EKONOMI TEKNIK
KELOMPOK 1
1.2. TUJUAN
a. Menambah nilai ekonomis dari bahan baku
b. Menciptakan cemilan dengan rasa yang unik
c. Untuk mengembangkan ide, kreativitas dan inovasi.
d. Untuk mencari peluang bisnis melalui kegiatan berwirausaha
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ditinjau dari komposisi kimia, ubi jalar potensial sebagai sumber karbohidrat,
mineral zat besi (Fe), fosfor (P), dan kalsium (Ca) dan vitamin A, vitamin C,
vitamin B1, dan riboflavin. Menurut Juanda dan Cahyono (2000), warna daging
ubi jalar jingga kemerah – merahan memiliki hubungan dengan kandungan beta
karoten lebih tinggi dari pada jenis ubi jalar lainnya. β-karoten berfungsi untuk
mencegah dan menanggulangi penyakit mata. Tetapi tidak semua ubi jalar 11
mengandung β-karoten yang tinggi. Ubi jalar yang umbinya berwarna kuning atau
putih memiliki kandungan β-karoten lebih rendah. Dari kandungan gizinya yang
cukup lengkap ubi jalar dapat melengkapi kebutuhan gizi bagi kesehatan tubuh.
Zat yang terkandung di dalam ubi jalar dapat mencegah berbagai penyakit,
mengahasilkan energi, membangun sel – sel dalam tubuh, serta meningkatkan
proses metabolisme tubuh.
Meskipun demikian, di pasaran ada beberapa jenis coklat yang dikenal secara
umum antara lain; coklat susu (milk chocolate), coklat putih (white chocolate)
dan coklat hitam (dark chocolate). Berbagai jenis coklat yang beredar di pasar ini
memiliki keragaman dayaguna, sebagai contoh, coklat susu merupakan adonan
dari coklat manis, cocoa powder, gula dan susu. Coklat putih memiliki rasa yang
lebih manis dan berwarna putih yang dapat dicampur dengan berbagai ragam
bahan tambahan yang akan memberikan penampilan dan keindahan lain.
Sedangkan coklat hitam merupakan coklat murni yang mengandung 43% padatan
coklat dengan rasa agak pahit, dengan warna coklat tua kehitaman (Wulandari,
2006).
Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung
tapioka mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam
berbagai industri. Komposisi zat gizi tepung tapioka lebih baik bila dibandingkan
dengan tepung jagung, kentang, dan gandum atau terigu, tapioka juga dapat
digunakan sebagai bahan bantu pewarna putih (Tri dan Agusto, 1990).
Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Dalam
penyebutannya kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok
garam dan telah digunakan sejak lama. Senyawa ini disebut juga baking powder
(powder kue), Sodium bikarbonat, natrium hidrogen karbonat, dan lain-lain.
Senyawa ini merupakan kristal yang sering terdapat dalam bentuk serbuk.
Natrium bikarbonat larut dalam air. Senyawa ini digunakan dalam roti atau kue
karena bereaksi dengan bahan lain membentuk gas karbon dioksida, yang
menyebabkan roti "mengembang" (Purwanto, 2012).
BAB III
METODE PRODUKSI
a. Bahan-bahan
Ubi jalar kuning
Coklat batangan
Coklat rasa strowbery
Tepung tapioka
Tepung pinar
Minyak goreng
Gula pasir halus
Baking powder
Air
b. Alat
Kompor gas
Kuali
Pisau
Wadah
Tirisan
Panci
Mika (kotak)
Sendok
c. Prosedur kerja
1. Pertama kupas kulit ubi menggunakan pisau
2. Ubi yang telah dikupas di potong kecil-kecil agar mudah untuk merebus
atau memgukus nya , lalu dicuci
3. Setelah itu masukkan kedalam panci yang telah berisi air lalu di kukus,
tunggu hingga daging ubi empuk
4. Angkat dan tiriskan, setelah itu tumbuk hingga halus ubi ysng telah di
kukus tadi
5. Masukkan kedalam wadah dan tambahkan tepung tapioka, gula halus,
baking powder lalu aduk hingga rata
6. Ketika sudah rata, bentuklah adonan.
7. Selanjutnya sebelum di bulatkan tambahkan coklat atau coklat rasa
strowbery
8. Setelah semua selesai di bulatkan lalu panaskan minyak goreng diatas
kompor
9. Bola-bola ubi di goreng dan diangkat sampai warnanya kekuningan
10. Angkat dan tiriskan
11. Jika telah dingin masukkan kedalam mika( 1 mika 4 buah bola-bola ubi
dengan 2 rasa coklat dan 2 rasa coklat strowbery)
12. Bola-bola ubi siap di pasarkan.
d. Diagram alir produksi
Pengkukusan di panci
Haluskan ubi
Penggorengan
Pengemasan
Pemasaran
BAB IV
ANALISIS EKONOMIS
Dari produksi kecil bola-bola ubi coklat menghasilkan produk sebanyak 28 kotak
mika kecil. Kami menjual 1 bola-bola ubi coklat kotak mika kecil ini dengan harga
Rp.5.000. sehingga keuntungan industri kecil adalah
Keuntungan = Penerimaan – Biaya
= (28 x 5.000) – 47.000
= 140.000 – 47.000
= 93.000,-
Titiik Impas pejualan bola-bola ubi coklat
Aspek Harga = Biaya/Jumlah Produk
= 47.000/28
= Rp.1,678
Jadi harga 1 mika kotak bolu-bolu ubi coklat dapat memperoleh keuntungan
yang impas dengan modal adalah sebesar Rp.50.000
Aspek jumlah produk = biaya/harga jual
= 47.000/5.000
= 9,4 atau 10
Jadi dengan 10 mika kotak saja maka penjualan bolu-bolu ubi coklat sudah
berada pada titik impas dari biaya.
Analisis Industri Bolu-bolu Ubi Coklat
Tabel 2. Rencana Industri
Bahan Banyakya Harga satuan Jumlah
Ubi jalar 17.280kg 7,500 129.600.000
Coklat 8.640 ktk 8,500 73.440.000
Gula Pasir halus 90 kg 5,000 450.000
Tepung tapioca 90 kg 5,000 450.000
Minyak goring 8.640 kg 5,500 47.520.000
Tepung panir 90 kg 5,000 450.000
Baking powder 72 ktk 4,000 288.000
Coklat strobery 8.640 ktk 8,000 69.120.000
Tabel 3. Investasi
Uraian Jumlah per satuan Keterangan Jumlah
1.Bangunan 500,000,000 1 unit 500,000,000
2.Biaya perijinan 2.500,000 2.500,000
3.Sarana Transportasi 125,000,000 1 unit 125,000,000
4.Peralatan
a.pisau 10,000 15 unit 1,500,000
b.dandang besar 150.000 3 unit 450,000
c.mika 1000 180 mika 180,000
d.kuali besar 200,000 3 unit 600,000
e.mesin penggiling 3.500.000 1 unit 3.500,000
f.tirisan 30,000 3 unit 90,000
g.kompor gas 450.000 3 unit 1.350,000
h.tabung gas 400.000 3 unt 1.200,000
Total 658.870.000
Jumlah 4.838.400.000
Pengeluaran
1. Investasi 658.870.000
2. Biaya Operasional 509.118.000
- Biaya Tidak Tetap 92.627.000 509.118.000 509.118.000 509.118.000
- Biaya Tetap 92.627.000 92.627.000 92.627.000
Npv
I = 0% , => (51.015.000) + 607.855.000 + 607.855.000 + 607.855.000 =
1.772.550.000
315.000
IRR 1200% = (1300%-1200%)
315.000−(3.725 .000)
BEP produksi
BEP harga
Anaalisis sensitivitas
PENERIMAAN
Toleransi = penerimaan minimum/penerimaan yang direncanakan * 100
PRODUKSI
HARGA