DISUSUN OLEH:
WULAN DWI AFRINA
130407019
130407028
MASTER PLAN
1.1
Latar Belakang
Pesatnya pertumbuhan ekonomi, yang diiringi dengat peningkatan jumlah
penduduk dengan laju yang cukup tinggi, bermuara kepada bermunculannya berbagai
kompleks perumahan, kawasan komersial, fasilitas umum dan prasarana perkotaan yang
baik dibangun oleh Pemerintah, maupun oleh pihak swasta.
Peningkatan jumlah penduduk dan berbagai aktivitas perekonomian dengan
sendirinya membutuhkan pembangunan berbagai sarana dan prasarana untuk memenuhi
kebutuhan penduduk yang dapat memberikan dampak positif maupun negatif terhadap
kenyamanan lingkungan dan, pada gilirannya akan berakibat pada kesehatan masyarakat
terutama yang berhubungan dengan sanitasi.
Lokasi kota Subulussalam yang sangat strategis sebagai pintu gerbang antara
Propinsi Sumatera Utara dan Propinsi Aceh sehingga patut untuk mendapat prioritas tinggi
dalam upaya-upaya pelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat.
1.2
Wilayah Cakupan
Untuk wilayah cakupan Master Plan adalah seluruh wilayah Kota Subulussalam
berdasarkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Daerah (RTRW) atau berdasarkan
perda dan kesepakatan pokja.
MASTER PLAN
Peta 1.1. Peta Administrasi Kota Subulussalam dan Cakupan Kajian Wilayah
MASTER PLAN
1.3
1.4
Metodologi
Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan dalam penyusunan Masterplan Sanitasi
mencakup berbagai hal berikut :
1.5
MASTER PLAN
MASTER PLAN
Visi
Berdasarkan potensi daerah yang dimiliki Kota Subulussalam saat ini, tantangan yang
dihadapi dalam kurun waktu lima tahun, juga dengan memperhatikan modal dasar
yang
Kota
pembangunan
daerah
Berkualitas
Membangun manusia yang berkualitas, maju, unggul dan berdaya saing tinggi
dalam mewujudkan cita - cita bangsa dan meningkatkan pelayanan dalam
masyarakat terutama kualitas layanan sangat tergantung pada bagaimana
pelayanan itu diberikan oleh anggota dan sistem yang dipakai dalam organisasi
serta meningkatkan taraf masyarakat Kota Subulussalam.
b.
Sejahtera
Merupakan
refleksi
dari
berkurangnya
masyarakat
miskin,
meningkatnya
pendapatan dan daya beli masyarakat, terpenuhinya sarana dan prasarana dasar
pendidikan, kesehatan dan ekonomi serta ditemukannya jati diri masyarakat Kota
Subulussalam.
MASTER PLAN
c.
d.
Bermartabat
Masyarakat Kota Subulussalam yang menjujung tinggi nilai - nilai budaya dan nilai nilai agama. Menjadi masyarakat yang selalu menjaga sikap dan perbuatan, serta
tidak mudah mengikuti arus. Masyarakat Kota Subulussalam yang hidupnya
sederhana dan bersahaja namun hatinya merdeka.
Visi ini dijabarkan lebih lanjut kedalam misi yang akan menjadi tanggung jawab seluruh
lapisan masyarakat Kota Subulussalam yang terdiri dari aparatur pemerintah daerah, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, organisasi politik, organisasi sosial masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, organisasi profesi, lembaga pendidikan, dunia usaha dan tokoh masyarakat untuk
mewujudkan cita - cita masa depan.
2.2.
Misi
Guna mencapai visi Terwujudnya Masyarakat Kota Subulussalam Yang Berkualitas,
Sejahtera, Aman, Damai dan Bermartabat Tahun 2013 maka ditetapkan misi pembangunan
Kota Subulussalam sebagai berikut :
1.
Melaksanakan syariat islam secara kaffah dalam berbagai aspek kehidupan, tanpa
mengenyampingkan nilai kebangsaan dan sikap nasionalis.
2.
Mewujudkan kualitas sumber daya manusia, rasa aman, tertib dan damai dalam
kehidupan masyarakat.
b.
3.
Pemberdayaan ekonomi
MASTER PLAN
a.
b.
4.
5.
Mewujudkan iklim
7.
Memelihara dan meningkatkan objek wisata yang sudah ada melalui kemasan yang
inovatif dan produktif serta bernafaskan islami.
a.
Syariat
Islam
di Aceh,
khususnya
di Kota
Subulussalam
MASTER PLAN
c.
mekanisme
pasar
yang
berlandaskan
persaingan
sempurna
serta
e.
f.
g.
2.3.
Penataan Ruang
Penataan ruang pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mengatur ruang agar
perhatian secara serius. Pertama, adanya tiga unsur penting dalam penataan ruang, yaitu,
manusia beserta aktivitasnya, lingkungan alam sebagai tempat, dan pemanfaatan ruang oleh
manusia di lingkungan alam tersebut. Kedua, proses pemanfaatan ruang haruslah bersifat
terbuka, berkeadilan, memiliki perlindungan hukum dan mampu memenuhi kepentingan semua
Wulan Dwi Afrina (130407019) | Dhia Darin Silfi (130407028)
MASTER PLAN
Subulussalam
telah
m en yusu n d r a f t Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Subulussalam Tahun 2012 2032,
dengan
tujuan
aktivitas ekonomi. Dengan mempertimbangkan potensi dan permasalahan yang ada saat ini
dan kemungkinan yang ada di masa yang akan datang serta dengan memperhatikan rencana
yang dicanangkan oleh Wilayah Provinsi Aceh secara lebih luas maka tujuan penataan ruang
Kota Subulussalam dalam kurun waktu 2012-2032 adalah:
MEWUJUDKAN KOTA SUBULUSSALAM SEBAGAI KOTA PUSAT AGROINDUSTRI
MANDIRI YANG SEJAHTERA, ISLAMI DAN RAMAH LINGKUNGAN
Pusat agroindustri adalah pusat kegiatan industri yang memfokuskan pada
pengolahan lebih lanjut dari hasil-hasil perkebunan dan pertanian yang dominan ada di Kota
Subulussalam, Contohnya adalah perkebunan kelapa sawit, diharapkan industri yang tersedia
di Kota Subulussalam nantinya bukan hanya industri CPO tetapi juga industri hilir yang
merupakan turunan dari industri CPO.
Mandiri dimaksudkan bahwa kegiatan perekonomian terutama dalam kaitannya dengan
agroindustri mengandalkan kemampuan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang
berasal dari Kota Subulussalam sendiri.
Sejahtera dimaksudkan bahwa semua kegiatan ekonomi adalah untuk kepentingan
kesejahteraan penduduk Kota Subulussalam.
Islami dimaksudkan bahwa penataan ruang dan pembangunan di Kota Subulussalam
berdasarkan pada pandangan hidup masyarakat yang berlandaskan syariat Islam.
Ramah Lingkungan dimaksudkan penataan ruang yang dibuat bertujuan untuk
pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan agar tidak menimbulkan dampak negatif pada
lingkungan di masa yang akan datang.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka direncanakan kebijakan penataan ruang Kota
Subulussalam,diantaranya meliputi:
1. Pembentukan struktur ruang yang mantap melalui penetapan pusat pelayanan yang
mendukung kegiatan agroindustri mandiri dan kegiatan perkotaan lainnya secara
optimal;
MASTER PLAN
Kebijakan
Strategi
Pembentukan struktur ruang yang Menetapkan pusat-pusat pelayanan dengan
mantap melalui penetapan pusat mempertimbangkan kemudahan akses pelayanan
pelayanan
yang
mendukung pada penduduk
kegiatan agroindustri mandiri dan
kegiatan
perkotaan
lainnya
secara optimal
Peningkatan aksesibilitas dan Meningkatkan sistem pelayanan lalu lintas dan
transportasi untuk menunjang angkutan jalan
optimalnya fungsi dan keterkaitan Meningkatkan sistem pelayanan perkeretaapian
antar pusat kegiatan dan sebagai Meningkatkan sistem pelayanan angkutan sungai
penunjang kelancaran kegiatan danau dan penyeberangan
agroindustri mandiri
energi di Kota
Peningkatan
pelayanan Meningkatkan pelayanan
Subulussalam
prasarana
lainnya
untuk
pengembangan
jaringan
mendorong kenyamanan dan Mendorong
kesejahteraan masyarakat dan telekomunikasi di seluruh Kota Subulussalam
untuk
menjaga
kelestarian Meningkatkan pelayanan jaringan sumber daya air
di Kota Subulussalam
lingkungan hidup
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan air
minum di Kota Subulussalam
Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan air
limbah di Kota Subulussalam
Meningkatkan pengelolaan persampahan di
wilayah kota dengan melibatkan mayarakat
Menata jaringan drainase yang terpadu dan
terkoneksi
10
MASTER PLAN
No
Kebijakan
Pelestarian
kawasan
lindung
untuk
menjaga
kelestarian
lingkungan Kota Subulussalam
dengan
berbasiskan
mitigasi
bencana
Pengembangan
kawasan
budidaya
dengan
mempertimbangkan
kelestarian
lingkungan
dan
penegakkan
syariat islam untuk kepentingan
kesejahteraan masyarakat
Strategi
Mengatur penempatan jalur pejalan kaki yang
fungsional dan tetap memperhatikan keindahan
Mengembangkan jalur evakuasi bencana
Menetapkan kawasan lindung sesuai dengan
fungsinya dan ketentuan peraturan yang berlaku.
Mempertahankan kawasan berfungsi lindung
sesuai dengan kondisi ekosistemnya;
Menetapkan kegiatan-kegiatan utama pada pusatpusat pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat
Mengembangkan
kegiatan-kegiatan
untuk
perwujudan pola ruang berlandaskan mitigasi
bencana dan syariat Islam
Peningkatan
investasi
dan Mengembangkan kawasan strategis ekonomi
perekonomian
di
kawasankawasan yang ditetapkan sebagai
kawasan strategis
7 Peningkatan
pengembangan Mengembangkan kawasan strategis lingkungan
kawasan
lindung
sebagai
kawasan strategis lingkungan
8 Peningkatan
fungsi kawasan Mengembangkan kegiatan budi daya secara
untuk Pertahanan dan Keamanan selektif di dalam dan disekitar kawasan
pertahanan dan keamanan untuk menjaga fungsi
Negara
pertahanan dan keamanan
Turut serta memelihara dan menjaga aset-aset
Pertahanan/TNI
Sumber : Draft RTRW Kota Subulussalam Tahun 2012
6
11
MASTER PLAN
BAB III
GAMBARAN UMUM KOTA SUBULUSSALAM
1.1.
Kondisi Geografis
Kecamatan
Ibu Kota
Luas
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Kecamatan
Wilayah
Desa
Kelurahan
Mukim
Km
Simpang
Kiri
Subulussalam
213
15,31
14
Penanggala
n
Penanggalan
93
6,69
10
Rundeng
Pasar Rundeng
320
23,01
22
Sultan
Daulat
Jambi Baru
602
43,28
17
Longkib
Longkib
163
11,72
11
1.39
1
100
74
JUMLAH
12
MASTER PLAN
13
MASTER PLAN
antara 50,3 Km/hari 79,1 Km/hari serta penyinaran matahari rata-rata bulanan antara
3-6 jam/hari 36 73 %.
Keadaan iklim Kota Subulussalam sangat dipengaruhi oleh angin musim yang
bertiup dengan kecepatan rendah sampai sedang yang datang arah barat laut dan barat
daya, dan biasanya akan dimulai pada bulan November sampai bulan Mei, maka iklim
yang ditandai dengan keadaan suhu yang relative tinggi, kelembaban udara tinggi
disertai dengan intensitas hujan yang tinggi pula.
1.2.
Kondisi Demografis
NO
KODE
WILAYA
H
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI
(JIWA)
PEREMPUAN
(JIWA)
JUMLAH
(JIWA)
SIMPANG KIRI
16.126
15.649
31.775
PENANGGALAN
6.950
6.353
13.303
RUNDENG
6.013
5.880
11.893
SULTAN DAULAT
7.389
7.124
14.513
LONGKIB
2.682
2.490
5.172
NAMA KECAMATAN
14
MASTER PLAN
JUMLAH
37.496
76.656
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Subulussalam, Januari 2013
Jika dilihat dari jumlah penduduk Kota Subulussalam maka dapat dikatakan penduduk
Kota Subulussalam masih relatif kecil untuk ukuran daerah Kota. Oleh karena itu dalam rangka
memaksimalkan pemanfaatan potensi kependudukan maka diperlukan langkah-langkah
peningkatan kualitas sumber daya manusia di wilayah pemerintah Kota Subulussalam melalui
upaya-upaya pemberdayaan sehingga penduduk Kota Subulussalam memiliki kemampuan
yang relatif lebih baik.
15
MASTER PLAN
16
MASTER PLAN
17
MASTER PLAN
Tabel 2.3
Jumlah dan Kepadatan Penduduk 3 Tahun Terakhir
Jumlah Penduduk
No
Kecamatan
2007
2008
2009
2010
2011
Simpang Kiri
25.687
26.316
26.944
27.573
28.108
Penanggalan 10.694
10.956
11.217
11.479
11.879
Rundeng
10.242
10.493
10.743
10.994
11.381
Sultan
Daulat
12.074
12.369
12.665
12.960
13.132
Longkib
4.136
4.238
4.339
4.440
4.490
Kota
Subulussalam
62.833 64.372 65.908 67.446 68.990
Sumber : BPS, Subulussalam Dalam Angka Tahun 2010, 2011, 2012
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk saat ini dan Proyeksinya untuk 5 Tahun
Jumlah Penduduk
No
Kecamatan
2012
2013
2014
2015
2016
Simpang Kiri
28.830
29.459
30.088
30.716
31.345
Penanggalan 12.002
12.264
12.526
12.788
13.049
Rundeng
11.495
11.746
11.997
12.247
12.397
Sultan
Daulat
13.551
13.846
14.142
14.437
14.733
Longkib
4.642
4.744
4.845
4.946
5.047
Kota
Subulussalam
70.520 72.059 73.598 75.134 76.672
Sumber : BPS, Subulussalam Dalam Angka Tahun 2010, 2011, 2012
Keuangan Dan Perekonomian Daerah
Khusus untuk pembangunan dibidang sanitasi, alokasi anggaran pada APBK mengalami
penurunan yang cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa pembangunan dibidang sanitasi
kurang mendapatkan perhatian yang cukup dari Pemerintah Kota Subulussalam. Adapun
18
MASTER PLAN
realisasi anggaran belanja modal sanitasi Kota Subulussalam, dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan dibidang ekonomi, dapat dilihat dari
pertumbuhan angka produk domestik regional bruto (PDRB). Dari tahun ke tahun, PDRB
Kota Subulussalam mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kenaikan PDRB tersebut
diikuti
Sedangkan pertumbuhan ekonomi mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh pengaruh ekonomi
makro Indonesia. Data perekonomian di Kota Subulussalam dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.8
Tabel Peta Perekonomian Kota Subulussalam Tahun 2007-2011
N
o
1
2
3
Deskripsi
PDRB harga konstan
(struktur perekonomian)
(Rp.)
Pendapatan Perkapita Kota
(Rp.)
Pertumbuhan Ekonomi (%)
Tahun
2009
2007
2008
226.182,02
237.180,80
247.857,72
260.919,81
276.339,58
3.610.594,-
3.690.841,-
3.760.548,-
3.868.575,-
4.005.502,-
-1,65
2,22
1,89
2010
2,87
2011
3,54
19
MASTER PLAN
Umum
Uraian berikut ini akan memberikan gambaran tentang kondisi pelayanan
sanitasi yang ada saat ini di kecamatan Subulussalam. Kajian atas kondisi eksisting
diperlukan agar dapat mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi untuk
selanjutnya dapat menentukan langka-langkah yang kan diambil untuk mengatasinya.
4.2
Kapasitas
: 33 l/detik
Metode pengolahan
Grit Chamber
Oxidation Ditch
Clarifier
Bak desinfeksi
Wet Well
Reservoir Taman
20
MASTER PLAN
4.3.
Pelayanan Sanitasi
Kepemilikan Jamban di Kota Subulussalam adalah 65%, dengan rincian 53% jamban
Keterangan:
- Jumlah Penduduk Perkotaan tahun 2012: 70.708 jiwa atau 15.113 KK
Kesimpulan:
Kepemilikan akses Jamban Pribadi & MCK = 53 % ( 15.113 KK)
BABS = 27% (70.708 jiwa atau 15.113 KK) yang meliputi:
- BABS WC gantung/sungai/laut = 17 % (15.113 KK atau 70.708 jiwa)
- BABS kebun/pekerangan = 5 % (15.113 KK atau 70.708 jiwa)
- BABS lubang galian/selokan = 2 % (15.113 KK atau 70.708 jiwa)
- BABS tempat lainnya = 3% (15.113 KK atau 70.708 jiwa)
21
MASTER PLAN
22
MASTER PLAN
No
Sistem
(a)
A
(b)
Sistem On-Site
Individual (tangki
septik)
Komunal (MCK,
MCK++, tangki
septik)
Cubluk dan
sejenisnya
Sistem Off-site
Skala Kota
Skala
Wilayah/Kawasan
1
2
3
B
1
2
C
BABS
Lumpur Tinja ke
IPLT (m3/bln)
4.5.
Cakupan
layanan
eksisting
(c)
2014
(d)
2015
(e)
2016
(f)
2017
(g)
2018
(h)
45,5%
50 %
55%
60 %
65 %
70 %
15.113 KK
14,6%
15,68
%
16,76
%
17,84
%
18,92
%
20 %
15.133 KK
14,6%
13,68
%
12,76
%
11,84
%
10,92
%
10 %
15.113 KK
Tahun
0%
Keterangan
(i)
25,3 %
20,24
%
15,18
%
10,12
%
5,06
%
0%
15.113 KK
septik tank sesuai yang memenuhi kriteria teknik. Tipe septik tank ada 3 macam
1. Septik Tank biasa lengkap dengan bidang resapan
2. Septik Tank biasa dengan perbaikan bidang resapan
3. Septik Tank dengan Up Flow Filter
4. Cubluk
Sistem pelayanan ada 3 macam :
1. Pelayanan individu yaitu yang dibangun masyarakat di rumah masing-masing
secara swadaya.
2. Pelayanan bersama seperti MCK dan septik tank bersama yang dibangun
pemerintah
3. Fasilitas jamban kredit bagi penduduk kurang mampu.
23
MASTER PLAN
4.6.
Paket Pendukung
Untuk rencana pembangunan sistem Onsite disamping pembangunan fisik
dibutuhkan juga paket pendukung seperti :
1. Penyusunan Detailed Engineering design (DED)
2. Supervisi pelaksanaan proyek
3. Sosialisasi kepada masyarakat
4. Penyusunan kelembagaan di tingkat masyarakat untuk mengelola peraturan
fasilitas kredit jamban.
8 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik
No.
(1)
1
2
3
Program
(2)
Penyusunan Outline Plan
Penyusunan Qanun
Pengelola Air Limbah
Sosialisasi Pembangunan
MCK Umum
Propoor
25%
(6)
Score Urutan
total prioritas
(7)
(8)
1
4,00
3,75
3,75
3,25
Pembangunan MCK ++
2,00
2.00
2.00
1.75
1.75
1.75
10
6
7
8
9
10
Pembentukan Pengelola
MCK Umum
Pembentukan Pengelola
MCK ++
Pembangunan IPLT
Pengadaan Mobil Sedot
Tinja
Operasi dan Pemeliharaan
IPLT
24
MASTER PLAN
Umum
Setelah diketahui kondisi permasalahan serta pengelompokan daerah pelayanan
air limbah maka perlu disusun upaya penanganan tingkat prioritasnya. Namun akan
disusun strategi dan target yang akan dicapai. Strategi tersebut harus sejalan dan tidak
bertentangan dengan yang telah digariskan pemerintah.
Target yang akan dicanangkan harus realistis dan sesuai dengan kemampuan
membangun dari pemerintah serta tidak perlu memberatkan masyarakat . strategi yang
disusun mencakup pembiayaan sistem sanitasi, berikut pendanaanya termasuk
lembaga pengelola dan dampak lingkungan
5.2.
5.3.
5.4.
Rundeng di kota
Kriteria Perencanaan
Master Plan air limbah ini disusun dengan mengacu kepada sejumlah kriteria
perencanaan yang lazim digunakan dalam sektor air limbah dan sanitasi.
5.5.1
Kriteria Teknis
25
MASTER PLAN
sedang,
tinggi,
sangat
Tinggi
-
: > 60 %
: 80 %
Kepadatan Penduduk
: > 60 %
: > 2m
Permeabilitas tanah
: > 10 l/m2/hari
: 30 l/orang/hari
(m2)
(6 10)
(2)
5.5.2
5.5.3
26
MASTER PLAN
Sistem Pelayanan
5.6.
27
MASTER PLAN
28
MASTER PLAN
mengadakan sosialisasi bagi masyarakat dan training bagi petugas yang nantinya akan
terlibat dalam pengelolaan system sanitasi komunal
29
MASTER PLAN
Daerah Pelayanan akan dibagi menjadi 2 zona, yaitu zona A adalah kecamatan Longkib dan
Zona B adalah Kecamatan Rundeng. Dimana zona A akan terlebih dahulu dilakukan
pembangunan jaringan perpipaan, kemudian dilanjutkan dengan pembangunan
jaringan
Gambar 6.1. pembagian zona pelayanan unit instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Di Kecamatan
Rundeng dan Longkib kota Subulussalam
30
MASTER PLAN
31
MASTER PLAN
Pada umumnya perbandingan luas penampang basah (a) dengan luas penampang
pipa (A) adalah sebagai berikut:
Pipa Retikulasi
Jenis Pipa
Pipa Beton
32
MASTER PLAN
: [(300)-600-2700] mm
b) Panjang
: 100-600 mm
b) Panjang
: 1,2-7,3 m
: 0,6-1,5 m
33
MASTER PLAN
Keuntungan
1) Tahan korosi asam dan basa
2) Tahan erosi dan gerusan
34
MASTER PLAN
Gambar 6.3 skema pengolahan air limbah IPAL Kecamatan Rundeng dan Longkib.
Konsumsi Domestik
Jumlah penduduk
% penduduk terlayani
Sambungan rumah
Kran umum
: 17444 jiwa
: 60%
: 60% ; kebutuhan airnya 90 L/org/hari
: 40% ; kebutuhan airnya 60 L/org/hari
Perhitungan :
1. Sambungan Rumah (SR)
Q air bersih
= 60% x Jumlah Penduduk x 60% x 90 L/org/hari
= 60% x 17444 x 60% x 90 L/org/hari
= 565.186 L/hari = 6,5 L/det
Q air buangan = 50% x Q air bersih
= 50% x 6,5 L/det
= 3,3 L/det
2. Kran Umum (KU)
Q air bersih
= 60% x Jumlah Penduduk x 60% x 60 L/org/hari
= 60% x 17444 x 60% x 60 L/org/hari
= 376.790 L/hari = 4,4 L/det
Q air buangan = 50% x Q air bersih
= 50% x 4,4 L/det
= 2,2 L/det
3. Kebutuhan air domestic
Q domestic
= Q sambungan rumah + Q kran umum
= 565.186 L/hari + 376.790 L/hari
= 941.976 L/hari = 10,9 L/det
Q air buangan domestic = 50% x 10,9 L/det
= 5,5 L/det
= 10.466 jiwa
= 941.976 L/hari = 941,976 m3/hari
35
MASTER PLAN
Maka, Beban BOD black water = 30 L/org/hari x 500 g/L = 15.000 g/hari = 15 kg/hari
Jumlah Penduduk
Q air bersih
Q air buangan
Td
= 1,5 0,3 log (p-q)
Dimana:
Td : waktu detensi minimum (hari)
q : laju timbulan air limbah (liter/orang/hari)
p : jumlah pemakai (orang)
(dengan debit black water (q) = 30 L/org/hari)
Td
BoD keseluruhan
392.000
= 668 g/ L
= 668.000 mg/L
Wulan Dwi Afrina (130407019) | Dhia Darin Silfi (130407028)
36
MASTER PLAN
: 668.000 mg/L
= 226,074 m3
= sekitar 10 menit
= 22,6 m3/menit
= 0,5 m
= 0,6 m
= 1,2 m
37
MASTER PLAN
= 6,5 m
= 0,8 m
1. Menghilangkan oli dan senyawa hidrocarbon lainnya di dalam proses emulsi mekanik.
Air yang dihasilkan harus bebas oli & minyak sehingga proses berikutnya dapat
dilakukan dengan mudah dan efektif.
38
MASTER PLAN
2. Menghilangkan pasir dan alluvia (tanah) yang tidak dikehendaki dalam proses
berikutnya yang dapat mempersulit pengumpulan, pengkonsentrasian, serta dapat
mengganggu proses tahap akhir pembuangan lumpur minyak /oli yang mengambang.
Desain:
Kapasitas Pengolahan
Kriteria Perencanaan
: sekitar 40 menit
Dimensi bak
a.
b.
c.
d.
Panjang = 4 m
Ruang bebas = 1 m
Lebar
=2m
Tebal dinding = 20 cm
39
MASTER PLAN
6.5.5. Screening
Proses penyaringan atau screening ini bertujuan untuk menyaring atau menghilangkan
sampah/benda padat yang besar agar proses berikutnya dapat lebih mudah lagi
menanganinya. Dengan hilangnya sampah-sampah padat besar maka transportasi limbah
cair pasti tidak akan terganggu, misalnya bila proses transportasi limbah cair
diakomodasikan dalam sebuah saluran terbuka atau pun tertutup yang mengalir secara
gravitasi, maka tidak akan dijumpai penyumbatan di sepanjang jaringan saluran. Disamping
itu, bila limbah cair perlu dipindahkan dengan menggunakan pompa, maka proses
screening sungguh berfungsi menghilangkan bahan atau benda-benda yang dapat
membahayakan atau merusak pompa limbah cair tersebut.
Wulan Dwi Afrina (130407019) | Dhia Darin Silfi (130407028)
40
MASTER PLAN
Jadi proses screening melindungi pompa dan peralatan lainnya. Perangkat pemroses
penyaringan kasar yang biasa digunakan dikenal pula dengan sebutan bar screen atau bar
racks. Alat ini diletakkan pada intake bak penampung limbah cair untuk mencegah
masuknya material besar seperti kayu atau daun-daunan. Umumnya jarak antara bar yang
tersusun pada rack bervariasi antara 20 mm hingga 75 mm, bergantung pada tingkat
kapasitas dan performance unit pompa yang dipakai.
Pada keadaan tertentu biasa digunakan pula microstrainer dengan ukuran 15 hingga
64 micrometer dengan tujuan untuk menyaring organisme plankton. Microstrainer biasa
digunakan untuk limbah cair dari reservoir pertama (awal). Microstrainer terdiri dari bingkai
berbentuk silinder yang ditutup dengan jala terbuat dari kawat tahan karat.
Pada saat silinder berputar partikel tersuspensi menempel pada bagian dalam dari
permukaan silinder yang kemudian dibersihkan dengan semburan jet air.
Desain:
bar screen dipasang pada sebuah saluran yang menghubungkan antara bak
pengumpul dan oil trip dengan Luas = panjang x lebar = 1 m x 3 m = 3m 2
41
MASTER PLAN
6.5.6. Equalisasi
Karakteristik limbah yang dihasilkan dalam suatu kegiatan pada umumnya tidak akan
stabil dan cenderung naik-turun tergantung dari kegiatan yang sedang berlangsung.
Disamping itu, jumlahnya juga tidak konstan dan periodic waktunya cenderung tidak
terkontrol. Jika dalam proses pengolahan limbah terjadi hal seperti ini, maka akan
menyulitkan dalam pengendalian proses, bahkan resiko kegagalan proses dapat terjadi.
Untuk mengatasi hal-hal seperti tersebut di atas, maka diperlukan adanya suatu bak
menstabil karakteristik limbah dan untuk mengontrol debit limbah yang akan masuk ke
proses. Bak yang berfungsi untuk itu disebut bak equalisasi. Jika kondisi pH limbah tidak
stabil, di dalam bak equalisasi ini sering dilengkapi dengan alat pH control yang akan
menstabilkan kondisi pH sesuai dengan kondisi proses berikutnya yang akan dilakukan.
42
MASTER PLAN
Bak Equalisasi merupakan suatu cara / teknik untuk meningkatkan efektivitas dari
proses pengolahan selanjutnya. Keluaran dari bak equalisasi adalah adalah parameter
operasional bagi unit pengolahan selanjutnya seperti flow, level/derajat kandungan
polutant, temperatur, padatan, dsb.
Kegunaan dari equalisasi adalah :
1. Mengkontinyukan debit limbah yang akan diolah di IPAL (Membagi dan meratakan
volume pasokan (influent) untuk masuk pada proses treatment.
2. Menstabilkan karakteristik limbah (meratakan variable) & fluktuasi dari beban organik
untuk menghindari shock loading pada sistem pengolahan biologi.
3. Meratakan pH untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses netralisasi.
4. Meratakan kandungan padatan (SS, koloidal, dls ), untuk meminimalkan kebutuhan
chemical pada proses koagulasi dan flokulasi (jika diperlukan). Dilihat dari fungsinya
tersebut, unit bak equalisasi sebaiknya dilengkapi dengan mixer, atau secara
sederhana konstruksi/peletakan dari pipa inlet dan outlet diatur sedemikian rupa
sehingga menimbulkan efek turbulensi mixing. Idealnya pengeluaran (discharge) dari
equalisasi dijaga konstan selama periode 24 jam, biasanya dengan cara pemompaan
maupun cara-cara lain yang memungkinkan
Design Bak Equalisasi
43
MASTER PLAN
Panjang bak : 4, m
Tebal dinding : 20 cm
44
MASTER PLAN
6.5.7. Sedimentasi
BOD Masuk
: 668.000 mg/L
: 400.800 mg/L
Sedimentasi adalah suatu unit operasi untuk menghilangkan materi tersuspensi atau
flok kimia secara gravitasi. Proses sedimentasi pada pengolahan air limbah umumnya
untuk menghilangkan padatan tersuspensi sebelum dilakukan proses pengolahan
selanjutnya. Gumpalan padatan yang terbentuk pada proses koagulasi masih berukuran
kecil. Gumpalan-gumpalan kecil ini akan terus saling bergabung menjadi gumpalan yang
lebih besar dalam proses flokulasi. Dengan terbentuknya gumpalan-gumpalan besar, maka
beratnya akan bertambah, sehingga karena gaya beratnya gumpalan-gumpalan tersebut
akan bergerak ke bawah dan mengendap pada bagian dasar tangki sedimentasi.
Bak sedimentasi dapat berbentuk segi empat atau lingkaran. Pada bak ini aliran air
limbah sangat tenang untuk memberi kesempatan padatan/suspensi untuk mengendap.
Kriteria Desain:
45
MASTER PLAN
= 2-4 jam
Dimensi :
Lebar
: 4,0 m
Panjang
: 2,5 m
: 2,0 m
Konstruksi
: Beton K275
46
MASTER PLAN
Tebal dinding
: 20 cm
47
MASTER PLAN
a.
BOD
: 60%
b.
COD
: 55%
c.
TSS
: 45%
d.
NH4
: 30%
e.
MBAS : 40%
Reduksi BOD
: 80 %
BOD Keluar
: 32.064 mg/L
Asumsi :
Debit Limbah : 150 m3/hari
Untuk pengolahan air dengan proses biofilter standar = Beban BOD per volume media 0,4
4,7 kg BOD /m3/hari.
Ditetapkan beban BOD yang digunakan = 1,0 kg BOD/m3/hari.
Beban BOD di dalam air limbah = 150 m3/hari x 225 g/m3 = 33,75 kg/hari
Volume media yang diperlukan = 33,75 kg/hari / 1,0 kg/m3.hari
ccc= 33,75 m3
Volume media = 60% dari total volume reactor
Volume reactor yang diperlukan = 100/60 x 33,75 m3 = 56,25 m3
Waktu tinggal di dalam reactor anaerob = (56,25 m3/150 m3/hari) x 24 jam/hari
Wulan Dwi Afrina (130407019) | Dhia Darin Silfi (130407028)
48
MASTER PLAN
Lebar : 4.0 m
Panjang : 7,0 m
Volume efektif : 56 m3
Jumlah ruang : di bagi menjadi 2 ruangan
Konstruksi : Beton K300
Tebal dinding : 20 cm
49
MASTER PLAN
Reduksi BOD
: 60 %
BOD Keluar
: 12.826 mg/L
Adapun fungsi dari tangki pengurai anoxic ini adalah untuk regenerasi sel-sel
mikroba yang ada dalam tangki IV, disamping itu bermanfaat pula untuk meningkatkan
beban hidrolik dan menaikkan kandungan DO pada air limbah yang sedang diolah.
Kisaran efisiensi pengolahannya sebagai berikut:
a. BOD
: 60%
b. COD
: 50%
c. TSS
: 60%
d. NH4
: 70%
e. MBAS
: 50%
6.5.11. Fakultatif
50
MASTER PLAN
BOD Masuk
Reduksi BOD
: 80 %
BOD Keluar
: 2566 mg/L
Rencana desain:
Kedalaman air dalam kolam antara (0,9-2,4) m dan ditetapkan 2m
Tinggi jagaan antara (0,3-0,5) m dan ditetapkan 0,5m
Maka kedalaman total kolam adalah 2,5m
Volume kolam fakultatif
Waktu detensi
Untuk mempersingkat waktu, maka kolam fakultatif dibuat seri sehingga waktu operasi menjadi
lebih singkat.
Luas permukaan kolam = (panjang x lebar) kolam
15,16m2 = 3 lebar x lebar
Lebar = (15,16/3)0,5 = 2,25 m 2,3m
Panjang = 2,3 m x 3 = 6,9 m
Kolam fakultatif berfungsi untuk menguraikan dan menurunkan konsentrasi bahan organik yang
ada di dalam limbah yang telah diolah pada kolam anaerobik. Proses yang terjadi pada kolam
ini adalah campuran antara proses anaerob dan aerob. Secara umum kolam fakultatif
terstratifikasi menjadi tiga zona atau lapisan yang memiliki kondisi dan proses degradasi yang
berbeda. Lapisan paling atas disebut dengan zona aerobik karena pada bagian atas kolam
kaya
akan oksigen. Kedalaman zona aerobik ini sangat bergantung pada beban yang diberikan pada
kolam, iklim, banyaknya sinar matahari, angin dan jumlah algae yang berkembang didalamnya.
Oksigen yang berlimpah berasal dari udara pada permukaan kolam, proses fotosintesis algae
dan adanya agitasi atau pengadukan akibat tiupan angin. Zona aerobik juga berfungsi sebagai
penghalang bau hasil produksi gas dari aktivitas mikroba pada zona dibawahnya.
Zona tengah kolam disebut dengan zona fakultatif atau zona aerobik-anaerobik. Pada zona ini,
kondisi aerob dan anaerob ditemukan bergenatung pada jenis mikroba yang tumbuh. Dan zona
paling bawah disebut dengan zona aerobik dimana oksigen sudah tidak ditemukan lagi. Pada
Wulan Dwi Afrina (130407019) | Dhia Darin Silfi (130407028)
51
MASTER PLAN
zona ini ditemukan lapisan lumpur yang terbentuk dari padatan yang terpisahkan dan
mengendap pada dasar kolam. Proses degradasi material organik dilakukan oleh bakteri dan
organisme mikroskopis (protozoa, cacing dan lain sebagainya).
Pada kondisi aerob, material organik akan diubah oleh mikroba (bakteri) menjadi karbon
dioksida, amonia, dan phosphat. Selanjutnya, phospat akan digunakan oleh algae sebagai
sumber nutrien sehingga terjadi simbiosis yang saling menguntungkan. Sementara itu, pada
kondisi anaerob, materi organik akan diubah menjadi gas seperti methane, hidrogen sulfida,
dan amonia serta lumpur sebagai produk sisa. Gas yang dihasilkan oleh mikroba anaerob
selanjutnya digunakan oleh mikroba aerob dan algae yang berada pada zona diatasnya.
Gambaran proses yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 23 di bawah ini. Lumpur yang
terbentuk sangat kaya akan mikroba anaerob yang akan terus mencerna (digest) dan
memperlambat proses pengendapan lumpur ke dasar kolam. Lumpur yang mengendap harus
dikuras secara periodik bergantung pada iklim, disain kolam dan program pemeliharaan yang
dijalankan. Namun sebagai patokan umum, periode pengurasan dilakukan antara 5-10 tahun.
Reduksi BOD
: 80 %
52
MASTER PLAN
BOD Keluar
Lumpur aktif (activated sludge) adalah endapan lumpur yang berasal dari air limbah yang telah
mengalami pemberian udara (aerasi) secara teratur. Lumpur ini berguna untuk mempercepat
proses stabilisasi dari air limbah . Lumpur ini sangat banyak mengandung bakteri pengurai,
sehingga sangat baik dipergunakan untuk pemakan zat organik pada air limbah yang masih
baru.
6.5.13 Wetland
BOD Masuk
53
MASTER PLAN
Reduksi BOD
: 85 %
BOD Keluar
: 77 mg/L
Pada perancangan wetland akan dibuat dengan bentuk persegi panjang dengan ukuran yang
sesuai dengan debit limbah yang dihasilkan dengan perbandingan panjang lebar 3:1 (Wood,
2003 dalam kurniawan, 2005).
Berikut merupakan perhitungan reaktor wetland :
Debit air limbah
:142,68 m3/hari
: 55%
=
= 5,95 3/ 3
= 17,8 3
17,83
2,5
= 7 2
Direncanakan lebar 4,5 meter, maka panjang
17,8 2
4,5
= 1,6
Sehingga dimensi
Lebar
: 4,5 meter
Panjang
: 1,5 meter
Kedalaman efektif
: 2,5 meter
Media yang digunakan sebagai lapisan wetland yaitu terdiri dari 3 lapisan. Lapisan pertama
yaitu kerikil setinggi 65 cm, kemudian lapisan kedua yaitu pasir setinggi 75 cm dan lapisan
ketiga yaitu tanah setinggi 90 cm.
54
MASTER PLAN
55
MASTER PLAN
Umum
Secara keseluruhan rangkaian studi ini bertujuan hanya satu yaitu menurunkan
kasus penyakit yang bersumber dari air agar tercipta ksehatan dan kenyamanan
lingkungan yang diingankan. Selanjutnya studi ini juga merekomendasikan sejumlah
langkah penting yang perlu ditindak lanjuti oleh semua pemangku kepentingan, baik
ditingkat pemerintah pusat maupun di daerah/kota.
7.2.
Rekomendasi
Pemerintah bersama masyrarakat yang mampu diharapkan dapat memperbaiki
tingkat kpemilikan jamban yang memenuhi syarat sampai 100% pada tahun 2030, agar
kasus pencemaran lingkungan terutama terhadap waduk sumber air baku air minum,
demikian juga air tanah dan air laut, dapat ditkan sampai batas yang ditentukan.
Sesuai yang direkomendasikan pada master plan, diharapkan pada tahun 2015
pekerjaan rehabilitasi instalasi pengolahan air limbah di Subulussalam ini seharusnya
dapat dijadikan sebagai proyek percontohan sistem sewerage. Sejalan dengan kegiatan
rehabilitasi tersebut. Pada kurun waktu 2015 sampai 2017 pemerintah diharapkan sudah
dapat memulai pelaksanaan kegiatan pengembangan sistem jaringa pipa air limbah
tahap pertama, baik fisik maupun non fisik. Seiring dengan pelaksanaan pembangunan
fisik, penyuluhan dan informasi teknis tentang pemakaian sistem sanitasi yang sesuai
pada masing-masing wilayah terkait dengan sifat permeabilitas tanah dan tinggi muka
air tanah,kiranya dapat diberikan oleh pemerintah secara intensif.
Untuk tahapan-tahapan program selanjutnya, diharapkan pemerintah dapat
secara konsisten melanjutkannya dan melengkapi dengan studi-studi terinci yang
dibutuhkan dan apabila dipandang perlu dapat dilakukan kaji ulang terhadap rncanarencana yang sudah ada untuk disesuaikan dengan kondisi yang ada, terutama yang
menyangkut dengan kebijakan arah pengembangan kota.
56
MASTER PLAN
7.3.
dengan daerah kota dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Beberapa rumah
akan dihubungkan dengan jaringan perpipaan sedemikian rupa yang nantinya akan
dialirkan ke instalasi pengolahan air limbah ( IPAL) untuk diolah lebih lanjut.
7.4.
Pengolahan
Untuk keberlanjutan dan kesinambungan sistem pelayanan air limbah ini,
diperlukan satu unit pengelola yang handal dan dapat menjamin berjalannya
pengoperasian dan pemeliharaan dari semua prasarana yang dibangun. Saat ini
pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana secara garis besar berada dibawah
dua institusi yang masing-masing punya wilayah tugas ddan tanggung jawab tersendiri
yaitu pemerintah dan pihak swasta. Keberadaan unit pengelola air limbah nantinya tidak
akan terlepas dari koordinasi dari kedua institusi diatas.
Penetapan unit pengelola ini memerlukan suatu kondisi dan pembahasan yang
lebih dalam dengan melibatkan kedua institusi tersebut serta institusi lainnya baik
ditingkat propinsi dan tingkat pusat. Masalah kelembagaan ini akan dikupas lebih lanjut
setelah dilaksanakannya pembahasan seperti setelah dilaksanakannya pembahasan
seperti yang disebutkan diatas dan akan dilaporrkan Master Plan ini.
7.6.
Tindak Lanjut
Langkah berikutnya yang harus yang harus dilaksanakan segera setelah
disepakatinya Master Plan Investasi air limbah ini adalah pentelsaian studi kelayakan
untuk rencana investasi yang akan dilaksanakan pada tahap I Master Plan ini, yang
kemudian akan dilanjutkan dengan pnyusunan desain Rinci (Detailed Design) dari
seluruh prasarana
57
MASTER PLAN
58