landasan yang bergerak sebaiknya diberi pelumas setiap 3 tahun sekali
dan banyak jembatan yang memerlukan tangga atau peralatan lainnya untuk
melakukan jenis pekerjaan ini.

Bagian nipel atau lubang guna pelumasan seringkali tersumbat atau rusak,
maka bagian tersebut diganti agar pelumas dapat dipompakan dengan efektif
ke dalam nipel tersebut sampai dibagian ujung yang lain.

Landasan tersebut perlu diberi pelumasan tetapi hendaknya tidak berlebihan


atau secukupnya saja sehingga jangan sampai menutupi masalah yang akan
timbul (sebelum pelumasan berikutnya) dan menghalangi pendeteksian pada
pemeriksaan berikutnya.

5.3.3 Perbaikan ringan

5.3.3.1 Umum

Elemen-elemen pada Tabel 5.3. pada umumnya memerlukan perbaikan


sederhana/ringan

Pemeliharaan Jalan 91
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

Tabel 5.3. – Elemen untuk perbaikan sederhana

Daftar Elemen
Uraian Uraian Uraian
4.211 Tebing Sungai
2.200 Aliran 3.210 Aliran Sungai 4.212 Aliran Air Utama
Sungai/ Tanah 4.213 Daerah genangan banjir
Timbunan 4.221 Krib/ Pengarah Arus Sungai
3.220 4.222 Bronjong clan Mattresses
Bangunan Pengaman 4.223 Talud Baton
4.224 Pasangan Batu Kosong
4.225 Turap Baja
4.226 Sistim Fender
4.227 Dinding Penahan Tanah
4.228 Pengamanan clasar sungai
4.231 Timbunan Oprit
3.230 Tanah Timbunan 4.232 Drainase – Timbunan
4.233 Lapisan Perkerasan
4.234 Pelat Injak
4.235 Tanah Bertulang
4.322 Pilar Dinding/Kolom
2.300 Bangunan 3.230 4.323 Dinding Penahan
Bawah Kepala Jembatan / Pilar Tanah/Kepala Jembatan Dinding /
Tembok Sayap
4.324 Drainase Dinding
4.329 Weephole
Daftar Elemen
Uraian Uraian Uraian
4.504 Balok Tepi
4.505 Papan Jalur Roda Kendaraan
4.506 Trotoir / Kerb
3.500 Sistem lantai 4.507 Pipa Cucuran
4.508 Drainase Lantai
4.505 Running Surface
4.601 Expansion Joint Baja
4.602 Expansion Joint Baja Profil
3.600 Joint lantai 4.603 Expansion Joint Karet
4.604 Sambungan-sambungan
2.400 Bangunan
4.611 Perletakan Baja
atas
4.612 Perletakan Karet
4.613 Perletakan Pot
3.610 Landasan/ Perletakan
4.614 Bantalan Mortar/Plat Dasar
4.615 Baut Pengikat
4.621 Tiang Sandaran
4.622 Sandaran
3.620 Sandaran 4.623 Penunjang Sandaran
4.624 Parapet/Tembok Sedada
4.701 Batas-batas ukuran

Pemeliharaan Jalan 92
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

3.700 Perlengkapan 4.711


Rambu-rambu dan Tanda-tanda
4.712 Marka Jalan
4.721 Penerangan
4.722 Tiang Lampu1
4.723 Kabel Listrik
4.731 Utilitas
3.801 Gorong-gorong persegi
2.800 Gorong- 3.802 Gorong-gorong pipa
gorong 3.803 Gorong-gorong
pelengkung

5.3.3.2 Penggantian Bagian-bagian Kecil

Penggantian bagian-bagian kecil dilaksanakan apabila diperlukan agar bagian-


bagian kecil/sekunder tersebut dapat kembali berfungsi sebagaimana mestinya.

Kegiatan penggantian mencakup semua bagian kecil/sekunder, bagian-bagian


yang dapat diganti pada elemen adalah seperti dalam Tabel 5.4.

Table 5.4. - Penggantian bagian-bagian kecil

Daftar Elemen
Uraian Uraian
3.500 Sistem Lantai 4.507 Pipa cucuran
3.600 Deck Joints 4.603 Joint karet
4.611 Perletakan baja
3.610 Landasan / perletakan
4.612 Perletakan karet
4.711 Rambu-rambu dan Tanda-tanda
4.713 Papan Nama
3.700 Perlengkapan
4.714 Patung
4.721 Lampu Penerangan

Gambar elemen-elemen dalam daftar diatas dapat dilihat pada Gambar 5.1..
sampai Gambar 5.4.

5.3.3.3 Membersihkan/memperbaiki Bagian-bagian yang Bergerak

Bagian-bagian yang bergerak perlu dibersihkan atau diperbaiki agar bagian


tersebut tetap dapat berfungsi dengan baik. Agar bagian tersebut tetap dapat
berfungsi dengan baik biasanya diberi pelumasan yang- teratur dengan jenis
gemuk berat setelah dibersihkan terlebih dulu.

Pemeliharaan Jalan 93
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

5.4 PERBAIKAN DARURAT DAN PENANGANAN SEMENTARA

5.4.1 Umum

Perbaikan darurat pada hakekatnya merupakan kejadian yang tak terduga.


Sehingga sangat penting apabila pada setiap propinsi tersedia sumber-sumber
yang diperlukan untuk dapat bertindak secara cepat dan pasti bila terjadi
keadaan darurat.

Perbaikan darurat dapat berbentuk dari yang paling sederhana yaitu perbaikan
sandaran jembatan yang rusak atau pemasangan jembatan sementara diatas
jembatan yanng runtuh akibat banjir atau beban yang berlebihan.

Karena dana pemeliharaan seringkali terbatas jumlahnya, maka biasanya


diprioritaskan jembatan-jembatan untuk pemeliharaan berkala, rehabilitasi dan
perbaikan atau penggantian. Tak dapat dihindari bahwa beberapa jembatan
tidak akan tetap berada pada tingkat kemampuan yang diinginkan hingga
diselesaikannya tindakan-tindakan perbaikan dan mungkin suatu bentuk
pekerjaan sementara dibutuhkan untuk mempertahankan struktur tersebut
tetap dapat dipakai walaupun kemampuannya pada tingkat yang lebih rendah.
Penanganan sementara tersebut dapat berupa pembuatan pengaku sementara
balok, menopang balok pada saat pengerjaan struktur sementara, baik pada
lokasi yang sama atau berdekatan dengan struktur yang sudah ada.

5.4.2 Jenis-Jenis Penanganan

Penanganan sementara harus dilaksanakan dalam hal kerusakan jembatan


disebabkan oleh kecelakaan, untuk menjamin keselamatan struktur itu sendiri
dan pemakai jalan.

Penanggulangan darurat dapat mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:


 Perbaikan pada bagian awal guard rail (pengaman)
 Pembuatan bangunan penahan tanah untuk menahan timbunan dan
sebagainya.
 Perbaikan bangunan pengamanan aliran sungai

Pemeliharaan Jalan 94
Pemeliharaan Bangunan Pelengkap Jalan

 Pembuatan pembatasan sementara Ialnnya atau mengallhkan lalu-lintas ke


jalan alternatif
 Pemasangan jembatan sementara
 Penggantlan komponen

Penanganan sementara dapat mencakup kegiatan-kegiatan sebagal berikut:


 Membuat penyangga sementara dari bagian bawah gelagar
 Penambahan baut untuk memperkuat komponen
 Penambahan tiang pancang pada tiang pancang yang sudah ada

Memasang bangunan sementara di atas bangunan yang sudah ada guna


memindahkan beban bangunan atas yang ada

Pemeliharaan Jalan 95

Anda mungkin juga menyukai