Anda di halaman 1dari 9

BUKU PUTIH SANITASI

PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula

PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), yang merupakan salah satu formulasi
strategis pemerintah pusat dalam menjawab berbagai persoalan sosial masyarakat khususnya masalah sanitasi.
Dan hal ini juga dipandang urgen sehingga dimasukan dalam Rencana Pembangunan Jangka menengah
Nasional (RPJMN) (2011 2015). Peningkatan kualitas sanitasi adalah pemenuhan hak dasar masyarakat
karena, Masyarakat yang merupakan obyek pemerintah yang harus diurus dan dilayani. Realita sosial
masyarakat yang kian tak kunjung selesai khususnya masalah Sanitasi dalam 3 (tiga) komponen pembengunan
sanitasi dan satu prilaku anatara lain : Masalah limbah domestik,Masalah persampahan dan Masalah drainase
lingkung,dan PHBS hal ini membutuhkan perhatian bagi pemerintah daerah untuk lebih memprioritaskan ketiga
komponen ini membutuhkan upaya yang maksimal dari pemerintah baik pusat maupun daerah dan semua
sosial masyarakat (sanitasi), seperti dikemukakan diatas bahwa penigkatan kualitas sanitasi adalah pemenuhan
hak stakeholder untuk mencapai tujuan. hal ini menjadi tantangan baik pemerintah pusat dan daerah untuk
mencapai terget dalam Millenium Development Goals (MDGs), yang membebaskan separu jumlah penduduk
dari BABs (Bebas Buang Air Besar Sembarangan) Pada tuhun 2015. Dan Jumlah fasilitas kesehatan yang

ada berupa Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Posyandu serta Rumah Sakit di Kota Sanana.
Namun belum semua kecamatan memiliki Puskesmas maupun Posyandu. Sebaran fasilitas tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel : 3 - 29. FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Kecamatan
Sanana
Sanana Utara *)
Sulabesi Barat
Sulabesi Tengah
Sulabesi Timur
Sulabesi Selatan
Mangoli Timur
Mangoli Utara Timur
Mangoli Tengah
Mangoli Barat
Mangoli Selatan
Mangoli Utara
Jumlah

Rumah
Sakit
1
1

Puskesmas
1
1
1
1
1
1
9

Puskemas
Pembantu
7
3
6
4
35

Rumah
Bersalin
0

Posyandu

Apotik

32
9
38
18
144

2
2

Sumber : Kepulauan Sula Dalam Angka, BPS, 2012

1.2. Landasan Gerak


Secara umum Sanitasi dipahami sebagai saatu usaha pembuangan tinja, endapan air limbah (sullage) dan
limbah padat dengan cara yang memperhatikan kesehatan untuk membuat lingkungan hidup di rumah dan

1-1

BUKU PUTIH SANITASI


PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula

lingkungan menjadi bersih dan sehat. Atau dapat diartikan sebagai upaya pembangunan limbah cair dan
limbah padat tanpa mencemari lingkungan. Mengacu pada Compendium for Sanitation System and
Technology,
1.2.1 Definisi Sanitasi
Sanitasi diartikan sebagai suatu proses multi langkah, dimana berbagai jenis limbah dikelolah dari titik
timbunan (sumber limbah) ke titik pemanfaatan kembali atau proses akhir, proses multi langkah ini
disebut sebagai system sanitasi. Pengertian dasar Penanganan Sanitasi dapat didefinisikan sebagai
berikut;
1. Black water adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.
2. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar mandi,
dapur (sisa makanan) dan tempat cuci.
3. Penanganan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga (domestik)
melalui sistem:
a.
Pengelolaan On Site yaitu menggunakan sistem septic-tank dengan peresapan ke
tanah dalam penanganan limbah rumah tangga.
b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara terpusat.
4. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh
masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang
ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
5. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air kota dan
memutuskan air permukaan. Drainase kota terbagi menjadi;
a. Drainase Makro (terdiri dari drainase primer dan sekunder), drainase makro ini bisa berupa
sungai, drainase/saluran primer dan sekunder.
b. Drainase mikro (drainase tersier) system drainase ini mempunyai layanan kurang dari 4 hektar
yang berfungsi untuk penyaluran air hujan /limpasan saat musim hujan tiba.
6. Penyediaan air bersih untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM
maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam.
7. Survei dan kajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik di tatanan sekolah maupun di tatanan
masyarakat, dan Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan (PMJK)
Berangkat dari pemahaman sanitasi diatas maka arah kebijakan dalam pengembangan dan
pembangunan sanitasi di Kabupaten Kepulauan Sula menjadi hal yang harus dilakukan, dan sebagai
wujud komitmen tersebut tertuang dalam RPJMD di Kabupaten Kepulauan Sula tahun 2011-2015
sebagai salah satu sasaran pembangunan daerah yaitu Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup,
Kebijakan pengembangan dan pembangunan sanitasi juga tertuang dalam RTRW Kabupaten
Kepulauan Sula Kedua dokumen perencanaan ini menjadi landasan gerak dalam penyusunan Buku
Putih Sanitasi (BPS)
1.2.2 Wilayah Kajian
Pokja sanitasi Kabupaten Kepulauan Sula menyepakati wilayah pengembangan dan
pembangunan sanitasi disemua daerah adminstrasi
Kabupaten Kepulauan Sula dengan
mempertimbangkan berbagai aspek khususnya kondisi geografis dan demografis Kabupaten
Kepulauan Sula, maka arah kebijakan pengembangan dan pembangunan infrastruktur sanitasi
Kabupaten Kepulauan Sula diarahkan pada dua system yaitu sanitasi kawasan perkotaan, Kecamatan
yang meliputi dari 4 (emapat) kecamatan yang ada dipulau Sulabesi, dan kawasan pedesaan yang
meliputi 2 (dua) kecamatan yang berada didataran pulau mangoli

1-2

BUKU PUTIH SANITASI


PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula

3 VISI KOTA TIDORE KEPULAUAN 2011-2015


A.
Visi Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sula
Masyarakat Kabupaten Kepulauan Sula yang sejahtera, Rukun dan
Masyarakat Kabupaten Kepulauan Sula yang sejahtera, Rukun dan
Berkualitas Berbasis Kepulauan yang berkelanjutan
Berkualitas Berbasis Kepulauan yang berkelanjutan

B.

Visi tersebut mengandung makna bahwa

Sejahtera adalah keadaan masyarakat Kepulauan Sula yang terpenuhi hak-hak dasar di
bidang sosial, ekonomi dan budaya termasuk kebutuhan dasar baik jasmani maupun rohani
yang memungkinkan setiap individu dan masyarakat dapat mengembangkan dirinya untuk
meningkatkan derajat hidupnya dan menikmati kehidupan yang lebih maju, adil, dan dan
makmur, sejahtera dan bermartabat.
Rukun adalah keadaan masyarakat Kepulauan Sula yang ditandai oleh kehidupan bersama
antarumat beragama dan kepercayaan yang berdampingan, saling menghormati,
menghargai, saling meneirima, dan saling mempercayai.
Berkualitas adalah kondisi kehidupan individu dan masyarakat Kepulauan Sula yang
memenuhi standar kehidupan yang baik dan bermartabatdan aktivitas inidvidu dan
masyarakat, serta penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kepulauan Sula yang
memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif.

ditandai oleh perubahan yang bersifat mendasarcepat, adaptif dan fungsional dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Luwu Utara untuk
mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah.

Pembangunan Manusia adalah pembangunan yang mengutamakan penghormatan,


perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat Kabupaten Luwu Utara secara bertahap
di bidang sosial, ekonomi dan budaya terutama pangan, pendidikan dan kesehatan secara
merata dan bermutu, serta mendorong kehidupan yang lebih maju, adil, makmur, sejahtera
dan bermartabat; serta memilliki pilihan yang luas dalam seluruh kehidupannya.

Sejahtera adalah kondisi yang ditandai oleh kapasitas dan kemampuan sumberdaya
manusia di Kabupaten Luwu Utara dalam mengelola sumberdaya secara efisien, efektif dan
bertanggung jawab; serta kecepatan melakukan penyesuaian terhadap dinamika sosial,
ekonomi, budaya dan politik.terpenuhinya hak-hak dasar rakyat Kabupaten Kepulauan
AruLuwu Utara di bidang sosial, ekonomi dan budaya terutama pangan, pendidikan dan
kesehatan secara bertahap; serta terwujudnya kehidupan yang lebih maju, aman, adil,
makmur, bermartabat dan adanya kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah.
Produktif Maju adalah keadaan yang ditandai oleh kemampuan sumberdaya manusia
dalam memberikan layanan publik, menghasilkan barang dan jasa, menciptakan nilai
tambah, meningkatkan daya saing dan menjaga momentum kemajuan Kabupaten Luwu
percepatan di segala bidang dan perubahan yang bersifat cepat, adaptif dan fungsional
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Kepulauan AruLuwu
Utara bertumpu pada kapasitas dan potensi sumberdaya lokal.

1-3

BUKU PUTIH SANITASI


PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula

Bertumpu Kepulauan secara Berkelanjutanbasis Kepulauan adalah keadaan yang


ditandai oleh pembangunan baik di laut maupun di darat, dan pengelolaan sumberdaya
kepulauan pertanian secara sumberdaya kelautan, dan jasa-jasa lingkungan kawasan pesisir
laut dan kepulauan yang maju, , modern, produktif, dan bermempunyai nilai tambah tinggi
sebagai sumber utama penghidupan masyarakat Kabupaten Kepulauan AruLuwu
UtaraKepulauan Sula dengan tetap memperhatikan kaidah pembangunan . Pengelolaan
pertanian sumber daya kepulauan dilakukan secara berkelanjutan, dengan mengutamakan
keseimbangan kemajuan ekonomi, keadilan sosial, dan kelestarian lingkungan; serta dalam
memenuhi kebutuhan rakyat sekarang dengan tetap memperhatikan pemenuhan
kebutuhan generasi sekarang i tanpa mengorbankan kebutuhan dan kepenetingan generasi
yang akan mendatang; serta menjaga dan memelihara hasil-hasil pembangunan yang telah
dicapai selama ini.
Visi pembangunan tersebut juga memuat mengandung semangat Dad Hia Ted Sua, yaitu
suatu sistem kearifan lokal yang mendorong bermakna keutuhan masyarakat Sula dengan
sejak dahulu kala dijiwai oleh rasa persatuan, kebersamaan, dan gotong-royong dalam
suatu bahtera kehidupan dengan hati suci dan ikhlas, serta rela berkorban untuk
kepentingan bersama walaupun beragam, adat istiadat, suku dan lain-lain. Dengan
semangat Dad Hia Ted Sua dan juga semangat Semua Untuk Sula, maka seberat
apapun tantangan yang akan dihadapi dalam tahun 2011-2015 pelaksanaan pembangunan
Kabupaten Kepulauan Sula akan menjadi ringan dan dapat diatasi secara bersama-sama di
Kabupaten Kepulauan AruLuwu Utara.
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sula yang mandiri dan berkualitas.
Visi pembangunan tersebut memuat ungkapan Mutiara Indah-Cendrawasih Lestari sebagai
sikap dasar dan semangat seluruh komponen masyarakat dan pemerintah Kabupaten
Kepulauan AruLuwu Utara dalam memposisikan diri dan merencanakan peran dalam
melaksanakan otonomi daerah secara nyata dan bertanggungjawab di tengah dinamika
lokal, regional dan global.

Misi
Berdasarkan visi pembangunan tersebut ditetapkan misi
Kepulauan AruLuwu UtaraKepulauan Sula Tahun 201105- 2015.
(1)

(2)

pembangunan

Kabupaten

Mewujudkan masyarakat Sula yang sejahtera mencakup pemenuhan hak dasar


manusia dan pelaksanaan standar pelayanan minimal (SPM), penguatan dan
peningkatan
ekonomi
daerah,
serta
pemberdayaan
masyarakat
dengan
memanfaatkan secara optimal potensi lokal atas dasar pembangunan yang berbasis
keunggulan spasial; serta peningkatan peran swasta dan penyediaan modal usaha
yang didukung oleh pemerintah daerah;
;

(3)

Mewujudkan masyarakat Sula yang religius dan rukunsumberdaya manusia


yang sehat, bermutu, produktif, dan inovatif; mencakup p

(4)

eningkatan tata kehidupan masyarakat kepulauan yang dapat hidup bersama dalam
perbedaan, penghargaan dan penghormatan tatanan budaya lokal, penghormatan hak
asasi manusia, pelaksanaan tertib hukum manusia secara berkeadilan, penjaminan
kepastian hukum; pengembangan prakarsa dan partisipasi masyarakat dalam

1-4

BUKU PUTIH SANITASI


PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula

memelihara ketentraman dan keamanan wilayah; pembinaan kerukunan antarumat


beragama, antarumat beragama dengan pemerintah dan kerukunan intern umat
beragama; serta peningkatan tata kehidupan masyarakat Sula yang sadar akan
kemajemukan tetapi tetap menyatu dalam pembangunan masa depan;
(5)

Mewujudkan masyarakat Sula yang maju mencakup


penyediaan prasarana dasar seperti jalan dan jembatan, transportasi darat, laut dan
udara, komunikasi, air bersih, listrik, dan prasarana ekonomi lainnya secara merata
dan terjangkau;

(6)

Mewujudkan masyarakat Sula


kemampuan partisipasi masyarakat,

(7)

Mewujudkan masyarakat Sula yang maju;

yang

berkualitas

mencakup

peningkatan

(8)
(9)

Mewujudkan masyarakat Sula yang berkualitaspeningkatan kemampuan dan


kemandirian keuangan daerah, peningkatan kemampuan aparatur daerah, dan
peningkatan manajemen Pemerintah Daerah berbasis kepulauan;

(10) Mewujudkan masyarakat Sula yang sadar lingkungan mencakup pengelolaan


sumberdaya alam dan lingkungan hidup dengan memperhatikan daya dukung
lingkungan, serta penataan ruang dan pertanahan yang berkelanjutan.

1.3. Maksud dan Tujuan


1.3.1 Maksud
Maksud penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Sula agar pemerintah Kabupaten
Kepulauan Sula bisa melakukan pemetaan zona/kawasan pengembangan sanitasi berkawasan kota
dan memahami secara detail Kerangka pembangunan dan pengelolaan sanitasi secara
terpadu,sistematis dan berkelanjutan. Buku Putih Sanitasi sekaligus menjadi data dasar dalam
penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK), terkait dengan 3 (tiga) komponen + 1 Prilaku yang di
prioritaskan dalam percepatan pembangunan sanitasi permukiman (PPSP), yakni : (1). Komponen
Persampahan (2), Komponen Air Limbah Domestic dan (3). Komponen Drainase lingkungan
1.3.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan Buku Puti Sanitasi Kabupaten Kepulauan Sula sebagai berikut :
1. Buku Putih sanitasi dijadikan dokumen perencanaan pembangunan dan pengembangan sanitasi
Kabupaten Kepulauan Sula yang akan dilakukan oleh setuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait
dengan sanitasi
2. Buku Putih sanitasi dijadikan acuan dalam proses penyusunan program kegiatan,rencana kerja
SKPD dan kebijakan sanitasi
3. Buku Putih sanitasi sebagai data awal yang mengambarkan kondisi eksisting sanitasi dari aspek
teknis maupun non teknsi
4. Buku Putih sanitasi dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan dan pengorganisasian
pelaksanaan pembangunan sanitasi secara transparan,konsisten, efektif, efisien, sistematis, terpadu
dan berkelanjutan dalam skala kota
1.4. Metodologi
Penyusunan buku Puti sanitasi Kabupaten Kepulauan Sula mengunakan metodologi terkait perolehan data
sebagai berikut
a. Data Sekunder yakni data yang didapat disetiap SKPD atau lembaga formal lain meliputi data mengenai
demografi, kepadatan penduduk, data keluarga miskin, kesehatan masyarakat, arah dan kebijakan

1-5

BUKU PUTIH SANITASI


PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula

pembangunan terkait dengan saniitasi, data kelembagaan dan keuangan serta data-data pendukung
lainnya.
b. Data Primer yakni data yang didapat melalui prosese survey,wawancara,FGD dan EHRA Penilaian Resiko
Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment), Penilaian Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Community-based Sanitation Assessment), Penilaian Penyedia Sarana Sanitasi oleh Sektor Swasta
(Sanitation Supply Assessment) dan Penilaian Peran Media (Media Assessment)
Adapaun langkah-langkah pendekatan dari penyusunan buku puti sanitasi Kabupaten Kepulauan Sula
dilakukan dengan cara (bottom-up approach) yang dilakukan oleh kelompok kerja sanitasi adalah sebagai
berikut :
Melakukan Pertemuan secara rutin sesuai dengan rencana kerja yang telah disepakai bersama dengan
anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten Kepulauan Sula selaku
Penanggungjawab.
Melakukan survei lapangan pada zona yang ditentutan program sanitasi serta sebagian di daerah kajian
yakni pedesaan
Diskusi (focus group discussions) yang bersifat teknis dan mendalam juga dilakukan dengan pihak-pihak
yang terlibat dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi yang
ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi.
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh, akan disajikan
beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan buku puti
sanitasi yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Sumber Data
a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing SKPD terkait, baik
langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta.
b. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas SKPD terkait untuk
klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat. Untuk mendukung data
sekunder tersebut juga dilakukan beberapa survei terkait dengan pengelolaan sanitasi seperti
Enviromental Health Risk Assessment (EHRA), survei peran media dalam perencanaan sanitasi, survei
kelembagaan, survei keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi, survei keuangan, survei
priority setting area beresiko serta survei peran serta masyarakat dan gender.
2. Pengumpulan Data
Pokja melakukan Proses seleksi dan kompilasi data sekunder yang telah diperoleh dari SKPD
terkait.karena Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai kondisi
eksisting sanitasi yang perna dilakukanyang dianggap relevan dengan proses pembangunan sanitasi
kekiniaan
1.5. Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Sula sebagai data dasar yang obyektif mengenai kondisi
eksisting sanitasi, Kabupaten Kepulauan Sula 2014 ini, dan buku putih diposisikan sebagai acuan
perencanaan strategis pembangunan sanitasi berkawasan kota. Rencana pembangunan sanitasi kota akan
diarahkan sesuai dengan zona dan permasalahan yang ada dalam Buku Putih Sanitasi. Penyusunan Buku
Putih Sanitasi juga tidak menafikan korelasi dengan dokumen-dokumen perencanaan lainnya seperti
Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan RPJPD
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2014 dalam penyusunanya berpedoman pada Visi Misi
pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sula yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Kepulauan Sula 2005-2025. Karena RPJPD Memberikan arah dan pedoman bagi
jajaran pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah

1-6

BUKU PUTIH SANITASI


PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula

melalui forum musyawarah pembangunan daerah secara berjenjang.Menentukan proyeksi pembangunan


daerah untuk kurun waktu 20 tahun kedepan berdasarkan kondisi obyektif yang ada dalam rangka mencapai
cita-cita pembangunan nasional.RPJPD memuat langkah-langkah pembangunan yang sinergis, koordinatif dan
integrative antar jajaran pemerintahan daerah (Pemda dan DPRD) terhadap arah kebijakan, program dan
kegiatan lima tahunan dalam kurun 20 tahun dengan pola kerja yang konsisten dan berkelanjutan.
Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan RPJMD
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2014 penyusunannya berpedoman pada, Rencana
PembangunanJangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kepulauan Sula. Visi RPJMD Kabupaten
Kepulauan Sula Terwujudnya Kabupaten Kepulauan Sula Yang Sejahtera, Rukun, Berkualitas, dan Bertumpu
Kepulauan Secara Berkelanjutan upayah mencapai Visi tersebut ditetapkan 5 (Lima) Misi pembangunan
Kabupaten Kepulauan Sula yang sebagai mana telah dipaparkan diatas,tetapa khusus dalam upayah
pengembangan sanitasi maka lebih terfokus pada misi pembangunan yang ke 5 yakni Mewujudkan
kelestarian lingkungan hidup
Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan RTRW
Rantangan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kepulauan Sula merupakan dokumen perencanaan
pembangunan wilayah yang sangat penting dijadikan rujukan dalam proses penyusunan buku putih sanitasi
2014. Karena Buku Putih dalam penyusunannya membutuhkan referensi terkait dengan pemanfaatan ruang
daerah dalam penetapan lokasi program pembangunan PPSP yang dituangkan dalam Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Kepulauan Sula 2014 harus mengakomodir dimensi spasial dan kewilayahan sehingga dapat
mewujudkan suatu dasar perencanaan pembangunan sanitasi didaerah yang teriegrasi, komprehensif dan
seimbang dan berkelanjutan
Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Renstra-SKPD
Penyusunan Buku Putih Saniatasi Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2014 juga mengacu dan
memperhatikan aspek teknis pada Rencana Strategis (Renstra-SKPD ) yang terkait denga sektor sanitasi
dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama, yaitu terwujud visi pembangunan lima tahun ke depan.
Buku Putih Sanitasi sangat bermanfaat bagi Kota Tidore Kepulauan adalah sebagai berikut:
1. Diketahuinya kondisi eksisting sanitasi Kota Tidore Kepulauan
2.
Buku Putih sanitasi menjadi kerangka acuan bagai SKPD yang terkait dengan pemabngunan
sanitasi
3.
Adanya pedoman pelaksanaan pengembangan sanitasi Kota Tidore Kepulauanyang lebih jelas
dan tepat sasaran;
4. Buku Putih merupakan acuan dalam penyusunan strategi sanitasi kota (SSK)
5.
Buku Putih dapat dijadikan rekomendasi bagi perencanaan pembangunan daerah khususnya pada
aspek sanitasi;
6.
Karena Buku Putih memuat kondisi sanitasi Kota Tidore Kepulauansaat ini, maka dokumen ini
dapat digunakan juga sebagai pedoman untuk mengukur sejauh mana pencapaian pembangunan
di bidang sanitasi.
Dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Tidore Kepulauan juga beacuan pada beberapa peraturan
perundang-undangan yang berlaku secara nasional, provinsi maupun daerah kota tidore kepulauan. Antara
lain sebagai berikut
Undang-Undang
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antar
Pemerintah Pusat dan Daerah.
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Pemetaan Ruang
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
9. Undand-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan

1-7

BUKU PUTIH SANITASI


PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air.Dampak
Lingkungan
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
6. Peraturan Pemerintah Republlik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Peraturan Presiden Republik Indonesia
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014
Keputusan Presiden Republik Indonesia
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan.
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan
Sumber Daya Air.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya
Air
Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program
Kali Bersih.
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha
dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu air
Limbah Domestik.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman
Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
5. Surat Edaran Mentari Dalam negeri No . 660/4919/SJ, TANGGAL 30 NOVEMBER t ahun 2012 Tentang
Pengelolaan Program PPSP di Daerah
Petunjuk Teknis
1. Buku petunjuk Opsi dan pemilihan Teknologi (ppsp)
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan.

1-8

BUKU PUTIH SANITASI


PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula

1-9

Anda mungkin juga menyukai