YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR
DISUSUN OLEH :
Etrik Andaga Sari
F.3507081
1
BAB I
yang sama antara satu dengan yang lainnya, yaitu agar perusahaan dapat
daya yang di miliki secara tepat dan baik. Salah satu hal yang dapat di
salah satu masalah penting yang di hadapi oleh perusahaan untuk dapat
menjadi hal yang cukup penting, menurut Baroto (2002 : 53) Penyebab
2
1. Mekanisme pemenuhan atas pemintaan.
persediaan yang sudah ada. Di pihak lain, konsumen akan merasa tidak
puas bila suatu produk ternyata stocknya habis. Oleh karena itu,
Menggunakan prinsip Pareto,the critical few and trivial many. Idenya untuk
3
Analisis ABC membagi persediaan dalam tiga kelas
moderat.
yang hanya sekitar 10% dari total nilai persediaan. Dalam kelas ini
dilakukan sekali-kali.
tekstil. Salah satu produksi yang paling besar di perusahaan ini adalah
sehingga penulis ingin meneliti klasifikasi antara bahan baku yang satu
4
dengan bahan baku yang lain, yang mempunyai harga yang paling
B. BATASAN MASALAH
2. Bahan baku yang diteliti adalah bahan baku kapas yang paling
C. RUMUSAN MASALAH
5
2. Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku pada PT.
D. TUJUAN PENELITIAN
E. MANFAAT PENELITIAN
lain :
1. Bagi penulis
2. Bagi perusahaan
6
3. Bagi peneliti selanjutnya
7
F. KERANGKA PEMIKIRAN
Analisis ABC
Out Put
Kebijakan Pengendalian
Persediaan Bahan Baku
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
8
Penjelasan Kerangka Pemikiran :
barang atau OutPut. Selain itu kebutuhan bahan baku untuk awal
9
mengawasi lingkungan internal dan mengirimkan bauran
6. Out Put : bahan baku yang perlu mendapat perhatian khusus yaitu
optimal.
G. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
10
permasalahan utama peneliti, dengan keharusan membuat metode
a. Jenis Data
kain grey.
2) Data kuantitatif
11
b. Sumber data
1) Data sekunder
kain grey.
metode, yaitu :
1. Wawancara ( interview )
12
2. Pengamatan ( observasi )
3. Dokumentasi
produksi
4. Studi pustaka
13
I. Metode Pembahasan
1. Pembahasan Deskriptif
2. Optimasi keputusan
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. persediaan
1. Definisi Persediaan
lanjut.
15
Yang dimaksud dengan proses lanjut tersebut adalah berupa
rumah tangga.
2. Fungsi Persediaan
mendadak).
a. Fungsi Decoupling
16
Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan
dan sebagainya).
c. Fungsi Antisipasi
17
a. Untuk men-decouple atau memisahkan beragam bagian
pemasok.
3. Jenis Persediaan
jadi.
18
c. Bahan jadi (finished goods) adalah barang jadi yang telah
perusahaan.
(stockout).
b. Persediaan Antisipasi
19
menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat
diperkirakan sebelumnya.
yaitu:
dalam transportasi.
dipindahkan.
4. Tujuan Persediaan
(stockout).
5. Biaya Persediaan
20
a. Biaya penyimpanan
21
c. Biaya penyiapan (manufacturing)
Pengendalian Persediaan
1. Pegendalian persediaan
22
perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dengan efektif
: 219).
23
2. Tujuan pengendalian persediaan
untuk :
pemesanan kembali ?
24
Untuk menjawab pertanyaan kapan melakukan pemesanan,
memintanya.
produksi.
25
5) Biaya bahan atau barang itu sendiri
Adalah harga yang harus di bayar atas item yang di beli. Biaya ini
supplier.
B. Bahan baku
dijadikan benang.
26
satu sebesar jumlah yang di perlukan serta pada saat bahan
b. Apabila terjadi bahan baku belum atau tidak ada (tidak ada
produksi.
c. Biaya-biaya persediaan
d. Kebijakan pembelajaran
27
f. waktu tunggu
28
15% hingga 25% dari nilai total. Barang-barang yang memiliki
A dibandingkan barang C.
tahunan persediaan.
29
Kelas B : Barang-barang dengan jumlah unit 20%-30%
prinsip pareto atau hokum pareto dimana sekitar 80% dari nilai
menetapkan :
B atau C.
30
usage).Fokus pada material-material kelas A untuk
kehilangan,kerusakan,atau pencurian.
31
material-material kelas A, kemudian material kelas B, dan
32
BAB III
PEMBAHASAN
Negara kita masih kekurangan bahan baku, untuk pembuatan kain batik
memproduksi kain mori dengan kualitas halus identik dengan kain mori
PT. Primissima terdiri atas grant dari kerajaan negeri Belanda kepada
33
Pada saat didirikan PT. Primissima berkapasitas 9.072 mata
Belgia dan Jerman. Setelah diresmikan oleh Menteri Ekuin Sri Sultan
pemintalan 22 mesin atau 11.088 mata pintal 192 mesin tenun merk
turun, terutama produk pabrik yang paling lama (pabrik I). juga
mesin tenun , di samping produksinya bias tinggi juga lebar kain yang
34
positif dari konsumen terhadap produk yang di hasilkan, menuntut PT.
memiliki daya cipta nilai tinggi dan mampu bersaing di dalam pasar
global.
2. MISI
a. Sebagai agen pembangunan yang berwawasan bisnis,
non-migas.
35
1. Letaknya berada di dekat jalan besar antara Yogyakarta dan
di gunakan
36
STRUKTUR ORGANISASI PT. PRIMISSIMA
36
D. STRUKTUR ORGANISASI
sebagai berikut :
1) Direktur Utama
a. Fungsi Pokok
Menetapkan kebijakan umum perusahaan, mengatur dan
b. Tugas
1) Mengatur dan mengarahkan kegiatan direktorat-direktorat.
c. Wewenang
Menetapkan kebijakan umum perusahaan dalam kaitannya
d. Tanggung jawab
e. Hubungan Organisasi
37
2) Direktur Administrasi dan Personalia
a. Fungsi pokok
tujuan perusahaan.
b. Tugas
perusahaan.
c. Wewenang
d. Tanggung jawab
e. Hubungan Organisasi
38
2. Bawahan Langsung : Kepala bagian sekretaris serta kepala
bagian personalia.
a. Fungsi Pokok
b. Tugas
penjualan tahunan.
c. Wewenang
perusahaan.
39
4) Menetapkan pedoman dan kebijakan penjualan hasil
produksi.
tanggung jawab.
d. Tanggung jawab
Pemegang Saham.
e. Hubungan Organisasional
direktorat.
4. Direktur Produksi
a. Fungsi Pokok
40
b. Tugas
c. Wewenang
kerumahtanggaan kantor.
d. Tanggung jawab
e. Hubungan Organisasional
a. Fungsi Pokok
perusahaan.
41
b. Tugas
c. Wewenang
bidang personil.
d. Tanggung jawab
pembinaan mental.
e. Hubungan Organisasional
a. Fungsi Pokok
42
b. Tugas
bagiannya.
c. Wewenang
d. Tanggung jawab
e. Hubungan Organisasional
a. Fungsi Pokok
43
b. Tugas
laku di pasaran.
beratnya.
c. Wewenang
d. Tanggung jawab
e. Hubungan Organisasional
a. Fungsi Pokok
44
b. Tugas
proses produksi.
c. Wewenang
dalam perusahaan.
d. Tanggung jawab
e. Hubungan Organisasional
a. Fungsi Pokok
b. Tugas
45
2) Menyusun administrasi dan inventarisasi kekayaan
c. Wewenang
dokumennya.
d. Tanggung jawab
e. Hubungan Organisasional
a. Fungsi pokok
Pemasaran).
b. Tugas
46
inventaris, tools, dan bahan pembantu(penolong), spare part
dan accessories.
c. Wewenang
d. Tanggung jawab
e. Hubungan Organisasional
a. Fungsi Pokok
dan lain-lain.
b. Tugas
intern.
tahunan.
47
c. Wewenang
d. Tanggung jawab
e. Hubungan Organisasional
Kekayaan Perusahaan.
1. Tenaga Kerja
untuk bagian mesin, dan minimal SMA untuk bagian selain yang di
48
sebanyak 1.236 orang karyawan. Berikut ini adalah rincian
Table III.1
49
a. Sumber Intern
b. Sumber Ekstern
3. Penilaian Kinerja
1) Kerajinan- keaktifan
maupun material.
50
c) Berusaha menghasilkan sesuatu yang maksimal baik
2) Inisiatif
3) Dedikasi Loyalitas
jawab).
4) Kerjasama
maupun bawahan.
51
d) Mampu menumbuh kembangkan rasa memiliki (sense of
responsibility).
sebagainya.
52
5. Sistem Pengupahan Tenaga Kerja
ditetapkan perusahaan.
53
6. Jaminan sosial
b. Pakaian kerja
c. Perlengkapan kerja
1) Tutup telinga
2) Masker
3) Obat- obatan
4) Fire hydrant
paru- paru
54
f. Pemberian bonus dan besarnya tergantung dari keuntungan
perusahaan
kafan
KB
hanya 22,5 jam. Pada hari libur atau hari besar kegiatan produksi
55
a. Bagian produksi dan satpam
Bagian ini dibagi menjadi ke dalam empat grup dan tiga shift
12.30)
13.00)
F. ASPEK PRODUKSI
1. BAHAN PRODUKSI
a. Bahan baku
dan Australia.
b. Bahan Penolong
56
2. MESIN-MESIN PRODUKSI
yang besar akan jatuh dan yang halus akan terhisap oleh
oleh magnet.
memenuhi syarat).
motor.
4) Mesin Automixer
57
5) Mesin ERM Cleaner
penghisapan.
7) Mesin Carding
(Draftable Silver)
tarikan-tarikan rol.
58
10) Mesin Ribbon Lap
terpakai.
benang.
59
16) Mesin Warper (Hani)
52.000 yard.
60
3. PROSES PRODUKSI
KAPAS
BLOWING
FLOCK FEEDER
CARDING
PRE DRAWING
RIBBON LAP
COMBER
DRAWING
DRAWING
FLYER
RING SPINNING
WINDING I
TWISTING
61
A. Proses produksi unit spinning (pemintalan)
Spinning merupakan satu departemen yang membawahi bagian
a. Proses Blowing
asing .
kapas
62
b. Proses carding
Proses :
melalui 2 rol sisir dan feed roller yang di kontrol oleh regular flap
c. Proses combing
Proses :
Hasil dari mesin ribbon lap masuk ke mesin comber disisir oleh
63
d. Proses drawing
serat, karena hasil dari mesin comber sudah tidak rata lagi.
Proses :
Proses :
a) Ring spinning
64
dari serat sintetis / alami yang satu sama lainnya memiliki
Proses :
b) Winding
kecepatan dan arah putaran yang saling tegak lurus antara front
Proses :
c) Doubling
65
Proses :
d) Twisting
Proses :
sliver.
66
Sumber Data : PT.Primissima
Gambar III.3
Proses Produksi Pada Departemen Weaving
67
B. Proses Produksi Unit Weaving (Pertenunan)
1. Proses pemaletan
Dalam proses ini, gulungan palet yang baik harus memiliki syarat
Primissima.
2. Proses penghanian
Cara kerja:
68
member tanda bila ada benang putus sehingga secara otomatis
benang dengan label sesuai digunakan untuk jenis mesin Air jet
69
dimesin loom lancer adalah dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Setelah proses hani habis, set creel hani yang diatas dan
lengket.
3. Proses penganjian
bak larutan kanji (size box), yang di dalamnnya terdapat rol rendam
dan rol pemeras. Isi larutan kanji pada bak tidak boleh terlalu sedikit
70
- Gaya gesek bertambah
4. Proses pemisahan
5. Proses pencucukan
Cara kerja :
71
Pengambilan benang dari droffer melalui selector agar benang
mesin tenun.
6. Tahap penenunan
Benang lusi setelah di cucuk pada droffer, gun, dan sisir tenun atau
mesin palet akan ditenun/dianyam pada mesin jenis air jet loom.
b. Penyambungan
ditenun.
72
7. Tahap finishing
Untuk grey yang dihasilkan oleh mesin air jet loom tidak diadakan
pencucukan bulu.
4. HASIL PRODUKSI
utama, yaitu:
a) Kereta Kencana
b) Gamelan Serimpi
c) Violissima
d) Adiprima
e) Berkolissima
yang berbeda.
73
menanamkan dan menjaga kepercayaan konsumen. Untuk proses
a) Putus Lusi:
b) Putus pakan:
c) Dobel lusi:
d) Dobel pakan:
e) Penenunan loncat:
f) Kotor oli:
74
G. ASPEK PEMASARAN
1. Strategi Pemasaran
pelanggan
pengusaha kecil
2. Promosi Penjualan
Sampai saat ini PT. Primissima tidak mengadakan promosi lagi, ini
3. Daerah Pemasaran
yaitu:
a. Dalam negeri
Kalimantan.
75
b. Luar Negeri
Jerman.
76
2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang
maret 2010.
mahasiswa adalah :
yaitu:
77
4. Keuntungan Pelaksanaan Magang
1) Permintaan Kapas
Tabel III.2
Data Kebutuhan Bahan Baku Kain Grey PT.PRIMISSIMA pada
tahun 2009
JENIS KAPAS PERMINTAAN (KG) HARGA(Rp)/KG
40s SJV 233,256 11.762,75
50s SJV 753,333 13.096,13
100s SJV 1.643.139 20.856,67
70s SJV 2.467.215 53.181,46
80s SJV 1.357.758 33.128,17
30s XINJIANG 765.831 14.533,51
20s XINJIANG 877.564 12.203,10
78
2) Analisis ABC
HARGA)
= 233,256 x Rp.11,762,75
= Rp. 2,743,732
79
Untuk volume tahun (dalam unit) = 753,333 ball/tahun
= Rp. 9,865,746
= Rp. 3,4270
80
5. Untuk item kapas 80s AJV
= Rp. 4,498,00
= Rp. 1,11302
= Rp. 1,0709
81
B. PERSENTASE VOLUME TAHUNAN DALAM NILAI UANG
= x 100% = x 100%
= 1,12%
= x 100% = x 100%
= 4,03%
= x 100% = x 100%
=14%
82
4. Untuk item kapas 70s AJV
= x 100% = x 100%
=53,57%
= x 100% = x 100%
=18,37%
= x 100% = x 100%
=4,54%
83
7. Untuk item kapas 20s Xinjiang
= x 100% = x 100%
= 4,37%
Tabel III.4
84
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa :
item kapas 30s Xinjiang, 20s Xinjiang, 50s AJV, 40s AJV.
85
Gambar III.4
Grafik Analisis ABC
A
90%
80%
70%
Presentase Nilai
Total60%
Uang
50%
40%
30%
B
20%
10%
C
0%
50% 30% 20%
Presentase Item
lain.
86
Selain itu PT. Primissima sebaiknya mengelompokan kelas-
(persediaan habis).
87
tahunan atau tahunan harus dilaksanakan untuk
berkala saja.
88
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Analisis data dan pembahasan yang penulis utamakan pada bab
dari konsumen.
89
c) Kelas C memiliki nilai volume tahunan rupiah sebesar 14,06
yaitu : item kapas 30s Xinjiang, 20s Xinjiang, 50s AJV, 40s AJV.
90
B. SARAN
91
c. PT. Primissima pada butir persediaan A lebih
baku kapas sesuai dengan stock bahan baku kapas yang sudah
adadi gudang.
92
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, sofyan. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi,
Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta
Salemba Empat.Jakarta
Indonesia. Jakarta
93