PPSP
Kabupaten Kepulauan Sula
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), yang merupakan salah satu formulasi
strategis pemerintah pusat dalam menjawab berbagai persoalan sosial masyarakat khususnya masalah sanitasi.
Dan hal ini juga dipandang urgen sehingga dimasukan dalam Rencana Pembangunan Jangka menengah
Nasional (RPJMN) (2011 2015). Peningkatan kualitas sanitasi adalah pemenuhan hak dasar masyarakat
karena, Masyarakat yang merupakan obyek pemerintah yang harus diurus dan dilayani. Realita sosial
masyarakat yang kian tak kunjung selesai khususnya masalah Sanitasi dalam 3 (tiga) komponen pembengunan
sanitasi dan satu prilaku anatara lain : Masalah limbah domestik,Masalah persampahan dan Masalah drainase
lingkung,dan PHBS hal ini membutuhkan perhatian bagi pemerintah daerah untuk lebih memprioritaskan ketiga
komponen ini membutuhkan upaya yang maksimal dari pemerintah baik pusat maupun daerah dan semua
sosial masyarakat (sanitasi), seperti dikemukakan diatas bahwa penigkatan kualitas sanitasi adalah pemenuhan
hak stakeholder untuk mencapai tujuan. hal ini menjadi tantangan baik pemerintah pusat dan daerah untuk
mencapai terget dalam Millenium Development Goals (MDGs), yang membebaskan separu jumlah penduduk
dari BABs (Bebas Buang Air Besar Sembarangan) Pada tuhun 2015. Dan Jumlah fasilitas kesehatan yang
ada berupa Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Posyandu serta Rumah Sakit di Kota Sanana.
Namun belum semua kecamatan memiliki Puskesmas maupun Posyandu. Sebaran fasilitas tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel : 3 - 29. FASILITAS KESEHATAN KABUPATEN KEPULAUAN SULA TAHUN 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kecamatan
Sanana
Sanana Utara *)
Sulabesi Barat
Sulabesi Tengah
Sulabesi Timur
Sulabesi Selatan
Mangoli Timur
Mangoli Utara Timur
Mangoli Tengah
Mangoli Barat
Mangoli Selatan
Mangoli Utara
Jumlah
Rumah
Sakit
1
1
Puskesmas
1
1
1
1
1
1
9
Puskemas
Pembantu
7
3
6
4
35
Rumah
Bersalin
0
Posyandu
Apotik
32
9
38
18
144
2
2
1-1
lingkungan menjadi bersih dan sehat. Atau dapat diartikan sebagai upaya pembangunan limbah cair dan
limbah padat tanpa mencemari lingkungan. Mengacu pada Compendium for Sanitation System and
Technology,
1.2.1 Definisi Sanitasi
Sanitasi diartikan sebagai suatu proses multi langkah, dimana berbagai jenis limbah dikelolah dari titik
timbunan (sumber limbah) ke titik pemanfaatan kembali atau proses akhir, proses multi langkah ini
disebut sebagai system sanitasi. Pengertian dasar Penanganan Sanitasi dapat didefinisikan sebagai
berikut;
1. Black water adalah limbah rumah tangga yang bersumber dari WC dan urinoir.
2. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar mandi,
dapur (sisa makanan) dan tempat cuci.
3. Penanganan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah rumah tangga (domestik)
melalui sistem:
a.
Pengelolaan On Site yaitu menggunakan sistem septic-tank dengan peresapan ke
tanah dalam penanganan limbah rumah tangga.
b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara terpusat.
4. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh
masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang
ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
5. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air kota dan
memutuskan air permukaan. Drainase kota terbagi menjadi;
a. Drainase Makro (terdiri dari drainase primer dan sekunder), drainase makro ini bisa berupa
sungai, drainase/saluran primer dan sekunder.
b. Drainase mikro (drainase tersier) system drainase ini mempunyai layanan kurang dari 4 hektar
yang berfungsi untuk penyaluran air hujan /limpasan saat musim hujan tiba.
6. Penyediaan air bersih untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM
maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun sumur dalam.
7. Survei dan kajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik di tatanan sekolah maupun di tatanan
masyarakat, dan Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan (PMJK)
Berangkat dari pemahaman sanitasi diatas maka arah kebijakan dalam pengembangan dan
pembangunan sanitasi di Kabupaten Kepulauan Sula menjadi hal yang harus dilakukan, dan sebagai
wujud komitmen tersebut tertuang dalam RPJMD di Kabupaten Kepulauan Sula tahun 2011-2015
sebagai salah satu sasaran pembangunan daerah yaitu Mewujudkan kelestarian lingkungan hidup,
Kebijakan pengembangan dan pembangunan sanitasi juga tertuang dalam RTRW Kabupaten
Kepulauan Sula Kedua dokumen perencanaan ini menjadi landasan gerak dalam penyusunan Buku
Putih Sanitasi (BPS)
1.2.2 Wilayah Kajian
Pokja sanitasi Kabupaten Kepulauan Sula menyepakati wilayah pengembangan dan
pembangunan sanitasi disemua daerah adminstrasi
Kabupaten Kepulauan Sula dengan
mempertimbangkan berbagai aspek khususnya kondisi geografis dan demografis Kabupaten
Kepulauan Sula, maka arah kebijakan pengembangan dan pembangunan infrastruktur sanitasi
Kabupaten Kepulauan Sula diarahkan pada dua system yaitu sanitasi kawasan perkotaan, Kecamatan
yang meliputi dari 4 (emapat) kecamatan yang ada dipulau Sulabesi, dan kawasan pedesaan yang
meliputi 2 (dua) kecamatan yang berada didataran pulau mangoli
1-2
B.
Sejahtera adalah keadaan masyarakat Kepulauan Sula yang terpenuhi hak-hak dasar di
bidang sosial, ekonomi dan budaya termasuk kebutuhan dasar baik jasmani maupun rohani
yang memungkinkan setiap individu dan masyarakat dapat mengembangkan dirinya untuk
meningkatkan derajat hidupnya dan menikmati kehidupan yang lebih maju, adil, dan dan
makmur, sejahtera dan bermartabat.
Rukun adalah keadaan masyarakat Kepulauan Sula yang ditandai oleh kehidupan bersama
antarumat beragama dan kepercayaan yang berdampingan, saling menghormati,
menghargai, saling meneirima, dan saling mempercayai.
Berkualitas adalah kondisi kehidupan individu dan masyarakat Kepulauan Sula yang
memenuhi standar kehidupan yang baik dan bermartabatdan aktivitas inidvidu dan
masyarakat, serta penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Kepulauan Sula yang
memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif.
ditandai oleh perubahan yang bersifat mendasarcepat, adaptif dan fungsional dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Luwu Utara untuk
mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah.
Sejahtera adalah kondisi yang ditandai oleh kapasitas dan kemampuan sumberdaya
manusia di Kabupaten Luwu Utara dalam mengelola sumberdaya secara efisien, efektif dan
bertanggung jawab; serta kecepatan melakukan penyesuaian terhadap dinamika sosial,
ekonomi, budaya dan politik.terpenuhinya hak-hak dasar rakyat Kabupaten Kepulauan
AruLuwu Utara di bidang sosial, ekonomi dan budaya terutama pangan, pendidikan dan
kesehatan secara bertahap; serta terwujudnya kehidupan yang lebih maju, aman, adil,
makmur, bermartabat dan adanya kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah.
Produktif Maju adalah keadaan yang ditandai oleh kemampuan sumberdaya manusia
dalam memberikan layanan publik, menghasilkan barang dan jasa, menciptakan nilai
tambah, meningkatkan daya saing dan menjaga momentum kemajuan Kabupaten Luwu
percepatan di segala bidang dan perubahan yang bersifat cepat, adaptif dan fungsional
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Kepulauan AruLuwu
Utara bertumpu pada kapasitas dan potensi sumberdaya lokal.
1-3
Misi
Berdasarkan visi pembangunan tersebut ditetapkan misi
Kepulauan AruLuwu UtaraKepulauan Sula Tahun 201105- 2015.
(1)
(2)
pembangunan
Kabupaten
(3)
(4)
eningkatan tata kehidupan masyarakat kepulauan yang dapat hidup bersama dalam
perbedaan, penghargaan dan penghormatan tatanan budaya lokal, penghormatan hak
asasi manusia, pelaksanaan tertib hukum manusia secara berkeadilan, penjaminan
kepastian hukum; pengembangan prakarsa dan partisipasi masyarakat dalam
1-4
(6)
(7)
yang
berkualitas
mencakup
peningkatan
(8)
(9)
1-5
pembangunan terkait dengan saniitasi, data kelembagaan dan keuangan serta data-data pendukung
lainnya.
b. Data Primer yakni data yang didapat melalui prosese survey,wawancara,FGD dan EHRA Penilaian Resiko
Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment), Penilaian Sanitasi Berbasis Masyarakat
(Community-based Sanitation Assessment), Penilaian Penyedia Sarana Sanitasi oleh Sektor Swasta
(Sanitation Supply Assessment) dan Penilaian Peran Media (Media Assessment)
Adapaun langkah-langkah pendekatan dari penyusunan buku puti sanitasi Kabupaten Kepulauan Sula
dilakukan dengan cara (bottom-up approach) yang dilakukan oleh kelompok kerja sanitasi adalah sebagai
berikut :
Melakukan Pertemuan secara rutin sesuai dengan rencana kerja yang telah disepakai bersama dengan
anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten Kepulauan Sula selaku
Penanggungjawab.
Melakukan survei lapangan pada zona yang ditentutan program sanitasi serta sebagian di daerah kajian
yakni pedesaan
Diskusi (focus group discussions) yang bersifat teknis dan mendalam juga dilakukan dengan pihak-pihak
yang terlibat dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi yang
ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi.
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh, akan disajikan
beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan buku puti
sanitasi yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Sumber Data
a. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-masing SKPD terkait, baik
langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto dan peta.
b. Narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas SKPD terkait untuk
klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh masyarakat. Untuk mendukung data
sekunder tersebut juga dilakukan beberapa survei terkait dengan pengelolaan sanitasi seperti
Enviromental Health Risk Assessment (EHRA), survei peran media dalam perencanaan sanitasi, survei
kelembagaan, survei keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi, survei keuangan, survei
priority setting area beresiko serta survei peran serta masyarakat dan gender.
2. Pengumpulan Data
Pokja melakukan Proses seleksi dan kompilasi data sekunder yang telah diperoleh dari SKPD
terkait.karena Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai kondisi
eksisting sanitasi yang perna dilakukanyang dianggap relevan dengan proses pembangunan sanitasi
kekiniaan
1.5. Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Sula sebagai data dasar yang obyektif mengenai kondisi
eksisting sanitasi, Kabupaten Kepulauan Sula 2014 ini, dan buku putih diposisikan sebagai acuan
perencanaan strategis pembangunan sanitasi berkawasan kota. Rencana pembangunan sanitasi kota akan
diarahkan sesuai dengan zona dan permasalahan yang ada dalam Buku Putih Sanitasi. Penyusunan Buku
Putih Sanitasi juga tidak menafikan korelasi dengan dokumen-dokumen perencanaan lainnya seperti
Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan RPJPD
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Sula Tahun 2014 dalam penyusunanya berpedoman pada Visi Misi
pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sula yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Kepulauan Sula 2005-2025. Karena RPJPD Memberikan arah dan pedoman bagi
jajaran pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah
1-6
1-7
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air.Dampak
Lingkungan
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
6. Peraturan Pemerintah Republlik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Peraturan Presiden Republik Indonesia
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014
Keputusan Presiden Republik Indonesia
1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan.
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan
Sumber Daya Air.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya
Air
Keputusan Menteri
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program
Kali Bersih.
2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Usaha
dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu air
Limbah Domestik.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman
Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
5. Surat Edaran Mentari Dalam negeri No . 660/4919/SJ, TANGGAL 30 NOVEMBER t ahun 2012 Tentang
Pengelolaan Program PPSP di Daerah
Petunjuk Teknis
1. Buku petunjuk Opsi dan pemilihan Teknologi (ppsp)
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan.
1-8
1-9