Anda di halaman 1dari 31

NAMA : NOVITA ANGGREANI

NPM : 17012010053
MATA KULIAH : TOTAL QUALITY MANAGEMENT (B)

1.Browsing artikel maupun studi kasus tentang Just In Time dan Implementasi TQM
(Sumber harus ada )
Sumber : http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view

ANALISIS IMPLEMENTASI SISTEM JUST IN TIME (JIT)


PADA PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN
PRODUKSI
(Studi PadaPT Alinco, Karangploso, Malang)

Azhar Madianto
Dzulkirom. AR
Dwiatmanto
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang
Email: madiantoazhar@gmail.com

ABSTRACT

This, research have a head for knowing strategy system control and analyzing application of Just In Time
system at material stock for complying raw material requirement in ALINCO Inc. The type of this research
is descriptive by quantitative approach. Data collecting is done by observing and documenting method.
Data that used in this research are primer and seconder data. Data analysis in this research use application
steps of Just In Time, they are strategy of material purchasing cost order and holding cost also comparing
efficiency and effectiveness application of JIT in corporate. This result of this research shows that
application of JIT system can increase cost efficiency and effectiveness because it can reduce thriftless of
purchase, order cost and material stock holding cost for complying raw material requirements. So for
complying raw material requirement in ALINCO Inc. can applicated of Just In Time system to increase cost
efficiencyand effectiveness.

Keywords: JustIn Time (JIT)system, material stock, rawmaterialrequirement, cost efficiency and
effectiveness.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistemperencanaan, pengendalian, dan menganalisis penerapan
sistem Just In Time (JIT) pada persediaan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan produksi pada PT
ALINCO. Jenis penelitian ini adalahdeskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016|183administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


melalui metode observasi dan dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah, data primer
dan data sekunder. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah penerapan Just In Time
/

(JIT) yaitu perencanaan bahan baku, biaya pembelian bahan baku, biaya pemesanan bahan baku, dan biaya
penyimpanan bahan baku serta membandingkan efisiensi dan efektifitas penerapan JIT diperusahaan. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa penerapan sistem JITdapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas biaya
karena dapat mengurangi pemborosan pembelian, menurunkan biaya pemesanan dan menurunkan biaya
penyimpanan persediaan bahan bakudalam memenuhi kebutuhan produksi. Jadi dalam memenuhi kebutuhan
produksi pada PT ALINCO, dapat menerapkan sistem Just In Time (JIT) untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas biaya.

Kata kunci: Sistem Just in Time (JIT), persediaan bahan baku, kebutuhan produksi, efisiensi dan
efektifitas biaya.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016|184administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


PENDAHULUAN terdapat dalam kelistrikan. Produk Januari
Februari
497.800
497.700
29.400.000
53.900.000
Pengendalian proses produksi yang dihasilkan oleh Maret 497.900 61.250.000
April 498.700 58.800.000
perusahaan harus sehingga perusahaan PT ALINCO adalah Mei 497.850 58.800.000
dilakukan mampu OB Dos, Conduit, Juni 498.750 53.900.000
July 497.900 44.100.000
sedemikianrupa agar menyerahkan Terminal Kabel, Agustus 497.750 58.800.000
dapat melayani produknya (baik Junction Box September 497.900 51.450.000
Oktober 497.950 53.900.000
kebutuhan barang maupun jasa) Rectangular, Klem November 497.850 51.450.000
bahan/barang sesuai kehendak Kabel, Steker, Wall Desember 497.950 44.100.000

produksi dengan kkonsumen tepat Plug, Surface Jumlah 5.976.000 619.850.000 5


tepat dan juga waktu. (Simamora, Mounting Outlet
Sumber: Data diolah, 2016
dengan biaya yang 2012:99). Untuk Telpon, Shock Pipa,
rendah. Untuk mencapai ssasaran Klem Pipa, Berdasarkan
menunjang dari sistem ini, Distribution Box 4. pemaparanm dari
pengendalian perusahaan Fokus penelitian ini tabel 1, dapat dilihat
perusahaan yang memproduksi hanya ditujukan ke produk bahwa PT ALINCO
efektif tersebut, sebanyak jumlah Klem Kabel yang pada tahun 2015
perusahaan bisa yang bertumpu pada mengalami
menerapkan sistem dibutuhkan/diminta persediaan bahan pembekakan biaya
persediaan Just in konsumen dan pada baku PP karena kelebihan
Time (JIT). Just in saat dibutuhkan (Polyprophylen). membeli bahan baku
Time adalah suatu sehingga dapat Pada tahun 2015,
m
sebesar Rp.
konsep dimana mengurangi biaya terjadi permasalahan 34.202.000 dalam
bahan baku yang pemeliharaan pembekakan biaya memenuhi kebutuhan
digunakan untuk maupun menekan pembelian bahan produksi klem kabel.
aktifitas produksi kemungkinan baku PP Pembelian terlalu
didatangkan dari kerusakan atau (Polyprophylen) banyak juga akan
pemasok (supplier) kerugian akibat untuk memenuhi mempengaruhi
secara tepat pada menimbun barang. kebutuhan produksi penyimpanan berlebih
waktu bahan itu Sistem persediaan di PT ALINCO. Data di gudang dan akan
dibutuhkan oleh Just in Time (JIT) disajikan dalam tabel menimbulkan biaya
bagian produksi, dapat membantu berikut: penyimpanan di
sehingga akan manajer untuk gudang berupa listrik,
menghemat bahkan menggunting biaya, biaya gudang, dan
meniadakan biaya meningkatkan biaya, biaya kebersihan.
persediaan barang, meningkatkan Maka dari itu,
dan biaya efiisiensi, dan Perusahaan dalam
penyimpanan barang memperluas Tabel 1 Produksi berproduksi harus
digudang. keluaran. Klem mempertimbangkan
Just in Time (JIT) Salah satu kabel dan biaya yang
adalah suatu sistem perusahaan yang Biaya berhubungan dengan
produksi yang bergerak di bidang Bahan persediaan bahan baku
dirancang untuk industri yang bisa Baku PT
supaya lebih efektif
dijadikan sasaran ALINCO
mendapatkan dan efisien dalam
Tahun
kualitas, menekan implementasi sistem memenuhi kebutuhan
2015
biaya, dan mencapai persediaan JIT (Just Bulan Produksi Pembelian produksi perusahaan.
waktu penyerahan in Time) adalah PT bahan baku
Berdasarkan latar
Sesunggguhnya
seefisien mungkin ALINCO. PT (Rp) belakang tersebut,
dengan menghapus ALINCO bergerak di (Pcs)
peneliti ingin
seluruh jenis bidang pembuatan membahas dan
pemborosan yang produk-produk menganilisis lebih

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016|185administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


lanjut masalah pengerjaan, dan 3) Zero setup perusahaan. (Sofyan,
“Analisis persedian barang jadi. time and lot size 2013:20). Tanpa
implementasi Sistem Pemborosan pada of one persediaan bahan
Just in Time (JIT) Just In Time 4) Zero lead time baku, maka suatu
pada Persediaan Menurut sofyan 5) Zero Part perusahaan tidak
Bahan Baku Untuk (2013:160) Headling akan berjalan sistem
Memenuhi Pemborosan yang Prosedur produksinya. Bahan
Kebutuhan tidak memberikann Perencanaan dan baku di dalam
Produksi” (Studi nilai tambah (added
h
Pengendalian perusahaan
pada PT ALINCO, value) pada produksi Prosedur digunakan sebagai
Kecamatan meliputi: perencanaan dan bahan yang akan
Karangploso, 1) Produksi yang pengendalian diolah
s menjadi p

Kabupaten Malang). berlebih (Over persediaann bahan barang jadi melalui


Production) baku terkait proses produksi. Di
KAJIAN PUSTAKA 2) Waktu pemenuhan dalam sistem Just in
Just in Time menunggu kebutuhan produksi Time (JIT) ditujukan i

Witjaksono (Waiting time) meliputi: untuk menerapkan


x n

(2013:221) 3) Tranportasi 1) Permintaan membelilpersediaan


mengungkapkan JIT (Transportation) kebutuhan barang hanya dalam
i

(Just in Time) adalah 4) Proses yang a


barang kuantitas yang
suatu filosofi bisnis berlebih 2) Permintaan dibutuhkan saja.
yang khusus (Procesing) pembelian
membahas bagaimana 5) Persediaan barang Persediaan Just In
mengurangi waktu berlebih 3) Pelaksanaan Time
produksi baik dalam (inventory) pembelian Menurut
proses manufaktur 6) Gerakan yang barang dan Firdayanti (2010,
maupun proses non tidak perlu pemesanan 224) persediaan
manufaktur. Selain (Motion) 4) Penerimaan dalam just in time
itu, dijelaskan pula 7) Produk Cacat x barang merupakan
dalam bukunya (Product 5) Penentuan persediaan yang
Hamming (2007:278) Defect) penyimpanan dirancang guna
bahwa sistem 8) Kreatifitas barang (Assauri, mendapatkan barang
produksi JIT (Just in karyawan 2014:179) secara tepat waktu.
i

Time) merupakan yang tidak Persediaan bahan Persediaan just in


strategi pengaturan dimanfaatkan. baku time mensyaratkan i

sediaan yang Sasaran Persediaan untuk menghapus


menerapkan konsep Implementasi Just (inventory) adalah kebutuhan persediaan
untuk meningkatkan In Time stock atau simpanan karena tidak ada
i

rasio laba terhadap Edward dalam barang-barang yang produksi yang


investasi (ROI/Return bukunya Haming ada diperusahaan menyebabkan
on Investment) dari (2012:309) (Stevenson, terjadinya
sebuah usaha bisnis mengungkapkan 2014:179). Bahan penimbunan atau
dengan mengurangi bahwa sasaran yang baku merupakan pemborosan
persediaan dan biaya- dituju dalam Just In barang-barang yang pembelian.
biaya yang terkait Time meliputi: dibeli dari pemasok Dalam sistem Just in
i

dengan persediaan. 1)Zero defect (supplier) dan akan Time (JIT) ditujukan
Persediaan tersebut 2) Zero digunakan atau untuk i menerapkan
meliputi persediaan Inventories diolah menjadi membeli persediaan
bahan baku, barang produk jadi yang barang hanya dalam
sedang dalam akan dihasilkan oleh

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016|186administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


kuantitas yang 2) Biaya Sistem produksi Just elimination) dan
dibutuhkan saja. persiapan (setup in Time dan perbaikan terus
Biaya dalam cost) Langkah menerus (contionous
Persediaan 3) Biaya penerapannya process improvement).
Kegiatan penyimpanan Sistem produksi Langkah-langkahs
operasional (Carrying cost) Just in Time (JIT) penerapansjust in time
perusahaan yang Produksi merupakani suatu pada persediaan
berhubungan dengan Setiap perusahaan sistem yang menurut hustanto
persediaan, pastinya yang menghasilkan komprehensif dan 1)Membuat rencana
akani ditemukan produk jadi pastinya sistemimanajemen kebutuhan bahan baku
masalah biaya–biaya mengenal dengan persediaan dimana
yang berkaitan dengan kegiatan produksi. bahan bakul yang Rencana produksi
persediaan. Biaya Kegiatan produksi dibeli dan diproduksi perusahaan x kebutuhan
bahan baku
merupakan yaitu suatu kegiatan perusahaan sebanyak
pengorbanan yang mengubah barang yangdibutuhkan tepat
Sumber: Hustanto
dilakukan perusahaan input (bahan masukan pada saat waktu dalam (2013:52)
untuk memperoleh untuk digunakan tahap produksi. 2) Menghitung
barang/jasa. produksi/operasi) Menurut Blocher biaya pembelian
Simamora (2012:40) seperti bahan baku dalam buku bahan baku
mengungkapkan menjadi output terjemahan Susty
bahwa “biaya (cost) (produk keluaran yang Ambarriani Harga bahan baku x
bahan baku yang
adalah kas atau setara dihasilkan (2000:113) Just in dibutuhkan
kas yang dikorbankan produksi/operasi) Time merupakan
(dibayarkan) untuk seperti produk jadi filosofi yang dapat Sumber: Hustanto
barang atau jasa yang yang bertujuan untuk diterapkan pada (2013:53)
diharapkan memberikan nilai semua aspek bisnis, 3) Menghitung
memberikan manfaat tambah manfaat yang meliputi dan menetapkan
(pendapatan) pada terhadap produk yang pembelian, produksi biaya pemesanan
saat ini atau dimasa dihasilkan dan pengiriman.
depan bagi tersebut.Manajemen Tujuan Biaya pesanan (JIT)

perusahaan” produksi merupakan dilaksanakannya 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛


𝑥𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛𝑏𝑎𝑘𝑢𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ
Menurut Ristono satu atau serangkain sistem produksi JIT 𝑘𝑎𝑛
biaya persediaan proses untuk agar segala aktifitas =

meliputi: mengelola masukan yang berhubungan


𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛𝑏𝑎𝑘𝑢𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎
1) Biaya (manusia/tenaga kerja, dengan proses 𝑎𝑛

pembelian mesin uang, metode produksi yang


Sumber: Hustanto
2) Biaya dan bahan baku) yang dilakukan perusahaan (2013:63)
pemesanan akan menghasilkan bisa berjalan secara 4) Menghitung
3) Biaya nilai tambah menjadi efektif dan efisien, biaya
penyimpanan keluaran (barang/jasa) dimulai dari tahap penyimpananBiaya
4) Biaya yang akan digunakan pembelian bahan baku penyimpanan
kekurangan untuk memenuhi sampai hasil dari terdiri dari biaya
persediaan kebutuhan manusia. bahan jadi dari proses gudang, pemakaian
Sedangkan Sugiono A.W produksi perusahaan. listrik dan
menurut Hansen (2015:23) Menurut Sofyan, kebersihan
and Mowen fokus dari langkah- 5) Total biaya
(2009:208) meliputi langkah penerapan persediaan
1) Biaya just in time terletak Biaya pembelian +
pemesanan pada eliminasi biaya pemesanan +
(ordering cost) pemborosani (waste

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016|187administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


biaya penyimpanan Conduit, Terminal produksi klem penyimpanan
Sumber: Hustanto Kabel, Junction Box kabel pada PT padapersedia
(2013:65) Rectangular, Klem ALINCO, an bahan
Kabel, Steker, Wall Karangploso, baku dengan
METODE Plug, Surface Malang. yaitu: sistem Just
PENELITIAN Jenis Mounting Outlet 1) Perhitungan in Time (JIT).
Penelitian Telpon, Shock Pipa, rencana 5) Perhitungan
Jenis penilitian ini Klem Pipa, kebutuhan total biaya
menggunakan Distribution Box 4. bahan baku persediaan
penelitian deskriptif Lokasi penelitian ini klem kabel bahan baku
dengan dipilih karena dapat tahun 2015 untuk
mengggunakan dijadikan sasaran pada PT memenuhi
pendekatan kuantitatif implementasi sistem ALINCO, kebutuhan
yang bersifat studi Just in Time (JIT) dan Karangploso, produksi
kasus dengan terjadi permasalahan Malang sesuai
pendekatan kuantitatif pembekakan biaya dengan dengan
melalui pengumpulan pada persediaan bahan metode Just sistem Just
data dari perusahaan
s
baku. In Time in Time (JIT).
dan menganalisis Fokus Penelitian (JIT). 6) Memastikan
dengan sistem Just in Fokus penelitian 2) Perhitungan dalam
Time. Sehingga dari ini diajukan peneliti biaya kegiatan
hasil penelitian dapat agar sesuai dengan pembelian produksi,
ditarik kesimpulan tujuan penelitian persediaanba mesin diatur
yang dapat dipakai sehingga penelitian han baku secara k

sebagai bahan yang dilakukan akan klem kabel berurutan


pertimbangan dalam efektif di dalam tahun 2015 dalam
pengambilan pelaksanaannya. pada PTi pengelolahan
keputusan di dalam Fokus penelitian ini, ALINCO, bahan baku
memecahkan masalah yaitu: Karangploso, menjadi
perusahaan. a. Sistem Malang barang jadi i

Lokasi Penelitian perencanaan dengan sesuai


Penelitian dan metode Just dengan
dilaksanakan di PT pengendalian In Time sistem Just
ALINCO yang yang dilakukan (JIT). in Time (JIT).
terletak di Jl. PT ALINCO 3) Perhitungann c. Efisiensi dan
Zhentana No 55 pada persediaan biaya efektiftifitas
Kecamatan bahan baku pemesanan penerapaan
Karangploso, untuk bahani baku sistem Just in
Kabupaten Malang. memenuhi klem kabel Time (JIT) pada
PT ALINCO kebutuhan tahun 2015 persediaan
merupakan produksi klem pada PT bahan baku PP
perusahaan yang ada kabel. ALINCO, (Polyprophylen)
di Malang yang b. Penerapan Karangploso, untuk
bergerak di bidang sistem Just in Malang memenuhi
pembuatan produk- Time (JIT) pada dengan kebutuhan
produk kelistrikan. persediaan metode Just produksi di PT
Produk yang bahan baku In Time ALINCO,
dihasilkan berupa untuk (JIT). Karangploso,
partpart kemasan memenuhi 4) Perhitungan Malang.
elektrik (OB Dos, kegiatan biaya

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016|188administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


Analisis Data kabel pada PT Distribution Box 4). Januari
Februari
497.800
497.700
0,01
0,01
Proses analisis data ALINCO, Pada penelitian ini Maret 497.900 0,01
April 498.700 0,01
dalam penelitian Karangploso, difokuskan ke Mei 497.850 0,01
ilmiah merupakan Malang. produski klem kabel Juni
July
498.750
497.900
0,01
0,01
bagian yang sangat c. Mengetahui yang berbahan baku Agustus 497.750 0,01
September 497.900 0,01
penting dan efisiensi dan biji plastik PP Oktober 497.950 0,01
menentukan dalam efektiftifitas (Polypropylenen). November
Desember
497.850
497.950
0,01
0,01
pencapaian tujuan penerapaan Tahun 2015, PT Jumlah
penelitian yang telah sistem Just in ALINCO Sumber: Data diolah, (2016)
ditetapkan. Metode Time (JIT) merencanakan dan
yang digunakan oleh padapersediaan menghasilkan Berdasarkan
peneliti adalah bahan baku PP produksi klem kabel penelitian langsung di
analisis deskriptif. (Polyprophylen) sebanyak 5.976.000 PT ALINCO, 1 kg
Analisis deskriptif untuk pcs (tabel 3). Sistem bahan baku PP
merupakan analisis memenuhi persediaan JIT (Polypropylenen)
dimana data yang kebutuhan berusaha untuk dalam dapat
diperoleh akan produksi di PT membeli persediaan menghasilkan 100 pcs
dianalisis dengan cara ALINCO, bahan baku sesuai klem kabel. Dan
menguraikan dan Karangploso, dengan kuantitas yang kapasitas kebutuhan
memberikan Malang. dibutuhkan produksi bahan baku dari setiap
gambaran apa adanya sehingga tidak terjadi keluaran produk klem
serta sesuai dengan HASIL DAN pemborosan kabel bersifat normal
ketentuan dan PEMBAHASAN pembelian bahan atau sama. Jadi untuk
kenyataan dalam 1. Analisis baku. Pada tahap menghasilkan 1 pcs
prakteknya. Langkah- Penerapan Sistem awal, perencanaan membutuhkan 0,01 kg
langkah analisis data Just In Time (JIT) pembelian bahan baku bahan baku PP
dalam penelitian ini padaPersediaan harus disesuaikan (Polypropylenen).
sebagai berikut: Bahan Baku dengan target Maka dari itu perlu
a. Analisis untuk Memenuhi produksi sehingga membuat perencanani
sistem KebutuhanProdu tidak akan melebihi kebutuhan bahan baku
perencanaan ksi klem kabel. pembelian persediaan sesuai dengan
dan PT ALINCO bahan baku. kebutuhanuntuk
pengendalian merupakan produksi klem kabel
pada persediaan perusahaan industri dengan sistem JIT.
bahan baku yang bergerak di Berdasarkan
untuk bidang pembuatan penerapan sistem Just
memenuhi produk-produk in Time (JIT) pada
kebutuhan kelistrikan. Hasil perencanaan
produksi PT produksi PT ALINCO kebutuhan bahan baku
ALINCO. berupa part-part PP (Polypropylenen)
b. Analisis kemasan elektrik (OB Tabel 2 Rencana dihasilkann sebanyak
penerapan Dos, Conduit, Kebutuhan Bahan 59.760 kg. Kebutuhan
sistem Just in Terminal Kabel, Baku dengan bahan baku dengan
Time (JIT) pada Junction Box Sistem Just in Time sistem Just in Time
persediaan Rectangular, Klem (JIT) pada PT (JIT)
bahan baku Kabel, Steker, Wall ALINCO menimbulkanefisiensi
Bulan Rencana Kebutuhan
untuk Plug, Surface produksi bahan baku pada pembelian
(pcs) (1 pcs / kg )
memenuhi Mounting Outlet kebutuhan bahan baku
kebutuhan Telpon, Shock Pipa, yangidirencanakan
produksi klem Klem Pipa, perusahaan sebanyak

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016|189administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


63.250 kg. Selisih sebesar Rp. sistem Just in Time produksi untuk proses
efiensi kebutuhan 585.648.000. (JIT). produksi perusahaan.
bahan baku yang Pembelian bahan baku Berdasarkan Dalam penerapan
direncanakan dengan sistem Just in penerapan sistem Just sistem Just in Time
perusahaan dengan Time (JIT) in Time (JIT) pada (JIT) selalu berusaha
sistem Just in Time menimbulkan biaya pemesanan pada untuk menghilangkan
(JIT) sebanyak 3.490 efisiensi persediaan bahan baku pemborosan
kg atau 0.06 %. Jadii padapembelian bahan PP (Polypropylenen) penyimpanan di
perusahaan bisa baku dibandingkan sebesar Rp. gudang, namun dalam
menerapkan sistem dengan yangdilakukan 47.413.927. aplikasinya biaya
Just in Time (JIT) agar perusahaan sebesar Pembelian bahan baku penyimpanan
tidak terjadi kelebihan Rp. 619.850.000. dengan sistem Just in khususnya di gudang
perencanaan Sehingga dari Time (JIT) tidak mengalami
kebutuhan bahan baku penerapan sistem Just menimbulkan efisiensi perubahan karena
dalam memenuhi in Time (JIT) pada biaya pemesanan biaya di gudang
kebutuhan produksi. menimbulkan efiensi persediaan bahan adalah biaya
Kemudian pada pembelian bahan baku bakudibandingkan penerangan dan biaya
tahapan selanjutnya, sebesar Rp. dengan yang untuk kebersihan.
perusahaan harus 34.202.000 atau 0.06 dilakukan perusahaan Akan tetapi dengan
menjalin kontrak %. Jadi perusahaan sebesar Rp. menerapkan sistem
jangka panjang bisa menerapkan 48.600.000. Just in Time(JIT)
kepada perusahaan sistem Just in Time Perbedaan ini persediaan bahan baku
pemasok (vendor) (JIT) agar tidakterjadi disebabkani karena yang di simpan di
bahan baku supaya kelebihan pembelian perbedaan kuantitas gudang akan lebih
ketika bahan baku bahan baku yang akan bahan baku yang diminimalisir kembali
dibutuhkan menyebabkan dibeli. Sehingga dari karena persediaan
perusahaan, tinggal pemborosan penerapan sistem Just bahan baku akan
menghubungi dan pembelian bahan baku in Time (JIT) dibeli dan datang
mengkonfirmsi di perusahaan di menimbulkan efiensi dengan kuantitas dan
rencana kebutuhan dalam memenuhi biaya pemesanan waktu yang sama,
bahan baku kebutuhan produksi. persediaan bahan baku tidak untuk disimpan
perusahaan sehingga Kemudian akan sebesar Rp. 1.186.073 di gudang dan
bisa melakukan tahap dilanjutkan ke proses atau 0.025 %. Jadi membeli terlalu
pembelian bahan pengiriman bahan perusahaan bisa banyak.
baku. Berdasarkan baku dengan menerapkan sistem Biaya
penelitian langsung di perusahaan pemasok Just in Time (JIT) penyimpanan tidak
PT ALINCO, harga (vendor) bahan baku sehingga biaya hanya biaya gudang
bahan baku PP sesuai dengan pemesanan bahan saja, melainkan biaya
(Polypropylenen) perjanjian kontrak baku perusahaan tidak pemakaian mesin
selama tahun 2015, kerja sama, waktu dan terlalu besar. (mesin hopperdryer).
seharga Rp. 9.800/kg kebutuhan produksi Kemudian bahan Mesin hopperdryer
tidak mengalami perbulan perusahaan. baku yang sudah berada di departemen
perubahan harga sama Hal ini akan terkirim oleh produksi yang
sekali. menimbulkan perusahaan pemasok digunakan untuk
Berdasarkan perbedaan biaya (vendor) akan dibawa mencetak biji plastik
penerapan sistem Just pemesanan karena langsung ke PP (Polypropylenen)
in Time (JIT) pada perbedaan kuantitas departemen gudang menjadi klem kabel.
pembelian kebutuhan pembelian bahan baku untuk disimpan dan Selama ini pemakaian
bahan baku yang diterapkan selanjutnya akan di mesin (mesin
PP(Polypropylenen) perusahaan dengan bawa ke departemen hopperdryer) di

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016|190administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


hidupkan selama 8 baku dengan sistem dalam merencanakan dalam sebuah
jam non stop dalam Just in Time (JIT) persediaan bahan baku keluarga mesin yang
satu hari, kecuali hari menimbulkan efisiensi untuk memenuhi berbentuk setengah
sabtu selama 7 jam terhadap biaya kebutuhan produksi, lingkaran dan bersifat
dihidupkannya. produksi dari pada perusahaan bisa continue atau
Dalam penerapan biaya penyimpanan menerapkan sistem berkelanjutan dalam
sistem Just in time persediaan bahan baku Just in Time (JIT). proses produksi. dan
(JIT) diusahakan yang dilakukan Karena dalam hasilnya segala tugas
pemakaian listrik perusahaan sebesar penerapanya, sistem yang berkaitan dengan
untuk mesin Rp. 62.646.660. Just in Time (JIT) proses produksi, akan
hopperdryer Perbedaan ini lebih efektif dan berurutan dari mesin
disesuaikan dengan disebabkan karena efisien ditinjau dari satu ke mesin lainya,
waktu produksi klem perbedaan pemakaian pembelian kebutuhan sehingga tidak
kabel, tidak di listrik pada mesin bahan bakunya, biaya menimbulkan biaya
hidupkan terus selama hopperdryer yang pemesanan persediaan pemindahan lagi dan
satu hari. Pemakaian diterapkan perusahaan bahan baku dan biaya waktu lebih efisien.
listrik untuk mesin dengan sistem Just in pemesanan persediaan Tabel 3Total Biaya
hopperdryer bisa Time (JIT). Sistem bahan baku. Dengan Persediaan
diminimalisir kembali Just in Time (JIT) sistem Just in Time Perusahaandengan
dalam pengunaannya. mengusahakan agar (JIT), perusahaan Sistem Just in Time
seefektif mungkin diusahakan untuk (JIT) pada PT
Berdasarkan
ALINCO
penelitian langsung di mesin digunakan kerja sama dalam Bulan Total biaya Total biaya Tota
PT ALINCO, untuk pemenuhan bentuk kontrak kerja pembelian pemesanan peny

diketahui bahwa kegiatan produksi, jangka panjang


(Rp) (Rp)
setiap 15 detik akan tidak dihidupkan dengan perusahaan (R
menghasilkan seharian dan ada pemasok (vendor) Januari 48.784.400 3.607.391 4.942
Februari 48.774.600 3.324.636 4.942
keluaran klem kabel waktu terbuang atau bahan baku PP Maret 48.794.200 2.927.652 4.942
sebanyak 20 pcs. menganggur karena (Polypropylenen) April
Mei
48.872.600
48.789.300
4.301.287
3.055.675
4.942
4.942.
Sedangkan mesin mesin tidak dipakai sehingga ketika bahan Juni 48.877.500 4.692.784 4.942.
July 48.794.200 4.067.290 4.942
dinyalakan non-stop secara terus menerus. baku dibutuhkan bisa Agustus 48.779.500 4.293.094 4.942.
dalam sehari. Maka Sehingga dari dikirimkan secara September 48.794.200 3.485.300 4.942
Oktober 48.799.100 4.685.257 4.942.
dapat disimpulkan penerapan sistem Just langsung dan sesuai November 48.789.300 4.907.378 4.942.
bahwa: in Time (JIT) dengan kuantitas yang Desember 48.799.100 4.066.183 4.942.

1 jam = 3.600 detik menimbulkan efiensi dibutuhkan, tidak lagi Total


15 detik = 20 pcs biaya penyimpanan membeli bahan baku Biaya
Rata-
Jadi dalam kurun persediaan bahan baku banyak untuk Rata
waktu 1 jam, akan sebesar Rp. disimpan di gudang Sumber: Data diolah (2016)

dihasilkan klem 3.336.956,3 atau 0.06 sehingga akan


kabel sebesar %. Jadi perusahaan menyebabkan Dapat ditarik
4.800 bisa menerapkan pemborosan kesimpulan bahwa
Berdasarkan sistem Just in Time pembelian. Untuk tata total biaya yang
penerapan sistem Just (JIT) sehingga biaya letak pabrik, ditimbulkanpersediaa
in Time (JIT) pada penyimpanan denganmenerapkan nbahan baku dengan i

biaya penyimpanan persediaan bahan baku sistem Just in Time sistem Just in Time
pada persediaan bahan perusahaan tidak (JIT) diusahakan (JIT) terdiri atas
baku PP terlalu besar dalam membenahi pola sel biaya pembelian,
(Polypropylenen) memenuhi kebutuhan pabrikasi atau sel biaya pemesanan dan
sebesar Rp. produksi. kerja. Sel pabrikasi biaya penyimpanan.
59.309.703,71. Biaya Jadi dapat ditarik berisi mesin-mesin Berdasarkan
penyimpanan bahan kesimpulan bahwa, yang dikelompokan di penelitian yang telah

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016|191administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


dilakukan, total 0,06% yang akan mesin. Jadi total biaya pertimbangan sebagai
biaya persediaan berdampak pada tersebut akan berikut:
bahan baku dengan pengurangan menimbulkan efisiensi a. Sistem
sistem Just in Time pemborosan biaya sebesar Perencanaan dan
(JIT) untuk pembelian persediaan Rp.38.725.029,3 atau pengendalian
pemenuhan produksi bahan baku. 0.05 % pada perusahaan
klem kabel Tabel 4 Perbandingan persediaan bahan baku terhadap
perusahaan pada Total Biaya Persediaan untuk memenuhi persediaan bahan
tahun 2015 sebesar Perusahaan dan kebutuhan produksi. baku untuk
Rp. 692.371.630,7 Penerapan Sistem Just Jadi penerapan sistem memenuhi
In Time (JIT) pada
atau dengan rata-rata Just in Time (JIT) kebutuhan
Produksi Klem Kabel
perbulan Rp. pada persediaan bahan produksi kurang
PT ALINCO,
57.697.635,89. Dan Tahun 2015 baku untuk memenuhi efektif dan efisien
dalam pemenuhan Variable Perusahaan kebutuhan produksi karena terjadinya
kebutuhan produksi, Biaya 619.850.000 perusahaan
585.648.000 lebih pemborosan
pembelianm
sistem Just in Time bahanmbaku efektif dan efisien dari pembelian
(JIT) dirasa tepat Biaya
pemesanan
48.600.000
sistem
47.413.927
perencanaan persediaan bahan
untuk diterapkan bahan baku dan pengendalian baku, tidak terikat
Biaya 62.646.000 59.309.703,71
perusahaan karena penyimpanans
yang telah diterapkan kontrak jangkas
akan menimbulkan bahanmbaku perusahaan. panjang dengan
Total cost 731.096.660 731.096.630,7
kinerja perusahaan Sumber: Data diolah perusahaan
semakin meningkat. KESIMPULAN pemasok (vendor)
2. Efisiensi dan DAN SARAN dan penataan
Kemudian ditinjau
efektiftifitas Kesimpulan pabrik yang
dari segi biaya
penerapaan Berdasarkan kurang teratur.
pemesanan bahan
i

sistem Just in pembahasan yang b. Penerapan


baku, penggunaan
Time (JIT) pada telah dilakukan system Just in
sistem Just in Time
persediaan mengenai analisis Time (JIT) pada
(JIT) menimbulkan
o

bahan baku PP penerapan system Just persediaan bahan


efisiensi sebesar 0.025
(Polyprophylen) In Time (JIT) pada baku dalam
% yang akan
untuk memenuhi persediaan bahan baku memenuhi
mengurangi biaya
kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan
pemesanan pada
produksi kebutuhan produksi, produksi dapat
persediaan bahan
di PT dapat diambil meningkatkan
baku, hal ini karena
ALINCO, kesimpulan bahwa PT efektif dan efisien
berhubungan dengan
Karangploso, ALINCO, karena akan
kuantitas bahan baku
Malang. Karangploso, Malang, menimbulkan
yang dipesan.
Dapat disimpulkan bisai diterapkan penurunan
Sedangkan ditinjau
bahwa dengan system Just In Time pembelian
dari biaya
penerapan sistem Just (JIT) dalam persediaan bahan
penyimpanan dengan
In Time (JIT) pada pemenuhan kebutuhan baku sebesar Rp.
sistem Just in Time
persediaan bahan produksi dan akan 34.202.000,
(JIT) akan
baku untuk memenuhi meningkatkan menurunkan
menimbulkan efisiensi
kebutuhan produksi efisiensi biaya biaya pemesanan
sebesar 0,06 %. Hal
akan menghasilkan produksi perusahan sebesar Rp.
ini berdampak pada
efisiensi biaya dan menimbulkan 1.186.073 dan
keefektifan dan
produksi. Dari segi efektifitas dalam biaya
keefisiensian
pembelian bahan baku pemenuhan kebutuhan penyimpanan
penggunaan listrik
akan menimbulkan bahan baku untuk sebesar Rp.
pada pemakaian
efisiensi sebesar produksinya dengan 3.336.956,3 atas

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016|192administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


tersedianya produksi Blocher & Dkk Malang: UIN-
persediaan bahan berjalan dengan (Terjemahkan Maliki Press
baku, dan lancar. Dan juga Susty Ristono, Agus. 2008.
mengusahakan tempat Ambarriani). Manajemen
untuk membuat penyimpanan 2000. Managmen Persediaan.
perjanjian jangka dengan tempat Biaya dengan Yogyakarta:
panjang dengan proses produksi, Tekanan Graha Ilmu
perusahaan jangan Stratejik. Jakarta:
pemasok dan tata berjauhan, Salemba Empat Simamora, Henry.
letak pabrik karena akan 2012. Akuntansi
Gasperz, V. 2004. Manajemen.
dibuat system menambah Production
berkelanjutan biaya Riau: Star Gate
Planning and Publisher
(continue). Saran pemindahan Inventory Control
Adapun saran yang perusahaan berdasarkan Sofyan, Diana K.
diberikan, antara yang berlebih. Pendekatan 2013.
lain: c. Untuk Sistem Perencanaan dan
a. PT ALINCO, memenuhi Terintegrasi MRP pengendalian
Kecamatan kebutuhan II dan JIT Produksi.
Karangploso, produksi, Menuju Yogyakarta:
Kabupaten perusahaan bisa Manufacturing Graha Ilmu
Malang, menerapkan 21.Jakarta: Stevenson, W.J &
hendaknya sistem Just in Gramedia Chuong,
memperhatikan Time karena Pustaka Utama. S.C.
biaya yang berpengaruh
Hamming, M & 2014.
terkait dengan pada
Nurnajamuddin, Manajegmen
pembelian produktifitas
M. 2007. Operasi
kebutuhan dan kinerja
Manajemen Perpektif Asia.
bahan baku perusahaan.
Produksi Modern. Jakarta: Salemba
perusahaan.
Jakarta: Bumi Empat
Sehingga dapat DAFTAR PUSTAKA
terkontrol Assauri, Sofjan. Aksara Sugiyono. 2007.
dengan baik dan 2008. Manajemen Hamming, M & Metode Penelitian
tidak produksi dan Nurnajamuddin, Pendidikan
menimbulkan operasi. Jakarta: M. 2012. Pendekatan
biaya yang Lembaga Penerbit Manajemen Kuantitatif,
lebih, yaitu Fakultas Produksi Modern Kualitatifdan
pemborosan Ekonomi (edisi 2). Jakarta: R&D. Bandung:
bahan baku. Universitas Bumi Aksara Alfabeta
b. Dalam Indonesia
Hansen &Mowen. Sugiyono, Bambang.
kegiatan Atkinson, A.A. Dkk.
2009. Managerial Dkk. 2015.
Produksi, 2009. Akuntansi
Accounting. Manajemen
penataan aliran Manajemen edisi
Jakarta: Salemba Produksi.
lantai produksi kelima jilid 1.
Empat Malang: NN
perusahaan Jakarta: PT
Press
perlu Indeks. Hasan, Irmayanti.
mempertimbang 2011. Manajemen Widilestariningtyas,
Baroto, Teguh. 2002.
kan sistem Operasional Ony. Dkk. 2011.
Perencanaan dan
produksi yang Perspektik Akuntansi Biaya.
Pengendalian
berkelanjutan, Intregratif. Yogyakarta:
Produksi. Jakarta:
sehingga proses Graha Ilmu
Ghalia Indoesia

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016|193administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


Witjaksono, Armanto. revisi).
2013. Akuntansi Yoyakarta: Graha
Biaya (edisi Ilmu

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 38 No. 1 September 2016|194administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/72856-ID-implementasi-tq

Implementasi TQM (Total Quality Management)


Pada Organisasi Publik
(Studi tentang SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) di
Universitas Brawijaya Malang)

Yana Dwi Marizka, Soesilo Zauhar, Sukanto


Jurusan Administrasi Publik, FIA, Universitas Brawijaya,Malang
Email: Yanamarizka@rocketmail.com

Abstract
Implementation of TQM in UB's internal control is realized by the so-called SPMI, the implementation
process is needed SPMI reason or the background and a strong strategy. The purpose of this study was to
describe the background, strategy and implementation process at UB Malang SPMI. This study uses
descriptive qualitative approach with focus issues are (1) The things that shape the implementation of
SPMI (2) implementation strategies in SPMI and (3) implementation process at UB Malang SPMI. The
result of this research is the implementation of SPMI is good enough but there are still shortcomings in
the creation of the document in some units. The advice given is to be more frequent and regularly conduct
education and training on how to document properly

Keywords: TQM, Implementation, SPMI, Strategy, Processes, UB Malang

Abstrak
Implementasi TQM di Universitas Brawijaya diwujudkan dengan pengawasan internal yang disebut
dengan SPMI, dalam proses implementasi SPMI dibutuhkan alasan atau hal yang melatar belakangi dan
strategi yang kuat. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan latar belakang, strategi dan
proses implementasi SPMI di Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan fokus permasalahan adalah (1) Hal-hal yang
melatarbelakangi implementasi SPMI (2) Strategi-strategi dalam implementasi SPMI dan (3) Proses
Implementasi SPMI di Universitas Brawijaya Malang.Hasil dari penelitian ini adalah implementasi SPMI
sudah cukup baik namun masih ada kekurangan dalam pembuatan dokumen pada beberapa unit kerja.
Saran yang diberikan adalah agar lebih sering dan secara berkala mengadakan pendidikan dan pelatihan
mengenai cara membuat dokumen dengan benar.

Kata Kunci : TQM, Implementasi , SPMI, Strategi, Proses, Universitas Brawijaya Malang

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 180


pelanggan menerapkan mudah dan tidak
Pendahuluan melihat selama sistem begitu saja bagi
Dewasa ini ini kinerja manajemen yang Universitas
organisasi aparatur berorientasi Brawijaya untuk
swasta organisasi mutu yang mengimplement
berlombalomba publik yang didasari pada asikannya,
dalam cenderung prinsip-prinsip dalam prosesnya
meningkatkan kurang efektiv, TQM dengan pasti banyak
kualitas efisien dan membentuk menghadapi
perusahaannya, produktif.Denga sistem tantangan-
upaya pening- n penjaminan tantangan, baik
katan kualitas mengedepankan mutu internal itu tantangan
perusahaan efektifitas dan atau SPMI yaitu internal maupun
dilaksana-kan efisiensi dalam kegiatan eksternaldengan
dengan pengelolaan sistemik implementasi
menggunakan organisasi. penjaminan SPMI ini
sistem Prinsip- mutu pendidikan diharapkan
manajemen prinsip ini tinggi di Universitas
yang kemudian mulai perguruan tinggi Brawijaya
berorientasi diperkenalkan oleh perguruan Malang mampu
pada mutu dan diserap oleh tinggi untuk terus
dalam proses organisasi (internally meningkatkan
pengelolaan publik dalam driven) untuk mutu pelayanan
organisasi. institusi di mengawasi jasa pendidikan
Hal di atas berbagai bidang penyelenggaraan tinggi secara
diterapkan untuk yang juga mulai pendidikan berkelanjutan
menjaga mutu menerapkan tinggi oleh melalui
secara sistem perguruan tinggi pengelolaan
berkelanjutan manajemen yang secara organisasinya.
dengan beorientasi pada berkelanjutan
dilaksanakannya mutu untuk sebagaimana
penjaminan menghasilkan seperti yang Tinjauan
mutu dalam ouput yakni diatur dalam Pustaka
pengelolaan pelayanan yang Peraturan Manajemen
organisasi dalam sesuai dengan Pemerintah Publik
menghadapi kebutuhan serta nomor 19 tahun 1.Pengertian
persaingan dan persyaratan 2005 tentang dan
mulai pelanggan. Standar Perkembang
meninggalkan Universitas Nasional an
sistem Brawijaya Pendidikan.Seba Manajemen
manajemen Malang sebagai gai sistem yang Publik
tradisional.Upay organisasi relatif baru dan Dalam
a tersebut publik yang terdapat banyak bukunya
memiliki tujuan bergerak di persyaratan (Keban, 2004,
akhir yakni bidang yang harus h.85)
meningkatkan pendidikan dipenuhi, menyebutkan
kepuasan mencoba tentunya tidak bahwa

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 181


manajemen memecahkan e. Perubaha tindakan dilihat
publik bukanlah masalah dalam n kepada sebagai sesuatu
scientific memberikan kompetis yang tidak bias
management pelayanan i yang di duga
melainkan suatu publik, oleh lebih (Random) dan
studi karena itu, besar dibagi menjadi 2
interdisipliner (Hughes, 1994, dalam tingkatan yakni
dari aspek-aspek h.68-69) sektor di tingkatan
umum menyatakan publik mikro (individu,
organisasi yang bahwa New f. Penekana sub unit) dan
merupakan Public n pada makro
gabungan dari Management gaya (organisasi
fungsi terdiri dari tujuh sektor secara total)
manajemen komponen privat (Kasim, 1993,
perencanaan, utama, yaitu: dari h.3).
pengorganisasia a. Penerapa manajem
n, dan n en Teori Motivasi
pengendalian manajem praktis Tindakan
dengan fungsi en g. Penekana rasional ada juga
manajemen professio n pada tidak terlepas
sumber daya nal ke disiplin dari adanya
manusia, dalam yang faktor psikologis
keuangan, sektor lebih yakni faktor
informasi fisik, publik besar dan motivasi. Teori
dan sumber daya b. Adanya penghem motivasi yang
politik, dengan standar atan terkenal adalah
kata lain dan dalam teori hirearkhi
manajemen ukuran penggun kebutuhan milik
publik pelaksan aan Abraham
merupakan aan yang sumber Maslow,
proses jelas daya. Maslow
menggerakkan c. Penekana 3.Teori membuat
SDM dan non n yang Aksi/Action hipotesis bahwa
SDM sesuai lebih Theory dalam setiap diri
perintah besar Persepective manusia
kebijakan pada on Actiondimana terdapat
publik. pengenda perspektif hirearkhi dari
2.NPM (New lian hasil daripada lima kebutuhan
Public d. Perubaha tindakan ini (Maslow, 1954,
Management) n pada dibagi menjadi h.57-67) yaitu
Paradigma pemisaha tiga yakni yang pertama
NPM melihat n tugas tindakan dilihat adalah
bahwa dari unit- sebagai sesuatu kebutuhan
paradigma unit yang rasional, fisiologis (rasa
manajemen dalam tindakan yang lapar, haus,
terdahulu kurang sektor ditentukan oleh kebutuhan
efektif dalam publik lingkungan dan seksual dan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 182


kebutuhan fisik holistik yang TQM, organisas
lainnya), dibangun Creech i dalam
kebutuhan berdasarkan (1996, mencapa
keamanan (rasa konsep h.521) i standar
ingin dilindungi kualitas, dialihbahasa kualitas.
dari bahaya fisik teamwork,pro kan oleh b) Produk :
dan emosional), duktivitas Alexander menitik
kebutuhan pengertian Sindoro beratkan
sosial (rasa serta memaparkan pada
kasih sayang, kepuasan bahwa TQM usaha
kepemilikan, pelanggan itu perusaha
penerimaan dan (masyarakat). didasarkan an untuk
persahabatan), oleh lima mengeva
kebutuhan 2. Strategi pilar yang luasi dan
akan TQM telah menjaga
penghargaan Adapun digambarka agar
(penghargaan strategi n dan produk
internal dan implementas dijelaskan pelayana
eksternal) dan i TQM ada sebelumnya, n
kebutuhan dua tahap agar dapat organisas
aktualisasi diri menurut mencapai i dapat
(pertumbuhan, Hardjosoeda tujuan yang memberi
pencapaian rmo (2002, diinginkan, kan
potensi h.6), maka perlu kepuasan
seseorang dan diantaranya diperhatikan bagi
pemenuhan diri ialah : hal-hal pelangga
sendiri). a) Perencan sebagai n.
aan dan berikut: c) Proses :
pelaksan a) Organis menitik
TQM (Total aan asi : beratkan
Quality upaya menitik pada
Management) perbaika beratkan aktivitas
n awal pada organisas
1. Pengerti
b) Pelaksan usaha i dalam
an TQM
aan organisas melakuk
Pengertian
perbaika i agar an
TQM dalam
n dapat produksi
buku milik
kualitas membent agar
Ibrahim dapat
secara uk suatu
(2008, h.15- menghas
berkelanj organisas
46) ialah ilkan
utan i yang
perpaduan suatu
3. Proses kuat dan
semua fungsi produk
Implementa dapat
dari yang
si TQM memperl
perusahaan mampu
Dalam ancar
(organisasi) mencapa
penerapan program-
ke dalam i standar
nilai-nilai program
falsafah

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 183


kualitas eratkan di kantor PJM ialah kebutuhan
yang pada (Pusat Jaminan fisiologis (rasa
telah usaha Mutu) gedung lapar, haus,
ditetapka organisas rektorat lantai 3 kebutuhan
n i agar Universitas seksual dan
organisas seluruh Brawijaya kebutuhan fisik
i. individu Malang.Analisis lainnya),
d) Kepemi dalam data kebutuhan
mpinan organisas menggunakan keamanan (rasa
: menitik i interactive ingin dilindungi
beratkan mempun model of dari bahaya fisik
pada yai analysis yang dan emosional),
usaha kemauan dikembangkan kebutuhan
organisas untuk oleh Miles dan sosial (rasa
i agar melakuk Huberman kasih sayang,
seluruh an yang (1992, h.15-20) kepemilikan,
anggota terbaik melalui tiga penerimaan dan
organisas sesuai tahap yaitu persahabatan),
i dengan reduksi data, kebutuhan
mempun fungsiny penyajian data akan
yai a dan verifikasi. penghargaan
motivasi masing- (penghargaan
dalam masing Pembahasan internal dan
melaksa untuk 1.Hal-hal yang eksternal) dan
nakan tercapain Melatarbela kebutuhan
aktivitas- ya tujuan kangi aktualisasi diri
aktivitas akhir Implementa (pertumbuhan,
nya organisas si SPMI di pencapaian
sehingga i. Universitas potensi
pada Brawijaya seseorang dan
akhirnya Malang pemenuhan diri
akanme Metode Motivasi dari sendiri).
mberika Penelitian Universitas
dalam diri rektor
n Penelitian ini Brawijaya
Universitas
dampak menggunakanm Malang lebih
Brawijaya
yang etode deskriptif dilatar belakangi
Malang, yang
baik dengan oleh kebutuhan
dalam teori
dalam pendekatan keempat yakni
motivasi
usaha kualitatif. kebutuhan akan
(Maslow, 1954,
mencapa Penelitian penghargaan,
h.57-67) yakni
i deskriptif, sebagai
teori motivasi
kepuasan Lokasi hirearkhis Universitas yang
pelangga penelitian di kebutuhan dan sudah
n. Universitas ada lima terkemuka
e) Komitm Brawijaya hirearkhis secara nasional,
en : Malang dengan kebutuhan dan memiliki
menitikb situs penelitian diantaranya banyak dana

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 184


untuk tujuan tersebut. mengelola termasuk dalam
melakukan Seorang aktor organisasi, untuk cakupan
segala mampu berpikir terwujudnya Organisasi
perbaikan, untuk memilih organisasi Publik.kebutuha
Universitas suatu tindakan Universitas n organisasi
Brawijaya atau suatu Brawijaya Universitas
Malang pilihan yakni Malang yang Brawijaya
disamping sudah tujuan akibat efektif dan Malang itu
mendapatkan pengaruh dari efisien. sendiri ialah
eksistensinya interaksi sosial, b. Faktor kebutuhan untuk
sebagai dimana interaksi Eksternal mencapai gelar
universitas sosial tersebut Hal-hal yang sebagai
terkemuka berasal dari melatarbelakang universitas
secara nasional, interaksi dengan i implementasi dengan standar
namun juga lingkungan SPMI di internasional,
ingin diakui internal dan Universitas yang pada
sebagai world lingkungan Brawijaya akhirnya akan
class eksternal Weber Malang yang memiliki banyak
entrepreneur (1951, dikutip berasal dari luar peminat dan
university yang dari Ritzer,2002, organisasi banyak
eksistensinya h.40-21) Universitas penghargaan
dapat diakui faktor Brawijaya atas mutu yang
secara internal yang Malang ialah baik hal ini akan
internasional. melatarbelakang adanya regulasi mendatangkan
a. Faktor i implementasi dari atas, keuntungan
Internal Hal-hal di Universitas mengingat yang besar bagi
yang Brawijaya Universitas Universitas
melatarbelakang Malang adalah Brawijaya Brawijaya
i dari suatu kesadaran akan Malang Malang, dengan
tindakan perbaikan merupakan pertimbanganper
seseorang untuk kinerja organisasi yang timbangan dan
menentukan organisasi masuk dalam atas kesadaran
sebuah pilihan, sebagai impact cakupan tersebutlah
yakni berasal dari organisasi kemudian
dari dalam diri berkembangnya publik, yakni Rektor sebagai
aktor atau organisasi organisasi yang MR menetapkan
seorang pelaku Universitas bergerak di sebuah pilihan
dimana pelaku Brawijaya yang bidang tindakan yakni
tersebut semakin tahun pendidikan mengimplement
memiliki semakin maju (Mahsun , 2006, asikan SPMI.
maksud dan oleh karena itu h.7). 2.Strategi-
tindakan tertentu perlu didukung regulasi ini strategi dalam
serta memiliki dengan adanya harus dipenuhi Implementasi
pilihan tindakan kemampuan oleh Universitas SPMI di
tertentu yang sumber daya Brawijaya Universitas
berorientasi manusia yang Malang selaku Brawijaya
pada pencapaian bagus dalam organisasi yang Malang

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 185


Strategi-strategi konsep TQM kewenangan yang
yang di tetapkan seperti yang organisasi. Dibutuhkan
oleh Universitas diutarakan oleh 1) Perenca dalam
Brawijaya Deming (1982, naan dan Implementa
Malang melalui dikutip dari Pelaksanaa si SPMI
Pusat Jaminan Tjiptono, 2003: n Upaya Rektor melalui
Mutu (PJM) 77-79). Perbaikan SK nya
untuk Hardjosoedarmo Awal mengalokasika
mengimplement (2002, h.6), Deming n sumber-
asikan SPMI menyebutkan mengatakan, sumber daya
dilakukan bahwa strategi untuk dapat yang memiliki
dengan implementasi mengimplem kualifikasi
menggunakan TQM meliputi entasikan sesuai dengan
seluruh dua tahap yakni TQM atau tupoksi unit
kemampuan dan yang pertama dapat kerja dengan
sumber daya perencanaan dan dikatakan menempatkan
yang dimiliki, pelaksanaan sebagai staff sekaligus
dalam hal ini upaya perbaikan perspektif tim di tiap-tiap
terutama adalah awal serta tindakan unit kerja.
sumber daya menyediakan dalam level (Winardi, 2003,
manusia dimana sumberdaya makro h.207208)
sumber daya yang diperlukan (keseluruhan berpendapat
manusia yang dalam organisasi) bahwa
sudah mampu implementasi dan di pembentukan
menerima TQM dan Universitas tim (tim
perubahan ini implementasi Brawijaya building)
kemudian TQM di Malang merupakan
berdiskusi untuk Universitas implementas sebuah upaya
membuat sebuah Brawijaya i TQM pengembangan
sistem atau Malang diwujudkan organisasi yang
modifikasi diwujudkan dengan bertujuan untuk
sistem baru yang melalui implementas memperbaiki
berasal dari implementasi i SPMI yang kinerja secara
konsep TQM SPMI dan tahap merupakan menyeluruh.
untuk sebagai kedua ialah kegiatan Tujuan dari
sistem pelaksanaan kontrol pada
pengawasan, perbaikan normatif pengembangan
teknologi dan kualitas secara yang lebih perilaku
dana agar SPMI berkelanjutan menekankan kelompok ialah
dapat benar- dengan apabila pada untuk
benar perlu, melakukan
dijalankan. Hal komitmen pekerjaan
mengadakan
manusia,
ini seperti modifikasi pada secara efektif
(Keban, 2004,
prinsip-prinsip sistem budaya dengan
h.97).
untuk strategi dan sistem membentuk
2) Penyedi
dalam teknis dan tim.
aan SDM
menjalankan struktur dalam

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 186


Universitas Pelaksanaa Tjiptono si SPMI di
Brawijaya n Program dan Diana Universitas
Malang sangat Pendidikan (2001, dikutip Brawijaya
memperhitungk dan dari Ibrahim, Malang
an untuk Pelatihan 2008:46) New Public
pengalokasian Mengenai menyebutkan Management
SDM, karena SPMI bahwa TQM mensyaratkan
faktor SDM Upaya- merupakan adanya
sangat penting upaya yang suatu sistem perubahan total
dalam dilakukan oleh manajemen dalam organisasi
organisasi Universitas mutu yang layaknya
Universitas Brawijaya memerlukan organisasi
Brawijaya malang perbaikan swasta
Malang, untuk sebelum melalui proses (orgnanisasi
itu demi Implementasi yang berlanjut, professional),
kelancaran SPMI ini ialah oleh karena itu disebutkan
implementasi upaya-upaya penulis dalam buku
SPMI di dalam melihat, SPMI milik
universitas memanajemen sebagai sebuah Hughes(1994,
Brawijaya sumberdaya siklus juga h.68-69)
Malang, tim manusia untuk memerlukan menyatakan
dibentuk mengahadapi perbaikan bahwa New
dengan perubahan kualitas secara Public
kualifikasi yang terjadi berkelanjutan, Management
strata dalam bukan hanya terdiri dari tujuh
pendidikan organisasi, bersifat komponen
rata-rata adalah dimana pada sementara, utama yang
S-3, dengan saat ini karena secara tersirat
tim yang Universitas lingkungan dimana
berkualifikasi Brawijaya yang organisasi
bagus, maka Malang dalm mempengaruhi publik yang
akan MSDM sudah lingkup menerapkan
berdampak meninggalkan organisasi sistem
pada paradigma Universitas manajemen
pengembangan lama dan Brawijaya yang
perilaku menuju ke Malang pun berotientasi
kelompok dan paradigma baru dari waktu pada mutu,
lebih mudah (Silalahi, 2000, kewaktu harus benar-
dalam h.23-24). sangatlah benar
menerima 4) Pelaksa dinamis. menginjeksikan
perubahan naan manajemen
menuju sistem Perbaikan 1)Modifikasi professional
yang Kualitas Sistem kepada
berorientasi Secara Budaya organisasinya
mutu. Berkelanjut Organisasi yang artinya
3) Penjadw an dalam merombak
alan dan Implementa organisasinya

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 187


menyerupai menunjukkan baik dalam membangun
prinsip-prinsip hubungan yang usaha mencapai tim yang
dari manajemen horizontal antara kepuasan kompak sangat
professional MR dengan unit pelanggan, diperlukan
organisasi kerja setiap Creech (1996, (Silalahi, 2000,
privat. langkah, h.521) h.2324).
a) Model dilakukan secara dialihbahasakan Demikian pula
Pengintrega koordinatif oleh Alexander yang dilakukan
sian antara bagian Sindoro Di oleh organisasi
wewenang satu dengan Universitas Universitas
dalam bagian lain, Brawijaya Brawijaya
Implementa dilakukan secara sendiri Malang, untuk
si SPMI UB konsultatif menekankan mengimplement
Implementasi antara atasan kepemimpinan asikan SPMI
SPMI, Rektor dan bawahan yang partisipasif dan agar SPMI
melalui dan komunikatif dalam bisa dijalankan,
kebijakannya antara unit kerja pengorganisasia setiap unit kerja
juga telah dengan MR n untuk terdiri dari tim-
merubah b) Kepemi implementasi tim dari
peraturan mpinan SPMI perwakilan
mengenai dalam c) Pembent semua fakultas,
hubungan kerja Implementa ukan penulis melihat
organisasi di si SPMI di Tim bahwa tim
lingkungan UB UB dalam dibentuk dengan
secara umum Kepemimpinan Implementa kualifikasi SDM
bersifat merupakan pilar si SPMI di dengan tingkat
hirearkhis, dalam TQM UB pendidikan yang
konsultatif dan untuk Seperti tinggi, penulis
fungsional implementasi yang telah juga melihat
menjadi SPMI di dijelaskan bahwa hal ini
koordinatif, Universitas sebelumnya dilakukan agar
konsultatif dan Brawijaya bahwa setiap unit kerja
komunikatif. Malang yang Kemampuan mampu
Dimana dalam menitik beratkan kerja dalam melaksanakan
menentukan pada usaha mencapai SPMI dengan
langkah, organisasi agar tujuan-tujuan baik.
mengambil seluruh anggota organisasi tidak d) Pengaku
keputusan dan organisasi terletak kepada an dan
menginteregasik mempunyai kemampuan Penghukum
an tugas ketiga motivasi dalam individu, an atas
hubungan melaksanakan melainkan Kinerja
tersebut penulis aktivitasaktivitas terletak pada (Reward
melihat, dalam nya sehingga kekompakan dan
pengorganisasia pada akhirnya dan Punishment
n di Universitas akan kemampuan ) dalam
Brawijaya memberikan sebuah tim. Implementa
Malang dampak yang Disini

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 188


si SPMI di relatif masih dialihbahasa Brawijaya
UB baru diterapkan, kan oleh Malang
Dalam dan lebih Alexander Modifikasi
organisasi memfokuskan Sindoro. teknis dalam
sistem reward pada cara untuk Perwujudan sistem SPMI
dan punishment memotivasi komitmen adalah wujud
sangat penting daripada dalam dari
untuk menghukum. implementas pengembangan
meningkatkan Jadi semua unit i SPMI di organisasi,
motivasi kerja kerja masih Universitas dimana selain
pegawai ataupun diberi Brawijaya sebagai tindakan
unit kerja, kesempatan Malang pelaksanaan
dimana reward untuk belajar diwujudkan perbaikan
sebagai bentuk mengimplement dengan kualitas secara
penghargaan asikan SPMI adanya berkelanjutan ,
atas kinerja dengan benar alokasi SDM modifikasi
pegawai atau terlebih dahulu. oleh rektor teknis dalam
unit kerja dan e) Komitm melalui sistem SPMI
Punishment en dalam kebijakan- merupakan ciri
merupakan SPMI di UB kebijakanny dari
bentuk hukuman Komitmen a yang pengembangan
untuk merupakan tertuang organisasi
selanjutnya pilar yang dalam OTK seperti yang
dapat menitikberat UB dan juga diungkapkan
meningkatkan kan pada fakta di oleh lain
kinerja lebih usaha lapangan (Winardi, 2003,
baik lagi, organisasi menunjukka h.41-42).
Creech (1996, agar seluruh n adanya Melalui rapat
h.521) individu penggelontor koordinasi, PJM
dialihbahasakan dalam an dana sebagai lembaga
oleh Alexander organisasi hingga 2 pengembang
Sindoro di mempunyai milyar SPMI membuat
Universitas kemauan rupiah untuk lima tahapan
Brawijaya untuk membiayai untuk
Sendiri, dalam melakukan jalannya menjalankan
implementasi yang terbaik SPMI di SPMI yang
SPMI, terdapat sesuai Universitas diberlakukan
sistem reward dengan Brawijaya bagi semua unit
khusus atau fungsinya Malang kerja yang
sistem masing- mengacu pada
penghargaan masing 2) Modifik siklus PDCA
khusus yang untuk asi Sistem deming yang
disebut dengan tercapainya Teknis kemudian
UBAQA. tujuan akhir dalam disebut dengan
mengingat organisasi Implementa siklus OSDAT
SPMI adalah Creech(1996 si SPMI di (Organisasi,
sistem yang , h.521) Universitas Sistem,

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 189


Dijalankan, Creech(1996, b)Menyusun benar digunakan
Audit dan h.521) Sistem NPM sebagai
Tindak Lanjut). dialihbahasakan (New Public pedoman atau
Sistem tersebut oleh Alexander Management) acuan dalam
kemudian Sindoro dimana dalam bekerja, maka
dijadikan acuan memaparkan buku (Hughes, sebelumnya
untuk ada lima pilar 1994, h.6869) Universitas
menjalankan dalam TQM bahwa NPM Brawijaya
SPMI bagi yakni konsep tediri dari tujuh Malang melalui
semua lingkup dasar dari SPMI komponen PJM mengirim
organisasi di Universitas utama yang timnya untuk
Universitas Brawijaya salah satunya melakukan
Brawijaya Malang, salah ialah adanya Benchmarking
Malang. satu dari pilar standar dan yakni
tersebut ialah ukuran merupakan
3) Proses organisasi. pelaksanaan metode
Hal tersebut yang jelas. kualitatif untuk
Implementa dilakukan Namun menunjang
si SPMI Universitas berdasarkan keberhasilan
di Brawijaya keterangan yang TQM melalui
Universitas Malang dengan merupakan fakta SPMI di
Brawijaya pembentukan di lapangan Universitas
Malang organisasi- penulis melihat Brawijaya
Langkah- organisasi bahwa tidak Malang,
langkah penjamin mutu semua unit kerja Benchmarking
implementasi untuk dapat membuat itu sendiri
spmi di berkoordinasi sasaran mutu adalah upaya
Universitas dengan Rektor, dengan seperti meminjam ide-
Brawijaya yakni yang ide kesuksesan
Malang : pembentukan seharusnya, ada dari organisasi
a)Menyusun organisasi yang sudah lain dan
Organisasi dengan tugas bagus dan menggunakanny
Penjamin Mutu dan fungsinya sangat a untuk
pelaksanaan untuk mampu kuantitatif mengurangi gap
nilai-nilai TQM menjamin mutu dalam kinerja
menjadi hal Universitas merancang organisasi
yang sangat Brawijaya sasaran mutu, dengan
penting. Untuk Malang, namun masih organisasi
mewujudkannya organisasiorgani ada pula yang pembanding
tentu saja sasi yang menyusun yang dianggap
diperlukan dibentuk sasaran-sasaran lebih baik
perencanaan dan disesuaikan mutu dengan (Santoso, 2007,
persiapan dengan alakadarnya saja h.6-9).
sebelum sampai kebutuhan dari c) Sistem d) Melaku
pada pemberian Universitas di Jalankan kan Audit
layanan, dalam Brawijaya Agar dokumen Internal Mutu
hal ini Malang sendiri. dapat benar- Creech (1996,

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 190


h.521) membentuk tim dengan tindakan kebutuhan
dialihbahasakan audit sebagai koreksi yang penghargaan,
oleh Alexander wujud diperintahkan dimana
Sindoro pengalokasian oleh Rektor Universitas
menyebutnya sumber daya berkaitan Brawijaya ingin
sebagai Inspeksi manusia, dan dengan temuan- memperoleh
dan pengujian, pembuatan temuan yang penghargaan
dalam borang-borang ditemukan oleh dan ingin diakui
melaksanakan untuk auditor baik secara
pekerjaannya, mempermudah .Contohnya saja nasional
sumber daya dan sebagai alat pada PJM, maupun secara
manusia dapat audit, disini, setelah melihat internasional,
melakukan peran PJM temuan-temuan sehingga dengan
kesalahan sangat yang ditemukan memberlakukan
sehingga perlu diberdayakan oleh auditor, dan
adanya evaluasi oleh Rektor auditee harus mengimplement
untuk meninjau sebagai MR, dan membuat asikan SPMI
kesalahan PJM sangat klarifikasi atas (Sistem
sehinmgga dapat berkoordinasi temuan-temuan Penjaminan
diperbaiki dengan Rektor. ketidaksesuaian Mutu Internal)
kembali dalam e)Tindak yang telah maka
proses Lanjut Tindak ditemukan oleh Universitas
pengelolaan lanjut auditor internal, Brawijaya dapat
organisasi merupakan oleh karena itu diakui sebagi
selanjutnya. tindakan atas perlu adanya universitas yang
Adanya audit hasil evaluasi tindakan koreksi benar-benar
internal mutu yakni hasil audit untuk berkualitas.
dalam siklus internal mutu menemukan Strategi-strategi
OSDAT SPMI dan melanjutkan akar masalah yang ditekankan
di Universitas tindakan atas temuan- dalam
Brawijaya perbaikan atau temuan tersebut. implementasi
Malang, sudah disebut pula SPMI di
benar-benar dengan Act Penutup Universitas
dirancang dalam siklus Brawijaya
Kesimpulan
sedemikian PDCA (Plan, Malang dimulai
yang Penulis
hingga dan do, Check, Act) dari
peroleh selama
secara matang oleh perencanaan dan
penelitian
disusun tahap- Deming(1982, pelaksanaan
bahwa hal-hal
tahapnya, audit dikutip dari perbaikan awal
yang
internal Tjiptono, 2003,
melatarbelakang dan upaya
dilaksanakan h.66-67),
i implementasi pelaksanaan
rutin yakni dua Berkaitan
SPMI di berkelanjutan
kali dalam dengan tindak
Universitas sebagai
setahun, telah lanjut yang
Brawijaya antisipasi
ada prosedur dilakukan oleh
Malang ialah di terjadinya
langkahlangkah semua unit
dasari atas hambatan-
untuk kerja, berkaitan
motivasi akan hambatan dalam

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 191


implementasi Universitas
SPMI yang lebih Brawijaya
menekankan Malang yang
pada aspek kurang paham
Sumber Daya dalam
Manusia dengan pembuatan
pembentukan sasaran mutu
tim-tim dalam dan memiliki
tiap unit dan rangking bawah
pembentukan dalam tingkat
PJM sebagai kepatuhan akan
pengembang sistem.
SPMI. Saran untuk
Dalam siklus peningkatan
OSDAT tersebut Implementasi
Universitas SPMI di
Brawijaya Universitas
Malang melalui Brawijaya
PJM, masih Malang ialah
sedikit untuk lebih
kesulitan meningkatkan
dalam kepatuhan dan
kedisiplinan
akan dokumen-
Daftar Pustaka dokumen SPMI,
mengadakan
menanamkan rapat koordinasi
kesadaran akan secara rutin bagi
pentingnya semua unit kerja
SPMI, hal ini dg jadwal baku
terlihat dari hasil dan lebih intens
audit internal mengadakan
yang workshop
menunjukkan mengenai cara
masih adanya membuat
unit-unit sasaran mutu
organisasi di secara benar

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 192


Creech, Bill. (1996)Lima Pilar TQM.Dialihbahasakan oleh Alexander
Sindoro.Jakarta, Bina rupa.
Hardjosoedarmo, Soewarso. (2002)Total Quality Management. Yogyakarta, Andi
Yogyakarta.
Hughes, Owen E. (1994)Public Management and Administration. New York, St.
Martins Press.
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana.(2001) Total Quality Management.
Yogyakarta: Andi Offset. Dikutip dari :Ibrahim, Amin. 2008. Pokok-Pokok
Administrasi Publik dan Implementasinya. Bandung, Refika Aditama.
Kasim, Azhar. (1993)Pengukuran Efektivitas Dalam Organisasi. Jakarta,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Keban, Yaremis T.(2004)Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik: Konsep,
Teori dan Isu. Jakarta, Gava Media.
Mahsun, Mohamad. (2006)Pengukuran Kinerja sektor Publik. Yogyakarta, BP FE
UGM.
Maslow, Abraham. (1954)A Motivation and Personality.New York, Harper and
Row.
Meoleong, J. Lexy. (2000) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman.(1992) Analisis Data Kualitatif.
Jakarta, UI Press.
Weber, Max. (1951) The Religion of India: The Sociology of Hinduism and
Budhism. Glencoe III: Free Press. Dikutip dari :Ritzer, G. & Goodman, D.J,
(2002) Teori Sosiologi Modern. Dialihbahasakan oleh Alimandan. Jakarta,
Kencana-Prenada Media
Santoso, Singgih. (2007)Total Quality Management ( TQM ) dan Six Sigma.
Jakarta, Media Komputindo.
Silalahi, Bennet. (2000) Manajemen Sumber Daya Manusia + Human Resources
Managements. Jakarta, STIMLPMI.
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana.(2001)Total Quality Management.
Yogyakarta, Andi Offset.
Deming, W. E. (1982)Quality, Productivity and Competitive
Position.Cambridge : Cambridge University Press. Dikutip dari :Tjiptono,
Fandy. (2003)Prinsip-prinsip Total Quality Service. Yogyakarta, Andi
Offset.
Winardi, J. (2003) Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta, Raja
Graffindo Persada.
2.
A. Proses perubahan dari pemanufakturan tradisional menuju
Just In Time.

PT ALINCO pada tahun 2015 mengalami pembekakan biaya karena


kelebihan membeli bahan baku sebesar Rp. 34.202.000 dalam
memenuhi kebutuhan produksi klem kabel. Pembelian terlalu banyak
juga akan mempengaruhi penyimpanan berlebih di gudang dan akan
menimbulkan biaya penyimpanan di gudang berupa listrik, biaya
gudang, dan biaya kebersihan. Maka dari itu, Perusahaan dalam
berproduksi harus mempertimbangkan biaya yang berhubungan
dengan persediaan bahan baku supaya lebih efektif dan efisien dalam
memenuhi kebutuhan produksi perusahaan.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 193


Pengendalian perusahaan harus dilakukan sedemikianrupa agar dapat
melayani kebutuhan bahan/barang produksi dengan tepat dan juga
dengan biaya yang rendah. Untuk menunjang pengendalian
perusahaan yang efektif tersebut, perusahaan bisa menerapkan sistem
persediaan Just in Time (JIT). Just in Time adalah suatu konsep
dimana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas produksi
didatangkan dari pemasok (supplier) secara tepat pada waktu bahan
itu dibutuhkan oleh bagian produksi, sehingga akan menghemat
bahkan meniadakan biaya persediaan barang, dan biaya penyimpanan
barang digudang.
Just in Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk
mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu
penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis
pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga
perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun
jasa) sesuai kehendak kkonsumen tepat waktu. (Simamora, 2012:99).
Untuk mencapai ssasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi
hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta konsumen dan pada
saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan
maupun menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat
menimbun barang. Sistem persediaan Just in Time (JIT) dapat
membantu manajer untuk menggunting biaya, meningkatkan biaya,
meningkatkan efiisiensi, dan memperluas keluaran.
a. Sistem Perencanaan dan pengendalian perusahaan terhadap
persediaan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan produksi
kurang efektif dan efisien karena terjadinya pemborosan
pembelian persediaan bahan baku, tidak terikat kontrak jangkas
panjang dengan perusahaan pemasok (vendor) dan penataan
pabrik yang kurang teratur.
i

b. Penerapan system Just in Time (JIT) pada persediaan bahan


o

baku dalam memenuhi kebutuhan produksi dapat meningkatkan


efektif dan efisien karena akan menimbulkan penurunan
pembelian persediaan bahan baku sebesar Rp. 34.202.000,
menurunkan biaya pemesanan sebesar Rp. 1.186.073 dan biaya
penyimpanan sebesar Rp. 3.336.956,3 atas tersedianya persediaan
bahan baku, dan mengusahakan untuk membuat perjanjian jangka

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 194


panjang dengan perusahaan pemasok dan tata letak pabrik dibuat
system

B.Faktor – factor yang harus diperhatikan perusahaan pada saat


mengimplementasikan TQM.
a)Menyusun Organisasi Penjamin Mutu
pelaksanaan nilai-nilai TQM menjadi hal yang sangat penting. Untuk
mewujudkannya tentu saja diperlukan perencanaan dan persiapan
sebelum sampai pada pemberian layanan, dalam hal ini Creech(1996,
h.521) dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro memaparkan ada
lima pilar dalam TQM yakni konsep dasar dari SPMI di Universitas
Brawijaya Malang, salah satu dari pilar tersebut ialah organisasi.
Hal tersebut dilakukan Universitas Brawijaya Malang dengan
pembentukan organisasi-organisasi penjamin mutu untuk dapat
berkoordinasi dengan Rektor, yakni pembentukan organisasi dengan
tugas dan fungsinya untuk mampu menjamin mutu Universitas
Brawijaya Malang, organisasiorganisasi yang dibentuk disesuaikan
dengan kebutuhan dari Universitas
Brawijaya Malang sendiri.
b)Menyusun Sistem
NPM (New Public Management) dimana dalam buku (Hughes, 1994,
h.6869) bahwa NPM tediri dari tujuh komponen utama yang salah
satunya ialah adanya standar dan ukuran pelaksanaan yang jelas.
Namun berdasarkan keterangan yang merupakan fakta di lapangan
penulis melihat bahwa tidak semua unit kerja membuat sasaran mutu
dengan seperti yang seharusnya, ada yang sudah bagus dan sangat
kuantitatif dalam merancang sasaran mutu, namun masih ada pula
yang menyusun sasaran-sasaran mutu dengan alakadarnya saja

c).Sistem di Jalankan
Agar dokumen dapat benar-benar digunakan sebagai pedoman atau
acuan dalam bekerja, maka sebelumnya
Universitas Brawijaya Malang melalui PJM mengirim timnya untuk
melakukan Benchmarking yakni merupakan metode kualitatif untuk
menunjang keberhasilan TQM melalui SPMI di Universitas

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 195


Brawijaya Malang, Benchmarking itu sendiri adalah upaya meminjam
ide-ide kesuksesan dari organisasi lain dan menggunakannya untuk
mengurangi gap kinerja organisasi dengan organisasi pembanding
yang dianggap lebih baik
(Santoso, 2007, h.6-9).
d).Melakukan Audit Internal Mutu
Creech (1996, h.521) dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro
menyebutnya sebagai Inspeksi dan pengujian, dalam melaksanakan
pekerjaannya, sumber daya manusia dapat melakukan kesalahan
sehingga perlu adanya evaluasi untuk meninjau kesalahan sehinmgga
dapat diperbaiki kembali dalam proses pengelolaan organisasi
selanjutnya. Adanya audit internal mutu dalam siklus OSDAT
SPMI di Universitas Brawijaya Malang, sudah benar-benar dirancang
sedemikian hingga dan secara matang disusun tahap-tahapnya, audit
internal dilaksanakan rutin yakni dua kali dalam setahun, telah ada
prosedur langkahlangkah untuk membentuk tim audit sebagai wujud
pengalokasian sumber daya manusia, dan pembuatan borang-borang
untuk mempermudah dan sebagai alat audit, disini, peran PJM sangat
diberdayakan oleh Rektor sebagai MR, dan PJM sangat berkoordinasi
dengan Rektor.

e)Tindak Lanjut
Tindak lanjut merupakan tindakan atas hasil evaluasi yakni hasil
audit internal mutu dan melanjutkan tindakan perbaikan atau disebut
pula dengan Act dalam siklus PDCA (Plan, do, Check, Act) oleh
Deming(1982, dikutip dari Tjiptono, 2003, h.66-67), Berkaitan
dengan tindak lanjut yang dilakukan oleh semua unit kerja, berkaitan
dengan tindakan koreksi yang diperintahkan oleh Rektor berkaitan
dengan temuan-temuan yang ditemukan oleh auditor .Contohnya saja
pada PJM, setelah melihat temuan- temuan yang ditemukan oleh
auditor, auditee harus membuat klarifikasi atas temuan-temuan
ketidaksesuaian yang telah ditemukan oleh auditor internal, oleh
karena itu perlu adanya tindakan koreksi untuk menemukan akar
masalah atas temuan-temuan tersebut.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 196


f).Perencanaan dan Pelaksanaan Upaya Perbaikan Awal
Deming mengatakan, untuk dapat mengimplementasikan TQM atau
dapat dikatakan sebagai perspektif tindakan dalam level makro
(keseluruhan organisasi) dan di Universitas Brawijaya Malang
implementasi TQM diwujudkan dengan implementasi SPMI yang
merupakan kegiatan kontrol normatif yang lebih menekankan
pada komitmen manusia,
(Keban, 2004, h.97).
G).Penyediaan SDM yang Dibutuhkan dalam Implementasi
SPMI
Rektor melalui SK nya mengalokasikan sumber-sumber daya yang
memiliki kualifikasi sesuai dengan tupoksi unit kerja dengan
menempatkan staff sekaligus tim di tiap-tiap unit kerja. (Winardi,
2003, h.207208) berpendapat bahwa pembentukan tim (tim building)
merupakan sebuah upaya pengembangan organisasi yang bertujuan
untuk memperbaiki kinerja secara menyeluruh. Tujuan dari pada
pengembangan perilaku kelompok ialah untuk melakukan pekerjaan
secara efektif dengan membentuk tim.
Universitas Brawijaya Malang sangat memperhitungkan untuk
pengalokasian SDM, karena faktor SDM sangat penting dalam
organisasi Universitas Brawijaya Malang, untuk itu demi kelancaran
implementasi SPMI di universitas Brawijaya Malang, tim dibentuk
dengan kualifikasi strata pendidikan rata-rata adalah S-3, dengan tim
yang berkualifikasi bagus, maka akan berdampak pada
pengembangan perilaku kelompok dan lebih mudah dalam menerima
perubahan menuju sistem yang berorientasi mutu.
h).Penjadwalan dan Pelaksanaan Program Pendidikan dan
Pelatihan Mengenai SPMI
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Universitas Brawijaya
malang sebelum Implementasi SPMI ini ialah upaya-upaya dalam
memanajemen sumberdaya manusia untuk mengahadapi perubahan
yang terjadi dalam organisasi, dimana pada saat ini Universitas
Brawijaya Malang dalm MSDM sudah meninggalkan paradigma
lama dan menuju ke paradigma baru
(Silalahi, 2000, h.23-24).

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 197


i).Pelaksanaan Perbaikan Kualitas Secara Berkelanjutan
Tjiptono dan Diana (2001, dikutip dari Ibrahim, 2008:46)
menyebutkan bahwa TQM merupakan suatu sistem manajemen mutu
yang memerlukan perbaikan melalui proses yang berlanjut, oleh
karena itu penulis melihat, SPMI sebagai sebuah siklus juga
memerlukan perbaikan kualitas secara berkelanjutan, bukan hanya
bersifat sementara, karena lingkungan yang mempengaruhi lingkup
organisasi Universitas Brawijaya Malang pun dari waktu kewaktu
sangatlah dinamis.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 | 198

Anda mungkin juga menyukai