Anda di halaman 1dari 32

ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR

MASJID RAYA SUMATERA BARAT

NAMA KELOMPOK :
TUMBUR ADRIANUS SIHOMBING (170320005)
HENDRA G LUMBAN GAOL (170320011)
DANIEL ORTEGA MANALU (170320015)
DESKRIPSI PROYEK
Deskripsi Proyek Umum :
 Judul Proyek : Mesjid Raya dan Pusat Kebudayaan
Minangkabau, Pariaman Utara
 Arsitek :Rizal Muslimin
 Status Proyek : Riil
 Pemilik Proyek :Kementrian Agama Republik Indonesia
 Lokasi : Kawasan wisata terpadu, Mangguang,
Kec.Pariaman Utara
 Luas Lahan : 7 Hektar
 KDB : 60 %
 KLB : 3x KDB= 1.8
 GSB : 9 Meter
MASJID RAYA SUMATERA BARAT
( MAHLIGAI MINANG)
Bangunan ibadah yang berlokasi di daerah padang ini
mempunyai nilai ibadah dan kebudayaan yang iconic.
Bangunan ini memiliki ciri khas budaya namun masih dalam
tatanan ibadah ke yang maha kuasa
Fungsi Bangunan

Mesjid merupakan suatu wadah untuk menampung segala


aktifitas umat muslim di seluruh dunia baik dari segi ibadah,
ilmu, amal, sampai kepemerintahan dan militer. Indonesia
merupakan suatu Negara dengan banyak dan beragam
kebudayaan. Pada dahulunya kebudayaan ini merupakan
penganut agama Hindu-Budha yang mana perkembangan
Islam belum sampai ke nusantara, semenjak kedatangan Islam
ke nusantara akulturasi budaya, adat istiadat terjadi dengan
paham agama islam, untuk dari itu adanya penyesuaian yang
sangat mendasar agar agama yang mengusung konsep
Rahmatan lil’alamin ini dapat menyebarkan agama dengan
halus dan tanpa adanya merubah adat setempat.
Untuk dari itu, sebuah gagasan mengenai penggabungan dua
budaya yang berbeda karakter dibentuk berdasarkan sebuah konsep
bangunan yang memiliki konsep fungsi yang kompleks, maka dari
itu Mesjid merupakan suatu wadah yang dapat menampung semua
aspek budaya, agama, dan sosial masyarakat.
Kebudayaan yang berada di minangkabau merupakan satu dari
berbagai budaya yang ada di Indonesia yang dulunya penganut
agama Hindu-Budha untuk itu adanya sebuah peraduan konsep
realigi dan budaya. Islam telah berbaur dengan minangkabau dengan
begitu mudahnya dikarenakan minangkabau juga sama-sama
mengusung konsep yang menghargai alam semesta yaitu Alam
Takambang Jadi Guru, dari sinilah masyarakat minangkabau dapat
menerima islam dengan baik. Untuk mendapatkan jiwa dari itu
semua, maka dalam perancangan ini mengangkat konsep
Revilodment Mesjid Jami’ Mangguang yang berumur ratusan tahun
untuk dikembangkan menjadi sebuah desain yang iconic.
TEMA KONSEP
Dari tema “Alam Takambang Jadi Guru” tersebut, kontekstual ajaran agama
yang diterima adat minangkabau menjadikan “Alam Takambang Jadi
Guru” filosofi adat yaitu “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi
Kitabullah” dengan adanya kontribusi “Rahmatan Lil’alamin”

Alam memberikan tatanan beragam namun masih dalam kontekstual


yang sistematis yang teratur, ini terlihat pada penciptaan gunung, laut, dan
tumbuhan. Dalam islam sujud merupakan aktifitas gerakan sholat yang
mana komunikasi antara makhluknya sangat dekat saat sujud.
 Pengertian sujud:
Dalam islam Masjid atau mesjid adalah rumah tempat
ibadah umat Muslim. Mesjid artinya tempat sujud, dan mesjid
berukuran kecil juga disebut musholla, langgar atau surau. Selain
tempat ibadah mesjid juga merupakan pusat kehidupan
komunitas muslim. Maka implementasi kata atau aktivitas sujud
manjadikan inspirasi bentuk dalam perancangan ini.
Sujud merupakan suatu aktivitas dari sekian banyak
gerakan dalam ibadah sholat kepada ALLAH S.W.T, yang
mana ibadah sholat merupakan suatu komunikasi yang di
ajarkan oleh Rasulullah S.A.W melaluli perintah ALLAH
S.W.T, maka gerakan sujud suatu komunikasi paling dekat
antara makhluk ALLAH S.W.T dengan-NYA, baik itu
tumbuhan, hewan apalagi manusia yang mana ciptaan-NYA
paling sempurna.
Sujud merupakan suatu gerakan yang mana gerakan
paling mengingat sang pencipta dengan menyetuh bagian
tertinggi pada anggota badan ketanah. Maka gerakan ini
secara tidak langsung mengingatkan kita darimana kita
diciptakan dan akan kembali ketanah. Maka pancaran tema
Alam Takambang jadi guru tersirat didalamnya.
Di dalam islam mempunyai nilai-nilai tantanan
seperti Amal, Ilmu, Iman. Implentasi nilai ibadah dan
adat Minangkabau menjadikan Esa dalam
keanekaragaman seperti halnya sifat sang maha agung
dalam menciptakan alam semesta ini.
Analisis Kota
Seperti halnya lokasi lainnya, dan didaerah lainnya, kota
Pariaman juga merupakan kota yang mempunyai nilai strategi
kota. Kawasan ini mempunyai nilai positif dan negative, pada
lokasi yang berada dikawasan kota Mangguang ini ada
beberapa pendekatan analisis kota yang dapat di jadikan acuan
dalam tahapan merancang suatu desain.
Adapun pendekatan analisisi kota yang ada berikut uraian
penjelasan pada kawasan Mangguang.

 Strength/Kelebihan
1. Lokasi diantara pengembangan kota.
2. Infrastruktur kota.
3. Aksesbilitas merupakan jalan utama.
4. Luas lahan merupakan pengembangan dan berkontur
sedang.
5. Kekayaan alam dan budaya.
6. Sejarah peradaban bangsa asing dan penyebaran agam
islam dan sekitarnya.
7. Terdapatnya bangunan tua yang bersejarah.
 Opportunities/Peluang
1. Terletak dikawasan pengembangan kota wisata terpadu.
2. Magnet investasi kota.
3. Pusat akulturasi Islam terhadap kebudayaan Minangkabau.
4. Peningkatan kota.
5. Festival tahunan.
6. Peningkatan perekonomian kota.
7. Pengenalan kedunia luar.
 Weaknesses/Kekurangan
1. Kondisi jalan dibawah jalan.
2. Pendekatan sosialisasi pada masyarakat.
3. Lingkungan kurang terawatt/kurang mengoptimalkan alam
4. jauh dari pusat kota dan pemerintahan.
 Threats/Masalah
1. Potensi bencana alam (gempa bumi, jalur cincin api, tsunami, dan air bah )
2. Faktor sosial dan keamanan.
3. Lingkungan yang belum berkembang merata.
Konsep bentuk
Sebuah konsep yang mengembangkan bangunan lama sebagai titik
acuan awal dalam mengembangkan sebuah desain. Adapun pola bentuk
yang beragam namun itu semua berawal dari titik acuan konsep
bangunan utama yang mengalami transformasi bentuk sehingga konsep
ini tersirat dalam sebuah perancangan pada bangunan redeevilodmant
masjid tua Mangguang.
Unsur gonjong di masukan pada setiap konsep desain, untuk
mempertegas lokasi dalam perancangan ini.
Dari filosofi orang sujud tersebut, terciptanya sebuah desain yang
memadukan unsur budaya lokal dan khasanah bangunan lama.
Keterkaitan antara bangunan utama dan bangunan pendukung
lainnya merupakan satu kesatuan yang beraneka ragam, namun masih
dalam kontekstual revedilotment central mossque building, dimana
perkembangan masa bangunan ini di awali dari peradaban islam dan di
pertemukan dengan kebudayaan minangkabau.

Skema bagaimana proses terciptanya bentuk desain yang


menggabungkan unsur agama dengan membentuk silued orang saat sujud,
serta menggabungkan khasanah nilai lokal pada kearifan Minangkabau.
Pola-pola geometri
bentuk ini merupkan
gambaran antara agama dan
budaya lokal, adapun nilai
lokal yang diangkat adalah
atap gonjong, dengan
menggunakan dua gonjong
yang mengarah ke timur dan
ke barat. Ini merupakan makna
kesaktian dalam minang, serta
kekuasaan sepanjang
nusantara.

Dalam konstribusi
budaya lokal ini memberikan
manfaat kelembaban serta
suhu yang stabil pada ruangan
tersebut, sehingga tema dalam
perancangan ini dapat Proses gambaran geometri
dirasakan tanpa harus
mempelajarinya.
 Alua jo patuik= cara berfikir
Ukuo jo jangko=cara bersikap
 Raso jo pareso=tindak tanduk pola
masyarakat.
Hubungan yang tercipta Dalam aspek Islam kesatuan
antara bangunan lama tersebut digambarkan dengan dua
dengan bangunan baru
kalimah syahadah, yang bermuara
Dalam tradisi kesatu kesatuan atau unity/esa dalam
minangkabau trimology keanekaragaman.
kebudayaan terpancar dalam
hubungan “habluminnallah,
habluminannas dan
habluminal’alam” ini
merupakan keseimbangan
perpaduan keserasian antara
makhluk hidup, alam semesta,
dan tumbuhan. Gambaran itu
terpancar dengan adanya :
Konsep Struktur
Pada lokasi site yang rawan akan bencana dan dengan kondisi topografi
yang masih dalam keadaan rawa, serta dekat dengan laut, maka kekuatan
struktur sangat diperhitungkan dalam mengkonsepkan bangunan tiap bagian.
Beberapa cara untuk meredam getaran gempa bumi yaitu, dengan mengisi
air pada bagian pondasi sehingga mengurangi getaran dari gempa tersebut.
Rangkaian baja beton menyelimuti rangkaian bentuk kubah
mesjid yang mengeksplorasi bentuk siluet orang sujud. Struktur ini
merupakan serangkaian dari bentuk rangka baja yang signifikan.
Penggunaan metode struktur organic merupakan solusi penting untuk
mengurangi dampak gaya yang di akibatkan oleh beban di atas
sehingga beban tersebut tersalurkan secara merata ke dalam tanah.
Megakulums merupakan titik penentu dalam penyaluran gaya yang ada
dan diskor oleh beberapa metode curve structure yang mana struktur
ini memberikan keefisiensi dalam memperkokoh kolom ini.
Tiang-tiang kolom yang tersusun rapi berdasarkan 5 rukun islam,
6 rukun iman, dan 7 terciptanya fase langit dan bumi merupakan
penopang dari semua beban yang ada di atas. Struktur lantai
menggunakan struktrur plat beton. Modular rangka struktur merupakan
adopsi dari bentuk organik, dimana bentuk rangka ini terinspirasi dari
sistematis dari tumbuhan yang bermula dari akar hingga cabang-cabang
ranting pohon, maka sistem ini di gunakan dalam metode bangunan ini.
Gambaran metode modular dari structur rangka pada pembentuk fasad.
Metode spider fitting yang menjadi material kaca dari penutup pengunci
dari bangunan ini.
Metode sistematis di mana mempertahankan bentuk dengan
adanya kontraksi beban pada benda lengkung. Detail bagaimana
conetion struktur utama dapat berdiri dengan kokoh. Rangkaian rangka
baja yang disusun sesuai berdasarkan modular bentuk struktur itu
sendiri

Modular pada pattern dari fasad bangunan yang tersusun dari


rangka baja ringan dan di tambahi dengan ukiran yang terbuat dari
material tembaga. Motif “kaluak paku kacang balimbiang” mempunyai
makna tumbuhan yang tunduk serta melindungi dalam mitologi adat
Minangkabau. Ukiran ini berisi cerita seorang anak yang dilindungi
oleh ayahnya dan seorang paman membimbing keponkannnya, dalam
islam saudara dan keluarga merupakan tanggungan yang terdekat.
Detail struktur utama pada bangunan masjid dan gedung
pendidikan yang mana mencirikhaskan mega structure dimana
struktur ini lebih efisien dalam menampung beban dan
membaginya secara merata. Detail struktur yang ada merupakan
unsur yang tergabung dari beton baja yang diselimuti oleh
rangkaian besi serta agregat beton demi terciptanya kekokohan
dalam bangunan tersebut.
Material fasad bangunan

Penggunaan material pada fasad bangunan merupakan


indikasi dari beton pricast yang mempunyai modular triangular
yang mana pada setiap modular akan di rangkai satu sama lain.
Rangkaian modular segitiga ini juga terdapat pada pembukus
dinding yang berlapis kaca.

Jadi pada pembentukan


dinding ini adanya
keseragaman dalam
pembentukan dinding yang di
antaranya berupa ornament
dan kaca.
Sebagaimana masyarakat Muhammaddiyah pada sholat ‘id
biasanya mengadakan sholat berjamaah dilapangan. Dalam
keadaan iklim yang sangat cocok untuk dilaksanakan. Selain itu
bangunan masjid yang sudah berdiri pada abad-18 ini dijadikan
objek dalam pengembangan project. Masjid ini mempunyai ciri
khas dalam bentuk estetika yaitu perpaduan bangunan hindu,
minangkabau, serta akulturasi budaya Persia, dimana pada abad
itu Pariaman merupakan gerbang di bagian barat nusantara.
Keunikan dalam khasanah budaya Minangkabau,
masyarakatnya ta’at kepada ajaran Islam, melihat latar belakang
dahulu masyarakat Minangkabu merupakan penganut ajaran
agama Hindu-Budha, namun ajaran islam yang dibawa
Rasulullah S.A.W mengusung konsep RahmatanLil’alamin.
Dari sinilah Islam dapat diterima dengan baik oleh masyarakat
Minangkabau yang sama-sama mengusung Alam sebagai rahmat
dan guru.
 Exterior
Pada bagian open space area ini terdapat sculpture serta area
terbuka bagi sosialisai masyarakat. Diarea ini terdapat sculpture yang
menjulang tinggi dan dikelilingi oleh pohon kelapa yang
menggambarkan lokasi tersebut. Disamping itu bangunan plaza ini
terhubung dengan bangunan kebudayaan yang pada bagian depannya
terdapat ukiran khas minang yang menjadikannya sebagai petern dari
kearifan lokal.
Area parkir yang berada
pada bagian ujung site ini
memberikan ketertiban dan
keteraturan, serta silahturahmi
yang menggambarkan manusia
itu sama dalam mencapai
tujuan dan mahkluk sosial.
Sebuah taman dan kolam ikan
yang menjadi ciri khas pada
mesjid daerah Minangkabau,
ini berdekatan dengan area
parkir, fungsi ini memberikan
keindahan tersendiri dan
menetralisir kebisingan yang
ada pada area parkir.
Banyaknya area open space yang berada disekitar
bangunan kebudayaan, bangunan pendidikan, serta
bangunan baitul amal, memberikan psikologis
silahturahmi dalam kawasan Redevilotment mesjid raya
Mangguang. Pada sisi lain adanya sebuah taman yang
menggambarkan tumbuhan yang bercirikan daerah
minang, serta adanya tumbuhan apotik hidup, demi
kemaslahatan masyarakat setempat.
Fungsi taman ini juga berguna sebagai peneduh dan
penghasil oksigen terutama disekitar bangunan masjid.
Adapun jenis pohon tersebut merupakan jenis pohon
yang hidup di Sumatera terutama jenis pohon yang ada
di Ranah Minang, yaitu pohon Surian.
 Interior
Sekilas melihat kebiasaan Muhammadiah pada
masyarakat Minangkabau, mereka lebih
mengeksplorasikan ibadah ditanah lapang, disini aspek
desain teraplikasikan pada interior ruang mesjid
redevilotment yang menguak sisi kebiasaan ini. Ruang
Masjid utama ini memperlihatkan sisi keagungan tuhan
pada indahnya langit, pada bagian atas mesjid ini
diberikan perlakuan khusus dengan mendesain bentuk
pembungkus yang transparan atau menggunakan kaca
dan pada lapisan berikutnya diberikan ukiran yang
diangkat dari nilai kearifan Minangkabau.
Jadi sentuhan ukiran yang
diberikan dapat menepis sinar
matahari langsung, dan
memberikan efek dramatis pada
lantai Mesjid sehingga
memberikan sebuah ukiran karpet
alam yang terpancar oleh kuasa
sang pemilik alam semesta.
Jadi kebiasaan masyarakat
Muhammadiah dapat
melaksanakan ibadah dengan
metode mereka yang biasa ibadah
ditanah lapang dapat disalurkan
pada ruang interior ini tanpa
kendala cuaca hujan atau lainnya.
Dilokasi
pengembangan masjid
ini terdapat bangunan
pendidikan dan
perpustakaan, pada
suasana interior ini
adanya keharmonisan
dengan bangunan Mesjid
dengan adanya ukiran
dan kaligrafi islam,
sehingga tidak adanya
perbedaan dalam
menuntut ilmu maupun
ibadah.
Serta adanya ruang-ruang
bersama dan tempat membaca
yang luas dan ruang informasi
yang memudahkan pengguna.
Disisi lain terdapat bangunan
kebudayaan Minangkabau yang
merupakan tempat pembelajaran
budaya, penyimpanan aset budaya
dan kasanah lokal demi
keberlangsungannya budaya lokal
di masa depan. Pada interior
bangunan ini adanya stand
pameran yang memajangkan
budaya, nilai-nilai kearifan lokal,
serta display daerah. Bangunan
ini merupakan adopsi rumah
gadang yang modern namun
masih dalam tatanan dan budaya
yang mengiringi bangunan ini
berdiri.
SEKIAN...
dan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai