-
• Beban Luar + +
Torsi (Puntir) :
Torsi
REINFORCE CONCRETE
(BETON BERTULANG)
BAHAN : 1. BETON
2. BAJA TULANGAN
1. BETON :
• Sifat-sifat Beton
Perilaku struktur beton bertulang tergantung dari sifat-sifat dan perilaku
material pembentuknya :
1. Strength (kekuatan) :
- Compressive Strength (Kuat tekan)
- Flexural Strength (kuat lentur)
- Tensile Strength (kuat tarik)
- Shear Strength (kuat geser)
Klasifikasi mutu beton : - Beton mutu rendah (fc’ = 12,5 – 17,5 MPa.)
- Beton mutu sedang (fc’ = 20 - 30 MPa.)
- Beton mutu tinggi (fc’ = 35 - 60 MPa.)
- Beton mutu sangat tinggi ( > 60 MPa.)
2. Modulus Elastisitas (Ec)
Modulus Elastisitas beton akan berubah-ubah sesuai dengan
kekuatan (tekan) beton. Dan nilai Ec ini juga tergantung dari umur
beton dan percepatan pembebanan.
fc’ (MPa.)
3. Shrinkage (Susut)
Perubahan volume/penyusutan volume beton pada
waktu/akibat penguapan air adukan beton dalam beton
(moisture).
2. BAJA TULANGAN
Jenis Berdasarkan penampang :
- Baja tulangan polos (code : BJTP)
- Baja tulangan berprofil/deform (code : BJTD)
2. BAJA TULANGAN
Jenis Berdasarkan penampang :
- Baja tulangan polos (code : BJTP)
- Baja tulangan berprofil/deform (code : BJTD)
Jenis/klasifikasi berdasarkan mutu :
PBI 71
TYPE KELAS/MUTU TEG. LELEH MIN. [MPa.]
Polos dan U-24 240
Berprofil U-32 320
U-39 390
PPBBI :
TYPE KELAS/MUTU TEG. LELEH MIN. [MPa.]
Polos BJTP 24 240
BJTP 30 300
Berprofil BJTD 30 300
BJTD 35 350
BJTD 40 400
BJTD 50 500
PERSYARATAN DAN
METODE PERANCANGAN
• PERSYARATAN
Persyaratan diatur dalam peraturan (Code), dan setiap negara masing-
masing mempunyai peraturan sendiri :
1. SK SNI T –15 - 1991 – 03 : Tata cara Perhitungan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung.
RSNI : Tata cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung – tahun 2000
b
εc fc Cs
εsc
C
M ε Cc
x
h d
Tc T
εst
Ts
(a) section (b) train (c) stress (d) forces
Gambar-1 : Penampang beton bertulang yang belum retak
Momen meningkat --› penampang rata tetap rata, strain bergerak linier
Momen masih kecil --› serat bawah beton dan baja memikul tarik & serat atas tekan,
pada tegangan rendah hubungan stress - strain masih linier
Momen terus naik --› tegangan tarik beton dilampaui, dan penampang mulai retak
Pada saat awal retak :
- baja tulangan tarik memikul gaya tarik T
- grs netral penampang mulai naik, dan tegangan pada tulangan tarik naik.
- Segera setelah retak distribusi teg. tekan pd beton masih linier, akan tetapi hal ini
tergantung juga pada tinggi grs netral dan strain pada serat tekan teratas.
b
εc fc
C
x εsc fsc
d Lengan
momen (L)
εst fst T
- Momen yg bekerja (pd penamp retak) terus meningkat tapi tinggi grs netral hampir
tetap dan regangan pd serat tepi naik. Peningkatan Momen akan meningkatkan secara
proporsional besaran gaya tekan C dan gaya tarik T
- Bila gaya C dan T tsb naik terus baja tul akan leleh dan distribusi teg beton akan
- Apabila leleh baja tulangan yang disebabkan oleh gaya T mencapai maksimum kapasitas
momen akan naik hanya dengan naiknya lengan momen (L) antara C dan T atau akibat
naiknya grs netral.
- Dengan naiknya grs netral daerah tekan menjadi mengecil, dan distribusi tegangan beton
meningkat secara tidak linier.
f0
C C
C x
x
x
l2 > l 1 l3 > l 2
l1
T T T
fst = fsy fsy fsy
- Regangan pada baja tulangan dan slope dari diagram regangan menjadi sangat besar,
dimana hal ini menunjukan deformasi yang besar sebelum terjadi keruntuhan.
- Apabila tulangan tarik diperbesar, kapasitas beton akan berkurang sebelum baja leleh, tinggi
- Apabila momen tersus dinaikan tinggi grs netral juga akan terus naik sehingga blok
tegangan tekan pada beton menjadi tidak linier, regangan baja tulangan tetap kecil
(lebih kecil dari regangan baja leleh), maka dalam hal ini terjadi deformasi kecil
sebelum mencapai keruntuhan.
- Apabila momen tersus dinaikan dan pada suatu saat penampang tidak lagi bisa
memikul momen Momen ultimate telah dicapai.
- Apabila suatu penampang beton bertulang dapat bertahan dengan deformasi besar
sebelum terjadi keruntuhan, maka penampang tersebut dikatakan ductile. Dan
sebaliknya apabila telah terjadi keruntuhan pada deformasi kecil maka penampang
tersebut dikatakan brittel.
Distribusi tegangan dan regangan yang disebabkan oleh momen ultimate pada suatu
penampang beton bertulangan lemah (under reinforce) seperti gambar dibawah ini :
d
h l M
Momen ultimate Mu = C x l = T x l
C
x x x
d=βh l
(a) section (b) strain (c) Axial compression (d) Idealized compressio
stress block stress block
Gambar-5 : Rectangular stressed block
Pada momen ultimate Mu regangan tekan pada tepi atas εu diambil 0.003 dan
regangan terik baja εy = fsy/Es
Diagram ini menunjukan bahwa tergangan tekan beton dan batas leleh baja yang
disyaratkan dicapai bersamaan.
Tinggi diagram tegangan tekan menjadi x seperti terlihat pada gambar-5(c).
Dan parameter tergantung dari mutu beton, yang diberikan oleh rumus berikut :
fc’ [MPa.] : 20 25 30 35 40
: 0.65 0.85 0.836 0.801 0.766
Diagram tegangan tekan beton merata diseluruh penampang dan besarnya nebjadi 0.85
fc’, luas bidang kontak menjadi x.b dimana bidang ini memikul gaya tekan merata
sebesar 0.85 fc’, sehingga :
C = 0.85 fc’. x . b
= 0.85 . x . b . fc’ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (4)
T=C
As . fsy = 0.85 . x . b . fc’
As . fsy
x = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5)
0.85 . . b . fc’
x εu
Dari diagram regangan (gambar-5b) : =
d–x εst
0.003(d – x)
εst = . . . . . . . . . . . . . . (6)
x
Sehingga momen nominal dapat dihitung :
Mn = T . l = T (d - x/2)