DI KENDARI
ACUAN PERANCANGAN
Oleh :
ALKADRY DARMAWAN
E1B1 09 005
KATA PENGANTAR
ii
Semoga ALLAH SWT memberikan balasan atas bantuan dan kebaikan yang
datang. Dalam penyusunan Tugas Akhir Acuan Perancangan ini penulis
menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Kesalahan dan kekurangan yang
mungkin muncul merupakan cerminan penulis sebagai manusia biasa, sehingga
permohonan maaf menjadi hal yang harus disampaikan kepada semua pihak.
Semoga penulisan ini memberikan manfaat bagi semua pihak terutama bagi
perkembangan dunia arsitektur. Amin......
Kendari,
Juli 2014
Penulis
Alkadry Darmawan
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1
Gambar II. 2
Gambar II. 3
Gambar II. 4
Gambar II. 5
Gambar II. 6
Gambar II. 7
Gambar II. 8
Gambar II. 9
vi
vii
viii
Gambar IV. 30 Proses Penderita Cacat Memasuki Mobil Pada Area Parkir .. 105
Gambar IV. 31 Sistem Parkir Kendaraan Roda Dua (Motor) ........................ 105
Gambar V. 1
Gambar V. 2
Gambar V. 3
Gambar V. 4
Gambar V. 5
Gambar V. 6
Gambar V. 7
Gambar V. 8
Gambar V. 9
ix
xii
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1
Tabel II. 2
Tabel III. 1
Tabel III. 2
Tabel III. 3
Tabel III. 4
Tabel III. 5
Tabel III. 6
Tabel IV. 1
Tabel IV. 2
Tabel IV. 3
Tabel IV. 4
Tabel IV. 5
Tabel IV. 6
Tabel IV. 7
Tabel IV. 8
Tabel IV. 9
Tabel IV. 10
Tabel V. 1
xiii
Tabel V. 2
Tabel V. 3
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang mempunyai potensi yang besar dilihat dari
perspektif Sumber Daya Manusianya yang cukup padat, di mana salah satunya adalah
dengan pengembangan minat dan bakat yang memiliki nilai prestasi di bidang olah
raga beladiri salah satunya adalah beladiri Shorinji Kempo. Beladiri ini merupakan
salah satu jenis olah raga baru di Indonesia.
Shorinji Kempo merupakan seni olahraga beladiri asal Jepang yang berkembang
dengan pesat di Indonesia yang baru-baru ini sudah mampu unjuk gigi di level
internasional yaitu event Sea Games ke-26 Tahun 2011 di Jakarta dan akan
diupayakan terus menapak ke level Asian Games dan bahkan Olimpiade. Dengan
telah diterimanya olahraga Shorinji Kempo di kancah Sea Games maka Indonesia
yang memiliki populasi kenshi terbesar setelah Jepang, masih perlu terus berbenah
dan terus melakukan pembinaan agar tidak tertinggal oleh negara lain yang baru
mengenal Shorinji Kempo baik dalam segi kualitas maupun kuantitas.
Perkembangan pembinaan prestasi PERKEMI (Persaudaraan Beladiri Kempo
Indonesia) saat ini sebenarnya sudah sangat menonjol, hal itu dapat dilihat dari
kegiatan kejuaraan yang berskala nasional yang dilaksanakan secara rutin tiap tahun
mulai dari Kejurnas Antar Kota, Kejurmas Mahasiswa, Kejurnas Senior, dan Kejurnas
Antar Pelajar. Dengan rutinnya penyelenggaraan kejurnas-kejurnas baik antar kota,
mahasiswa dan pelajar tersebut, PERKEMI dapat melihat perkembangan prestasi
nasional pada tiap-tiap Pengurus Provinsi baik atlet lapis I, II dan III.
Kejurnas Antar Kota merupakan salah satu agenda tetap PERKEMI sebagai ajang
pembuktian atau tolak ukur keberhasilan pembinaan beladiri Shorinji Kempo yang
dilakukan oleh pengcab-pengcab di seluruh Indonesia. Pelaksanaan Kejurnas Antar
Kota sampai saat ini tercatat telah berlangsung selama 8 (delapan) kali digelar yaitu di
Bogor (2001-2003), Malang (2004), Sidoarjo (2005), Tangerang (2006), Palembang
(2007) dan Jakarta Selatan (2008). Adalah PERKEMI Kota Bogor sebagai pencetus
pertama ide pelaksanaan kegiatan yang bersifat nasional ini dan terbilang sukses
dengan menggelar tiga kali berturut-turut sekaligus pada tahun 2001 s/d 2003. Selama
1
periode 2009-2012 ajang Kejurnas Antar Kota sempat mengalami kevakuman, hal ini
disebabkan oleh kesibukan PB PERKEMI dalam rangka menghadapi event Pra-PON,
PON, Sea Games dan belum adanya kesiapan daerah lain yang bersedia sebagai
penyelenggara.
Dari setiap pelaksanaan Kejurnas Antar Kota terlihat jelas animo masyarakat
Kempo dalam keikutsertaannya dan telah menunjukkan grafik yang meningkat baik
secara kuantitas maupun kualitas. Di sisi lain, kejuaraan ini juga merupakan ajang
promosi bagi daerah/wilayah di kota/kabupaten, dimana kegiatan kejuaraan ini selalu
melibatkan paling sedikit 40 kontingen Kota/Kabupaten di seluruh wilayah
Indonesia dengan jumlah peserta mencapai 600 orang kenshi/atlet Kempo. Fakta
tersebut menunjukan, event Kejurnas Antar Kota masih mampu menyedot antusias
masyarakat Kempo di daerah-daerah dari seluruh tanah air, sehingga eksistensinya
patut dilaksanakan secara professional, konsisten dan berkesinambungan.
Di Sulawesi tenggara sendiri terdapat beberapa dojo yang menjadi tempat para
kenshi/atlet kempo mengasah bakat dan meningkatkan kualitas beladiri, namun tidak
di lengkapi dengan sarana pelatihan yang lengkap dan kebanyakan dojo berada pada
area yang pada awalnya difungsikan untuk aktivitas lainnya.Contohnya dojo Telkom
dimana tempat yang digunakan merupakan tempat yang sebelumnya difungsikan
sebagai tempat parkir dan tempat apel pegawai di instansi Telkom. Dojo PKM Unhalu
merupakan salah satu tempat yang cukup optimal sebagai tempat latihan namun
kurangnya fasilitas latihan dan banyaknya cabang beladiri lain yang berlangsung
membuat konsentrasi para kenshi yang sedang berlatih menjadi berkurang. Selain dua
dojo tersebut, masih ada beberapa dojo lainnya di Kendari namun tidak begitu
menunjukkan eksistensinya di dalam rutinitas berlatih yaitu dojo SMA 7, dojo KPN,
dojo Toronipa, dojo Korem, dojo Abeli dan beberapa dojo lainnya yang bahkan sudah
berhenti melakukan aktivitas latihan.
Oleh karena itu, diperlukan wadah yang memadai dan dapat menaungi segala
aktivitas para atlit Kempo khususnya di kota Kendari, dimana belum adanya sarana
latihan yang memadai. Terdapat beberapa dojo (tempat latihan Kempo) di kota
Kendari namun belum adanya wadah sebagai sarana pelatihan terpusat bagi para atlit
yang juga menjadi pusat informasi beladiri ini mengakibatkan kurangnya animo
masyarakat dan secara langsung menjadi faktor penyebabnya. Selain itu, bagi para
2
atlit berprestasi sudah selayaknya mendapatkan tempat latihan yang menetap dan
optimal untuk mengasah bakat seni beladiri mereka, dan dengan demikian tidak
menutup kemungkinan akan muncul atlit-atlit berprestasi.
Dengan adanya pelengkapan sarana dan fasilitas latihan kita dapat memajukan
dunia olahraga beladiri shorinji kempo dan meningkatkan mutu atlit serta dapat
bersaing dengan atlit-atlit unggul dari daerah lain.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan lokasi dan site yang digunakan untuk perencanaan
gedung Shorinji Kempodi Kendari?
2. Berapa besaran ruang yang dibutuhkan untuk perencanaan gedung Shorinji
Kempodi Kendari?
3. Bagaimana mengekspresikan bentuk bangunan agar sesuai dengan fungsinya?
C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan
1. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan pembahasan dapat
dikemukakan sebagai berikut :
a. Untuk mendapatkan lokasi dan site yang tepat untuk perencanaan Shorinji
Kempo di Kendari.
b. Untuk mendapatkan besaran ruang yang mampu mewadahi seluruh aktivitas di
dalam perencanaan Shorinji Kempo di Kendari.
c. Untuk mendapatkan bentuk bangunan yang sesuai dengan fungsinya.
2. Sasaran Pembahasan
Berdasarkan tujuan pembahan ini, maka sasaran yang ingin dicapai adalah
untuk menyusun suatu landasan konseptual dan acuan perancangan Shorinji
Kempo di Kendari.
D. Batasan Perancangan
1. Batasan Masalah
Perancangan dibatasi pada faktor penentu bagi perencanaan Shorinji Kempo
di Kendari yang lebih menekankan pada masalah bentuk dan tampilan bangunan.
3
2. Lingkup Pembahasan
Pembahasan pada umumnya lebih lebih berorientasi pada disiplin ilmu
arsitektur , tanpa mengabaikan disiplin ilmu lainnya yang dianggap perlu sebagai
penunjang dalan perancangan Shorinji Kempo di Kendari.
E. Metode dan Sistematika Pembahasan
1. Metode Pembahasan
Metode yang digunakan dalam pembahasan ini yaitu :
a. Studi literature, yakni dengan mengidentifikasi buku-buku yang berkaitan
dengan spesifikasi olahraga beladiri shorinji kempo yang dapat dijadikan
landasan maupun acuan dalam proses perancanganShorinji Kempo di Kendari
serta menambah perspektif baru.
b. Melakukan wawancara secara langsung dengan pihak PERKEMI Sultra guna
memperoleh informasi struktur kelembagaan, kurikulum latihan, serta
melakukan wawancara langsung dengan beberapa penanggung jawab Do jo
dan atlit PON Sultra yang memiliki prestasi pada cabang beladiri ini.
c. Studi perbandingan terhadap jenis bangunan yang telah ada di daerah lain
sebagai sebagai salah satu metode peningkatan upaya perancangan Shorinji
Kempo di Kendari.
2. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan untuk memperoleh tujuan dan sasaran yang ingin dicapai
adalah sebagai berikut :
a. Bab I
Berisi tentang latar belakang penulisan, ungkapan permasalahan, tujuan
dan sasaran pembahasan, batasan perancangan, serta menguraikan metode dan
sistematika pembahasan.
b. Bab II
Mengemukakan tinjauan umum berupa gambaran umum pengertian, uraian
sejarah, sususunan organisasi, jenis dan ruang lingkup, kedudukan serta fungsi
melalui studi literatur sehingga mampu menjadi factor pendukung dalam
perencanaan pembangunan Pusat Shorinji Kempo di Kendari.
c. Bab III
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Judul
Pengertian judul secara umum dari Perencanaan Gedung Shorinji Kempo di
Kendari, dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Perencanaan
Perencanaan terdiri atas dua ( 2 ) komponen pembentuk kata yaitu :
a. Kata dasar rencana yang berarti rencana/rancangan terhadap suatu yang
akan dilakukan ( Yasin, 1995 )
b. Imbuhan peran yang mengandung makna peristiwa atau proses
berdasarkan dua (2) komponen di atas, dapat diketahui bahwa
perencanaan merupakan suatu proses merencana sesuatu yang akan
dilakukan.
Perencanaan :
2.
Gedung
Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di
dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan,
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus
(Wartawarga 2009). (Sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12)
3.
Shorinji Kempo
Merupakan salah satu dari seni bela diri yang berasal dari Jepang.Di
Indonesia biasa disebut dengan Kempo saja. Shorinji Kempo diciptakan oleh
Doshin So) pada tahun 1947 sebagai sistem pelatihan dan pengembangan diri
(gyo atau disiplin dalam bahasa jepang). Kata Shorinji Kempo sendiri berasal
dari kata sho = hutan, rin = bambu, ji = kuil, ken = aturan dan kempo
bermakna "jalan hidup".(www.wikipedia.org).
4.
Kendari
6
b.
c.
setelah
melakukan
aktivitas
sehari-hari
yang
sangat
b.
3.
Bagi Masyarakat :
a.
b.
c.
4.
C. Tinjauan umum
1.
Gambar II.1 :
ukuran pagar pemisah
Sumber :SNI 03-3647-1994
penempatan
gang
harus
dihindarkan
terbentuknya
perempatan;
5) Kapasitas tempat duduk disesuaikan dengan daya tampung penonton
dalam 1 kompartemenisasi.
Gambar II.2 :
ukuran tempat duduk dan sudut pandang
Sumber :SNI 03-3647-1994
Jenis fasilitas gedung olahraga yang terdapat di lingkup olahraga ada dua
macam yaitu lapangan olahraga terbuka (outdoor) dan lapangan olahraga
tertutup (indoor). Pada lapangan olahraga terbuka sudah banyak
terbangun karena tidak membutuhkan perencanaan yang sulit seperti
halnya lapangan tertutup. Dalam hal ini penulis akan mendefinisikan
fasilitas lapangan olahraga terbuka (outdoor) dan lapangan olahraga
tertutup (indoor) sebagai berikut:
1) Lapangan olahraga terbuka (outdoor)
9
10
Peraturan
Pertandingan
Kempo.Pertandingan
dengan
CHUDAN
KAMAE
dan
selanjutnya
hanya
11
Gambar II.3 :
Denah lapangan pertandingan yang direkomendasikan
Sumber : International Standard Dojo
a.
b.
12
Gambar II.4 :
Denah lapangan pertandingan yang direkomendasikan
Sumber :SNI 03-3647-1994
13
berfungsi
pelaksanaan
administrasi
kegiatan,
administrasi
Pelaku kegiatan
Para pengguna atau pelaku yang berada di gedung pusat shorinji kempodi
kota Kendari ini terdiri dari:
a. Pengelola
Pengelola adalah orang-orang yang beraktivitas di bidang perkantoran/
administrasi, pelayanan terhadap para atlet, mengontrol pemeliharaan
gedung/ruang yang ada, juga mengawasi jalannya kelancaran pelaksanaan
kegiatan pada bangunan melalui penyediaan dan pengaturan fasilitas yang
ada.Aktivitas pengelola adalah aktivitas struktural kelembagaan yang
terkait secara langsung dengan fungsi bangunan, hal ini untuk menjaga
stabilitas pengelolaan.
b. Atlet
Atlet dalam pusat shorinji kempo merupakan pelaku kegiatan latihan yang
telah terjadwal sesuai dengan program yang diatur yang juga merupakan
masyarakat kempo.
c. Penonton
14
Motivasi pribadi
a. Untuk menjaga kesehatan serta mengolah beladiri
b. Membentuk kekuatan fisik dan mental
c. Olahraga supaya sehat dan kuat
d. Untuk dapat menguasai diri
e. Meraih prestasi
2.
Motivasi sosial
a. Kontak sosial di luar rumah
b. Berkomunikasi dengan orang lain yang mempunyai minat yang sama
c. Ingin selalu berkumpul dengan khalayak ramai
Status
Sebagaimana sarana latihan olahraga lainnya, pusat latihan ini bertujuan
untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di bidang olahraga.
shorinji kempo ini berada di bawah naungan PERKEMI.
2.
Fungsi
Pusat shorinji kempoini memiliki 2 fungsi utama yaitu :
a.
Fungsi primer
Sebagai tempat latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas atlet
beladiri shorinji kempo.
b.
Fungsi sekunder
Sebagai pusat pelayanan informasi dan administrasi beladiri shorinji
kempobagi tiap-tiap kenshi di Kota Kendari.
3.
Hakekat
Merupakan wadah yang menjadi pusat segala aktivitas beladiri shorinji
kempo dalam meningkatkan kualitas beladiri serta dan menjadi pusat
pelayanan informasi terkait shorinji kempo di Kota Kendari.
15
G. Bentuk pelayanan
Bentuk pelayanan Gedung Shorinji Kempo ini adalah melayani kegiatan olahraga
baik itu kenshi maupun para pelajar, mahasiswa serta masyarakat yang
menggemari olahraga beladiri Shorinji Kempo.
Sistem pelayanan dari Gedung Shorinji Kempo ini yaitu bagi kenshi yang ingin
menggunakan fasilitas olahraga beladiri yang ada diharuskan untuk melapor ke
kantor pengelola, hal ini dilakukan agar pihak pengelola dapat mengatur jadwal
pemakaian dari fasilitas olahraga di dalam maupun diluar gedung Shorinji Kempo.
H. Tinjauan terhadap studi banding
Studi kasus dilakukan pada dojo shorinji kempo secara umum ditinjau dari
beberapa aspek: lokasi, letak, Konsep,Struktur, Tata Unit /sirkulasi, Tata
ruang/denah, Bentuk/ penampilan bangunan.
1.
Gambar II.5
Peta wilayah Shorinji Kempo Hombu
Sumber :https://maps.google.com
16
Kagawa adalah salah satu provinsi di negara Jepang yang terletak dipulau
Shikoku.Ibukotanya adalah Takamatsu dengan populasi 1,006,488 jiwa
(2012) dan luas wilayah 1,862 km. Bangunan ini merupakan jenis bangunan
bermasa yang dilengkapi dengan pusat pelayanan yang lengkap tentang
informasi olahraga beladiri shorinji kempo. Konsep natural sangat
Gambar II.6
Perspektif kawasan shorinji kempo Hombu
Sumber :www.shorinjikempo.se
Gambar II.7
Pintu gerbang Hombu
Sumber :www.shorinjikempo.se
17
Gambar II.8
Pintu gerbang utama Hombu
Sumber :www.shorinjikempo.se
2.
18
Gambar II.9
Perspektif Cardiff Shorinji Kempo Dojo
Sumber : http://www.192.com
Gambar II.10
Map Cardiff Shorinji Kempo Dojo
Sumber :http://www.192.com
19
Gambar II.11
Ruang latihan Cardiff Shorinji Kempo Dojo
Sumber :http://easternmartialartscenter.com
20
Gambar II.12
Kitami-shi martial arts gymnasium
Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com
Gambar II.13
Dojo 1
Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com
Gambar II.14
Dojo 2
Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com
21
c. Dojo 3, terdiri dari satu bagian ruangan dan ruangan ini khusus digunakan
untuk Karate dan Iaido
Gambar II.15
Dojo 3
Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com
Gambar II.16
Multipurpose dojo studio
Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com
e. Kyudo ground,
Gambar II.17
Kyudo ground
Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com
22
Gambar II.18
Ruangan gym
Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com
g. Training room,
Gambar II.19
Training room
Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com
Gambar II.20
Arrow way
Sumber : http://www.city.kitami.lg.jp.e.fu.hp.transer.com
23
4.
24
Gambar II.21
Gambar II.22
Ruang latihan Bristol City Shorinji Kempo Dojo
Sumber :http://www.bskf.org
25
Gambar II.23
Bristol Martial Arts Academy kelas dewasa
Sumber : https://plus.google.com
I.
2.
3.
4.
Tabel II.2
ASPEK
BANGUNAN
ARSITEKTURAL
Shorinji Kempo
Hombu
Cardiff Shorinji
Kempo Dojo
Kitami-shi martial
arts gymnasium
Aktifitas yang
Latihan beladiri
Latihan beladiri
Latihan beladiri
diwadahi
shorinji kempo.
shorinji kempo,
aikido, kendo,
shorinji
kyukosin karate
shorinji kempo,
kempo,Kickboxingdan
dan ninjutsu.
kelasKarate
dan Gym
Konsep
Arsitektur jepang
Arsitektur modern
Arsitektur modern
dan green
arsitektur
26
Bentuk dan
Berbentuk
Berbentuk
Bentuk mengikuti
Berbentuk persegi
tampilan
persegi dengan di
perpaduan antara
panjang dengan
dominasi material
persegi
didominasi material
adalah transformasi
sentuhan kayu
bentuk persegi
bangunan
pada fasad
bangunan
Struktur
Menggunakan
Struktur beton
Struktur beton
Dengan system
baja profil
bertulang
bertulang, pada
Struktur beton
aupper struktur
bertulang, Pada
menggunakan kuda-
bagian atap
kuda baja
menggunakan rangka
ruang (space frame)
Massa Bangunan
Bermassa
Tunggal
Bermassa
Tunggal
Dari hasil resume mengenai studi banding bangunan yang sesuai dengan judul
perencanaan maka di peroleh ide rancangan yang sesuai dengan perencanaan
pusat shorinji kempodi Kendari yang meliputi aktifitas yang diwadahi,pelaku
kegiatan, bentuk dan massa bangunan, dan tampilan fasad bangunan.
J.
Ide Rancangan
Pada Perencanaan Gedung Shorinji Kempo dimana bentuk bangunan
tersebut akan menyerupai bentuk dari postur tangan seseorang yang sedang
melakukan Rei (hormat dalam kempo), yang merupakan simbol saling
menghormati sesama kenshi (atlet kempo).
27
Gambar II.24
Posisi Rei (Hormat dalam Shorinji Kempo)
Sumber : Desain Pribadi
Gambar II.25
Sketsa Gedung Shorinji Kempo
Sumber : Desain Pribadi
28
Gambar II.26
Skema ide rancangan
Sumber : Desain Pribadi
29
BAB III
TINJAUAN LOKASI PERENCANAAN
A. Tinjauan Makro Lokasi
1.
Letak Geografi
Wilayah Kota Kendari yang sekaligus juga sebagai ibukota Provinsi
Sulawesi Tenggara secara astronomis terletak di bagian selatan garis
khatulistiwa berada di antara 3o 54` 30``- 4o 3` 11`` Lintang Selatan dan
membentang dari Barat ke Timur diantara 122o 23`- 122o 39` Bujur
Timur. Kota Kendari terletak di sebelah Tenggara Pulau Sulawesi.
Terdapat satu pulau pada wilayah kota Kendari yang dikenal sebagai
Pulau Bungkutoko. Luas wilayah daratan Kota Kendari 295,89 km2atau
0,70 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Gambar III.1
Peta wilayah kota kendari
Sumber : dinas tata kota dan bangunan kota kendari, 2007
30
b. Wilayah Administrasi
Kota Kendari terbentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
6 Tahun 1995 yang disyahkan pada tanggal 3 Agustus 1995 dengan status
Kotamadya Daerah Tk. II Kendari. Terdiri atas 10 kecamatan, yang dibagi
atas sejumlah 64 kelurahan. Pusat pemerintahan yang baru berada di
kecamatan Kadia Kendari yang sebelumnya berada di Kecamatan Kendari.
Sepuluh Kecamatan di Kota Kendari yaitu:
1. Kecamatan mandonga, luas 22,32 km2
2. Kecamatan baruga, luas 51,58 km2
3. Kecamatan poasia, luas 44,75 km2
4. Kecamatan abeli, luas 44,96 km2
5. Kecamatan kendari, luas 17,68 km2
6. Kecamatan kendari barat, luas 21,35 km2
7. Kecamatan puwatu, luas 46,80 km2
8. Kecamatan wua-wua, luas 10,61 km2
9. Kecamatan kadia, luas 8,30 km2
10. Kecamatan kambu, luas 27,56 km2
Adapun batas-batas wilayah administrasi Kota kendari adalah:
1. Sebelah Utara: Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe
2. Sebelah Selatan: Kecamatan moramo dan konda Kabupaten Konawe
Selatan
3. SebelahTimur: Laut kendari
4. Sebelah Barat: Kecamatan Ranomeeto dan kecamatan Sampara Kabupaten
Konawe.
Luas wilayah kota Kendari berdasarkan Kecamatan :
31
Kecamatan
Km
Mandonga
23,29
8,65
Baruga
48,72
18,09
Puwatu
38,35
14,24
Kadia
6,72
2,50
Wua-wua
11,16
4,14
Poasia
38,54
14,31
Abeli
43,86
16,28
Kambu
23,93
8,88
Kendari
15,69
5,82
Kendari Barat
19,09
7,09
2.
perlu
menekan
laju
pertumbuhan
penduduk
dengan
32
Gambar III.2
Grafik Kependudukan kota Kendari
Sumber :Kendari Dalam Angka 2012
Gambar III.3
Indikator Kependudukan Kota Kendari
Sumber : Kota Kendari Dalam Angka 2012
Bila dilihat berdasarkan rasio jenis kelamin, di kota Kendari terdapat lebih
banyak penduduk laki-laki dari pada perempuan. Rasio jenis kelamin
penduduk Kota Kendari sebesar 101,98. Atau dengan kata lain, terdapat 102
penduduk laki-laki untuk tiap 100 penduduk perempuan.
a. Laju Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan Penduduk Kota Kendari selama sepuluh tahun terakhir dari
tahun 2000 sampai pada 2010 adalah sebesar 3,52 persen per tahun, lebih
besar jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan Penduduk Provinsi
Sulawesi Tenggara sebesar 2,07 persen. Terlebih lagi jika ditinjau
33
Gambar III.4
Laju Pertumbuhan Penduduk Kota kendari
Sumber :Data Kegiatan SP 2010
34
b. Penyebaran Penduduk
Hasil Sensus Penduduk 2010, Penduduk Kota Kendari berjumlah 289.468
Jiwa, yang terdiri dari 145.940 laki-laki dan 143.528 perempuan.
Penyebaran Penduduk Kota Kendari terbanyak di Kecamatan Kendari
Barat sebesar 14,80 persen, diikuti Kecamatan Kadia sebesar 13,57 persen,
dan Kecamatan Mandonga sebesar 12,49 persen sedangkan Kecamatan
lainnya di bawah 10,00 persen. Baruga, Abeli dan Wua-Wua adalah
Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit, masing-masing
berjumlah 19.162 Jiwa, 22.288Jiwa dan 24.402 Jiwa. Kecamatan Kendari
Barat merupakan daerah yangpaling banyak Penduduknya dibandingkan
dengan Kecamatan lainnya, sebanyak 42.851 Jiwa.
Luas wilayah Kabupaten Kota Kendari sekitar 295,89 kilo meter persegi
yang didiami oleh 289.468 Jiwa, rata-rata tingkat kepadatan penduduk
Kota Kendari adalah sebanyak 978 Jiwa per kilo meter persegi. Kecamatan
yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan
Kadia yakni sebanyak 3.939 Jiwa per kilo meter persegi sedangkan yang
paling rendah adalah Kecamatan Abeli yakni sebanyak 441 Jiwa per kilo
Gambar III.5
Penyebaran Penduduk Kota Kendari Menurut Kecamatan
Sumber :Data Kegiatan SP 2010
3.
tertentu yang direncakan oleh Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota
Kendari 2010-2030. Sehubungan dengan perkembangan kebutuhan lahan
kegiatan-kegiatan perkotaan, maka fungsi eksisting BWK di Kota
Kendari di masa mendatang mengalami perubahan sebagaimana yang
telah di lakukan oleh Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Kendari
yang telah membuat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Kendari 2010-2030 yakni membagi wilayah-wilayah Kota Kendari
melalui penzoningan wilayah.
Pembangunan wilayah kota kendari didasarkan pada Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota agar pembangunannya lebih berdaya guna, berhasil
guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka
mewujudkan
kesejahteraan
masyarakat
yang
tertib,
aman,
dan
berkeadilan.
b. Fungsi dan Peran Kota
Berdasarkan potensi yang dimiliki Kota Kendari, maka kemampuan
pelayanan seluruh kegiatan potensial yang ada secara internal dan
eksternal akan dapat menentukan fungsi dan peran kota.Kota Kendari
dalam masa yang akan datang berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota kendari 2010-2030 dalam peta sistem pusat-pusat pelayanan kota
akan berfungsi sebagai:
1) Pusat pelayanan kota:
a)
Pariwisata
d) Pendidikan
e)
Transportasi
f)
Industri
g) Kesehatan
2) Sub Pusat Pelayanan Kota
3) Pusat Lingkungan
36
c.
37
Gambar III.6
Peta Sistem Pusat Pelayanan Kota
Sumber : Dinas Tata Kota dan Pemukiman 2013
4.
Area
memanjang/jalur
dan
mengelompok,
yang
38
Kawasan
sepanjang
kanan
kiri
sungai,
yang
Sungai
Kawasan
yang
mempunyai
kemampuan
tinggi
Kepadatan Tinggi
Kepadatan Sedang
Kecamatan
Baruga,
Kecamatan
Kambu
dan
Kecamatan Abeli.
X. Kawasan Perumahan
Kepadatan Rendah
39
Tenggara
XII. Perkantoran Pemerintah
Kota Kendari
XIII. Kawasan Pendidikan
Kadia
Tinggi
XIV. Kawasan Pelayanan
di
Kecamatan
kambu
sebagai
pusat
Pelayanan
kesehatan
untuk
skala
Provinsi
di
Kesehatan
di Kecamatan Kambu
Puuwatu,
Kecamatan
Kadia,
dan
dan Jasa
di
Umum
XVIII. Kawasan Industri terbatas
wua-wua
dan
skala
pelayanan
tenggara
di
kecamatan
kadia,
wisata
40
Sumber : Peraturan Daerah Kota No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Kendari Tahun 2010-2030
yang
mempunyai
kepadatan
bangunan
tinggi
yang
41
Kepadatan Bangunan
Sangat Rendah
< 10 bangunan/ha
Rendah
11 40 bangunan/ha
Sedang
41 60 bangunan /ha
Tinggi
61 80 bangunan/ha
Sangat Tinggi
>81 bangunan/ha
b.
c.
(m )
50 100
KDB
(%)
40
Lantai
Min
Max
KLB
2xKDB
Tinggi Bangunan
Min
Max
12
Keterangan
Standar umum yang
digunakan pada daerah-
200
40
3xKDB
18
200 300
40
4xKDB
12
20
600 1.200
40
8xKDB
24
36
1.200 2.400
40
11
9xKDB
40
48
42
2.400-4.800
40
20
25
9xKDB
84
100
300-600
40
2xKDB
12
1200
40
3xKDB
18
1200-1800
40
4xKDB
12
20
3600-7200
40
8xKDB
24
36
7200-14.400
40
11
9xKDB
40
48
14400-28400
40
20
25
9xKDB
84
100
3.6
30
8xKDB
24
36
2000
20
2xKDB
12
5000
20
2xKDB
12
2.
b.
kabupaten/ kota
tahun
2010
2011
2012
kota kendari
462
550
644
kab. Konawe
140
189
120
50
45
67
kab. Bombana
kab. Kolaka
136
87
54
kab. Muna
96
96
96
kab. Buton
74
84
95
958
1051
1076
total
Sumber : Survei Lapangan
Berdasarkan data di atas, maka rata-rata pertumbuhan atlet kempo dari tahun
2010 sampai tahun 2012 adalah:
Pn = Po (1+r)n
Ket:
44
No.registrasi
Kab/Kota
nama dojo
200101
Kendari
Kesehatan/KOREM 143
200102
Kendari
SMA Oikumene
200103
Kendari
KPN Kendari
200104
Kendari
Penerangan
45
200105
Kendari
200106
Kendari
200107
Kendari
Sional
200108
Kendari
200109
Kendari
SMEAN Kendari
10
200110
Kendari
11
200111
Kendari
Gunung Jati
12
200112
Kendari
Jaya Raya
13
200113
Kendari
Imigrasi/SMUN 7 Kendari
14
200114
Kendari
15
200115
Kendari
Punggaluku/Cab, Baru
16
200116
Kendari
PT.POS Indonesia
17
200117
Kendari
Dinas Pertambangan
18
200118
Kendari
Rano Meeto
19
200119
Kendari
SATBRIMOBDA SULTRA
20
200120
Kendari
Wirabuana Anduonoho
21
200121
Kendari
22
200201
Kolaka
Wundulako
23
200202
Kolaka
Pomala
24
200301
Muna
Wuna Raha
25
200302
Muna
SMAN 3 Raha
26
200303
Muna
STM Raha
27
200401
Una Aha
Una Aha
28
200402
Konsel
Tinanggea
29
200501
Buton
SMUN 4 Bau-bau
30
200502
Buton
31
200503
Buton
Sorawolio
32
200601
Muna
Muna
33
200701
Bau Bau
Bau Bau
34
200801
Konsel
Punggaluku
46
Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi masyarakat Kota Kendari cukup meningkat dari tahun ke
tahun.Hal ini disebabkan sebagian besar masyarakatnya mengelola dan
memanfaatkan sumber daya alam dengan cukup serius dan poternsial untuk
dikembangkan.Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang pesat dapat menunjang
pembangunan suatu wilayah atau daerah, sehingga kebutuhan sarana dan
prasarana fasilitas ikut meningkat pula termasuk kebutuhan sarana atau
fasilitas olahraga yang memadai.
2.
kehidupan
mendatang.Kehidupan
sosial
masyarakat
kendari
Jenis kegiatan yang dikenal oleh masyarakat, yang mana jenis kegiatan
yang dilakukan dapat memberikan suasana santai, nyaman dan fleksibel
bagi pengunjung.
47
b.
c.
d.
e.
f.
48
BAB IV
PENDEKATAN ACUAN PERANCANGAN
A. Pendekatan Perancangan Makro
1.
Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) dan
rencana tata guna lahan kota kendari sebagai kawasan dengan arahan
fungsi pada kegiatan olah raga.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
49
50
3) View
Sebagai fasilitas olah raga, sebaiknya memberikan kesan yang sesuai
dengan kerakteristiknya. Kesan ini perlu ditonjolkanpada arah
pandang (masyarakat) menuju ke site, dengan memperhatikan di
bagian site yang mana merupakan tempat kegiatan publik yang paling
besar (batas site yang paling sering dilalui orang).
c. Pendekatan Pencapaian
1) Pencapaian ke dalam tapak
Pencapaian ke dalam tapak pada dasarnya dibagi ke dalam dua
macam, mainentrance dan side entrance, kedua hal tersebut
didasarkan atas pertimbangan terhadap :
a) Kepadatan lalu lintas.
b) Kemudahan dalam pencapaian.
c) Pola sirkulasi dan pencapaian.
d) Arah arus masyarakat terbesar dengan melihat sirkulasi tapak.
Sesuai dengan arah pencapaian utama, maka orientasi bangunan
adalah pada jalan utama, dengan pertimbangan pencapaian menuju
jalan utama paling mudah.
a) Pencapaian Utama (Main Entrance)
Persyaratan pencapaian utama, antara lain :
(1) Kemungkinan arah pengunjung terbesar
(2) Mempunyai titik tangkap yang jelas
(3) Mudah dicapai dari segala arah
Kriteria pencapaian utama adalah
(1) Mempunyai titik tangkap yang jelas
(2) Mudah dicapai dan tidak mengganggu arus lalu lintas
(3) Aman bagi penggunamenimbulkan
b) Pencapaian samping (side entrance) sebagai jalan bagi para
pengelola, den kendaraan yang membawa barang-barang
keperluan.
51
52
53
Karakter :
a)
Bersifat dinamis
2) Radial
54
Pola sirkulasi spiral adalah suatu jalan tunggal menerus yang berasal
dari titik pusat mengelilingi pusat dengan jarak yang berubah.
Diterapkan pada daerah perbukitan atau daerah berkontur dan luas.
4) Grid
Pola sirkulasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling
berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar
atau kawasan-kawasan ruang segi empat dan menciptakan keteraturan
pada suatu daerah.
55
5) Jaringan (network)
Karakter :
a)
Sangat kompleks
56
kelancaraan,
keamanan
dan
kenyamanan
Sirkulasi barang
(1) Posisi area bongkar muat barang yang terpisah dari para
pengunjung
(2) Kelaancaran arus keluar masuk barang
(3) Mempunyai jalur khusus bagi kendaraan muat barang
57
58
g.
Penzoningan
Tapak secara hozirontal dibagi dalam empat zone yaitu:
1)
Zone public
Zone ini berada di posisi bagian depan di dalam area site, termasuk
dalam area ini adalah area parkir dan entrance.
2)
3)
Zone privat
Zone ini berada pada posisi tengah dari site termasuk dalam zone ini
adalah area pengobatan dan area asrama.
4)
Zone service
59
Zone ini berada paling belakang dari site, termasuk dalamm zone ini
adalah area mechanicalelectrical.
B. Pendekatan Perancangan Mikro
1.
a) Kelompok ruang
pertandingan
1. Arena pertandingan
2. Tribun
3. Ruang ganti
4. Gudang
5. Lavatory
6. Ruang loket
7. Ruang istirahat
8. Hall
1. Ruang pimpinan
2. Ruang wakil pimpinan
3. Ruang pengadaan
4. Ruang operasional
5. Ruang administrasi
6. Ruang tamu
7. Ruang rapat
8. Ruang arsip
9. Pantry
10. Lavatory
11. Gudang
12. Ruang serbaguna
13. Ruang cleaning service
14. Lobby
1. Ruang tidur
2. Ruang makan bersama
3. Dapur
60
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
Binatu
Gudang
Lobby
Kantin
Counter souvenir
lavatory
Ruang dokter
Ruang periksa
Mushola
Ruang ME
Pos jaga
Lapangan terbuka
Parkiran
2) NAD
3) A
: Asumsi
4) P
: Pengamatan
oleh
keterkaitan
kegiatan
ataupun
fungsi
dari
61
bentuk
dan
penampilan
serta
keserasian
bentuk
dengan
lingkungannya.
e. Unsur-unsur estetika
Faktor yang sangat menentukan keberhasilan suatu perencanaan salah satunya
ialah penampilan bangunan. Dalam hal ini, penampilan bangunan dari luar
62
maupun tata ruang dalam bangunan harus menunjukan ciri dan karakter, serta
aktivitas yang terjadi dalam bangunan.
Pertimbangan yang dipakai dalampendekatan penampilan bangunan adalah
sebagai berikut:
a.
b.
2.
c.
d.
e.
f.
b.
c.
d.
e.
f.
Unsur-unsur estetika.
g.
Segi Tiga
Lingkaran
Sesuai
Kurang stabil
Sesuai
Kriteria
Penyesuaian
63
terhadapbentuk atap
Sifat formil
Formil, tegas
dan sederhana
Stabil
Stabil
Efisiensi ruang
Tinggi
Kurang
Sedang
Visual bangunan
4 arah
3 arah
Pengembangan
Mudah
Sukar
Agak sukar
Pelaksanaan
Lebih mudah
Agak sukar
Cukup
Fleksibilitas ruang
Tinggi
Kurang
Cukup
Bentuk dinamis dapat diciptakan dari susunan atau komposisi masa dari
bentuk geometri yang sama yang tidak monoton seperti diputar, digeser
ataupun ditumpang tindih. Persenyawaan bentuk-bentuk geometri, jika
dua buah bentuk yang berbeda geometri atau perbenturan orientasinya
dan saling menembus batas masing-masing, maka masing-masing bentuk
akan bersaing untuk mendapatkan supremasi dan dominasi visual. Pada
situasi semacam ini dapat terjadi :
1) Kedua bentuk dapat saling menunjang identitas masing-masing dan
menyatu menciptakan bentuk terpusat baru.
2) Salah satu dari kedua bentuk tersebut dapat menerima bentuk yang
lain secara keseluruhan didalam ruangannya.
3) Kedua bentuk tersebut dapat dipertahankan identitas masing-masing
dan bersama-sama memiliki bagian volume yang saling berkaitan.
4) Kedua bentuk dapat saling dan dihubungkan oleh unsur ketiga yang
serupa geometrinya dengan salah satu dari bentuknya.
b.
64
c.
Penampilan Bangunan
Penampilan bangunan merupakan faktor yang sangat menentukan
keberhasilan suatu perencanaan. Dalam hal ini, penampilan bangunan
dari luar maupun tata ruang dalam bangunan harus menunjukan ciri dan
karakter, serta aktivitas yang terjadi dalam bangunan.
Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pendekatan penampilan
bangunan adalah sebagai berikut:
1) Tuntutan fungsi dari unit-unit kegiatan dalam bangunan.
2) Karakter filosofi bangunan yang menuntut penampilan bangunan dan
kenyamanan, di mana penataan massa bangunan sangat berpengaruh.
3) Keserasian serta proporsi bangunan terhadap lingkungan di
sekitarnya.
4) Efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan ruang.
b.
c.
Fleksibilitas ruang
d.
e.
Faktor estetika
f.
Jenis perabot
g.
3.
b.
c.
d.
65
kebakaran.
e.
f.
Modul
Dasar pertimbangan dalam penggunaaan modul,yaitu:
1) Kebutuhan ruang untuk ruang gerak, sirkulasi, perabot, sistem
struktur dankonstruksi yang digunakan.
2) Dimensi bahan bangunan dan perlengkapan lainnya
b.
Dilatasi
Merupakan suatu kebutuhan dimana suatu bangunan yang memiliki
panjnag lebih dari 30 meter dianjurkan untuk menggunakan dilatasi.Hal
ini dimaksudkan untuk menjaga agar bangunan terhindar dari pengaruh
patah atau retakan yang diakibatkan oleh pengaruh beban atau getaran
tanah (Hanono Purbo, 1999).
c.
Gambar IV.7.
Jenis dan Letak Diletasi Pada Bangunan Gedung
Sumber: Juwana, 2005: 56
Upper struktur
66
67
Gambar IV.8.
Struktur Atap
Sumber: Universitas Prahyangan Bandung
d.
Super struktur
1) Sistem struktur rangka kaku, dengan kriteria spesifik:
a) Efektifitas untuk ruang dengan bentangan kurang dari 12 m.
b) Penyaluran
beban
terpusat
pada
kolom,
sedang
untuk
68
e.
Sub struktur
Dasar pertimbangan dalam pemilihan sub struktur yaitu:
1) Mampu mendukung beban setiap struktur.
2) Mampu menetralisir beban eksternal.
3) Kekuatan daya dukung tanah pada tapak.
4) Pada tahap pelaksanaan tidak mengganggu bangunan disekitarnya.
Secara garis besar, pondasi terdiri dari beberapa macam, yaitu:
1) Pondasi tiang pancang, dengan kriteria spesifik:
a) Pelaksanaannya mudah tetapi bising dan getarannya tinggi.
b) Kualitasnya lebih terjaga karena sudah standar pabrik.
c) Ekonomis dalam penggunaan lahan.
d) Mudah diperoleh dan juga terjangkau oleh teknologi setempat.
e) Digunakan pada struktur utama dan berlantai banyak, serta
kondisi tanah yang lembek.
70
bahan
yang
cukup
ekonomis
dan
cara
71
f.
72
3) Kayu
a) Struktur menjadi ringan
b) Pengerjaannya mudah
c) Fleksibel
d) Mudah dimakan api dan tidak memiliki umur konstruksi yang
panjang.
4) Kaca
a) Mempunyai beban yang relatif berat
b) Mempunyai daya tahan yang cukup lama dan membutuhkan
perawatan yang cukup
c) Mempunyai sifat akuistik yang memantulkan suara
d) Mempunyai daya tahan terhadap api dan menyerap panas serta
tahan terhadap air.
5) Logam (termasuk aluminium)
a) Mempunyai beban yang relatif ringan
b) Mempunyai daya tahan yang cukup lama
c) Mempunyai daya tahan yang kurang baik terhadap api
4.
Sistem pencahayaan
Penerangan dalam bangunan dapat berasal dari :
1) Pencahayaan Alami
Prinsip-prinsip dasar kualitas ruang terhadap pengaruh sinar
matahari, yaitu:
a) Didasari pada pancaran sinar matahari.
b) Untuk cahaya langsung sebaiknya Cuma pada jam 06.30-08.00
pagi dan sore setelah jam 17.00
c) Orientasi ideal pada massa bangunan.
d) Menghindari cahaya langsung dari sudut 45 pada matahari.
e) Memberikan bukaan 25 % dari luas lantai jika menghadap
lapangan terbuka.
f)
73
b.
Sistem penghawaan
Didasari atas pertimbangan :
1) Angka kelembaban udara berada di atas kelembaban yang sehat dan
nyaman
2) Adanya ruang-ruang khusus yang membutuhkan kontinuitas kondisi
dan kontinuitas komposisi udara pada kadar tertentu
3) Adanya ruang-ruang yang tidak memungkinkan ventilas secara
alamiah
Pendekatan untuk sistem penghawaan adalah :
1) Penghawaan alami
Tidak konstan dan sangat tergantung pada keadaan lubang
ventilasi, temperature udara, angka kelembaban dan radiasi matahari.
74
75
76
77
78
dengan
ruang
yang
membutuhkan
ketenangan.
Untuk
itu
Gambar IV.15
Distribusi Jaringan Listrik Pada Bangunan
Sumber : Instalasi listrik pada bangunan tinggi
b.
79
Gambar IV.16
Mesin Genset Pada Bangunan
Sumber : Dokumentasi SKL 2009
80
Pemakaian
tenaga
listrik
dalam
bangunan
pada
umumnya
dapat
untuk
mendapatkan
kemudahan,
efisiensi
dan
juga
kenyamanan.
Macam peralatan listrik yang umum digunakan dalam bangunan adalah:
1)
Transformator
2)
Switch board
3)
Panel board
Keterangan :
MDP : Main
Distribution Panel
SDP : Sub
Distribution Panel
PP
: Panel
Pembagi
Gambar IV.17
Contoh Perletakan Jaringan Listrik Dalam Bangunan
Sumber : Time- Saver, dalam Marlina, 2005 :377
d.
81
kebutuhan
konsumen
yang
dilayani
dengan
proyeksi
pengembanganya.
3) Pendistribusian yang merata kepada seluruh unit bangunan berdasarkan
pada tingkat kebutuhan di dalamnya.
4) Pemafaatan air bersih untuk penanggulangan bahaya kebakaran.
e.
f.
82
inimasih merupakan asumsi atau angka pendekatan, kecuali standar dari luar
yang sering dipakai atau sebagai angka perbandingan.
Tabel IV. 3. Kebutuhan Air Bersih Untuk Bangunan Komersial
Kebutuhan
Liter/Orang/Hari
43
30
340
Idem
450
Asrama Perawat
135
Hotel
135
Kantor
45
Restoran/Tempat Duduk
70
15
a. Setengah
Sekolah
40
hari
b. Asrama
135
Jenis Bangunan
Status Pemakai
Apartemen
Penghuni
250
Flat
Penghuni
160
Hotel
Penghuni
500
Inn
Penghuni
240
Restoran
Penghuni
40
Pegawai
110
Pengunjung
50
83
Pasar
Pengunjung
Pegawai/Penjual
Pasar Pusat
Pengunjung
5
100
6
Pegawai/Penjual
100
Tempat tidur
300
Pasien
10
Pegawai
110
Murid
Murid
60
Guru
Guru
110
Kantor
Pegawai
100
Rumah Sakit
Klinik
84
85
Zat Pemadam
sampah
Oli, solar, gasoline
padat
CO2 (Tetra
Listrik
Chloride)
CO2 (Tetra
B
C
Chloride)
Sumber: Time-Saver Standar for Building materials and systems, 2000, dalam
Marlina, 2007 : 332
86
1) Preventif (pencegahan)
a) Perlengkapan pencegahan
Perlengkapan yang diadakan khusus untuk mencegah terjadinya
kebakaran, seperti CCTV (Closed Circuit Television) sebagai upaya
untuk memonitoring bangunan.
b) Pemilihan bahan bangunan, strategi pemilihan bahan bangunan yang
tahan terhadap api.
c) Isolasi terhadap api
Strategi ini diupayakan dengan pemilihan jenis dan kekentalan bahan
material bangunan.
2) Represif (penaggulangan)
Usaha represif ini meliputi pengadaan alat-alat pemadam kebakaran serta
penunjang lainnya, seperti: (Marlina, 2007 : 333-339)
a) Fire alarm system
Cara kerjanya adalah dapat memberikan tanda adanya bahaya
kebakaran, baik kepada penghuni bangunan maupun kepada petugas
pemadam kebakaran. Alat ini dilengkapi dengan detektor yang dapat
digunakan bermacam-macam diantaranya :
(1)Thermal detector, berfungsi mendeteksi perubahan suhu pada
ketinggian tertentu.
(2)Smoke detector, berfungsi mendeteksi kepekaan asap.
(3)Detektor nyala api (infra red), berfungsi mendeteksi adanya sinar
infra merah yang dihasilkan oleh nyala api.
(4)Combustasion, gas detector, berfungsi mendeteksi gas-gas yang
timbul akibat kebakaran.
b) Fire detector system
Alat ini berfungsi sebagai pendeteksi bahaya kebakaran.Ada beberapa
alat yang digunakan untuk mendeteksi nyala api, yaitu:
(1) Smoke detector, sebagai pendeteksi asap dalam waktu dari satu
menit.
(2) Heat detector, dipakai untuk mendeteksi panas atau api, yang
bekerja bila suhu mencapai sekitar 570C.
87
88
Petir paling banyak terjadi pada daerah - daerah sekitar garis lintang utara 50
-51 derajat. Di daerah ini disetiap jam terjadi petir kira - kira 60 kali tiap
jamnya.
Instalasi penangkal petir adalah instalasi suatu sistem dengan komponenkomponen dan peralatan-peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk
menangkal petir dan menyalurkannya ke tanah, sehingga semua bagian
bangunan beserta isinya atau benda-benda dilindunginya terhindar dari
bahaya sambaran petir.
Penilaian kebutuhan penangkal petir pada suatu bangunan dilakukan melalui
lima kriteria dasar, yaitu :
a) Macam bangunan
b) Bahan konstruksi
c) Tinggi bangunan
d) Situasi letak bangunan
e) Jumlah hari guruh
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan dan
memasang sistem penangkal petir adalah :
a) Keamanan secara teknis, tanpa mengabaikan faktor keserasian arsitektur.
b) Penampang hantaran-hantaran pentanahan yang digunakan.
c) Ketahanan mekanis.
d) Ketahanan terhadap korosi.
e) Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi.
f) Faktor ekonomis.
Secara prinsip penangkal petir tiap bangunan terdiri atas bagian bagian
sebagai berikut :
a) Bliksem spit ( ujung instalasi penangkal petir, biasanya meruncing)
b) Kawat penghantar
c) Kopelling (alat penghubung antara kabel-kabel dan kabel bawah yang
akan ditanam ke dalam tanah)\Elektroda bumi (aard electrode)
Secara umum jenis penangkal petir dapat dibedakan sebagai berikut:
a) Penangkal petir konvensional/Franklin
89
murah
tetapi
jangkauannya
terbatas.
Syarat-syarat
penggunaannya adalah :
(1) Tinggi antena diatas puncak 25-90 cm
(2) Sudut perlindungan bangunan 45
(3) Jarak antena maksimum 60 cm
Gambar IV.18
Penangkal Petir Dengan Sudut Perlindungan 45o
Sumber : Bahan Kuliah Utilitas Bangunan
90
Gambar IV.19
Sistem Penangkal Petir Tongkat Faraday
Sumber : Bahan Kuliah Utilitas Bangunan
Gambar IV.20
Sistem Penangkal Petir Prevectron
Sumber : Juwana, 2005 :169
91
Jenis
Sistem Tongkat
Franklin
Kelebihan
a. Relatif murah
Kekurangan
Jangkauan terbatas
2.
Sistem Tongkat
Faraday
a. Jangkauan luas
1. Relatif mahal
2. bentuk sangat
aman
mencolok,
3.
Sistem Tongkat
Radioaktif
a. Jangkauan luas
b.Praktis bentuk dan
1. Mahal
2. bersifat menolak, tidak aman
sistemnya karena
berteknologi modern
terbuka.
3. membahayakan kesehatan
92
b.
c.
Penyesuaian skala ruang luar dengan luas, tinggi, lebar, jarak terhadap
bangunan lainnya.
d.
93
e.
Pengolahan tanaman dan elemen ruang luar lainya harus dapat member
arah, orientasi kesehatan bangunan tanpa menghalangi pandangan
kesehatan bangunan.
b.
c.
d.
e.
penghasil
bayang-bayang
keteduhan
yang
94
Gambar IV.21
Pohon Sebagai Pelembut dan Penyaring Kecepatan Angin
Sumber : Hak dan Utomo, 2002 : 32
95
Gambar IV.22
Pohon Sebagai Penyaring Abu, Debu dan Polusi Udara
Sumber : Hakim dan Utomo, 2002 : 137
\\\\
Gambar IV.23
Topografi Demikian : Tanaman Semak Dapat Mereduksi Suara Mobil 75 %
Sumber : Hakim dan Utomo, 2002 : 137
Gambar IV.24
Topografi Demikian : Tanaman Coniferous
Dapat Mereduksi Suara Mobil 75 % dan Truk 80 %
Sumber : Hakim dan Utomo, 2002 : 136
96
Tabel IV. 7
No
Klasifikasi
tanaman
dan struktur)
Pohon
Contoh tanaman
Pohon kelapa
12 meter
pohon palm
Pohon
- ketapang
12 meter
- beringin
- akasia
- mahoni
Perdu
Memiliki ketinggian
Bambu hias
Cemara
meter
Asoka
Pohon
- Trembesi
12 meter
- Beringin
- Ketapang
tidak beraturan
- Akasia
97
Groundcover
(jenis rumput)
Berbagai jenis
rumput dan lumut
Pohon
- cemara
12 meter
-
Perdu
- mawar
- melati
- bougenvile
2) Hard elemen
Elemen yang akan diuraikan di sini dibatasi pada elemen hard material
tanpa melupakan arti penting elemen soft material.Elemen-elemen yang
dimaksud di antaranya :
(a)Gerbang entrance ( Gerbang Utama )
98
99
2) Kepentingan atlet
3) Kepentingan pengelola
4) Kepentingan servis
Berdasarkan pada dasar pertimbangan pelayanan tempat parkir dapat
dibedakan,:
1) Parkir khusus (private parking)
Parkir
khusus
yang
merupakan
fasilitas
parkir
kendaraan
pendekatan
terhadap
perencanaan
sarana
parkir
ini,
100
No.
Jenis Kendaraan
SRP
(Satuan
Ruang
Parkir) (m2)
1.
- Mobil penumpang
2,30 x 5,00
golongan I
- Mobil penumpang
2,50 x 5,00
golongan II
- Mobil penumpang
3,00 x 5,00
golongan III
2.
Bus/truk
3,40 x 12,50
3.
Sepeda motor
0,75 x 2,00
Golongan
II
III
L + A1, A2
B = 170
A1 =
10
O = 55
L
= 470
R=5
A2
= 20
B = 170
A1 =
10
O = 75
L
= 470
R=5
A2
= 20
B = 170
A1 =
10
O = 80
L
= 470
R = 50
A2
= 20
Keterangan :
B : Lebar total kendaraan
L : panjang total
O : lebar bukaan pintu arah longitudinal
A1,A2 : jarak bebas
Lp dan Bp
Bp = 230 = B + O +
R
Lp = 500 = L + A1 +
A2
Bp = 250 = B + O +
R
Lp = 500 = L + A1 +
A2
Bp = 300 = B + O +
R
Lp = 500 = L + A1 +
A2
Gambar IV.25
Satuan Ruang Parkir (SRP) Untuk Mobil Penumpang
Sumber : PHK TIK K1, Un- Widyagama Malang, download 16 April 2012
Golongan
Bus/Truk
Kecil
Bus/Truk
Sedang
Bus/Truk
Besar
L + A1, A2
B = 170
A1 = 10
O = 80
L = 470
R = 30
A2 = 20
B = 200
A1 = 800
O = 80
L = 20
R = 40
A2 = 20
B = 250
A1 = 30
O = 80
L = 1200
R = 50
A2 = 20
Lp dan Bp
Bp = 300 = B
+O+R
Lp = 500 = L
+ A1 + A2
Bp = 320 = B
+O+R
Lp = 500 = L
+ A1 + A2
Bp = 380 = B
+O+R
Lp = 500 = L
+ A1 + A2
102
Gambar IV.26
Sistem Parkir Tegak Lurus
Sumber : Hakim dan Utomo, 2002 : 49
Gambar IV.27
Sistem Parkir Paralel
Sumber : Hakim dan Utomo, 2002 : 49
103
Gambar IV.28
Sistem Parkir Sudut
Sumber : Joseph, 1978
Gambar IV.29
Bentuk Parkir Mobil Bagi Penderita Cacat
Sumber : Hakim dan Utomo, 2002 : 49
104
Gambar IV.30
Proses Penderita Cacat Memasuki Mobil Pada Area Parkir
Sumber : Hakim dan Utomo, 2002 : 159, 160 dan 164
Gambar IV.31
Sistem Parkir Kendaraan Roda Dua (Motor)
Sumber : Data Arsitek Jilid 2, 2005 :100
105
BAB V
ACUAN PERANCANGAN
A. Acuan Perancangan Makro
1.
Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) dan
Rencana Tata Guna Lahan Kota Kendari sebagai kawasan dengan arahan
fungsi pada kegiatan olah raga.
b.
c.
Potensi kawasan yang mendukung bangunan sarana olah raga, dalam hal
ini kondisi lingkungan sekitar yang mendukung aktivitas dan fungsi
bangunan.
d.
e.
f.
(bab IV), maka lokasi terpilih untuk Perencanaan Shorinji Kempo di Kendari
yaitu terletak pada kelurahan bende kecamatan kadia dengan pertimbangan
kawasan kecamatan berada pada daerah pengembangan kawasan perdagangan
dan jasa, kesehatan skala kota, olahraga, pendidikan, pariwisata, perumahan
(penunjang).
Lokasi ini dikembangkan untuk memperhitungkan pola lokasi kegiatankegiatan pendidikan dengan cara yang konsisten dan logis, selain itu dapat
digunakan untuk memudahkan dalam pemilihan lokasi suatu kegiatansosial
beserta interaksinya dengan wilayah sekitar. Salah satu hal yang banyak
dibahas dalam teori lokasi adalah pengaruh jarak terhadapintensitas orang
berpergian dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Analisis ini dapat dikembangkan
untuk melihat suatu lokasi yang memiliki daya tarik terhadap batas wilayah
106
Gambar V.1
Peta Kecamatan Kadia Terpilih
Sumber : Dinas Tata Kota 2013
107
b.
c.
d.
e.
f.
2.
Alternatif Tapak 1
Tapak 1 berada pada
site Taman Budaya
Gambar V.2
Alternatif Tapak 1
Sumber : Google Earth diakses April 2013
108
Gambar V.3
Alternatif Tapak 2
Sumber : Google Earth
109
b.
c.
d.
e.
Kondisi tanah yang baik dan luas tapak yang memadai untuk
perencanaan gedung olahraga.
f.
VI), maka site terpilih sebagai site Shorinji Kempo di Kendari adalah terletak
di jalanJend. A. Yani dengan potensi tapak :
a.
b.
c.
d.
e.
110
Gambar V.4
Blokplan
Sumber : Analisa April 2013
111
3.
Existing Condition
Gambar V.5
Potensi Tapak
Sumber : Analisa April 2013
Gambar V.6
Existing Condition Tapak
Sumber : Analisa April 2013
112
Gambar V.7
Orientasi Matahari dan Angin
Sumber : Analisa April 2013
113
Orientasi Matahari :
Bukaan secara maksimal pada bangunan dengan
tepat agar mendapatkan cahaya matahari yang
maksimal ke dalam ruangan.
Orientasi Angin :
Bukaan dan Jalur sirkulasi angin akan
dimaksimalkan agar ruang pada bangunan
mendapatkan penghawaan alami (angin)
Gambar V.8
Tanggapan Orientasi Matahari dan Angin
Sumber : Analisa April 2013
c.
View
1) View ke luar tapak
View
yang
baik
karena
terhalang
menghububngkan ke bangunan
bangunan
pepohonan
dan
fungsi lain
View
yang
berhadapan
baik
karena
dengan
jalan
View
yang
berhadapan
baik
Orientasi Angin
Bukaan pada area tribun, akan
karena
dengan
jalan
oleh
bangunan
oleh
bangunan
disekitarnya
Gambar V.9
View ke Luar Tapak
Sumber : Analisa April 2013
114
Gambar V.10
Tanggapan View ke Luar Tapak
Sumber : Analisa April 2013
Gambar V.11
View ke Dalam Tapak
Sumber : Analisa April 2013
115
utama
baik
Gambar V.12
Tanggapan View ke Dalam Tapak
Sumber : Analisa April 2013
d.
Jalan Pasaeno
Jalur Primer
Jalan Sao-sao
Jalur Sekunder
Gambar V.13
Pencapaian ke Dalam Tapak
Sumber : Analisa April 2013
116
Gambar V.14
Tanggapan Pencapaian ke Dalam Tapak
Sumber : Analisa April 2013
memiliki
tingkat
Polusi Padat
Gambar V.15
Kebisingan dan Polusi
Sumber : Analisa April 2013
paling banyak
117
cara
pemberian
sekitar
tapak,
berkurang
karena
mendapatkan
Kebisingan
dan
polusi berkurang
Kebisingan berkurang
Gambar V.16
Tanggapan Kebisingan dan Polusi
Sumber : Analisa April 2013
f.
Tapak
menggunakan
Gambar V.17
Jaringan Utilitas di Sekitar Tapak
Sumber : Analisa April 2013
118
sebagai
penerangan
utama.
Generator
apabila
terjadi
fasilitas
sebagai
PDAM
penyuplai
air
bersih.
Gambar V.18
Tanggapan Jaringan Utilitas di Sekitar Tapak
Sumber : Analisa April 2013
g. Penzoningan
1) Zona Publik
Zona publik yang terdiri dari main dan site enterance, serta area public
space, yaitu dari arah jalan sao-sao dan jalan pasaeno. Zona ini dapat
digunakan secara umum.
2) Zona Semi Publik
Zona semi publik merupakan terusan dari zona publik yang terdiri dari
ticket area, dan ditanggapi sebagai penempatan zona pengelola.
3) Zona Privat
Zona privat yang terdiri dari zona ruang latihan, ruang manager dan
pengelola, dimana membutuhkan wilayah khusus, dan tidak
berhubungan langsung dengan publik untuk menjaga privasi dari para
anggota tetap (remaja yang tergabung dalam keanggotaan) tersebut.
4) Zona Service
Zona service memiliki sirkulasi yang mudah dijangkau yang terdiri
dari fasilitas umum seperti toilet, restoran, dan ruang-ruang yang
119
Gambar V.19
Penzoningan Tapak
Sumber : Analisa April 2013
4.
120
Pola sirkulasi yang di pilih untuk ruang pada bangunan Shorinji Kempoyaitu:
a) Sirkulasi Radial
Suatu pola sirkulasi ruang melalui penyebaran atau perkembangan dari
titik pusat.Biasanya pola radial ini mempunyai sifat mempunyai banyak
ruang pergerakan, dominan, dan teratur. Sistem ini pula dapat
menjadikan objek sebagai point interest( titik objek ). Contoh : Gym,
stadium dan sebagainya. (Jurnal Pola Pola Sirkulasi Ruang Hardi91's
Blog.htm)
Tipe Ruang radial merupakan perkembangan dari tipe ruang pertama
hanya saja pada tipe ini punggung saling berhadapan sehingga muka
mengarah keluar dan tidak ada akses masuk untuk kedalam. Pada jenis
tipe radial harus menentukan satu fungsi ruang yang akan dijadikan pusat
perhatian penghuni, dan ruang-ruang yang memiliki fungsi lain akan
selalu mengarah atau memusatkan pada ruang yang dijadikan pusat. Bisa
disebut juga pusat/center dari ruangam tersebut dimana langkah sesorang
akan otomatis mengarah pada ruangan itu. (sirkulasi-adalah-elemenyang-sangat.html)
Gambar V.20
Pola Sirkulasi Radial
Sumber :sirkulasi-adalah-elemen-yang-sangat.html
b) Sirkulasi Grid
Sirkulasi sangat teratur dan pasti bebas kesegala arah yang berbeda beda. Keuntungannya adalah adanya keteraturan dalam pergerakan tetapi
mengabaikan kondisi dan potensi alam. Pola grid terdiri dari dua pasang
jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan dapat
menciptakan bujur sangkar serta keteraturan pada suatu daerah.
121
Gambar V.21
Pola Sirkulasi Grid
Sumber :(sirkulasi-adalah-elemen-yang-sangat.html)
122
Lebar = 90 cm
Lebar = 120 cm
Lebar = 180 cm
Gambar V.22
Ukuran Standar Lebar Tangga Normal Pada Bangunan
Sumber : Frick, dan Setiawa, 2001 :38
2) Ramp
Ramp merupakan salah satu alat transportasi vertical berupa
tanjakan/turunan pada kemiringan tertentu. Ramp ini biasanya
digunakan sebagai jalur khusus untuk penyandang cacat dan
untuk sirkulasi kendaraan di basement.
Gambar V.23 :
Ramp Masuk Basement dan Ramp Bagi Penderita Cacat
Sumber : Data SKL 2009 dan www.ramp penderita cacat .com
123
Gambar V.24
Bagan sirkulasi pengunjung Gedung Olahraga
Sumber : SNI 03-3647-1994 tentang Tata Cara Perencanaan Teknik
Bangunan Gedung Olahraga
Pelatih
Jenis kegiatan
Kebutuhan ruang
Melatih kempo
Ruangan latihan
Gedung
Memberi
pertandingan
pengarahan saat
Lavatory
bertanding
Ruang ganti
Membersihkan
Ruang tidur
diri
Ruang makan
Mengganti baju
Lobby
Tidur/istirahat
Counter souvenir
Makan/minum
Musholah
Duduk/santai
Parkiran
Membeli souvenir
Jogging track
124
Beribadah
Memarkir
Lapangan terbuka
Gedung
kendaraan
Kenshi
Official
Jogging/lari
Olah raga
Bertanding
Mengganti baju
Cedera
Ruang ganti
Membersihkan
Ruang perawatan
diri
Lavatory
Tidur/istirahat
Ruang tidur
Makan/minum
Ruang makan
Duduk/santai
Lobby
Membeli souvenir
Counter souvenir
Beribadah
Musholah
Memarkir
Parkiran
kendaraan
Jogging track
Jogging/lari
Lapangan terbuka
Olahraga
Mendampingi
Gedung
pertandingan
pertandingan
Lavatory
Membersihkan
diri
Penonton
Membeli karcis
Ruang loket
Menonton
Gedung
pertandingan
Membersihkan
pertandingan
Lavatory
diri
Petugas loket
Menjual tiket
Loket
Membersihkan
lavatory
125
diri
Cleaning service
Membersihkan
Gudang
ruangan
Lavatory
Mengawasi dan
Ruang pimpinan
pimpinan/penanggun
bertanggung
Ruang rapat
g jawab
jawab terhadap
Ruang tamu
seluruh aktivitas
Ruang rapat
Membersihkan
diri
Menerima laporan
Menerima tamu
Mengikuti rapat
Membersihkan
Lavatory
diri
Bagian pengadaan
Mengurus
pengadaan
Ruang bagian
pengadaan
Menyediakan alat
latihan
Bagian operasional
Menghadiri rapat
Menerima tamu
Ruang rapat
Membersihkan
Ruang tamu
diri
Lavatory
Membuat laporan
Ruang bagian
Bertanggung
operasional
jawab mengurus
operasional
Bagian administrasi
Menghadiri rapat
Ruang rapat
Menerima tamu
Rung tamu
Membersihkan
Lavatory
diri
Ruang bagian
Bertanggung
administrasi
126
jawab terhadap
Ruang serbaguna
Ruang tamu
Tuang tunggu/hall
Mosholah
Parkiran
administrasi
Tamu/pengunjung
Memberi laporan
Berkunjung
Menunggu
Beribadah
Memarkir
kendaraan
Karyawan
Memasak
Dapur
Menyiapkan
Ruang makan
makanan
Binatu
Mencuci pakaian
Lavatory
Membersihkan
Memeriksa
Ruang dokter
kesehatan
Ruang periksa
Mengobati pasien
Lavatory
Membersihkan
diri
Dokter
diri
Perawat
Memeriksa pasien
Ruang periksa
Membantu dokter
Ruang dokter
Merawat pasien
Ruang periksa
Membersihkan
Lavatory
Membersihkan
Lavatory
diri
Ruang periksa
Cedera
Ruang dokter
Konsultasi
Menjaga
Pos keamanan
keamanan
Parkiran
diri
Pasien
kesehatan
Keamanan/satpam
127
Memarkir
Musholah
kendaraan
Teknisi/operator
Beribadah
Mengawasi
Ruang ME
bagian teknisi
Musholah
bangunan
Parkir
Beribadah
Memarkir
kendaraan
128
j) Lavatory
k) Gudang
l) Ruang serbaguna
m)Ruang cleaning service
n) lobby
3) Unit kegiatan penunjang akomodasi
a) Ruang tidur
b) Ruang makan bersama
c) Dapur
d) Binatu
e) Gudang
f) Lobby
g) Kantin
h) Counter souvenir
i) lavatory
4) Unit kegiatan penunjang kesehatan
a) Ruang dokter
b) Ruang periksa
5) Unit kegiatan pelengkap dan servis
a) Mushola
b) Ruang ME
c) Pos jaga
6) Unit kegiatan out door
a) Lapangan terbuka
b) Parkiran
129
Keterangan :
130
Keterangan :
131
Keterangan :
Keterangan :
132
Keterangan :
Keterangan :
133
kabupaten/ kota
tahun
2010
2011
2012
kota kendari
462
550
644
kab. Konawe
140
189
120
50
45
67
kab. Bombana
kab. Kolaka
136
87
54
kab. Muna
96
96
96
kab. Buton
74
84
95
958
1051
1076
total
Sumber : Survei Lapangan
134
= Po (1 + r ) n
= 1076 x (1+0,12%) 10
= 1076 x (1,0012) 10
= 1076 x 1,012065008
= 1088
Jumlah atlet pertahunnya diperkirakan melalui proyeksi 10 tahun ke
depan sebesar 1088 atlet kempo. Dengan angka ini, gedung yang
direncanakan dibulatkan menjadi 1100 atlet ditambah dengan jumlah
Pengunjung yang datang
: Asumsi
d) P
: Pengamatan
135
Ruang
Kapasitas
Sumber
Standar Keb.
Perhitungan
Total Luas
Ruang (m)
1
Arena
1 unit
IDJ
pertandingan
(m)
Standar matras
Arena = 361 m
arena 15 x 15
Dengan sirkulasi
m. Jarak tepi
matras ke
tribun
= 424,3 m2
424,3 m2
penonton
sepanjang 4
m2. Maka luas
arena
pertandingan
19 m x 19 m =
361 m
2
Tribun
2000
NAD
0,52m/orang
orang
1352 m2
Kapasitas 2000
orang = 2000 x 0,52
= 1040 m2
Dengan sirkulasi
30% = 1040 + (1040
x 30%) = 1040 + 312
= 1352 m2
Ruang ganti
4 orang
NAD
98,0 m
Kapasitas 4 orang =
43,2 m2
4 x 9 = 36 m2
Dengan sirkulasi
20% = 36 + (36 x
20%) = 36 + 7,2 =
43,2 m2
4
Gudang
2 orang
NAD
9 m/orang
Kapasitas 2 orang =
21,6 m2
2 x 9 = 18 m2
Dengan sirkulasi
20% = 18 + (18 x
20%) = 18 + 3,6 =
136
21,6 m2
5
Lavatory
6 orang
NAD
2,25 m/orang
16,5 m2
Kapasitas 6 orang =
6 x 2,25 = 13,5 m2
Dengan sirkulasi
20% = 13,5 + (13,5 x
20%) = 13,5 + 2,7 =
16,5 m2
Ruang loket
2 orang
NAD
4 m/orang
9,6 m2
Kapasitas 2 orang =
2 x 4 = 8 m2
Dengan sirkulasi
20% = 8 + (8 x 20%)
= 8 + 1,6 = 9,6 m2
Ruang
1 ruangan
NAD
72 m/orang
93,6 m2
Ruang istirahat = 72
m2
istirahat
Dengan sirkulasi
30% = 72 + (72 x
30%) = 72 + 21,6 =
93,6 m2
8
Hall
2000
NAD
0,52 m/orang
orang
130 m2
Kapasitas 5% dari
jumlah pengunjung =
2000 x 5% = 100 m2
Dengan sirkulasi
30% = 100 + (100 x
30%) = 100 + 30 =
130 m2
2090,8 m2
Jumlah
Ruang
Kapasitas
Sumber
Ruang
1 unit
NAD
pimpinan
Standar Keb.
Perhitungan
Ruang (m)
20
Total Luas
(m)
Ruang pimpinan =
26 m2
20 m2
Dengan sirkulasi
137
30% = 20 + (20 x
30%) = 20 + 6 = 26
m2
2
Ruang wakil
1 unit
NAD
20
26 m2
Ruang wakil
pimpinan = 20 m2
pimpinan
Dengan sirkulasi
30% = 20 + (20 x
30%) = 20 + 6 = 26
m2
3
Ruang
1 unit
NAD
15
19,5 m2
Ruang pengadaan =
15 m2
pengadaan
Dengan sirkulasi
30% = 15 + (15 x
30%) = 15 + 4,5 =
19,5 m2
4
Ruang
1 unit
NAD
15
19,5 m2
Ruang operasional =
15 m2
operasional
Dengan sirkulasi
30% = 15 + (15 x
30%) = 15 + 4,5 =
19,5 m2
5
Ruang
1 unit
NAD
36
Ruang administrasi =
46,8 m2
36 m2
administrasi
Dengan sirkulasi
30% = 36 + (36 x
30%) = 36 + 10,6 =
46,8 m2
6
Ruang tamu
5 orang
NAD
1,2
7,8 m2
Kapasitas 5 orang =
1,2 x 5 = 6 m2
Dengan sirkulasi
30% = 6 + (6 x 30%)
= 6 + 1,8 = 7,8 m2
Ruang rapat
20 orang
NAD
2,65
Kapasitas 20 orang =
68,9 m2
20 x 2,65 = 53 m2
138
Dengan sirkulasi
30% = 53 + (53 x
30%) = 53 + 15,9 =
68,9 m2
8
Ruang arsip
1 unit
NAD
Ruang arsip = 9 m2
11,7 m2
Dengan sirkulasi
30% = 9 + (9 x 30%)
= 9 + 2,7 = 11,7 m2
9
Pantry
20 orang
NAD
1.4
Kapasitas 20 orang =
36,4 m2
20 x 1,4 = 28 m2
Dengan sirkulasi
30% = 28 + (28 x
30%) = 28 + 8,4 =
36,4 m2
10
Lavatory
6 orang
NAD
2,25
17,55 m2
Kapasitas 6 orang =
6 x 2,25 = 13,5 m2
Dengan sirkulasi
30% = 13,5 + (13,5 x
30%) = 13,5 + 4,05 =
17,55 m2
11
Gudang
2 orang
NAD
23,4 m2
Kapasitas 2 orang =
2 x 9 = 18 m2
Dengan sirkulasi
30% = 18 + (18 x
30%) = 18 + 5,4 =
23,4 m2
12
Ruang
200 orang
NAD
1,6
416 m2
serbaguna
Dengan sirkulasi
30% = 320 + (320 x
30%) = 320 + 96 =
416 m2
13
Rg. cleaning
service
2 orang
NAD
Kapasitas 2 orang =
15,6 m2
2 x 6 = 12 m2
139
Dengan sirkulasi
30% = 12 + (12 x
30%) = 12 + 3,6 =
15,6 m2
14
lobby
1 unit
NAD
16
Ruang arsip = 16 m2
20,8 m2
Dengan sirkulasi
30% = 16 + (16 x
30%) = 16 + 4,8 =
20,8 m2
755,95 m2
Jumlah
Unit kegiatan penunjang akomodasi
No
Ruang
Kapasitas
Sumber
Ruang tidur
15 orang
NAD
Standar Keb.
Perhitungan
Total Luas
Ruang (m)
24,5
(m)
Kapasitas 15 orang =
477,75 m2
15 x 24,5 = 367,5 m2
Dengan sirkulasi
30% = 367,5 +
(367,5 x 30%) =
367,5 + 110,25 =
477,75 m
2
Ruang makan
20 orang
NAD
1,4
Kapasitas 20 orang =
36,4 m2
20 x 1,4 = 28 m2
bersama
Dengan sirkulasi
30% = 28 + (28 x
30%) = 28 + 8,4 =
36,4m2
3
Dapur
2 orang
NAD
5,4
14,04 m2
Kapasitas 2 orang =
2 x 5,4 = 10,8 m2
Dengan sirkulasi
30% = 10,8 + (10,8 x
30%) = 10,8 + 3,24=
14,04 m2
Binatu
1 orang
NAD
2,5
Binatu = 2,5 m2
3,25 m2
140
Dengan sirkulasi
30% = 2,5 + (2,5 x
30%) = 2,5 + 0,75 =
3,25 m2
5
Gudang
2 orang
NAD
23,4 m2
Kapasitas 2 orang =
2 x 9 = 18 m2
Dengan sirkulasi
30% = 18 + (18 x
30%) = 18 + 5,4=
23,4 m2
Lobby
1 unit
NAD
16
Lobby = 16 m2
20,8 m2
Dengan sirkulasi
30% = 16 + (16 x
30%) = 16 + 4,8 =
20,8 m2
7
Kantin
ruang makan
30 orang
1,5
58,5 m2
Kapasitas 2 orang =
2 x 9 = 18 m2
Dengan sirkulasi
30% = 18 + (18 x
30%) = 18 + 5,4=
23,4 m2
kasir
2 orang
7,8 m2
Kapasitas 2 orang =
2 x 3 = 6 m2
Dengan sirkulasi
30% = 6 + (6 x 30%)
= 6 + 1,8 = 7,8 m2
dapur
2 orang
2,25
5,85 m2
Kapasitas 2 orang =
2 x 2,25 = 4,5 m2
Dengan sirkulasi
30% = 4,5 + (4,5 x
30%) = 4,5 + 1,35 =
5,85 m2
Counter
1 orang
Counter souvenir = 6
7,8 m2
141
m2
souvenir
Dengan sirkulasi
30% = 6 + (6 x 30%)
= 6 + 1,8 = 7,8 m2
9
lavatory
6 orang
NAD
2,25
17,55 m2
Kapasitas 6 orang =
6 x 2,25 = 13,5 m2
Dengan sirkulasi
30% = 13,5 + (13,5 x
30%) = 13,5 + 4,05 =
17,55 m2
673,14 m2
Jumlah
Ruang
Kapasitas
Sumber
Ruang dokter
1 unit
NAD
Standar Keb.
Perhitungan
Total Luas
Ruang (m)
9
(m)
Ruang dokter = 9 m2
11,7 m2
Dengan sirkulasi
30% = 9 + (9 x 30%)
= 9 + 2,7 = 11,7 m2
2
Ruang
3 orang
NAD
3.6
14,04 m2
Kapasitas 3 orang =
3 x 3,6 = 10,8 m2
periksa
Dengan sirkulasi
30% = 10,8 + (10,8 x
30%) = 10,8 + 3,24 =
14,04 m2
25,74 m2
Jumlah
Unit kegiatan pelengkap dan servis
No
Ruang
Mushola
Rg. Sholat
Kapasitas
Sumber
100 orang
NAD
Standar Keb.
Perhitungan
Ruang (m)
1,25
Total Luas
(m)
162,5 m2
142
m2
Dengan sirkulasi
30% = 125 + (125 x
30%) = 125 + 37,5 =
162,5 m2
-
Rg. Imam
1 orang
NAD
0.85
1,105 m2
Rg. Tempat
5 orang
NAD
1,8
11,7 m2
Kapasitas 5 orang =
5 x 1,8 = 9 m2
wudhu
Dengan sirkulasi
30% = 9 + (9 x 30%)
= 9 + 2,7 = 11,7 m2
2
Ruang ME
1 unit
NAD
40
Ruang ME = 40 m2
52 m2
Dengan sirkulasi
30% = 40 + (40 x
30%) = 40 + 12 = 52
m2
3
Pos jaga
2 orang
NAD
5,4
14,04 m2
Kapasitas 2 orang =
2 x 5,4 = 10,8 m2
Dengan sirkulasi
30% = 10,8 + (10,8 x
30%) = 10,8 + 3,24=
14,04 m2
241,345 m2
Jumlah
Unit kegiatan out door
No
Ruang
Kapasitas
Sumber
Standar Keb.
Perhitungan
Ruang (m)
1
Lapangan
1 unit
NAD
250
Total Luas
(m)
250 m2
terbuka
143
Parkiran
Parkiran
Pengunju
motor
ng 2000
2 x 200 = 400 m2
orang
Dengan sirkulasi
= (10% x
30% = 400 +
2000) =
(400 x 30%) =
200 unit
motor
m2
Pengelola
NAD
NAD
Kapasitas 200 =
Kapasitas 20 = 2
40 orang
x 20 = 40 m2
= (50% x
Dengan sirkulasi
40) = 20
30% = 40 + (40 x
unit
30%) = 40 + 12 =
motor
52 m2
Pelatih
NAD
Kapasitas 110 =
dan
2 x 110 = 220 m2
kenshi
Dengan sirkulasi
550 orang
30% = 220 +
= (20% x
(220 x 30%) =
550) =
220 + 66 = 286
110 unit
m2
520 m2
52 m2
286 m2
motor
-
Parkiran
Pengunju
NAD
12,5
Kapasitas 100 =
mobil
ng 2000
12,5 x 100 =
orang
1250 m2
= (5% x
Dengan sirkulasi
2000) =
30% = 1250 +
100 unit
(1250 x 30%) =
mobil
1250 + 375 =
1625 m2
1625 m2
Pengelola
NAD
12,5
Kapasitas 10 =
40 orang
12,5 x 20 = 250
= (25% x
m2
40) = 10
Dengan sirkulasi
352 m2
144
unit mobil
30% = 250 +
(250 x 30%) =
250 + 75 = 352
m2
Pelatih
NAD
12,5
Kapasitas 55 =
dan
12,5 x 55 = 687,5
kenshi
m2
550 orang
Dengan sirkulasi
= (10% x
30% = 687,5 +
550) = 55
(687,5 x 30%) =
unit mobil
687,5 + 206,25 =
893,75 m2
893,75 m2
3978,75 m2
Jumlah
Nama Ruang
Gedung pertandingan
2090,8 m2
755,95 m2
673,14 m2
25,74 m2
241,345 m2
3978,75 m2
Jumlah
7765,725 m2
145
40 % : 60 %
n : 7765,725
60/40 x 7765,725
11648,5875 m2
OC + BC
=11648,5875m2+8524,225m2
= 19414,3125 m2
Luas lahan dalam Ha = 1,94 ~ 2 Ha
Jadi, luas lahan yang dibutuhkan adalah 2 Ha
Gambar II.25
Posisi Rei (Hormat dalam Shorinji Kempo)
Sumber : Desain Pribadi
146
menyerupai posisi tangan seseorang atlet kempo yang sedang melakukan Rei
(hormat) yang erat kaitannya dengan inti dalam beladiri yakni sikap saling
menghormati.
Gambar II.26
Sketsa Gedung Shorinji Kempo
Sumber : Desain Pribadi
Gambar II.27
Sketsa Gedung Shorinji Kempo
Sumber : Desain Pribadi
147
fungsi pertandingan
fungsi latihan/Dojo
fungsi pelayanan
Gambar II.28
Sketsa Gedung Shorinji Kempo
Sumber : Desain Pribadi
Bangunan Gedung Shorinji Kempo ini berfungsi sebagai wadah latihan dan
pertandingan seni beladiri Shorinji Kempo.
Sesuai dengan fungsi bangunan dan konsep perencanaan bangunan maka
tampilan bangunan dibuat menarik, mudah dikenali, dan unik agar orang
tertarik untuk mengunjunginya. Bentuk tampilan bangunan menimbulkan
kesan :
a) Modern
Kesan modern ditampilkan dengan penggunaan material-material fasad dan
struktur yang modern dan memberikan kesan futuristik.
b) Kokoh
Bangunan Gedung Shorinji Kempo menggunakan struktur bentang lebar
yang di kombinasikan struktur atap space frame sehingga dapat
menampilkan kekokohan struktur.
c) Sportif atraktif dan dinamis
Bangunan Gedung Shorinji Kempo mencerminkan sebuah bangunan yang
benar-benar berkarakter olahraga beladiriShorinji Kempo sebagai fungsi
utamanya, dengan memadukan tren masa kini yang cenderung modern dan
atraktif untuk menarik pengunjung.
148
Atau
kelompok
ruang
berdasarkan
kedekatan
Gambar V.29
Organisasi Cluster
Sumber :DK. Ching, 2000 : 189
149
b. Sub Struktur
Bangunan yang direncanakan tidak lebih dari empat lantai memiliki
bentangan yang besar, maka podasi yang digunakan adalah pondasi poer
plate dengan tiang pancang pada bagian arena, untuk menahan beban statis
dan dinamis dari bangunan gedung olahraga, sedangkan untuk menahan
desakan tanah menggunakan fondasi poer plat.
Gambar V.30
Sub Struktur
c. Super struktur
Sistem super struktur menggunakan sistem portal dengan konstruksi dinding
bata dan dinding aluminium composite panel. Sistem struktur rangka kaku /
portal, dengan kriteria spesifik:
1) Efektifitas untuk ruang dengan bentangan kurang dari 12 m.
2) Penyaluran beban terpusat pada kolom, sedang untuk penyelesaian
konstruksi diperlukan terutama pada joint kolom, balok.
3) Digunakan pada struktur berlantai banyak.
4) Material yang digunakan berupa: Baja, beton, kayu, komposit beton dan
alumunium komposit.
150
Gambar V.31
Sistem portal dan Konstruksi Dinding Bata
Sumber : Sistem portal dan Konstruksi Dinding Bata
Gambar V.32
Kolom beton bertulang
151
Kolom
Balok
Karena bangunan Gedung Shorinji Kempo terdiri dari dua bagian bangunan
yaitu bangunan induk dan bangunan sayap yang memiliki ketinggian
berbeda, maka perencanaan bangunanini menggunakan dilatasi untuk
menahan deformasi akibat penurunan pondasi maupun getaran karena
gempa bumi. Jenis dilatasi yang digunakan ialah dilatasi dengan balok
kantilever
d. Upper struktur
Pada upper struktur dari bangunan Gedung Shorinji Kempoini menggunakan
space frame yang dikombinasikan dag beton.
Masted Structure
Space Frame
Tiang baja pada masted structure menjadi kolom utama penopang atap.
Space frame sebagai pengaku pada upper struktur bertumpu pada sub
struktur namun penyaluran gaya-gayanya melalui masted struktur. Dengan
demikian pembebanan pada upper struktur terpisah dari sub struktur dan
super struktur.
e. Fasilitas Tangga dan Tempat Duduk/Tribun
Seperti telah di jelaskan pada bab sebelumnya, dalam merancang tribun halhal yang perlu diperhatikan adalah garis pandang dan jarak pandang
penonton ke arena. Seorang penonton pada suatu pertandingan mempunyai
kemampuan melihat titik-titik pada arena pertandingan melalui atas kepala
penonton dibawahnya dengan nyaman tanpa merasa terganggu, yaitu:
1) 150 mm jika melalui penonton bertopi
2) 100 mm untuk standar pandang normal
3) 90 mm di atas kepala yang bersandar/miring kebelakang
4) 60 mm diantara dua kepala di depannya
Untuk Perencanaan Gedung Shorinji Kempo, tribun penonton direncanakan
menggunakan tribun tipe lipat dengan pola tribun konsentris atau memusat,
dengan ketentuan pemisahan tribun dan arena sebagai berikut :
153
154
menghindari
2) Penghawaaan buatan
alami
155
b) AC Unitary System
Kapasitasnya yang secukupnya, pengoperasiannya yang relatif mudah
dan dapat sewaktu-waktu, seperti ruang rapat, ruang pengelola dan
sebagainya. Alasan utama pemilihan sistem ini adalah bahwa dalam
pengoperasiannya ruang-ruang tersebut mempunyai jam kerja yang
berbeda-beda sehingga dengan memakai sistem ini akan lebih
sederhana dan praktis. Selain itu apabila terjadi kerusakan akan mudah
diperbaiki.
b. Sistem pencahayaan
1) Pencahayaan alami
Untuk menghindari terjadinya efek silau oleh sinar matahari langsung,
maka alternatif untuk mengatasinya adalah dengan cara perletakan
bukaan dan ukuran bukaan ventilasi yang ditata sedemikian rupa agar
tidak menyilaukan pemain. Penataan tersebut yaitu perletakan Gedung
Olahraga Bola Basket yang membujur sepanjang arah Utara Selatan.
156
2) Pencahayaan buatan
Tingkat penerangan yang dibutuhkan untuk arena latihan pada Gedung
Olahraga Bola Basket adalah 100300 lux dan untuk pertandingan
tingkat penerangannya adalah 100-700 lux,dan untuk pengambilan video
dokumentasi dibutuhkan minimal 1.00 lux.
Agar perbedaan warna dapat terlihat dengan jelas, sebaiknya digunakan
lampu jenis mercury, lampu halogen atau lampu jenis yodium dengan
tekanan tinggi. Sumber cahaya lampu atau bukan harus diletakan dalam
satu area pada langit-langit sedemikian rupa sehingga sudut yang terjadi
antara garis yang menghubungkan sumber cahaya tersebut dengan titik
terjauh dari arena setinggi 1,5 m garis horizontalnya minimal 300, seperti
gambar berikut:
157
158
kemudian
memerlukan,
dengan
disalurkan
menuju
memanfaatkan
ruang-ruang
gaya
gravitasi
yang
bumi.
Kontainer
an
Sampah non
Insenerat
organik
Truk sampah
or
TPA
c. Sistem transportasi
Transportasi dan sirkulasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Transportasi orang / pengunjung
Transportasi horizontal pengunjung dalam bangunan menggunakan
transportasi horizontal manual yaitu koridor, ramp dan jalur pemandu
(untuk penyandang cacat), sedangkan untuk transportasi vertikal
menggunakan tangga.
Gambar V.45: Koridor Dan Tangga Sebagai Alat Transportasi Dalam Bangunan
Sumber :Pencapaian ke Bangunan Hardi91's Blog.htm
160
Gambar V.46: Ramp dan Jalur Pemandu sebagai Alat Transportasi bagi
Penyandang Cacat
Sumber : : Data SKL 2009
2) Transportasi barang
Transportasi barang horizontal menggunakan koridor dan ramp
sedangkan untuk transportasi vertikal menggunakan tangga.
d. Sistem keamanan bangunan
1) Sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran (fire
savety)
Pencegahan bahaya kebakaran dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a) Pencegahan aktif, terdiri dari :
(1) Fire alarm
Berfungsi untuk memperingatkan bahaya kebakaran pada
tahap
awal.
Digunakan
secara
otomatis
maupun
tabung
karbondioksida
portable
untuk
161
Terdiri dari dua jenis, yaitu sprinkler air dan sprinkler gas.
Sprinkler air digunakan pada resiko kebakaran kecil untuk
ruangan yang tidak menggunakan peralatan elektronik, bekerja
secara otomatis pada suhu 135F hingga 160F dengan
menyemburkan air saat detektor telah mendeteksi adanya asap
dan panas di atas normal. Sprinkler gas Digunakan untuk
menanggulangi kebakaran pada ruang-ruang yang memakai
peralatan elektronik dan terdapat buku-buku atau arsip.
(4) Smoke and heat detector, Ditempatkan pada setiap area seluas
75m2
162
b) Pencegahan pasif
Bangunan
163
Api
Heat
Detector
Asap
Alat Pemadam
Sistem
Sistem
Otomatis Aktif
alarm
Start
(Sprinkler)
Smoke
Detector
Tabung
Alat
Pemada
Pemadam
m
Hidrant
Kebakaran
Manual
164
Ruang
Ruang
Intercom
Ruang
165
AUTO SWITCH
i
Meteran
Sekering
PANIL
Utama
DISTRIBUSI
Transformator
Panil
Panil
Panil
Cabang
Cabang
Cabang
166
TERMINAL/PANE
L PENGONTROL
OPERATO
TELEPON /
FAKSIMILI
SLJJ/SLI
AM/FM
CD/DAT
Program
Selektor
Distribution
Load
Switch
Speake
r
Tape
Mikrophone
Amplifier
167
Pola sirkulasi dalam tapak dipilih sirkulasi linear karena lebih mudah
pengaturannya. Jalur untuk manusia yaitu pejalan kaki dan penyandang
cacat juga memiliki jalur tersendiri sehingga tidak mengganggu
pengguna jalan yang menggunakan kendaraan, yaitu dengan adanya
pedestrian bagi para pejalan kaki dan ramp bagi para penyandang cacat.
168
Dimensi jalur:
1) Permukaan tidak halus dan licin
2) Tanpa hambatan atau lubang >2 cm.
3) Lebar ektserior jalur >90 cm.
Meminimalkan percabangan pola sirkulasi dan jalan merupakan
sebuah konsep yang coba diterapkan pada area ini. Dimaksudkan
dengan minimalnya percabangan jalan dan sirkulasi maka akan
meminimalkan pula kebingungan pengunjung setiap setiap
menikmati dan menuju fasilitas yang ada dalam bangunan.
b. Pola Sirkulasi Linear
Diterapkan pada jalan utama. Dan memaksimalkan bentuk lengkungan.
Bentuk ini dapat memberikan efek fisiologis yang berbeda dibandingkan
jalan lurus yang monoton sehingga terkesan membosankan.
1) Sirkulasi dalam tapak
a) Sirkulasi pejalan kaki dan penyandang cacat
(1) Memberikan sebuah pedestrian untuk pejalan kaki untuk dapat
memberikan keamanan dan kenyamanan dari bahaya sirkulasi
kendaraan. Dibuat terpisah dengan sirkulasi kendaraan
(2) Untuk penyandang cacat diberikan jalur pemandu dengan
simbol dan arah serta menyediakan ramp untuk mengatasi
perbedaan tinggi jalan
b) Sirkulasi kendaraan
(1)Pemisahan main entrance dan side entrance sehingga tidak
terjadi kepadatan atau kesalahan jalur sehingga arus keluar
169
Gambar V.62:
Parkir Perpendicular
Sumber :Rustam Hakim dan Hadi Utomo, 2003
b) Parkir Sudut 45
Diterapkan pada area parkir pengunjung dan area servis
(1) Jumlah parkir disesuaikan dengan kebutuhan dan berapa
banyak pengunjung yang menggunakan kendaraan baik itu
roda empat maupun roda dua, dalam penyimpanannya
170
dikelompokan menurut jenis roda empat dan roda dua hal ini
dilakukan agar muda dalam pengaturan dan pengawasannya.
(2) Dalam perencanaan jumlah parkir untuk roda dua lebih
banyak dibanding dengan roda empat, hal ini karena kondisi
ekonomi masyarakat kota kendari sendiri yang kebanyakan
menggunakan roda dua.
Gambar V.63:
Parkir 45
Sumber :Rustam Hakim dan Hadi Utomo, 2003
Penyandang
cacat
menggunakan
parkir
khusus
yang
171
pengarah
172
b) Peneduh
Vegetasi dapat membentuk kanopi dan menaungi pengunjung yang
berkunjung di Gedung Oalahraga Bola Basket ini. Untuk jenis
vegetasi ini dipilih mahoni, flamboyan, dan trembesi.
c) Reduksi kebisingan
Tapak
yang
berada
tepat
pada
jalur
utama
kendaraan
173
f) Penghias
Vegetasi juga dapat berfungsi untuk Untuk menambah keindahan
di dalam tapak, ditanami beberapa jenis bunga seperti bougenvil
dan asoka.
Lampu sebagai alat penerang agar dapat memberi kesan yang
menarik pada malam hari diletakan sepanjang jalur pedestrian,
taman, dan juga area parkir.
2) Hard material
a)
174
b) Aspal, digunakan pada jalur kendaraan roda dua dan roda empat.
d) Bangku taman
e) Sclupture
Sebagai point of view, sculpturediletakkan pada daerah yang
mudah dilihat yaitu di depan bangunan atau pada daerah plaza dan
beberapa titik pada jalur pedestrian.
175
f) Pedestrian
Merupakan jalur pejalan kaki sebagai sarana sirkulasi di sekitar
bangunan yang bahannya berupa paving block, beton, batu alam
yang ditata secara alamiah
g) Gerbang
Gerbang entrance sebagai unsur pendukung dapat menjadi
landmark suatu kawasan sesuai tema suasana aktifitas olahraga
yang diwadahi di dalam bangunan.
176
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan kajian teori serta penentuan lokasi yang digunakan dengan
melakukan penilaian pemilihan tapak dengan memperhatikan beberapa kriteria
penentu, maka maka site terpilih sebagai site Shorinji Kempo di Kendari adalah
terletak di jalan Jend. A. Yani tepatnya pada lokasi Taman Budaya dengan
potensi tapak :
a. Tapak berada pada pusat kota Kendari yang merupakan daerah
pengembangan kawasan perdagangan dan jasa, kesehatan skala kota,
olahraga, pendidikan, pariwisata, perumahan (penunjang).
b. Pencapaian mudah karena dilalui jalur umum transportasi kota.
c. Tersedia jaringan utilitas.
d. Dekat dengan kawasan rekreasi.
e. Kemudahan pencapaian dari segala arah.
2. Dalam perencanaan gedung shorinji kempo terdapat berbagai macam aktivitas
maupun fungsi yang ada di dalamnya seperti, sarana gedung pertandingan,
sarana latihan Dojo, dan sarana penunjang akomodasi lainnya yang dipadukan
dalam suatu bangunan tunggal.
3. Desain fisik bangunan mengadopsi bentuk posisi tangan seorang kenshi yang
sedang melakukan rei (hormat) sehingga bangunan memiliki nilai estetika yang
baik dan terlihat lebih menarik sekaligus memperlihatkan identitas dari seni
beladiri shorinji kempo itu sendiri.
177
B. SARAN
1. Dengan melihat minat masyarakat yang cukup tinggi, di harapkan kepada
pemerintah setempat untuk membangun suatu sarana olahraga khususnya
olahraga beladiri shorinji kempo guna meningkatkan minat dan bakat bagi
masyarakat terhadap seni beladiri mengingat beladiri shorinji kempo
merupakan beladiri yang cukup dikenal dan memiliki turnamen tingkat
internasional.
2. Menyediakan fasilitas-fasilitas pelengkap bangunan seperti air bersih dan listrik
untuk mempermudah para kenshi (atlet kempo) dalam melakukan aktivitasnya.
3. Hendaknya memperhatikan potensi-potensi yang sumberdaya manusia yang ada
di Sulawesi Tenggara dari berbagai aspek, khususnya olahraga. Dimana salah
satu penyebab kurangnya minat dan bakat masyarakat di Sulawesi Tenggara
terhadap beladiri shorinji kempo adalah kurangnya sarana dan fasilitas olahraga
yang layak.
178
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kendari Dalam Angka 2012. Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Chiara, Joseph. 1978. Standar Perencanaan Tapak, Alih bahasa oleh Januar
Hakim. Jakarta : Erlangga.
Ching, F.D.K. (1996). Arsitektur bentuk, ruang, dan tatanan. (Nurahma Tresani
Harwadi, Trans), Jakarta: Erlangga.
Dechiara, Joseph & Calender, J. Hancook. 1993. Time Sever Standar For Building
Types. Second Edition. Graw Hill Book Company, New York.
Juwana, 2005. Sistem Keamanan Bangunan.
Keputusan Menteri PU No. 378/KPTS/1987.
Maruf, Annas. 2006 . Bahan Kuliah Utilitas Bangunan. Program Studi S-1
Arsitektur Unhalu : Tidak di Terbitkan.
M. Said, 2002 : 104. Sistem Penangkal Petir.
M. Said, 2002 : 88. Struktur Bangunan.
Neuferst, Ernest. 1993. Data Arsitek Jilid I. Terjemahan oleh Sunarto Tjahjadi dan
Ferryanto Chaidir. 1996. Jakarta : Erlangga.
Neuferst, Ernest. 1997. Data Arsitek Jilid II. Terjemahan oleh Sunarto Tjahjadi
dan Ferryanto Chaidir. 2002. Jakarta : Erlangga.
Peraturan Daerah Kota No. 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Kendari Tahun 2010-2030.
Poerwadaminta, WJS, Wajowasito, S. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.