NAMA KELOMPOK :
TUMBUR ADRIANUS SIHOMBING (170320005)
HENDRA G LUMBAN GAOL (170320011)
DANIEL ORTEGA MANALU (170320015)
DESKRIPSI PROYEK
Deskripsi Proyek Umum :
Judul Proyek : Mesjid Raya dan Pusat Kebudayaan
Minangkabau, Pariaman Utara
Arsitek :Rizal Muslimin
Status Proyek : Riil
Pemilik Proyek :Kementrian Agama Republik Indonesia
Lokasi : Kawasan wisata terpadu, Mangguang,
Kec.Pariaman Utara
Luas Lahan : 7 Hektar
KDB : 60 %
KLB : 3x KDB= 1.8
GSB : 9 Meter
MASJID RAYA SUMATERA BARAT
( MAHLIGAI MINANG)
Bangunan ibadah yang berlokasi di daerah padang ini
mempunyai nilai ibadah dan kebudayaan yang iconic.
Bangunan ini memiliki ciri khas budaya namun masih dalam
tatanan ibadah ke yang maha kuasa
Fungsi Bangunan
Strength/Kelebihan
1. Lokasi diantara pengembangan kota.
2. Infrastruktur kota.
3. Aksesbilitas merupakan jalan utama.
4. Luas lahan merupakan pengembangan dan berkontur
sedang.
5. Kekayaan alam dan budaya.
6. Sejarah peradaban bangsa asing dan penyebaran agam
islam dan sekitarnya.
7. Terdapatnya bangunan tua yang bersejarah.
Opportunities/Peluang
1. Terletak dikawasan pengembangan kota wisata terpadu.
2. Magnet investasi kota.
3. Pusat akulturasi Islam terhadap kebudayaan Minangkabau.
4. Peningkatan kota.
5. Festival tahunan.
6. Peningkatan perekonomian kota.
7. Pengenalan kedunia luar.
Weaknesses/Kekurangan
1. Kondisi jalan dibawah jalan.
2. Pendekatan sosialisasi pada masyarakat.
3. Lingkungan kurang terawatt/kurang mengoptimalkan alam
4. jauh dari pusat kota dan pemerintahan.
Threats/Masalah
1. Potensi bencana alam (gempa bumi, jalur cincin api, tsunami, dan air bah )
2. Faktor sosial dan keamanan.
3. Lingkungan yang belum berkembang merata.
Konsep bentuk
Sebuah konsep yang mengembangkan bangunan lama sebagai titik
acuan awal dalam mengembangkan sebuah desain. Adapun pola bentuk
yang beragam namun itu semua berawal dari titik acuan konsep
bangunan utama yang mengalami transformasi bentuk sehingga konsep
ini tersirat dalam sebuah perancangan pada bangunan redeevilodmant
masjid tua Mangguang.
Unsur gonjong di masukan pada setiap konsep desain, untuk
mempertegas lokasi dalam perancangan ini.
Dari filosofi orang sujud tersebut, terciptanya sebuah desain yang
memadukan unsur budaya lokal dan khasanah bangunan lama.
Keterkaitan antara bangunan utama dan bangunan pendukung
lainnya merupakan satu kesatuan yang beraneka ragam, namun masih
dalam kontekstual revedilotment central mossque building, dimana
perkembangan masa bangunan ini di awali dari peradaban islam dan di
pertemukan dengan kebudayaan minangkabau.
Dalam konstribusi
budaya lokal ini memberikan
manfaat kelembaban serta
suhu yang stabil pada ruangan
tersebut, sehingga tema dalam
perancangan ini dapat Proses gambaran geometri
dirasakan tanpa harus
mempelajarinya.
Alua jo patuik= cara berfikir
Ukuo jo jangko=cara bersikap
Raso jo pareso=tindak tanduk pola
masyarakat.
Hubungan yang tercipta Dalam aspek Islam kesatuan
antara bangunan lama tersebut digambarkan dengan dua
dengan bangunan baru
kalimah syahadah, yang bermuara
Dalam tradisi kesatu kesatuan atau unity/esa dalam
minangkabau trimology keanekaragaman.
kebudayaan terpancar dalam
hubungan “habluminnallah,
habluminannas dan
habluminal’alam” ini
merupakan keseimbangan
perpaduan keserasian antara
makhluk hidup, alam semesta,
dan tumbuhan. Gambaran itu
terpancar dengan adanya :
Konsep Struktur
Pada lokasi site yang rawan akan bencana dan dengan kondisi topografi
yang masih dalam keadaan rawa, serta dekat dengan laut, maka kekuatan
struktur sangat diperhitungkan dalam mengkonsepkan bangunan tiap bagian.
Beberapa cara untuk meredam getaran gempa bumi yaitu, dengan mengisi
air pada bagian pondasi sehingga mengurangi getaran dari gempa tersebut.
Rangkaian baja beton menyelimuti rangkaian bentuk kubah
mesjid yang mengeksplorasi bentuk siluet orang sujud. Struktur ini
merupakan serangkaian dari bentuk rangka baja yang signifikan.
Penggunaan metode struktur organic merupakan solusi penting untuk
mengurangi dampak gaya yang di akibatkan oleh beban di atas
sehingga beban tersebut tersalurkan secara merata ke dalam tanah.
Megakulums merupakan titik penentu dalam penyaluran gaya yang ada
dan diskor oleh beberapa metode curve structure yang mana struktur
ini memberikan keefisiensi dalam memperkokoh kolom ini.
Tiang-tiang kolom yang tersusun rapi berdasarkan 5 rukun islam,
6 rukun iman, dan 7 terciptanya fase langit dan bumi merupakan
penopang dari semua beban yang ada di atas. Struktur lantai
menggunakan struktrur plat beton. Modular rangka struktur merupakan
adopsi dari bentuk organik, dimana bentuk rangka ini terinspirasi dari
sistematis dari tumbuhan yang bermula dari akar hingga cabang-cabang
ranting pohon, maka sistem ini di gunakan dalam metode bangunan ini.
Gambaran metode modular dari structur rangka pada pembentuk fasad.
Metode spider fitting yang menjadi material kaca dari penutup pengunci
dari bangunan ini.
Metode sistematis di mana mempertahankan bentuk dengan
adanya kontraksi beban pada benda lengkung. Detail bagaimana
conetion struktur utama dapat berdiri dengan kokoh. Rangkaian rangka
baja yang disusun sesuai berdasarkan modular bentuk struktur itu
sendiri