Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL KEGIATAN USAHA

EKONOMI TEKNIK

BOLA-BOLA UBI COKLAT

DOSEN PENGAMPU : YERNISA, S.TP., M.Si.

KELOMPOK 1

GUNAWAN RIKKY CANDRA J1A217001


YULIA CITRA J1A217013
AGUNG PADILLA SIAGIAN J1A217022
LIMSIONARDO HUTABARAT J1A217027
MALIK FAJAR J1A217045

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Latar belakang berkembangnya pola hidup masyarakat pada saat ini, yaitu
masyarakat yaitu masyarakat yang menyukai segala sesuatunya secara cepat dan
instant. Mereka tidak mau repot untuk hal itu, maka dari itulah mereka harus
mencari sebuah solusi untuk mengatasi rasa lapar disela kesibukan mereka.
Dengan cara apa? Yaitu dengan memilih pelayanan yang tepat, cepat, murah dan
tidak sulit bagi masyarakat sebagai calon konsumen untuk mendapatkannya dan
tentunya juga menyehatkan bagi konsumen yang mengkonsumsinya.
Semakin bervariatifnya berbagai macam makanan yang ada di masyarakat
yang disebabkan oleh selera dan keinginan masyarakat yang berbeda-beda, hal ini
tentu memaksa para usahawan untuk bekerja secara kreatif dan seinovatif
mungkin untuk menemukan produk makanan apa yang akan diminati dan
dibutuhkan pada saat ini. Pilihan untuk menjadikan produk ini menjadi sebuah
peluang usaha yang baru adalah karena selain proses penyajian yang mudah dan
murah, produk makanan ini juga menyehatkan dan mengenyangkan. Mengapa
demikian? Dikarenakan bahan baku yang digunakan untuk membuat
“ bolbi” adalah ubi, Ubi jalar berukuran sedang mengandung 400 mg kalium dan
6 gram serat. Walau terlihat memiliki warna yang berbeda, fungsi dan kandungan
ubi pun tetap sama. Kalium sendiri dikenal sebagai zat yang dapat meningkatkan
fungsi otak, dan menjaga kesehatan tulang dan giinjal. Sementara kandungan
serat pada ubi bisa membantu melancarkan metabolisme tubuh kamu.
Oleh karena itu tergagaslah sebuah ide usaha bola-bola ubi, kami mencoba
mengenalkan dan memasarkan bola-bola ubi ini dengan kemasan yang praktis .
Semoga produk bola-bola ubi dapat diterima seluruh kalangan masyarakat
sehingga menjadi poduk yang bermutu tinggi.

1.2. TUJUAN
a. Menambah nilai ekonomis dari bahan baku
b. Menciptakan cemilan dengan rasa yang unik
c. Untuk mengembangkan ide, kreativitas dan inovasi.
d. Untuk mencari peluang bisnis melalui kegiatan berwirausaha

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Ditinjau dari komposisi kimia, ubi jalar potensial sebagai sumber karbohidrat,
mineral zat besi (Fe), fosfor (P), dan kalsium (Ca) dan vitamin A, vitamin C,
vitamin B1, dan riboflavin. Menurut Juanda dan Cahyono (2000), warna daging
ubi jalar jingga kemerah – merahan memiliki hubungan dengan kandungan beta
karoten lebih tinggi dari pada jenis ubi jalar lainnya. β-karoten berfungsi untuk
mencegah dan menanggulangi penyakit mata. Tetapi tidak semua ubi jalar 11
mengandung β-karoten yang tinggi. Ubi jalar yang umbinya berwarna kuning atau
putih memiliki kandungan β-karoten lebih rendah. Dari kandungan gizinya yang
cukup lengkap ubi jalar dapat melengkapi kebutuhan gizi bagi kesehatan tubuh.
Zat yang terkandung di dalam ubi jalar dapat mencegah berbagai penyakit,
mengahasilkan energi, membangun sel – sel dalam tubuh, serta meningkatkan
proses metabolisme tubuh.
Meskipun demikian, di pasaran ada beberapa jenis coklat yang dikenal secara
umum antara lain; coklat susu (milk chocolate), coklat putih (white chocolate)
dan coklat hitam (dark chocolate). Berbagai jenis coklat yang beredar di pasar ini
memiliki keragaman dayaguna, sebagai contoh, coklat susu merupakan adonan
dari coklat manis, cocoa powder, gula dan susu. Coklat putih memiliki rasa yang
lebih manis dan berwarna putih yang dapat dicampur dengan berbagai ragam
bahan tambahan yang akan memberikan penampilan dan keindahan lain.
Sedangkan coklat hitam merupakan coklat murni yang mengandung 43% padatan
coklat dengan rasa agak pahit, dengan warna coklat tua kehitaman (Wulandari,
2006).
Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung
tapioka mempunyai banyak kegunaan, antara lain sebagai bahan pembantu dalam
berbagai industri. Komposisi zat gizi tepung tapioka lebih baik bila dibandingkan
dengan tepung jagung, kentang, dan gandum atau terigu, tapioka juga dapat
digunakan sebagai bahan bantu pewarna putih (Tri dan Agusto, 1990).
Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Dalam
penyebutannya kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok
garam dan telah digunakan sejak lama. Senyawa ini disebut juga baking powder
(powder kue), Sodium bikarbonat, natrium hidrogen karbonat, dan lain-lain.
Senyawa ini merupakan kristal yang sering terdapat dalam bentuk serbuk.
Natrium bikarbonat larut dalam air. Senyawa ini digunakan dalam roti atau kue
karena bereaksi dengan bahan lain membentuk gas karbon dioksida, yang
menyebabkan roti "mengembang" (Purwanto, 2012).
BAB III
METODE PRODUKSI

a. Bahan-bahan
 Ubi jalar kuning
 Coklat batangan
 Coklat rasa strowbery
 Tepung tapioka
 Tepung pinar
 Minyak goreng
 Gula pasir halus
 Baking powder
 Air

b. Alat
 Kompor gas
 Kuali
 Pisau
 Wadah
 Tirisan
 Panci
 Mika (kotak)
 Sendok
c. Prosedur kerja
1. Pertama kupas kulit ubi menggunakan pisau
2. Ubi yang telah dikupas di potong kecil-kecil agar mudah untuk merebus
atau memgukus nya , lalu dicuci
3. Setelah itu masukkan kedalam panci yang telah berisi air lalu di kukus,
tunggu hingga daging ubi empuk
4. Angkat dan tiriskan, setelah itu tumbuk hingga halus ubi ysng telah di
kukus tadi
5. Masukkan kedalam wadah dan tambahkan tepung tapioka, gula halus,
baking powder lalu aduk hingga rata
6. Ketika sudah rata, bentuklah adonan.
7. Selanjutnya sebelum di bulatkan tambahkan coklat atau coklat rasa
strowbery
8. Setelah semua selesai di bulatkan lalu panaskan minyak goreng diatas
kompor
9. Bola-bola ubi di goreng dan diangkat sampai warnanya kekuningan
10. Angkat dan tiriskan
11. Jika telah dingin masukkan kedalam mika( 1 mika 4 buah bola-bola ubi
dengan 2 rasa coklat dan 2 rasa coklat strowbery)
12. Bola-bola ubi siap di pasarkan.
d. Diagram alir produksi

Pengupasan kulit ubi


jalar
Pengkecilan ukuran

Penyucian ubi jalar

Pengkukusan di panci

Angkat dan penirisan

Haluskan ubi

Tepung tapioka, gua


Pencampuran
halus, baking powder

Bentuk adonan Penambahan coklat

Penggorengan

Pengemasan

Pemasaran

BAB IV
ANALISIS EKONOMIS

Tabel 1. Rencana Produksi


Bahan Banyakya Harga
Ubi jalar 2 kg 15,000
Coklat 1/2 ktk 9,000
Gula Pasir halus 1/4 kg 3,000
Tepung tapioca 1/4 kg 2,000
Minyak goring 1/2 kg 5,500
Tepung panir 1/4 kg 3,000
Baking powder 2 sdm 1,500
Coklat strobery 1/2 ktk 8,000
Total 47,000

Dari produksi kecil bola-bola ubi coklat menghasilkan produk sebanyak 28 kotak
mika kecil. Kami menjual 1 bola-bola ubi coklat kotak mika kecil ini dengan harga
Rp.5.000. sehingga keuntungan industri kecil adalah
Keuntungan = Penerimaan – Biaya
= (28 x 5.000) – 47.000
= 140.000 – 47.000
= 93.000,-
Titiik Impas pejualan bola-bola ubi coklat
Aspek Harga = Biaya/Jumlah Produk
= 47.000/28
= Rp.1,678
Jadi harga 1 mika kotak bolu-bolu ubi coklat dapat memperoleh keuntungan
yang impas dengan modal adalah sebesar Rp.50.000
Aspek jumlah produk = biaya/harga jual
= 47.000/5.000
= 9,4 atau 10
Jadi dengan 10 mika kotak saja maka penjualan bolu-bolu ubi coklat sudah
berada pada titik impas dari biaya.
Analisis Industri Bolu-bolu Ubi Coklat
Tabel 2. Rencana Industri
Bahan Banyakya Harga satuan Jumlah
Ubi jalar 17.280kg 7,500 129.600.000
Coklat 8.640 ktk 8,500 73.440.000
Gula Pasir halus 90 kg 5,000 450.000
Tepung tapioca 90 kg 5,000 450.000
Minyak goring 8.640 kg 5,500 47.520.000
Tepung panir 90 kg 5,000 450.000
Baking powder 72 ktk 4,000 288.000
Coklat strobery 8.640 ktk 8,000 69.120.000

Total dalam tahun 321.318.000

Tabel 3. Investasi
Uraian Jumlah per satuan Keterangan Jumlah
1.Bangunan 500,000,000 1 unit 500,000,000
2.Biaya perijinan 2.500,000 2.500,000
3.Sarana Transportasi 125,000,000 1 unit 125,000,000
4.Peralatan
a.pisau 10,000 15 unit 1,500,000
b.dandang besar 150.000 3 unit 450,000
c.mika 1000 180 mika 180,000
d.kuali besar 200,000 3 unit 600,000
e.mesin penggiling 3.500.000 1 unit 3.500,000
f.tirisan 30,000 3 unit 90,000
g.kompor gas 450.000 3 unit 1.350,000
h.tabung gas 400.000 3 unt 1.200,000
Total 658.870.000

Tabel 3. Biaya tidak tetap


Tahun 1 Satuan Harga/Bulan Jumlah/Tahun (Rp)
Bahan Baku - 321.318.000
Gaji Karyawan 10 1.500.000 x 10 = 180.000.000
15.000.000

Sumber Daya Energi Listrik - 200.000 2.400.000


Isi Ulang Gas 150.000 450.000 5.400.000
Total 509.118.000

Biaya tidak tetap tahun 1 = tahun 2 = tahun 3 = tahun 4 = 509.118.000

Tabel 4. Biaya tetap

Uraian Banyaknya Harga Satuan (Rp) Jumlah/Tahun (Rp)


Per Bulan
GAJI TETAP
1. Owner 1 orang 3.000.000 36.000.000
PEMELIHARAA
N 10 % 100.000.000 x 10% 10.000.000
1. Gedung 15 % 8.870.000 x 15% 1.330.500
2. Peralatan
PENYUSUTAN
1. Gedung 10 % 100.000.000 x 10% 10.000.000
2. Peralatan 15% 8.870.000 x 15% 1.330.500

BUNGA MODAL 30 % 113.220.000 x 30% 33.966.000


Total 92.627.000
Tabel 5. Penerimaan
Uraian Banyaknya Harga Satuan Jumlah (Rp)
(Rp)
Tahun 1 241.920 ktk 5.000 1.209.600.000

Tahun 2 241.920 ktk 5.000 1.209.600.000

Tahun 3 241.920 ktk 5.000 1.209.600.000

Tahun 4 241.920 ktk 5.000 1.209.600.000

Jumlah 4.838.400.000

Aliran Kas (cash flow)


Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4
Penerimaan 1.209.600.000 1.209.600.000 1.209.600.000 1.209.600.000

Pengeluaran
1. Investasi 658.870.000
2. Biaya Operasional 509.118.000
- Biaya Tidak Tetap 92.627.000 509.118.000 509.118.000 509.118.000
- Biaya Tetap 92.627.000 92.627.000 92.627.000

TOTAL 1.260.615.000 601.745.000 601.745.000 601.745.000

Keuntungan (51.015.000) 607.855.000 607.855.000 607.855.000

Nilai Sekarang ( Present Value)


Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4
Penerimaan 1.209.600.000 1.209.600.000 1.209.600.000 1.209.600.000
PV(I= 20%) 1.008.000.000 840.000.000 700.000.000
PV(I = 30%) 930.461.000 715.739.000 550.568.000
PV(I = 40%) 864.000.000 617.142.000 440.816.000
PV(I = 50%) 806.400.000 537.600.000 358.400.000
Pengeluaran 714.965.000 601.745.000 601.745.000 601.745.000
PV (I = 20%) 501.454.000 417.878.000 348.232.000
PV (I = 30%) 462.880.000 365.062.000 273.893.000
PV (I = 40%) 429.817.000 307.012.000 219.294.000
PV (I = 50%) 401.163.000 267.442.000 178.294.000
Keuntungan (25.635.000) 607.855.000 607.855.000 607.855.000
PV (I = 20%) 506.545.000 422.121.000 351.767.000
PV (I = 30%) 467.580.000 359.677.000 276.675.000
PV (I = 40%) 434.182.000 310.130.000 221.521.000
PV (I = 50%) 405.236.000 270.157.000 180.105.000

Npv
I = 0% , => (51.015.000) + 607.855.000 + 607.855.000 + 607.855.000 =
1.772.550.000

I = 20% => (51.015.000)+ 506.545.000 + 422.121.000 + 351.767.000 =


1.229.418.000

I = 30% => (51.015.000)+ 467.580.000 + 359.677.000 + 276.675.000 =


1.052.917.000

I = 40% => (51.015.000) + 434.182.000 + 310.130.000 + 221.521.000 =


940.198.000

I =50% => (51.015.000) + 405.236.000 + 270.157.000 + 180.105.000 = 829.863.000

I = 700% => (51.015.000) + 61.829.000 + 7.728.000 + 966.000 = 19.508.000

I = 1200% => (51.015.000) + 46.758.000 + 4.221.000 + 351.000 = 315.000

I = 1300% => (51.015.000) + 43.418.000 + 3.596.000 + 276.000 = (3.725.000)

I = 1400% => (51.015.000) + 40.523.000 + 3.101.000 + 221.000 = (7.170.000)

I = 1500% => (51.015.000) + 37.990.000 + 2.374.000 + 148.000 = (10.503.00)

I = 2000% => (51.015.000) + 28.945.000 + 1.378.000+65.000 = (20.627.000)


npv 1
IRR i1 = (i2-i1)
npv 1−npv 2

315.000
IRR 1200% = (1300%-1200%)
315.000−(3.725 .000)

IRR 1200% = 0,0779 (100%)

IRR 1200% = 7,79

IRR = 7,79 + 1200 %= 1207,79%

Nisbah B/C ( Net Benefict Cost Ratio )

 I 0% = B => 1.209.600.000 + 1.209.600.000 + 1.209.600.000 +


1.209.600.000 = 4.838.400.000

C => 714.965.000 + 601.745.000 + 601.745.000 + 601.745.000 =


2.520.200.000

Nisbah = B / C = 4.838.400.000 / 2.520.200.000 = 1,9198

 I 20% = B => 1.209.600.000 + 1.008.000.000 + 840.000.000 + 700.000.000


= 3.757.600.000

C => 714.965.000 + 501.454.000 + 417.878.000 + 348.232.000 =


1.982.529.000

Nisbah = B / C = 3.757.600.000 / 1.982.529.000 = 1,8953

 I 30% =B => 1.209.600.000 + 930.461.000 + 715.739.000 + 273.893.000 =


3.129.693.000

C => 714.965.000 + 462.880.000 + 365.062.000 + 273.893.000 =


1.816.800.000

Nisbah = B / C = 3.129.693.000 / 1.816.800.000 = 1,7226

 I 40% = B => 1.209.600.000 + 864.000.000 + 617.142.000 + 440.816.000 =


3.131.558.000
C => 714.965.000 + 429.817.000 + 307.012.000 + 219.294.000 =
1.671.088.000

Nisbah = B / C = 3.131.558.000 / 1.671.088.000 = 1,8739

 I 50% =B => 1.209.600.000 + 806.400.000 + 537.600.000 + 358.400.000 =


2.912.000.000

C => 714.965.000 + 401.163.000 + 267.442.000 + 178.294.000 =


1.561.864.000

Nisbah = B / C = 2.912.000.000 / 1.561.864.000 = 1,8644

 Break Event Point

BEP penerimaan = 92.627.000 / 1-509.118.000 / 1.209.600.000 = 159.701.000

 BEP produksi

BEP penerimaan/harga = 159.701.000/5000 = 31.940,2

 BEP harga

BEP biaya total/produksi = 601.745.000/31.940,2 = 18.840

 Anaalisis sensitivitas

PENERIMAAN
Toleransi = penerimaan minimum/penerimaan yang direncanakan * 100

= 159.701.000/1.209.600.000 * 100 % = 13,2%

PRODUKSI

Tleransi = produksi minimum/produksi yang direncanakan * 100 % =


31.940,2/241.920 * 100% = 13,25

HARGA

Toleransi = harga minimum/harga yang direncanakan *100% = 18.840/5000 * 100%


= 376,8

Anda mungkin juga menyukai